Professional Documents
Culture Documents
Dr ,Aries Budianto.SpB
ANATOMI
• Bentuk tabung, panjang 3-15 cm, berpangkal
di sekum
• Lumen bagian proksimal sempit dan melebar
di bagian distal
• 2,5 cm ileocaecal
• Pertemuan 3 taenia coli
• Letak bervariasi
• Persarafan:
– Parasimpatis : N.vagus
– Simpatis : N. thoracalis X
• Vaskularisasi: A. Appendicularis
• Terdapat jaringan limfoid
VARIATIONS IN NORMAL POSITIONS OF THE APPENDIX
http://www.surgical-tutor.org.uk
ETIOLOGI
• 60% Hiperplasia kelenjar getah bening
• 35% Fekalit feses yang menjadi keras
• 4% Benda asing
• 1% Striktur lumen oleh karsinoma
PATOFISIOLOGI 1. Hiperplasia jar. Limfe
2. Fekalit
3. Neoplasma
Obstruksi pada appendix
4. Cacing ascaris
5. Corpus alienum
Gangguan pasase Nyeri kolik
Dilatasi lumen
Appendisitis
Ukuran apendiks normal Ukuran apendiks yang
meradang
GEJALA KLINIS
GEJALA FREKUENSI
(%)
Abdominal Pain 97-100
Migration of Pain to RLQ 49-61
Nausea 67-78
Vomiting 49-74
Anorexia 70-92
Fever 10-20
Diarrhea 4 -16
Constipation 4 -16
PEMERIKSAAN FISIK
> Gejala-gejala rangsangan peritoneum
dengan pusat di daerah McBurney:
– Nyeri pada tekanan intra abdominal ↑
– Nyeri tekan dengan defans muskuler
> Rebound phenomen
> Rovsing sign
> Tenhorn sign
> Psoas sign
> Obturator sign
> Colok dubur (nyeri pada jam 10 – 11)
PSOAS SIGN
• Terjadi leukositosis
± 10.000 - 15.000/µL.
-Perforasi/Abces >20.000.
• Kemungkinan ditemukan eritrosit dan leukosit
pada urine appendicitis retrocaecal/
appendicitis pelvis
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Foto polos abdomen :
• Localized air fluid levels
• Localized ileus
• Peningkatan kepadatan soft tissue di RLQ
±50 % pasien dengan appendicitis akut yang
masih awal
• Kemungkinan ditemukan Fecalith
• Garis yang abnormal pada area Flank dextra
Pemeriksaan USG :
-Untuk membedakan dg kelainan lainnya.
Treat
Still
Accordingly
Inconclusive
USG &
laboratorium test
Removing The Appendix
Perjalanan dari Appendicitis .
• Peri appendicular infiltrat.
• Peri appendicular abces.
• Peritonitis lokal.
• Peritonitis generalisata.
• Sepsis.
KOMPLIKASI
1. Periapendikuler infiltrat
– Umumnya terjadi setelah 2x24 jam
– Proses keradangan pada jaringan sekitar
apendiks yg disebabkan mikroperforasi
keluar lumen apendiks
– Terjadi perlekatan antara apendiks dengan
jaringan atau organ sekitar sehingga
terbentuk massa
– Tx : menghilangkan massa perlekatan
secara konservatif, dilanjutkan dengan
apendiktomi
2. Periapendikuler
abses
– Terjadi proses
supurasi,
penumpukan pus
di
periapendikuler
– Tx: tindakan
bedah segera
(evakuasi pus)
3. Appendisitis
perforata/peritoni
tis
– Terjadi perforasi
dari apendiks,
timbul peritonitis
– Tx: Laparotomi
4. Abses hepar
– Terjadi emboli kuman-kuman lewat sistem
portal ke hepar timbul mikroabses di
hepar
Kesimpulan.
• Penyakit yang banyak dijumpai di bagian
bedah.
• Gejalanya tidak khas.
• Ada beberapa penyakit yang gejalanya mirip
appendicitis.
• Bisa fatal bila terlambat.