Professional Documents
Culture Documents
“PNEUMONIA”
Retno Asih Setyoningrum
Unit Kerja Koordinasi Respirologi
Ikatan Dokter Anak Indonesia
Spektrum ‘ISPA’
ATAS BAWAH
Common
Bronchitis
cold
Rhino-
Bronchiolitis
sinusitis
Tonsilo-
Pneumonia
pharyngitis
Croup = laryngo-tracheo-bronchitis
Pneumonia is one of the world’s
leading killers of children
Pushing the Pace: Progress and Challenges in Fighting Childhood Pneumonia. Seattle, WA: IHME, 2014
“Clinical Pneumonia” episodes
WHO region Total population Estimated Estimated no. of
aged 0–4 years incidence new cases per year
(millions) (epi/child yr) (millions)
African 105.62 0.33 35.13
Americas 75.78 0.10 7.84
Eastern Mediterranean 69.77 0.28 19.67
European 51.96 0.06 3.03
South-East Asia 168.74 0.36 60.95
Western Pacific 133.05 0.22 29.07
Total (developing countries) 523.31 0.29 151.76
Total (developed countries) 81.61 0.05 4.08
Total 604.93 0.26 155.84
Rudan I Bull WHO 2004;82:895-903; Rudan I Bull WHO 2008;86:408-16 Presented in ASAVAC, Jakarta, 2011
Pneumonia deaths: Top
Pneumococcal pneumonia deaths: Top 10 countries
10 countries
Pushing the Pace: Progress and Challenges in Fighting Childhood Pneumonia. Seattle, WA: IHME, 2014
Global
Pneumonia
Pushing the Pace: Progress and Challenges in Fighting Childhood Pneumonia. Seattle, WA: IHME, 2014
Causes of death: infants
( 29 days-11 months)
Others
(malnutrition,
TB, measles)
Tetanus 5%
Sepsis 3%
Congenital 5%
heart disease &
hydrocephalus Diarrhea
7% 35%
GI tract
disorder
7%
Meningitis/
encephalitis
11% Pneumonia
27%
Drowning
5%
Diarrhea
Measles 25.2%
6% DHF 7% Pneumonia
15.5%
Meningits/
encephalitis
10%
GI tract disorders
(NEC, etc) 12%
Respiratori
Infeksi
Manifestasi klinis pneumonia
1. Manifestasi nonspesifik:
Demam, sakit kepala, iritabel, malaise, nafsu
makan menurun , keluhan sal. cerna, gelisah, dll.
MTBS
(Manajemen Terpadu Balita Sakit)
=
IMCI
(Integrated Management of Childhood
Illness)
Menilai anak batuk atau kesulitan bernapas
Chest Indrawing
(subcostal retraction)
(tarikan dinding dada ke dalam)
21
Klasifikasi Umur 2-59 bulan
• Berikan Amoksisilin oral
dosis tinggi 2 kali per hari
untuk 3 hari*
• Beri pelega tenggorokan dan
Kuning: pereda batuk yang aman
PNEUMONIA • Apabila batuk > 14 hari rujuk
• Napas cepat • Apabila wheezing berulang
rujuk
• Nasihati kapan kembali
segera
• Kunjungan ulang dalam 3
hari
• Obati wheezing bila ada
OTabung silinder
OOksigen
konsentrator
OOksigen sentral
TERAPI OKSIGEN
OBerikan oksigen pada anak
dengan SatO2 < 90%
ATAU
O Tanda :
-Sianosis sentral
-Kesulitan minum akibat sesak
-Merintih setiap kali bernapas
-Tarikan dinding dada yang
berat
-Penurunan kesadaran
-Frekuensi Napas > 70 x/mnt
PEMANTAUAN DAN PENYAPIHAN
TERAPI OKSIGEN
O Setiap 3 jam perawat O Setiap hari oksigen dititrasi
menilai apakah: secara bertahap
O Dapat dihentikan jika:
- Kondisi anak stabil - Klinis membaik
- Nasal prong terletak - Saturasi oksigen >90 % pada
pada tempatnya udara ruang
O Pastikan saturasi > 90%
- Tidak ada plak mukus (dalam 15 menit saat
- Koneksi ke sumber penghentian) ; pantau 30
oksigen tetap terjaga menit berikutnya ; selanjutnya
tiap 3 jam pada hari pertama
(flow rate)
O Jika stabil oksigen dapat
- Saturasi oksigen baik dihentikan
TERAPI SUPORTIF LAIN
Status hidrasi :
- Atasi dehidrasi atau jika perlu
Jika didapatkan mengi koreksi suhu
dapat diberikan
- Asupan ASI/oral jika
bronkodilator
memungkinkan
- Jika tidak bisa oral berikan / NGT
KOMPLIKASI
Jika dalam 48 – 72 jam klinis tidak
membaik/bahkan memburuk pikirkan komplikasi :
Lakukan pemeriksaan foto toraks
O Pneumatocele
O Parapneumonic effusion (termasuk empiema)
O Pneumotoraks / Pneumomediastinum
O Abses Paru
O Sepsis (Septic shock, penyebaran infeksi ke
organ lain seperti meningitis, peritonitis dll)
KOMPLIKASI
Abses Paru Pneumomediastinum
TATA LAKSANA
KOMPLIKASI
O Efusi pleura / Empiema O Abses paru
Biasanya sekunder
akibat penumpukan
udara dalam rongga
pleura akibat
pecahnya alveoli atau
mikroorganisme
penghasil gas
DPT- HIB
Pneumokok (PCV)
Campak
MMR
Influenza
PENCEGAHAN
O Asupan gizi seimbang
O Pemberian ASI
eksklusif
O Atasi komorbiditas
TINDA KAN
O Bayi yang mempunyai TDDK kuat serta napas
cepat harus dirujuk segera ke rumah sakit.
O Sebelum bayi meninggalkan Puskesmas, petugas
kesehatan dianjurkan memberi pengobatan pra
rujukan, (misal atasi demam, wheezing, kejang
dan sebagainya)
O tulislah surat rujukan ke rumah sakit dan anjurkan
pada ibu agar anaknya dibawa ke rumah sakit
sesegera mungkin.
O Berikan satu kali dosis antibiotik sebelum anak
dirujuk (bila memungkinkan).
O Anjurkan ibunya untuk tetap memberikan ASI .
O Penting untuk menjaga aga r bayi tetap hangat.
RAWAT JALAN
O Edukasi pemberian asupan cairan yang cukup, perhitungkan
juga jika ada demam, small frequent feeding jika ada muntah
O ANTIBIOTIK :
- Berikan dosis pertama di fasyankes
- Oral :
a. High HIV infection rate: amoksisilin 40-50 mg/kg
per kali; 2x/hari (5hari)
b. Low HIV infection rate: amoksisilin 40-50 mg/kg
per kali; 2x/hari (3hari)
O Hindari pemberian obat yang tidak diperlukan seperti
golongan atropin, obat yang mengandung alkohol, ataupun
kodein
ANTIBIOTIK (NON HIV )
- Ampisilin 50 mg/kg atau
benzilpenicillin 50.000 U/kg IM
atau IV/6 jam (min 5 hari)
- Dan Gentamisin 7.5 mg/kg IM atau
IV sekali sehari (min 5 hari)
OTabung silinder
OOksigen
konsentrator
OOksigen sentral
TERAPI OKSIGEN
OBerikan oksigen pada anak
dengan SatO2 < 90%
ATAU
O Tanda :
-Sianosis sentral
-Kesulitan minum akibat sesak
-Merintih setiap kali bernapas
-Tarikan dinding dada yang
berat
-Penurunan kesadaran
-Frekuensi Napas > 70 x/mnt
PEMANTAUAN DAN PENYAPIHAN
TERAPI OKSIGEN
O Setiap 3 jam perawat O Setiap hari oksigen dititrasi
menilai apakah: secara bertahap
O Dapat dihentikan jika:
- Kondisi anak stabil - Klinis membaik
- Nasal prong terletak - Saturasi oksigen >90 % pada
pada tempatnya udara ruang
O Pastikan saturasi > 90%
- Tidak ada plak mukus (dalam 15 menit saat
- Koneksi ke sumber penghentian) ; pantau 30
oksigen tetap terjaga menit berikutnya ; selanjutnya
tiap 3 jam pada hari pertama
(flow rate)
O Jika stabil oksigen dapat
- Saturasi oksigen baik dihentikan
TERAPI SUPORTIF LAIN
Status hidrasi :
- Atasi dehidrasi atau jika perlu
Jika didapatkan mengi koreksi suhu
dapat diberikan
- Asupan ASI/oral jika
bronkodilator
memungkinkan
- Jika tidak bisa oral berikan / NGT
KOMPLIKASI
Jika dalam 48 – 72 jam klinis tidak
membaik/bahkan memburuk pikirkan komplikasi :
Lakukan pemeriksaan foto toraks
O Pneumatocele
O Parapneumonic effusion (termasuk empiema)
O Pneumotoraks / Pneumomediastinum
O Abses Paru
O Sepsis (Septic shock, penyebaran infeksi ke
organ lain seperti meningitis, peritonitis dll)
KOMPLIKASI
Abses Paru Pneumomediastinum
TATA LAKSANA
KOMPLIKASI
O Efusi pleura / Empiema O Abses paru
Biasanya sekunder
akibat penumpukan
udara dalam rongga
pleura akibat
pecahnya alveoli atau
mikroorganisme
penghasil gas
DPT- HIB
Pneumokok (PCV)
Campak
MMR
Influenza
PENCEGAHAN
O Asupan gizi seimbang
O Pemberian ASI
eksklusif
O Atasi komorbiditas
Terima kasih 73
Collaboration between programmes and approaches to
address pneumonia