You are on page 1of 74

ISPA

“PNEUMONIA”
Retno Asih Setyoningrum
Unit Kerja Koordinasi Respirologi
Ikatan Dokter Anak Indonesia
Spektrum ‘ISPA’
ATAS BAWAH
Common
Bronchitis
cold

Rhino-
Bronchiolitis
sinusitis

Tonsilo-
Pneumonia
pharyngitis

Croup = laryngo-tracheo-bronchitis
Pneumonia is one of the world’s
leading killers of children

Pushing the Pace: Progress and Challenges in Fighting Childhood Pneumonia. Seattle, WA: IHME, 2014
“Clinical Pneumonia” episodes
WHO region Total population Estimated Estimated no. of
aged 0–4 years incidence new cases per year
(millions) (epi/child yr) (millions)
African 105.62 0.33 35.13
Americas 75.78 0.10 7.84
Eastern Mediterranean 69.77 0.28 19.67
European 51.96 0.06 3.03
South-East Asia 168.74 0.36 60.95
Western Pacific 133.05 0.22 29.07
Total (developing countries) 523.31 0.29 151.76
Total (developed countries) 81.61 0.05 4.08
Total 604.93 0.26 155.84

Severe pneumonia (Need hospitalization): 6-12% (11-20 million)


Case fatality: 1.95% of all clinical cases / 9.9% of all severe cases
Radiological proven pneumonia: 24-36% ( 38-50 million)

Rudan I Bull WHO 2004;82:895-903; Rudan I Bull WHO 2008;86:408-16 Presented in ASAVAC, Jakarta, 2011
Pneumonia deaths: Top
Pneumococcal pneumonia deaths: Top 10 countries
10 countries

Number Country Pneumonia 50% due to % of world


Deaths (N) pneumococcus
1 India 371,605 185,802 23.5%
2 Nigeria 177,212 88,606 11.2%
3 DR Congo 112,655 56,327 7.1%
4 Pakistan 84,210 42,105 5.3%
5 Afghanistan 80,694 40,347 5.1%
726,376 363,188 52.3%
6 China 62,229 31,114 3.9%
7 Ethiopia 48,892 24,446 3.1%
8 Angola 33,078 16,539 2.1%
9 Kenya 30,406 15,203 1.9%
10 Indonesia 38,331 19,160 2.4%
Total 1,031,392 518,259 65.8%
World 1,575,257 787,628 100%

Black RE et al, Lancet 2010;375:1969-87


60% of the world’s under-5 deaths from pneumonia occurred in 10 countries:
India, Nigeria, Pakistan, Democratic Republic of the Congo, Ethiopia, Indonesia, China,
Tanzania, Afghanistan, and Kenya

Pushing the Pace: Progress and Challenges in Fighting Childhood Pneumonia. Seattle, WA: IHME, 2014
Global

The global toll of pneumonia on children is often overshadowed by a number of other


infectious diseases. Across the globe, more children died from pneumonia that year
than HIV/AIDS, malaria, and measles combined

Pneumonia

Pushing the Pace: Progress and Challenges in Fighting Childhood Pneumonia. Seattle, WA: IHME, 2014
Causes of death: infants
( 29 days-11 months)
Others
(malnutrition,
TB, measles)
Tetanus 5%
Sepsis 3%
Congenital 5%
heart disease &
hydrocephalus Diarrhea
7% 35%
GI tract
disorder
7%

Meningitis/
encephalitis
11% Pneumonia
27%

Basic Health Research 2007 (Riskesdas)


Causes of death: under-5 (1-4 years)
Others
(TB, malaria,
leukemia)
11%

Drowning
5%
Diarrhea
Measles 25.2%
6% DHF 7% Pneumonia
15.5%
Meningits/
encephalitis
10%

GI tract disorders
(NEC, etc) 12%

Basic Health Research 2007 (Riskesdas)


Pneumonia, the forgotten killer
O One among the major cause of mortality
O Pneumonia kills more children than any other illness –
more than AIDS, malaria & measles combined
O Yet, no adequate concern
PENANGGULANGAN
PNEUMONIA
O PENCEGAHAN (HINDARI/ATASI FAKTOR RISIKO)

O DETEKSI DINI GEJALA PNEUMONIA

O TATA LAKSANA YANG TEPAT DAN CEPAT


Pneumonia
Keradangan parenkim paru

parenkim: alveoli & jaringan interstitial

Infeksi, aspirasi, radiasi, ...


Gejala dan tanda

Respiratori

Infeksi
Manifestasi klinis pneumonia
1. Manifestasi nonspesifik:
Demam, sakit kepala, iritabel, malaise, nafsu
makan menurun , keluhan sal. cerna, gelisah, dll.

2. Manifestasi umum ISPA bawah:


Batuk, takipne, ekpektorasi sputum, NCH, sesak
napas, merintih, air hunger, sulit minum, sianosis,
kejang, distensi abdomen, hepar mungkin teraba.
Manifestasi klinis
Tanda pneumonia:
 Retraksi dinding dada, fremitus vokal
meningkat, pekak perkusi, suara napas
melemah, dan terdengar crackles/rales
(kadang mengi).

 Dpt dijumpai “anggukkan kepala”,


nyeri dada, friction rub, dan nyeri abdomen.
Pneumonia, DIAGNOSIS
Kombinasi semua aspek
O Anamnesis
O Pemeriksaan fisik
O Hipoksia – BGA, pulse oxymetry
O Pathologi – imaging
O Darah , tanda inflamasi
O Definite, tapi sulit, ditemukan kuman penyebab
Tatalaksana Anak Batuk atau Kesukaran
Bernapas

O Menilai anak batuk atau kesulitan bernapas


O Membuat klasifikasi dan menentukan tindakan yang
sesuai
O Menentukan pengobatan dan rujukan
O Memberikan koseling pada ibu
O Memberi pelayanan tindak lanjut
PENDEKATAN MTBS

MTBS
(Manajemen Terpadu Balita Sakit)
=
IMCI
(Integrated Management of Childhood
Illness)
Menilai anak batuk atau kesulitan bernapas

Tanyakan keluhan utama:


1. Apakah anak menderita batuk atau sukar bernapas?
Jika ya..berapa lama
2. Berapa umur anak?

Tanyakan tanda BAHAYA


1. Apakah anak umur 2 -59 bulan TIDAK BISA minum atau
menetek?
2. Apakah bayi < 2 bulan KURANG BISA minum atau
menetek?
3. Apakah anak pernah mengalami mengi? Apakah berulang?
4. Apakah anak demam? Berapa lama>
5. Apakah anak kejang?
Menilai anak batuk atau kesulitan bernapas

Lihat (Anak harus kondisi tenang):


1. Adakah napas cepat?
2. Apakah terlihat tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam (TDDK)?
3. Apakah terlihat kesadaran menurun
4. Adakah tanda gizi buruk?
Raba
Apakah teraba demam atau terlalu dingin?
DENGAR:
1. Apakah terdengar stridor?
2. Apakahterdengar wheezing?
Hitung Napas
Napas cepat
O < 2 bulan = > 60 x/mnt
O 2 bln–11 bln = > 50 x/mnt
O 1 – 5 tahun = > 40 x/mnt

Chest Indrawing
(subcostal retraction)
(tarikan dinding dada ke dalam)

21
Klasifikasi Umur 2-59 bulan
• Berikan Amoksisilin oral
dosis tinggi 2 kali per hari
untuk 3 hari*
• Beri pelega tenggorokan dan
Kuning: pereda batuk yang aman
PNEUMONIA • Apabila batuk > 14 hari rujuk
• Napas cepat • Apabila wheezing berulang
rujuk
• Nasihati kapan kembali
segera
• Kunjungan ulang dalam 3
hari
• Obati wheezing bila ada

Dosis tinggi amoksisilin oral yaitu 90 (80-100) mg/kgBB/hari


dibagi 2 dosis selama 3 hari.
Di Daerah endemis HIV diberikan 5 hari
• Beri pelega tenggorokan
dan pereda batuk yang
aman
• Tidak ada tarikan • Apabila batuk > 14 hari
dinding dada ke Hijau : rujuk
dalam BATUK • Apabila wheezing
BUKAN berulang rujuk
• Tidak ada napas PNEUMONIA • Nasihati kapan kembali
cepat segera
• Kunjungan ulang dalam
5 hari bila tidak ada
perbaikan
• Obati wheezing bila ada
Tanda Bahaya Bayi < 2 bulan
O Napas cepat
O TDDK
O kurang mau minum
O demam
O kejang
O kesadaran menurun
O stridor
O tangan dan kaki teraba dingin
O Wheezing
O Tanda gizi buruk .
Seorang bayi berumur <2 bulan diklasifikasikan
menderita pneumonia berat bila dari
pemeriksaan ditemukan :
O Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
yang kuat (TDDK kuat) ATAU
O Adanya napas cepat: 60 x/menit atau lebih
TINDA KAN
O Bayi yang mempunyai TDDK kuat serta napas cepat
harus dirujuk segera ke rumah sakit.
O Sebelum bayi meninggalkan Puskesmas, petugas
kesehatan dianjurkan memberi pengobatan pra
rujukan, (misal atasi demam, wheezing, kejang dan
sebagainya)
O tulislah surat rujukan ke rumah sakit dan anjurkan
pada ibu agar anaknya dibawa ke rumah sakit
sesegera mungkin.
O Berikan satu kali dosis antibiotik sebelum anak
dirujuk (bila memungkinkan).
O Anjurkan ibunya untuk tetap memberikan ASI .
O Penting untuk menjaga agar bayi tetap hangat.
RAWAT JALAN
O Edukasi pemberian asupan cairan yang cukup, perhitungkan juga jika ada
demam, small frequent feeding jika ada muntah
O ANTIBIOTIK :
- Berikan dosis pertama di fasyankes
- Oral :
a. High HIV infection rate: amoksisilin 40-50 mg/kg (80-100m/kg/hari)
per kali; 2x/hari (5hari)
b. Low HIV infection rate: amoksisilin 40-50 mg/kg
per kali; 2x/hari (3hari)
O Hindari pemberian obat yang tidak diperlukan seperti golongan atropin,
obat yang mengandung alkohol, ataupun kodein
O Alergi amoksisilin:
O Eritromisin 40-60mg/ kg/hari terbagi 3-4 dosis
ANTIBIOTIK (NON HIV )
- Ampisilin 50 mg/kg atau benzilpenicillin 50.000 U/kg IM atau IV/6 jam
(min 5 hari)
- Dan Gentamisin 7.5 mg/kg IM atau IV sekali sehari (min 5 hari)

- Jika dalam 48 jam tidak membaik  gentamisin + kloksasilin (50


mg/kg IM/IV tiap 6 jam

- AB Lini kedua : Seftriakson (80 mg/kg IM /IV sekali sehari)

- Bila dibawah 2 bulan


Ampisilin 100 mg/kg IV/12 jam (min 5 hari)
Dan Gentamisin 5 mg/kg IM atau IV dua kali sehari (min 5 hari)
ANTIBIOTIK
(EXPOSED HIV ATAU INFEKSI HIV)
O Secara umum etiologi bakterialis O Infeksi PCP harus
sama dengan kasus non HIV dipertimbangkan pada
- Ampisilin 50 mg/kg atau anak < 12 bulan :
benzilpenicillin 50.000 U/kg IM atau
- Kotrimoksasol (TMP 8
IV/6 jam (min 5 hari)
mg/kg) tiap 8 jam selama
- Dan Gentamisin 7.5 mg/kg IM atau
3 minggu
IV sekali sehari (min 5 hari)
- Jika dalam 48 jam tidak membaik 
Seftriakson (80 mg/kg IM /IV sekali O Pada anak 1-5 tahun
sehari) pemberian terapi PCP
- Jika tidak ada dapat diganti jika terdapat gejala dan
gentamisin + kloksasilin (50 mg/kg
IM/IV tiap 6 jam tanda PCP
PENYEBAB KEMATIAN PADA
PNEUMONIA
O HIPOKSIA
- SIANOSIS SENTRAL
- SATURASI OKSIGEN
< 90 %
- SESAK NAPAS
BERAT (MERINTIH,
TARIKAN DINDING
DADA YANG DALAM)
PEMERIKSAAN
O Lakukan pemeriksaan O Lakukan Foto Toraks
saturasi oksigen pada jika memungkinkan
semua pasien yang
dicurigai pneumonia
SUMBER OKSIGEN

OTabung silinder
OOksigen
konsentrator
OOksigen sentral
TERAPI OKSIGEN
OBerikan oksigen pada anak
dengan SatO2 < 90%

ATAU
O Tanda :
-Sianosis sentral
-Kesulitan minum akibat sesak
-Merintih setiap kali bernapas
-Tarikan dinding dada yang
berat
-Penurunan kesadaran
-Frekuensi Napas > 70 x/mnt
PEMANTAUAN DAN PENYAPIHAN
TERAPI OKSIGEN
O Setiap 3 jam perawat O Setiap hari oksigen dititrasi
menilai apakah: secara bertahap
O Dapat dihentikan jika:
- Kondisi anak stabil - Klinis membaik
- Nasal prong terletak - Saturasi oksigen >90 % pada
pada tempatnya udara ruang
O Pastikan saturasi > 90%
- Tidak ada plak mukus (dalam 15 menit saat
- Koneksi ke sumber penghentian) ; pantau 30
oksigen tetap terjaga menit berikutnya ; selanjutnya
tiap 3 jam pada hari pertama
(flow rate)
O Jika stabil oksigen dapat
- Saturasi oksigen baik dihentikan
TERAPI SUPORTIF LAIN

Pastikan patensi Antipiretik jika


jalan napas demam tinggi

Status hidrasi :
- Atasi dehidrasi atau jika perlu
Jika didapatkan mengi koreksi suhu
dapat diberikan
- Asupan ASI/oral jika
bronkodilator
memungkinkan
- Jika tidak bisa oral berikan / NGT
KOMPLIKASI
Jika dalam 48 – 72 jam klinis tidak
membaik/bahkan memburuk pikirkan komplikasi :
Lakukan pemeriksaan foto toraks
O Pneumatocele
O Parapneumonic effusion (termasuk empiema)
O Pneumotoraks / Pneumomediastinum
O Abses Paru
O Sepsis (Septic shock, penyebaran infeksi ke
organ lain seperti meningitis, peritonitis dll)
KOMPLIKASI
Abses Paru Pneumomediastinum
TATA LAKSANA
KOMPLIKASI
O Efusi pleura / Empiema O Abses paru

Drainase  analisis cairan pleura, Ampisilin atau kloksasilin (50


pulasan gram dan kultur kuman mg/kg IM/IV tiap 6 jam) +
Gentamisin jika anak telah
membaik (min 7 hari AB)
Ampisilin atau kloksasilin (50 mg/kg lanjutkan dengan
IM/IV tiap 6 jam) + Gentamisin kloksasilin oral selama 3
jika anak telah membaik (min 7 minggu
hari AB) lanjutkan dengan
kloksasilin oral selama 3 minggu
Terapi bedah  Abses paru
yang berukuran besar atau
Jika gejala menetap dengan terapi dengan hemoptisis dan
yang adekuat  eksplorasi ke perburukan gejala
arah HIV dan TB walaupun sudah diberikan
AB
TATA LAKSANA
KOMPLIKASI
O Pneumotoraks

Biasanya sekunder
akibat penumpukan
udara dalam rongga
pleura akibat
pecahnya alveoli atau
mikroorganisme
penghasil gas

Pemasangan chest tube


drainage (WSD)
KAPAN PASIEN DAPAT
PULANG
O Sesak berkurang atau menghilang
O Tidak ada hipoksemia (saturasi oksigen > 90%)
O Asupan makan baik
O Dapat minum obat secara oral atau telah
menyelesaikan pemberian obat antibiotik
parenteral
O Orangtua mengerti gejala dan tanda pneumonia,
faktor risiko dan kapan harus datang kontrol
PEMANTAUAN
O Edukasi untuk datang kontrol dalam 3 hari
atau lebih cepat jika kondisi anak memburuk
O Jika saat datang kontrol gejala klinis belum
membaik (demam, napas cepat/sesak,
kesulitan makan) sebaiknya pasien dirawat
untuk evaluasi lebih lanjut
O Jika didapatkan tanda-tanda pneumonia berat
 tata laksana seperti pneumonia berat
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO
O Malnutrisi
O Defisiensi vitamin A, Zink
O Paparan Asap Rokok, polusi udara, polusi biomass
O Imunisasi tidak lengkap
O Tidak diberikan ASI eksklusif
O Prematuritas, Berat Lahir Rendah
O Lingkungan rumah yang padat dan kotor
O Komorbid yang menurunkan pertahanan sistem
pernapasan ( Penyakit Jantung Bawaan, Kelainan
neuromuskular, Penyakit Defisiensi Imun)
PENCEGAHAN
O IMUNISASI

DPT- HIB
Pneumokok (PCV)
Campak
MMR
Influenza
PENCEGAHAN
O Asupan gizi seimbang

O Pemberian ASI
eksklusif

O Hindari paparan asap


rokok dan polusi udara

O Atasi komorbiditas
TINDA KAN
O Bayi yang mempunyai TDDK kuat serta napas
cepat harus dirujuk segera ke rumah sakit.
O Sebelum bayi meninggalkan Puskesmas, petugas
kesehatan dianjurkan memberi pengobatan pra
rujukan, (misal atasi demam, wheezing, kejang
dan sebagainya)
O tulislah surat rujukan ke rumah sakit dan anjurkan
pada ibu agar anaknya dibawa ke rumah sakit
sesegera mungkin.
O Berikan satu kali dosis antibiotik sebelum anak
dirujuk (bila memungkinkan).
O Anjurkan ibunya untuk tetap memberikan ASI .
O Penting untuk menjaga aga r bayi tetap hangat.
RAWAT JALAN
O Edukasi pemberian asupan cairan yang cukup, perhitungkan
juga jika ada demam, small frequent feeding jika ada muntah
O ANTIBIOTIK :
- Berikan dosis pertama di fasyankes
- Oral :
a. High HIV infection rate: amoksisilin 40-50 mg/kg
per kali; 2x/hari (5hari)
b. Low HIV infection rate: amoksisilin 40-50 mg/kg
per kali; 2x/hari (3hari)
O Hindari pemberian obat yang tidak diperlukan seperti
golongan atropin, obat yang mengandung alkohol, ataupun
kodein
ANTIBIOTIK (NON HIV )
- Ampisilin 50 mg/kg atau
benzilpenicillin 50.000 U/kg IM
atau IV/6 jam (min 5 hari)
- Dan Gentamisin 7.5 mg/kg IM atau
IV sekali sehari (min 5 hari)

- Jika dalam 48 jam tidak membaik


 gentamisin + kloksasilin (50
mg/kg IM/IV tiap 6 jam

- AB Lini kedua : Seftriakson (80


mg/kg IM /IV sekali sehari)
ANTIBIOTIK
(EXPOSED HIV ATAU INFEKSI HIV)
O Secara umum etiologi bakterialis O Infeksi PCP harus
sama dengan kasus non HIV dipertimbangkan pada
- Ampisilin 50 mg/kg atau anak < 12 bulan :
benzilpenicillin 50.000 U/kg IM atau
- Kotrimoksasol (TMP 8
IV/6 jam (min 5 hari)
mg/kg) tiap 8 jam selama
- Dan Gentamisin 7.5 mg/kg IM atau
3 minggu
IV sekali sehari (min 5 hari)
- Jika dalam 48 jam tidak membaik 
Seftriakson (80 mg/kg IM /IV sekali O Pada anak 1-5 tahun
sehari) pemberian terapi PCP
- Jika tidak ada dapat diganti jika terdapat gejala dan
gentamisin + kloksasilin (50 mg/kg
IM/IV tiap 6 jam tanda PCP
PENYEBAB KEMATIAN PADA
PNEUMONIA
O HIPOKSIA
- SIANOSIS SENTRAL
- SATURASI OKSIGEN
< 90 %
- SESAK NAPAS
BERAT (MERINTIH,
TARIKAN DINDING
DADA YANG DALAM)
PEMERIKSAAN
O Lakukan pemeriksaan O Lakukan Foto Toraks
saturasi oksigen pada jika memungkinkan
semua pasien yang
dicurigai pneumonia
SUMBER OKSIGEN

OTabung silinder
OOksigen
konsentrator
OOksigen sentral
TERAPI OKSIGEN
OBerikan oksigen pada anak
dengan SatO2 < 90%

ATAU
O Tanda :
-Sianosis sentral
-Kesulitan minum akibat sesak
-Merintih setiap kali bernapas
-Tarikan dinding dada yang
berat
-Penurunan kesadaran
-Frekuensi Napas > 70 x/mnt
PEMANTAUAN DAN PENYAPIHAN
TERAPI OKSIGEN
O Setiap 3 jam perawat O Setiap hari oksigen dititrasi
menilai apakah: secara bertahap
O Dapat dihentikan jika:
- Kondisi anak stabil - Klinis membaik
- Nasal prong terletak - Saturasi oksigen >90 % pada
pada tempatnya udara ruang
O Pastikan saturasi > 90%
- Tidak ada plak mukus (dalam 15 menit saat
- Koneksi ke sumber penghentian) ; pantau 30
oksigen tetap terjaga menit berikutnya ; selanjutnya
tiap 3 jam pada hari pertama
(flow rate)
O Jika stabil oksigen dapat
- Saturasi oksigen baik dihentikan
TERAPI SUPORTIF LAIN

Pastikan patensi Antipiretik jika


jalan napas demam tinggi

Status hidrasi :
- Atasi dehidrasi atau jika perlu
Jika didapatkan mengi koreksi suhu
dapat diberikan
- Asupan ASI/oral jika
bronkodilator
memungkinkan
- Jika tidak bisa oral berikan / NGT
KOMPLIKASI
Jika dalam 48 – 72 jam klinis tidak
membaik/bahkan memburuk pikirkan komplikasi :
Lakukan pemeriksaan foto toraks
O Pneumatocele
O Parapneumonic effusion (termasuk empiema)
O Pneumotoraks / Pneumomediastinum
O Abses Paru
O Sepsis (Septic shock, penyebaran infeksi ke
organ lain seperti meningitis, peritonitis dll)
KOMPLIKASI
Abses Paru Pneumomediastinum
TATA LAKSANA
KOMPLIKASI
O Efusi pleura / Empiema O Abses paru

Drainase  analisis cairan pleura, Ampisilin atau kloksasilin (50


pulasan gram dan kultur kuman mg/kg IM/IV tiap 6 jam) +
Gentamisin jika anak telah
membaik (min 7 hari AB)
Ampisilin atau kloksasilin (50 mg/kg lanjutkan dengan
IM/IV tiap 6 jam) + Gentamisin kloksasilin oral selama 3
jika anak telah membaik (min 7 minggu
hari AB) lanjutkan dengan
kloksasilin oral selama 3 minggu
Terapi bedah  Abses paru
yang berukuran besar atau
Jika gejala menetap dengan terapi dengan hemoptisis dan
yang adekuat  eksplorasi ke perburukan gejala
arah HIV dan TB walaupun sudah diberikan
AB
TATA LAKSANA
KOMPLIKASI
O Pneumotoraks

Biasanya sekunder
akibat penumpukan
udara dalam rongga
pleura akibat
pecahnya alveoli atau
mikroorganisme
penghasil gas

Pemasangan chest tube


drainage (WSD)
KAPAN PASIEN DAPAT
PULANG
O Sesak berkurang atau menghilang
O Tidak ada hipoksemia (saturasi oksigen > 90%)
O Asupan makan baik
O Dapat minum obat secara oral atau telah
menyelesaikan pemberian obat antibiotik
parenteral
O Orangtua mengerti gejala dan tanda pneumonia,
faktor risiko dan kapan harus datang kontrol
PEMANTAUAN
O Edukasi untuk datang kontrol dalam 3 hari
atau lebih cepat jika kondisi anak memburuk
O Jika saat datang kontrol gejala klinis belum
membaik (demam, napas cepat/sesak,
kesulitan makan) sebaiknya pasien dirawat
untuk evaluasi lebih lanjut
O Jika didapatkan tanda-tanda pneumonia berat
 tata laksana seperti pneumonia berat
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO
O Malnutrisi
O Defisiensi vitamin A, Zink
O Paparan Asap Rokok, polusi udara, polusi biomass
O Imunisasi tidak lengkap
O Tidak diberikan ASI eksklusif
O Prematuritas, Berat Lahir Rendah
O Lingkungan rumah yang padat dan kotor
O Komorbid yang menurunkan pertahanan sistem
pernapasan ( Penyakit Jantung Bawaan, Kelainan
neuromuskular, Penyakit Defisiensi Imun)
PENCEGAHAN
O IMUNISASI

DPT- HIB
Pneumokok (PCV)
Campak
MMR
Influenza
PENCEGAHAN
O Asupan gizi seimbang

O Pemberian ASI
eksklusif

O Hindari paparan asap


rokok dan polusi udara

O Atasi komorbiditas
Terima kasih 73
Collaboration between programmes and approaches to
address pneumonia

You might also like