You are on page 1of 66

Komunikasi Efektif dalam

Pemberian Asuhan*)

RUMAH SAKIT MEDIKA STANNIA SUNGAILIAT 2019


OBJEKTIF

 PENDAHULUAN
 PENGERTIAN KOMUNIKASI & JENIS KOMUNIKASI
 SIKAP DALAM BERKOMUNIKASI
 PRINSIP KOMUNIKASI
 TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
 METODE KOMUNIKASI DENGAN SBAR
 KETERKAITAN KOMUNIKASI DALAM AKREDITASI
RUMAH SAKIT
Patient- and family-centered care is a change in thinking from serving
patients and families to partnering with patients and families. And that’s
a very big difference.
(Senior Vice President, Patient and Family Centered Care, MCG Health System. Strategies for Leadership, ADVANCING THE PRACTICE OF Patient- and Family-Centered Care, A
Resource Guide for Hospital S enior Leaders, Medical Staff and Governing Boards. American Hospital Association and Institute for Family Centered Care, 2004)

Komunikasi
Efektif

(Partnering with patients to drive shared decisions, better value, and care improvement. INSTITUTE OF MEDICINE, 2014)
Nursing as a health care science, focuses on serving the
needs of human as a biopsychosocial and spiritual being.
Its practice requires not only scientific knowledge, but also
interpersonal, intellectual and technical abilities and skills.
Leddy & Pepper”s, 2014

N Environment
D
Spiritual
A

H PhysicalHuman Cultural Teaching and Learning


Family Family Nursing
U Psychological

L Medical Environment

U
Community
A
Love
N
Health Illness

“Nursing is a knowledge-based profession"


Most Common Root Causes of Errors

 Communication IPSG , JCI 2015


 Inadequate information flow
Goal 2:
 Human problems Improve effective
 Patient-related issues communication
 Organizational transfer of knowledge
 Staffing patterns/work flow
 Technical failures
 Inadequate policies and procedures
(AHRQ 2003)
- 7
Findings
 Theme 1 – lack of communication
 Theme 2 – attending
 Theme 3 – empathy
 Theme 4 – friendly nurses and humour

Nurse–patient communication: an exploration of patients’


experiences. Catherine, Journal of Clinical Nursing, 2004,13,41-49
P KOMUNIKASI DALAM PROSES ASUHAN PASIEN !
E
Akses ke Rumah Sakit &
N Kontinuitas Pelayanan
( ARK )
D Hak Pasien dan
Keluarga ( HPK )
A
Asesmen Pasien ( AP ) Komunikasi & Edukasi
H
PCC  PPA* - Pasien
Pelayanan & Asuhan
Pasien (PAP)
U  PPA* - Keluarga
Pelayanan Anestesi dan
 PPA* - Tim Kesehatan
L Bedah ( PAB )

Pelayanan Kefarmasian &


U
Penggunaan Obat (PKPO)
PERAN PENTING PPA
A Manajemen
Komunikasi & Edukasi
N (MKE)
* Profesional Pemberi
Asuhan ( PPA)
Skema Kerangka Kerja Kompetensi Perawat KERANGKA KERJA KOMPETENSI
PERAWAT INDONESIA

PRAKTIK PROFESIONAL, ETIS, LEGAL, PEKA BUDAYA

AKONTABILITAS PRAKTIK ETIS PEKA BUDAYA

PRAKTIK LEGAL

PEMBERIAN ASUHAN DAN MANAJEMEN

PRINSIP ASUHAN KEPERAWATAN

PERENCANAAN PENGKAJIAN

EVALUASI IMPLEMENTASI

PROMOSI KESEHATAN HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN

PELAYANAN KESEHATANINTERPERSONAL DELEGASI DAN SUPERVISI

KESELAMATAN LINGKUNGAN

PENGEMBANGAN KUALITAS PERSONAL & PROFESSIONAL

PENGEMBANGAN PROFESI PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN BERKELANJUTAN


STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA
AREA KOMPETENSI

Kompetensi dibangun dengan pondasi yang terdiri atas


profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan diri,
serta komunikasi efektif, dan ditunjang oleh pilar berupa
pengelolaan informasi, landasan ilmiah ilmu kedokteran,
keterampilan klinis, dan pengelolaan masalah kesehatan .
Oleh karena itu area kompetensi disusun dengan urutan sebagai
berikut:
1. Profesionalitas yang Luhur
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
3. Komunikasi Efektif
4. Pengelolaan Informasi
5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
6. Keterampilan Klinis
7. Pengelolaan Masalah Kesehatan
PENGERTIAN KOMUNIKASI
 Komunikasi adalah proses timbal balik mengirim
dan menerima pesan menggunakan
keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal.
Arnold (1995), Balzer (1996)

 Dalam hubungan perawat-pasien, komunikasi


bukan hanya melibatkan sekedar transmisi
informasi, tetapi juga transmisi perasaan,
mengenal perasaan dan memberitahu pasien
bahwa perasaan mereka sudah dikenali.
Sheppard (1993)

 Patient-centered communication didefinisikan


sebagai 'komunikasi yang mengajak dan
mendorong pasien untuk berpartisipasi dan
bernegosiasi dalam pengambilan keputusan
tentang perawatan mereka sendiri'. Langewitz
et al. (1998)
• Komunikasi dapat didefinisikan sebagai transaksi dan
menciptakan pesan. Seluruh proses terjadi dalam
konteks yang terdiri dari fisik, nilai-nilai budaya, sosial
dan kondisi psikologis.

• Mendengarkan adalah penting dalam komunikasi.


Dengan mendengarkan, perawat menilai situasi dan
masalah pasien, meningkatkan harga diri dan
mengintegrasikan diagnosis keperawatan dan proses
perawatan.

• Komunikasi yang baik tidak hanya didasarkan pada


kemampuan penampilan fisik perawat, tetapi juga pada
pendidikan dan pengalaman. Lambrini, 2014
 Komunikasi yang efektif membutuhkan pemahaman
pasien dan pengalaman mereka mengekspresikan. Hal
ini membutuhkan keterampilan dan sekaligus niat tulus
dari perawat untuk memahami apa masalah pasien.
Untuk memahami pasien, perawat harus menyampaikan
pesan bahwa dia dapat dimengerti dan diterima.

 Hubungan personal yang baik digambarkan sebagai


kemampuan perawat mengajukan pertanyaan,
memberikan informasi dengan cara yang tidak menakut-
nakuti, yang menunjukkan minat, menciptakan perasaan
menerima, percaya dan menunjukan hubungan yang
harmonis.
Leddy & Pepper”s, 2014
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
SIKAP PROFESIONAL
 Kemampuan Intelektual
 Kemampuan Teknikal
 Kemampuan Interpersonal (komunikasi)

PROSES  Belajar & Berpengalaman bersama

ALAT  Diri Sendiri , Teknik Pendekatan

Membangun relasi, memberi informasi/


meningkatkan kesadaran, meningkatkan
kemampuan menyelesaikan masalah
JENIS KOMUNIKASI
1. Pesan Verbal
Pesan verbal dikomunikasikan melalui kata-kata atau
bahasa.
Bahasa lisan dan tulisan terdiri dari isyarat verbal.
Sering paraverbal (atau paralinguistik) isyarat menyertai
pesan verbal. Isyarat ini termasuk pitch dan nada suara;
kecepatan, infleksi, dan volume; dengusan dan vokalisasi
nonlanguage lainnya.
Leddy & Pepper”s, 2014
Verbal Expectations

 GUNAKAN KATA-KATA SEDERHANA


(Patients & family members might not understand medical or
technical jargon. Use words they understand and try to keep
it simple)

INFORMASIKAN JIKA ADA KETERLAMBATAN


(Keep patients & family members informed of any and all
delays)

SETELAH SELESAI BERITAHU KAPAN ANDA KEMBALI


(When exiting a room or completing a task, give the patient or
guest your name and role again. If you are returning, tell them
when to expect you back. If not, tell them what to expect next
so they know why they are waiting)
2. Pesan Nonverbal
Orang mengirim pesan nonverbal melalui bahasa tubuh
bukan kata-kata. Perawat harus memperhatikan isyarat
nonverbal untuk secara akurat menginterpretasikan
perubahan perilaku pasien.

Pesan Nonverbal
 Ekspresi wajah
 Posture
 Gestures
Leddy & Pepper”s, 2014
Non-Verbal Expectations

 SENYUM (Smile)
KONTAK MATA
(Use direct eye contact when communicating with all
patients, visitors, and guests)
 JANGAN MENGABAIKAN DAN KASAR
(Ignoring someone or rudeness is never accepted)
 BERI HORMAT SEGERA
(Acknowledge guests immediately when they enter a unit or
department)
 SEGERA TOLONG JIKA ADA YG MEMINTA
(If you observe someone looking for help, offer assistance,
escort them if possible)
SIKAP DALAM BERKOMUNIKASI

1.Jarak
2.Sentuhan
3.Gestures
4.Kontak Mata
5.Diam
6.Gerakan Tubuh
JARAK
- Intim : 0 - 18 inches, sekitar 50 cm
- Pribadi : 1.5 - 4 feet, sekitar 50 - 120 cm
- Konsultasi sosiial : lebih dari 8 feet,
sekitar > 250 cm

SENTUHAN
- Bersalaman
Tidak tepat untuk:
- Menepuk bahu - Pasien curiga
- Korban aniyaya
- Mengangkat jempol - Larangan budaya
- Tepuk tangan
- Memegang tangan pasien yang sedang sedih
GERAKAN TUBUH
1. Ekspresi wajah
2. Tersenyum
3. Kontak mata
4. Tidak melipat tangan
5. Tidak menyilangkan kaki
6. Tidak memasukkan tangan ke
kantong
7. Sedikit membungkuk
DIAM
- Mendengar aktif
- Kontak Mata

VOLUME DAN NADA SUARA


- Lansia: sesuaikan
- Tak sadar: suara jelas dan
terdengar
PRINSIP KOMUNIKASI
1. Kehadiran “ the core element in presence is being there”.
- secara fisik hadir ( kontak mata, tubuh condong kearah
pasien )
- secara psikologis hadir ( mendengarkan dgn penuh
perhatian )

2.Empati  kemampuan untuk memahami, merasakan,


berbagi, dan menerima perasaan lain.

3. Respek  rasa hormat atau penghargaan


Pengakuan atas martabat, nilai dan keunikan setiap individu,
tanpa memandang status sosial-ekonomi, atribut pribadi dan
sifat dari masalah kesehatan.

4. Genuinenes  keadaan yang riil, jujur, dan tulus.


Leddy & Pepper’s, 2014
5. Kepercayaan  Perawat menepati janji untuk pasien.
Jika kepercayaan dilanggar, sulit untuk membangun kembali.

6. Professional intimacy  melekat pada asuhan/


pelayanan yang diberikan perawat.

7.Kekuatan “Power”  Perawat memiliki otoritas dan


pengaruh yg lebih dalam sistem pelayanan kesehatan spt,
pengetahuan khusus, kewenagan akses ke informasi, dan
kemampuan untuk melakukan advokasi kepada pasien.

8.“Significant others” Secara tepat memberdayakan,


dengan cara peduli, memungkinkan perawat untuk bermitra
dengan pasien untuk memenuhi kebutuhannya.

Leddy & Pepper’s, 2014


9. Waktu & Tempat  Tidak hanya jumlah waktu, tetapi juga
waktu interaksi dapat memiliki dampak yang signifikan pada
hasil interaksi.
Lingkungan fisik harus nyaman dan perhatikan privasinya.

10.Setting  Setelah menetapkan waktu dan tempat yang


tepat perawat harus memperkenalkan dirinya dan
memperjelas tujuan interaksi dan durasi yang diharapkan

11.Mendengarkan Aktif  merefleksikan kembali


pemahaman Anda tentang apa yang seseorang katakan
kepada Anda, untuk mengkonfirmasi bahwa Anda memahami
pesannya. Mendengar dan menafsirkan bahasa, melihat
perangkat nonverbal dan paraverbal, dan mengidentifikasi
perasaan yang melandasinya.
Leddy & Pepper’s, 2014
MENDENGARKAN AKTIF “ACTIVE LISTENING”
Meluangkan waktu untuk mendengarkan.
Memberikan perhatian penuh.
Membuat kontak mata.
Merespon sinyal verbal dan nonverbal, petunjuk dari
pasien.
Menganalisis dan memvalidasi seluruh percakapan.
Menangguhkan penilaian.
Mendengarkan antara setiap pernyataan.
Memahami antara fakta dan perasaan.
Memperhatikan hal yang tidak diungkapkan pasien
yang seharusnya didiskusikan tetapi dihindari.
Leddy & Pepper’s, 2014
CARA UNTUK MENUNJUKKAN RASA HORMAT
 Perkenalkan diri, nama dan status profesional dan pakai
tanda pengenal (name tag).
 Tanyakan kepada pasien, mereka suka dipanggil
dengan sebutan apa ? .

 Perhatikan kenyamanan, kesopanan dan privasi pasien.

 Persiapkan pasien sebelum melakukan prosedur,


terutama yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
 Berkomunikasi dengan pasien dengan cara
menunjukkan keinginan untuk mendengarkan,
memahami dan membantu.
Leddy & Pepper’s, 2014
MEMFASILITASI RASA PERCAYA
 Mendengarkan pasien dengan baik, pasien akan merasa
diperhatikan/ dipedulikan.

 Merawat pasien dengan hormat, pasien akan merasa seperti


manusia yang berharga.

 Jujur dan konsisten, pasien akan merasa bahwa perawat dapat


dipercaya.

 Menindaklanjuti dengan penuh komitmen; pasien akan merasa


bahwa perawatan dapat diprediksi dan dapat diandalkan.

 Memiliki sikap menerima; pasien akan lebih nyaman untuk


memberikan informasi.
Leddy & Pepper’s, 2014
TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

• Pra Interaksi
• Perkenalan / Orientasi
• Kerja
• Terminasi

31
Fase 1 : PRA INTERAKSI /
PREPARATION

• Mulai Evaluasi Diri


• Eksplorasi Perasaan: ketakutan, kecemasan
• Menggunakan diri secara maksimal
• Mendapatkan informasi tentang pasien
• Menetapkan kontak pertama dan selanjutnya
• Membuat rencana komunikasi
1. Pengenalan Diri
 Kemampuan
 Kelemahan
 Fokus pada aspek positif
 Diri sendiri
 Pasien-keluarga
 Rumah Sakit / tempat kerja
33
PERSIAPAN DIRI

2. Penampilan Diri
2. Penampilan Diri
 Percaya Diri
 Sopan santun
 Cepat
 Handal
 Ceria
 Tanggap
 Rapih & Bersih
34
PERSIAPAN DIRI
3. Fokus pada Pasien
 Senyum dan Sapa
 Panggil nama/ 3. Fokus pada Pasien
Panggilan  Pasien selalu benar

 Tatap wajahnya  Ciptakan hub yang

 Hargai dan Perhatikan baik


 Dengar dengan  Setia pada pasien
seksama  Tenang dan Sabar
 Lakukan yang terbaik
35
Tahap : Pra Interaksi
Kemampuan Intelektual

• Rencana Interaksi
• Evaluasi Diri • Pertemuan
• Kemampuan keberapa
yang dimiliki • Tujuan pertemuan
• Kelemahan yg • Tujuan tindakan
dimiliki provider
• Strategi komunikasi
Sumber: Prof Budi Anna Keliat
pelaksanaan
tindakan perawat. 3
6
FASE 2 : PERKENALAN / ORIENTASI

• Bina hubungan saling percaya


• Kaji keluhan utama / kebutuhan / keinginan/
masalah
• Komunikasi terbuka
• Kontrak
• Kaji lebih lanjut
• Identifikasi diagnosis/ masalah Sumber: Prof Budi Anna Keliat
• Orientasi:
• Salam: Selamat pagi Ibu, saya budi perawat yang
akan merawat ibu di ruangan ini. Nama lengkap ibu
siapa, nama panggilannya? tanggal lahir ibu?
• Evaluasi: Apa yang ibu rasakan?
• Validasi: Apa yang telah ibu lakukan di rumah:
• Kontrak:
• Baik ibu saya akan memasang identitas ibu, serta
Tim yang akan merawat ibu
• Tidak lama ibu sambil ibu tiduran saja
Sumber: Prof Budi Anna Keliat
FASE 3 : TAHAP KERJA

• Laksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan


standar
• Meningkatkan pemahaman pasien & keluarga
• Persepsi
• Perasaan
• Perbuatan
• Pemenuhan kebutuhan pasien & keluarga
• Membantu menyelesaikan masalah
• Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga
Sumber: Prof Budi Anna Keliat
 Tahap Kerja:
Pemasangan gelang identitas:
Bu, kami pasang gelang identitas ini untuk menjaga
keamanan setiap tindakan yg diberikan, karena akan dicek

selalu ibu.
Kan banyak yang sama nama, digelang ini ada nama
lengkap, tgl lahir dan no register
Setiap ada pemberian obat, tindakan, ambil darah akan
ditanyakan nama lengkap dan tgl lahir ibu, jadi tidak akan
salah.

Kalau ada perawat atau dokter tidak melakukannya, ibu


dapat mengingatkannya. Sudah jelas ya bu ? Sumber: Prof Budi Anna Keliat
• Tahap Kerja
• Saya akan orientasikan ke ibu ruangan ini: itu kamar
mandi, di dalam ada kloset, shower (air panas dan
dingin), ini tempat tidur dapat diubah posisinya seperti
ini, coba ibu….. Iya betul. Ini bel, jika ada sesuatu yg
diperlukan pencet saja, Ini untuk lampu bu, ini untuk
TV. Disini juga ada kulkas. Ada lagi yang mau
ditanyakan ?

• Bu, saya perawat yg bertanggung jawab untuk ibu,


sore dan malam akan ada yg menggantikan,
dokternya ……, ahli gizinya…..Jika ada yang lain akan
saya beritahu. Ada yg belum jelas bu ?
Sumber: Prof Budi Anna Keliat
FASE 4 : TERMINASI

• Evaluasi hasil tindakan


• Subjektif
• Objektif

• Rencana kegiatan pasien (Resep Keperawatan)

• Rencanakan tindak lanjut perawat

• Salam
Sumber: Prof Budi Anna Keliat
• Terminasi:
• Baik ibu, ada yang mau ditanyakan?

• Bu jangan lupa untuk keamanan setiap ada


pemberian obat, infus atau pengambilan darah minta
agar dicek nama lengkap dan tgl lahir ya

• Kontrak YAD:
• Bu , saya tinggal dulu, sebentar akan dilakukan
beberapa asuhan untuk panas ibu

Sumber: Prof Budi Anna Keliat

43
STRATEGI KOMUNIKASI PENERIMAAN PASIEN BARU

ORIENTASI
• SALAM : Selamat pagi saya Budi yang merawat ibu. Nama lengkap
ibu siapa? Nama panggilannya? Tanggal lahir (2 aspek safety
penting: Nama Lengkap dan tgl lahir atau Nama Lengkap dan No RM)
• EVALUASI: Apa keluhan Ibu Ani, Sudah berapa lama?
• VALIDASI: Apa yang sudah ibu lakukan di rumah untuk mengurangi
panasnya? Apa obat yang sudah ibu makan (Asesmen fokus kepada
keluhan dan kebutuhan pasien)
• KONTRAK/KEMITRAAN:
• TOPIK: Baiklah saya akan memeriksa ibu dulu, dan setelah itu
kita akan tahu jelas masalah ibu dan akan kita lakukan asuhan
agar dapat teratasi
• LAMA: Kira-kira 10 menit ya bu (Di IGD segera koor TIM)
• POSISI: Ibu sambil tiduran saja
STRATEGI KOMUNIKASI PENERIMAAN PASIEN BARU
• KERJA:
• Asesmen Bio
• H to T (dari kepala ke kaki) sambil bicara
• Asesmen fokus sesuai keluhan
• Asesmen sosial: Sekolah, Pekerjaan, Perkawinan, Anak, Ekonomi
(asuransi untuk berobat), Suku & Agama (termasuk pantangan dan
kebiasaan terkait)
• Asesmen psikologis: persepsi terhadap penyakit, ansietas
(kecemasan)
• KESIMPULAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN: Minimal 2 diagnosis:
Bio dan Ansietas
• MELAKUKAN TINDAKAN YANG DILAKUKAN SESUAI SAK DAN
SPO
• PENKES: PASIEN DAN KELUARGA Sumber: Prof Budi Anna Keliat
STRATEGI KOMUNIKASI PENERIMAAN PASIEN BARU

• TERMINASI:
• EVALUASI SUBJEKTIF:
• Bagaimana perasaan ibu setelah diperiksa dan dilakukan
beberapa tindakan
• Apakah masih ada yang akan ditanyakan ?
• EVALUASI OBJEKTIF:
• Jadi apa saja tadi yang perlu dilakukan? …………..
• Betul baik sekali ……..ulang apa yang perlu dilakukan
• PLANNING UNTUK PASIEN/PR PASIEN SELF CARE:
jadi selama saya tinggalkan jangan lupa lakukan: …………..
• RENCANA TINDAK LANJUT
• Dirawat : Segera ibu akan kita kirim ke ruang…..
• Pulang : 2 hari lagi/1 minggu lagi ibu kontrol ke……..,
tetapi jika………segera datang kembali ke ……
Improvements in patient safety culture

47
Tools and Interventions: SBAR
SBAR is communication tool designed to support staff
sharing clear, concise, and focused information. SBAR
stands for Situation – Background – Assessment –
Recommendation.

Situation
- Identify yourself the site/unit you are calling from
- Identify the patient by name and the reason for your report
- Describe your concern
Background
- Give the patient’s reason for admission
- Explain significant medical history
- You then inform the consultant of the patient’s background: admitting
diagnosis, date of admission, prior procedure, current medication,
allergies, pertinent laboratory, result and other relevant diagnostic
results
Royal College of Nursing, 2015
Tools and Interventions: SBAR
SBAR is communication tool designed to support staff
sharing clear, concise, and focused information. SBAR
stands for Situation – Background – Assessment –
Recommendation.

Asessment
- Vital signs
- Contraction pattern
- Clinical impression, concerns
Recommendation
- Explain what you need – be specific about request and
time frame
- Make suggestions
- Clarify expectation
Royal College of Nursing, 2015
CONTOH ISBAR: HIPERTERMI

• I : Selamat siang saya perawat Budi yang merawat


pasien Ismail. Saya ingin menyampaikan kondisi pasien
Ismail
• S: Ismail panasnya tinggi, tindakan keperawatan sudah
dilakukan: pakaian dan selimut tipis, minum banyak dan
kompres air hangat
• B: Dia masuk tadi pagi dan sudah dua hari panas di
rumah
• A: Asesmen yang sudah dilakukan: Sh: 39, N: 84, R: 24,
T: 130/70
• R: Dok, sepertinya Sofyan memerlukan obat penurun 50

panas
KETERKAITAN KOMUNIKASI
DALAM AKREDITASI RUMAH
SAKIT *)
 Komunitas Masyarakat (Standar MKE 1- 1.1)
 Pasien dan Keluarga (Standar MKE 2 - 3)
 Antar Praktisi Kesehatan di dalam dan luar Rumah
Sakit (Standar MKE 4 - 5)
 Edukasi Pasien dan Keluarga (Standar MKE 6–12)

KOMUNIKASI EFEKTIF HARUS :


 Tepat waktu
 Akurat
 Lengkap
 Jelas
 Dipahami oleh penerima.
PROSES KOMUNIKASI EFEKTIF
DI RUMAH SAKIT

78
IDENTIFIKASI KOMUNITAS DAN POPULASI

STRATEGI KOMUNIKASI

MENYEDIAKAN INFORMASI

1. Jenis Pelayanan
2. Jam Pelayanan
3. Proses Untuk Mendapatkan Pelayanan
4. Kualitas Pelayanannya.
II. KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN PASIEN
DAN KELUARGA
1. Meningkatkan Komunikasi Efektif pada Saat
Penerimaan (Admission)
 Menginformasikan pada pasien tentang hak-hak mereka.
 Mengenali bahasa pilihan pasien untuk mendiskusikan
perawatan kesehatan.
 Mengenali apakah pasien memiliki kebutuhan sensorik
atau komunikasi.
 Tentukan apakah pasien perlu bantuan mengisi formulir
pendaftaran.
 Kumpulkan data ras dan etnis pasien dalam catatan
medis.
• Mengenali jika pasien menggunakan perangkat
bantu.

• Menanyakan pasien jika ada kebutuhan


tambahan yang dapat mempengaruhinya atau
perawatannya.

• Komunikasikan informasi tentang kebutuhan


pasien khusus untuk tim asuhan.

81
2. Meningkatkan komunikasi efektif selama
proses asesmen
• Mengidentifikasi dan mengatasi kebutuhan
komunikasi pasien selama asesmen.
• Memulai proses asesmen dengan pengenalan.
• Mendukung kemampuan pasien untuk
memahami informasi kesehatan yang diberikan.
• Mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan
mobilitas pasien selama asesmen.
• Mengidentifikasi budaya, agama, nilai atau
keyakinan pasien yang mempengaruhi
perawatan.
• Mengidentifikasi kebutuhan makanan pasien
atau pembatasan yang mempengaruhi
perawatan.
• Meminta pasien untuk memperkenalkan
pendamping selama perawatan.
• Berkomunikasi mengenai kebutuhan khusus
pasien pada tim asuhan.
83
3. Meningkatkan komunikasi efektif pada pasien
dan keluarga selama perawatan
• Mengatasi kebutuhan komunikasi pasien selama
perawatan.
• Memantau perubahan status komunikasi pasien.
• Melibatkan pasien dan keluarga dalam proses
pengobatan.
• Sesuaikan proses persetujuan informasi dan
pendidikan pasien.
• Memberikan pendidikan pasien yang memenuhi
kebutuhan pasien.
• Mengatasi kebutuhan mobilitas pasien selama
perawatan.
84
• Mengakomodasi kegiatan budaya, agama, atau
keyakinan spiritual pasien.

• Memantau perubahan kebutuhan makanan atau


pembatasan yang dapat mempengaruhi
perawatan pasien.

• Meminta pasien untuk memperkenalkan


pendamping selama perawatan.

• Komunikasikan informasi tentang kebutuhan


pasien khusus pada tim asuhan.

85
4. Meningkatkan Komunikasi Efektif pada
pasien Perawatan akhir/ Terminal
• Memenuhi kebutuhan komunikasi pasien selama
perawatan akhir kehidupan.
• Memantau perubahan status komunikasi pasien
• Libatkan pasien dan keluarga dalam membuat keputusan
pada saat perawatan akhir kehidupan.
• Memenuhi kebutuhan mobilitas pasien selama
perawatan akhir kehidupan.
• Mengidentifikasi budaya, agama, atau spiritual keyakinan
dan praktik pasien pada akhir kehidupan.
• Pastikan pasien memiliki akses ke dukungan yang dipilih
nya .
5. Meningkatkan Komunikasi Efektif pada saat
pemulangan dan pemindahan pasien
• Komunikasikan alamat pasien selama proses
pemulangan dan transfer.
• Libatkan pasien dan keluarga dalam proses
pemulangan dan transfer dalam perencanaan
dan instruksi.
• Memberikan instruksi pemulangan yang
memenuhi kebutuhan pasien
• Mengidentifikasi tindak lanjut penyedia yang
dapat memenuhi kebutuhan pasien yang unik
6. KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DAN
PASIEN

Tahapan komunikasi dalam keperawatan


meliputi tahap :
 Pengkajian
 Perumusan diagnosa keperawatan
 Perencanaan,
 Pelaksanaan
 Evaluasi
88
7. KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER DAN PASIEN

Di dalam komunikasi efektif dokter-pasien, ada 3 tahap


yang penting :
1. Sikap Profesional Dokter
Sikap profesional seorang dokter ditunjukkan ketika:
- Dealing with task : Berhadapan dengan tugas
- Dealing with one-self : Pembagian tugas profesi –
dengan tugas pribadi
- Dealing with others : Bekerja sama dengan tenaga
profesi lain
89
2. Pengumpulan informasi
• Mengenali alasan kedatangan pasien.
• Penggalian riwayat penyakit (Anamnesis)

3. Penyampaian informasi
*Materi informasi apa yang disampaikan
*Siapa yang diberi informasi
*Berapa banyak atau sejauh mana
informasi diberikan
*Kapan menyampaikan informasi
*Dimana menyampaikannya
*Bagaimana menyampaikannya 9
0
III. KOMUNIKASI ANTAR PEMBERI LAYANAN

• Rumah Sakit harus mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan


komunikasi efektif antar pemberi pelayanan
• Komunikasi efektif harus tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan dipahami
oleh penerima, termasuk komunikasi saat ada perintah lisan
• Proses komunikasi efektif untuk perintah lisan antar pemberi layanan
adalah:
* Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan, setelah itu
dituliskan secara lengkap isi pesan tersebut oleh si penerima
pesan.
* Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap
oleh penerima pesan.
*Penerima pesan mengkonfirmasi isi pesan kepada pemberi
pesan. 91
R

PMK 269/2008 SNARS Edisi 1, 2017


“ People will forget what you say to them.
They will never forget how you make them feel”

You might also like