You are on page 1of 144

PENGANTAR KEANDALAN

YUDI MAULANA, ST., MT 1


Slide 01 : Pengantar Perawatan
& Keandalan

PERAWATAN DAN
KEANDALAN

Teknik Industri - Universitas Pamulang

2 YUDI MAULANA, ST., MT


Industrial Engineering
..is concerned with the design, improvement, and installation of
integrated systems of men, materials, information, energy, and
equipments. It draws upon specialized knowledge and skill in the
mathematical, physical and social sciences together with the
principles and methods of engineering analysis and design to specify,
predict and evaluate the result to be obtained from such systems

3 YUDI MAULANA, ST., MT


Knowledge & Skill
Physical Sciences

Mathematical

Industrial
Engineering
Engineering
Specify
Social Sciences
Predict

Evaluate

Optimal
Result

Design

Integrated
Systems
Improvement Installation

4 YUDI MAULANA, ST., MT


Tujuan Perkuliahan
• Mahasiswa memahami konsep keandalan komponen dan peralatan.
• Mahasiswa mampu menentukan keandalan suatu sistem baik melalui
pengujian maupun melalui perkiraan (prediksi).
• Mahasiswa mampu menetapkan keputusan strategi perawatan untuk
menjaga keandalan komponen dan peralatan.

5 YUDI MAULANA, ST., MT


Referensi
• Blanchard, BS et.al., Maintainability: A Key To Effective Serviceability
And Maintenance Management, John Wiley & Sons,
• Ebeling, CE, An Introduction To Reliability And Maintainability
Engineering, McGraw-Hill,
• Gulati, R, Maintenance and Reliability Best Practices, Industrial Press,
• Jardine, AKS & Tsang, AHC, Maintenance, Replacement and Reliability,
John Wiley & Sons,
• Kececioglu, D, Reliability Engineering Handbook Vol. 1-2, Prentice Hall,

6 YUDI MAULANA, ST., MT


Referensi
• Lewis, EE, Introduction To Reliability Engineering, John Wiley & Sons,
• O'Connor, PDT, Practical Reliability Engineering, John Wiley & Sons,
• Smith, DJ, Reliability, Maintainability and Risk: Practical Methods for
Engineers, Butterworth-Heinemann
• Smith, R & Mobley, RK, Rules of Thumb for Maintenance and
Reliability Engineers, Butterworth-Heinemann,
• Sullivan, GP, et.al, Operations & Maintenance Best Practices, US
Department of Energy

7 YUDI MAULANA, ST., MT


Perawatan vs Pemeliharaan

Pemeliharaan (maintain) : tindakan untuk menjaga kondisi komponen


atau sistem agar tetap layak dan berfungsi baik.

Perawatan (maintenance) : tindakan untuk memperbaiki kondisi


komponen atau sistem agar kembali layak dan berfungsi baik

8 YUDI MAULANA, ST., MT


Keandalan

Keandalan (reliability) adalah probabilitas komponen atau sistem


berfungsi andal dan efektif sesuai standar desainnya, dalam kondisi dan
lingkungan spesifik selama periode tertentu tanpa terjadi kegagalan
atau kerusakan.

9 YUDI MAULANA, ST., MT


10 YUDI MAULANA, ST., MT
Kegagalan

Kegagalan (failure) adalah ketidakmampuan sistem berfungsi dengan


efektif dalam performansi baik untuk menghasilkan produk dengan
kualitas baik.

11 YUDI MAULANA, ST., MT


12 YUDI MAULANA, ST., MT
13 YUDI MAULANA, ST., MT
STRATEGI PERAWATAN
TEKNIK KEANDALAN
Slide 02 : Strategi
Perawatan

PERAWATAN DAN
KEANDALAN

Teknik Industri -
Universitas Pamulang

15
Evolusi Perawatan

16
Evolusi Perawatan
• Generasi pertama
• Sebelum perang dunia II, industri didominasi operasi manual dan belum
banyak mekanisasi
• Peralatan masih sederhana, reliable dan over-designed (kapabilitas melampaui
kebutuhan).
• Peralatan mudah diperbaiki tanpa membutuhkan prosedur perawatan
sistematis, cukup dengan pembersihan dan pelumasan
• Downtime akibat kegagalan peralatan masih belum menjadi masalah yang
krusial
• Corrective maintenance biasanya diterapkan.

17
Evolusi Perawatan
• Generasi kedua
• Saat Perang Dunia II, permintaan produk melonjak naik, namun pekerja
industri turun drastis. Mulai berkembang produksi massal yang didukung
mekanisasi.
• Mekanisasi mendominasi operasional industri. Peralatan semakin bervariasi
dan kompleks.
• Downtime akibat kegagalan peralatan mempengaruhi kapasitas industri.
Kerugian industri akibat kegagalan harus dicegah
• Preventive maintenance mulai diterapkan, misalnya dengan overhaul setiap
interval periodik

18
Evolusi Perawatan
• Generasi ketiga
• Mekanisasi dan otomasi menjadi penggerak utama industri. Ketergantungan
industri terhadap capability, reliability dan availability dari peralatan
meningkat
• Alat bantu sensor dan analyzer digunakan dalam industri untuk mendeteksi
dan memonitor
• Prinsip just-in-time mulai dipertimbangkan dalam merencanakan jadwal
perawatan dan persediaan suku cadang (spare part).
• Selain kualitas produk, resiko keselamatan kerja dan dampak lingkungan
akibat kegagalan peralatan mulai menjadi perhatian industri
• Predictive maintenance mulai diterapkan dengan didukung alat bantu
monitor, inspeksi dan pengujian kondisi peralatan

19
Strategi Perawatan
• Corrective Maintenance
Perawatan yang dilakukan setelah sistem, aset atau teknologi telah mengalami
kegagalan.
Perawatan yang dilakukan setelah teknologi mengalami kegagalan dan
bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja teknologi tersebut
hingga mencapai kondisi efektif kembali

20
Strategi Perawatan
• Preventive Maintenance
Perawatan yang dilakukan sebelum sistem, aset atau teknologi mengalami
kegagalan.
Perawatan yang dilakukan sesuai perencanaan berdasarkan jadwal periode
rutin atau siklus periode yang mewakili pemakaian atau usia part untuk
mencegah atau menghindari terjadinya kegagalan pada teknologi.

21
Strategi Perawatan
• Predictive Maintenance
Perawatan yang dilakukan sebelum sistem, aset atau teknologi mengalami
kegagalan, namun sudah menunjukkan penurunan kinerja.
Perawatan yang dilakukan sesuai perencanaan berdasarkan kecenderungan
kelainan atau perubahan yang dimonitor terhadap kondisi fungsional atau fisik
yang mengalami penurunan sebelum terjadinya kegagalan

22
Strategi Perawatan
• Corrective Maintenance
• Run to failure (breakdown) Maintenance
• Deterioration Maintenance
• Preventive Maintenance
• Scheduled Maintenance
• Time-based Maintenance
• Usage-based Maintenance
• Predictive Maintenance
• Reliability-centered Maintenance
• Condition-based Maintenance

23
Start

Jenis kegagalan : Mampu Mampu


Y Y Y Continuous
-Efek (Severity) mendeteksi degradasi memonitor secara
-Frekuensi dan kegagalan kontinyu Monitoring

T T T Scheduled
Monitoring

Biaya perawatan :
-Biaya reparasi Mampu
Y Y Scheduled
-Lead time spare part memeriksa kapabilitas
Function Test
-Teknisi dari eksternal dengan pengujian
-Kerugian produksi Predictive
T Maintenance
Preventive
T
Maintenance

Prediksi kegagalan Perawatan


Y Y Scheduled
-Waktu memungkinkan dan
Maintainability : Maintenance
-Pemakaian layak
-Waktu reparasi
-Keterampilan teknisi T
T T
-Alat dan spare part
-Pedoman persiapan Scheduled
dan perbaikan Replacement
-Prosedur tindakan
darurat

Y Corrective
Maintenance

24
Preventive Maintenance Predictive Maintenance Corrective Maintenance

Installed / Potential
Repaired Failure

Functional
Repaired

25
Strategi Perawatan Lain
Perawatan pencegahan lainnya
• Unplanned Maintenance
Perawatan yang tidak direncanakan, yang dilaksanakan saat ada peluang efisiensi, misalnya
karena teknisi ahli luar negeri sedang berada di sekitar, atau karena pabrik/bengkel
menyelenggarakan servis gratis.
• Productive Maintenance
Perawatan yang dilaksanakan di saat peralatan tidak digunakan dan untuk menjaga
efektivitasnya.
• Proactive Maintenance
Perawatan yang dilaksanakan menjelang peralatan akan dipergunakan.

26
Macam Tindakan Perawatan
• Pemeliharaan (routine service)
• Cleaning
• Coating, painting, polishing, surface treatment
• Lubrication, oil change,
• Monitoring, checking, testing
• Perbaikan ringan atau reparasi (fixing / minimum repair / recovery)
• Tune up
• Calibration, adjustment, set-resetting, alignment, balancing
• Bolt fastening, welding
• Plug, reconnect
• Grinding, sharpening
• Remake, fixing, repair

27
Macam Tindakan Perawatan
• Perbaikan besar (overhaul / maximum repair)
• Penggantian (replacement)
• Pembaruan (renewal)
• Inovasi, modifikasi, renovasi, rekonfigurasi, rekayasa ulang
(reengineering)

28
PENYEBAB KEGAGALAN

YUDI MAULANA, ST., MT 29


Slide 03 : Kegagalan
dan Penyebab
Kegagalan

PERAWATAN DAN
KEANDALAN

Teknik Industri - Universitas


Pamulang

30 YUDI MAULANA, ST., MT


Kerugian Perawatan Buruk
6 (six) big losses
 Down Time.
1. Breakdown karena kerusakan equipment.
2. Setup dan adjustment (misal penggantian dies)
 Speed Losses.
3. Menunggu atau penghentian minor (misal operasi abnormal).
4. Penurunan kecepatan (perbedaan spesifikasi desain dengan aktual)
 Defects.
5. Cacat saat proses dan rework (scrap dan cacat membutuhkan perbaikan)
6. Penurunan yield saat startup dan produksi stabil.

31 YUDI MAULANA, ST., MT


Kegagalan

Kegagalan (Failure) adalah Ketidakmampuan sistem berfungsi dengan


efektif dalam performansi baik untuk menghasilkan produk dengan
kualitas baik.

32 YUDI MAULANA, ST., MT


Salah

Salah (Error) adalah status dari bagian sistem yang tidak sesuai dengan
batas spesifikasinya yang nantinya akan menyebabkan terjadinya
kegagalan.

33 YUDI MAULANA, ST., MT


Kesalahan

Kesalahan (Fault) adalah kondisi yang diperkirakan menjadi penyebab


error.

34 YUDI MAULANA, ST., MT


Fault – Error – Failure
FAULT

ERROR FAILURE

35 YUDI MAULANA, ST., MT


Jenis Kegagalan
• Catastrophic failure
Komponen gagal tiba-tiba dan tak terduga
• Degradation/Deterioration failure
Komponen gagal karena kinerjanya menurun seiring pemakaian.

36 YUDI MAULANA, ST., MT


Jenis Kegagalan
Deterioration / degradation terdeteksi dengan failure progress yang dinyatakan dalam P-F interval,
atau waktu antara titik “P” (Potential failure) yang menunjukkan penyimpangan performansi
terdeteksi pertama kali dengan titik “F” (Functional failure) yang menunjukkan saat terjadi
kegagalan

37 YUDI MAULANA, ST., MT


38 YUDI MAULANA, ST., MT
Jenis Kegagalan
• Drift failure
Kinerja menurun saat pemakaian menuju batas spesifikasi. Apabila sistem
dimatikan dan diistirahatkan untuk beberapa waktu, selanjutnya dinyalakan
kembali, akan berfungsi normal kembali.
• Intermittent failure
Kinerja menurun saat pemakaian dan tiba-tiba gagal. Apabila sistem
dimatikan dan diistirahatkan untuk beberapa waktu, selanjutnya
dinyalakan kembali, akan berfungsi normal kembali.

39 YUDI MAULANA, ST., MT


Penyebab Kegagalan

• Fundamentally wrong design


• Kesalahan desain komponen
• Kekeliruan spesifikasi teknis, termasuk suaian dan batas toleransinya
• Ketidaksesuaian dengan kebutuhan
• Kegagalan integrasi
• Kegagalan fungsional sistemik
• ...

40 YUDI MAULANA, ST., MT


Penyebab Kegagalan
• ...
• Manufacturing faults
• Material tidak sesuai dengan spesifikasi material
• Part terkena abrasif atau korosif secara fisik atau kimiawi
• Manufaktur tidak berdasarkan gambar teknik dan peta proses
• Perakitan tidak mengikuti prosedur perakitan
• Kapabilitas manufaktur yang tidak memadai
• ...

41 YUDI MAULANA, ST., MT


Penyebab Kegagalan
• ...
• Operational condition faults
• Pengujian
• Penyimpanan
• Pemindahan dan penanganan
• Instalasi
• Pengoperasian
• Perawatan
• ...

42 YUDI MAULANA, ST., MT


Penyebab Kegagalan
• ...
• Human errors during operation
• Kesalahan tidak disengaja
• Kekeliruan deteksi
• Kekeliruan diagnosa
• Kekeliruan eksekusi tindakan
• Kesalahan disengaja
• Kriminalitas
• Teror
• Sabotase
• Hacking
• ...
43 YUDI MAULANA, ST., MT
Penyebab Kegagalan
• ...
• Interface faults
• Interface beda tipe
• Batasan toleransi interface
• Kegagalan sinyal di interface

44 YUDI MAULANA, ST., MT


45 YUDI MAULANA, ST., MT
Indikasi Kegagalan
• Kebisingan abnormal • Ketidakstabilan
• Getaran atau guncangan • Operasi terputus-putus
• Perubahan temperatur • Penurunan kinerja proses
• Asap atau percikan api • Proses operasi kasar
• Bau yang tidak biasa • Kesulitan pengontrolan
• Kondisi pelumas atau • Kesulitan pengoperasian
pendingin • Membutuhkan upaya lebih keras
• Defisiensi kualitas produk • Tidak dapat dioperasikan

46 YUDI MAULANA, ST., MT


Wujud Kegagalan
• Kegagalan umum
• Dipasang dengan buruk
• Melonggarkan
• Bocor
• Pelekatan
• Getaran
• Mengejutkan
• Oksidasi

47 YUDI MAULANA, ST., MT


Wujud Kegagalan
• Kegagalan spesifik pada komponen logam
• Korosi
• Retak
• Deformasi
• Embrittlement
• Kelelahan
• Patah
• Gesekan
• Memakai

48 YUDI MAULANA, ST., MT


Wujud Kegagalan
• Kegagalan spesifik pada komponen polimer
• Memakai abrasif
• Ketahanan buruk
• Kumpulan kompresi
• Dieseling
• Dekompresi eksplosif
• Ekstrusi
• Gesekan
• Mengeras
• Kerusakan instalasi
• Menggigit
• Penyusutan
• Sulur
• Pembengkakan

49 YUDI MAULANA, ST., MT


Wujud Kegagalan
• Kegagalan spesifik pada komponen elektrik
• Kerusakan dielektrik
• Elektromigrasi
• Diinduksi
• Tegangan jatuh
• Kekuatan Terbatas
• arus pendek listrik
• Listrik terbuka

50 YUDI MAULANA, ST., MT


Slide 04 : Probabilitas
dan Distribusi

PERAWATAN DAN
KEANDALAN

51
Populasi
• Populasi atau semesta (universe) adalah set lengkap observasi yang
menjadi perhatian peneliti.
• Populasi adalah grup keseluruhan unsur yang menjadi fokus studi.
• Populasi adalah total keanggotaan dari semua elemen sistem yang
relevan dengan lingkup batasan permasalahan.

52
Populasi
• Populasi (population) adalah himpunan semua objek, percobaan,
pengamatan, data, keluaran, atau nilai yang memiliki kesamaan
kondisi umum (common state) dalam rentang (range) tertentu (finite
atau infinite) dengan parameter identik sesuai dengan batasan
permasalahan yang menjadi fokus studi peneliti.

53
Sampel
• Sampel (sample) adalah sejumlah observasi yang diambil dari
populasi
• Sampel adalah beberapa unsur yang menjadi bagian dari populasi
• Sampel adalah sebagian anggota dari populasi

54
Populasi dan Sampel

55
Statistik dan Parameter
• Parameter adalah nilai yang menjelaskan karakteristik populasi

• Statistik adalah nilai yang menjelaskan karakteristik sampel

56
Ruang dan Titik Sampel
• Ruang sampel (sample space) adalah satu set lengkap semua
keluaran yang mungkin terjadi dalam populasi.

• Titik sampel (sample point) adalah setiap keluaran yang menjadi


elemen atau anggota ruang sampel.

• Ruang sampel dapat dirinci titik sampelnya, atau menggunakan


interval atau pernyataan (statement / rule) jika terlalu banyak.

57
Keluaran dan Kejadian
• Keluaran (outcome) adalah fakta hasil pengumpulan data dalam
observasi ataupun eksperimen

• Kejadian (event) adalah peristiwa yang termasuk dalam keluaran-


keluaran yang mungkin (possible outcomes) terjadi saat pengumpulan
data.

58
Proses Stokastik
• Proses stokastik (stochastic process) adalah proses dengan keluaran
sekumpulan variabel acak X={X(t), tT}, yang terdistribusi acak pada
saat t dalam rentang continuum T.

• Eksperimen acak (random experiment) adalah eksperimentasi yang


menghasilkan keluaran yang berbeda, meskipun dilakukan perulangan
dengan rancangan kondisi eksperimentasi yang sama.

59
Variabel Acak
• Variabel acak (random variable) adalah suatu nilai bersifat acak
dalam numerik (format angka diskrit atau kontinyu) atau nonnumerik
yang menandai keluaran dalam ruang sampel tertentu (finite atau
infinite).
• Variabel acak dinotasikan dengan huruf kapital miring (misal : X).
Sedangkan nilai variabel acak dinotasikan dengan huruf kecil miring
(misal : x).

60
Tipe Data
• Data Diskrit, data hasil pencacahan atau penghitungan, sehingga
biasanya dalam angka bilangan bulat.

• Data Kontinyu, data hasil pengukuran yang memungkinkan dalam


angka bilangan nyata (meskipun dapat pula dibulatkan)

61
Probabilitas
• Probabilitas kejadian E dalam ruang sampel S, (P(E), ES), adalah
peluang kejadian E menjadi keluaran percobaan dasar (trial) dalam
sebuah eksperimen yang mempunyai ruang sampel S di mana
kejadian E termasuk sebagai bagian dari ruang sampel tersebut.

P( E)  P( x  E) , E  S

62
Probabilitas
• Probabilitas kejadian E dalam ruang sampel S, (P(E), ES), adalah
peluang empiris kejadian E yang ekuivalen dengan proporsi
banyaknya elemen kejadian E, N(E). dibandingkan dengan segenap
elemen ruang sampel S, N(S).

N ( E; E  S )
P E  
N (S )
N ( x; x  E dan E  S )

N (S )
63
Probabilitas
• Probabilitas kejadian E dalam ruang sampel S, (P(E), ES), adalah
total peluang semua titik sampel dalam ruang sampel S yang menjadi
elemen kejadian E.

0  PE   1 , P()  0 , P(S )  1

N (E)
P( E )   P( x )
i 1
i , xi  E , i  1,2,, N ( E )

64
Probabilitas
• Probabilitas kejadian E dalam ruang sampel S, (P(E), ES), adalah
frekuensi relatif kejadian E.

P( E )  f r ( E )
 f ( x)
 xE ,E  S
 f ( x)
xS

65
Hukum Total Probabilitas
• Jika A1, A2, ..., Ak menunjukkan bagian dari ruang sampel S yang
bersifat mutually exclusive, dan tidak ada titik sampel yang tidak
menjadi elemennya (A1A2...Ak = S), maka total probabilitas
gabungan keseluruhan adalah satu

S
k A1 A2
 P( A )  1 , dengan 0  P( A )  1
i 1
i i
A3

k A4 A5
di mana  Ai  S , dan Ai mutually exclusive
i 1

66
Kejadian Eksklusif
• Dua kejadian bersifat saling eksklusif (mutually exclusive), jika
kemunculan kejadian E1 akan meniadakan probabilitas kejadian E2
• P(A|B) = 0
• P(B|A) = 0

• Dua kejadian bersifat saling eksklusif (mutually exclusive), jika


probabilitas irisan adalah nol.
P(AB) = 0

67
Kejadian Eksklusif
• Probabilitas gabungan (probability of a union) beberapa kejadian E1,
E2,... dan Em dalam ruang sampel S, (P(E1E2...Em); ES dan
E mutually exclusive) di mana semua kejadian saling mutually
exclusive adalah sebesar jumlah probabilitas segenap kejadian
tersebut

m
P( Ei )  P( E1 )  P( E2 )   P( Em )
i 1
m
  P( Ei )
i 1

68
Kejadian Bebas
• Dua kejadian bersifat saling bebas (independent), jika kemunculan
kejadian E1 tak mempengaruhi probabilitas kejadian E2
• P(A|B) = P(A)
• P(B|A) = P(B)

• Dua kejadian bersifat saling bebas tidak terikat (independent), jika


probabilitas irisan adalah perkalian kedua probabilitasnya.
P(AB) = P(A).P(B)

69
Kejadian Bebas
• Sejumlah kejadian, E1, E2, ... , Ek bersifat saling bebas tidak terikat
(independent), jika probabilitas irisannya ekuivalen dengan perkalian
probabilitasnya

P( A1  A2    Ak )  P( A1 ).P( A2 )..P( Ak )
 k  k
P  Ai    P( Ai )
 i 1  i 1

70
Distribusi
• Distribusi adalah sebaran variabel acak X dalam ruang sampel S
dengan rentang R yang mempunyai karakteristik unik (parameter atau
statistik) dalam interval tertentu (finite atau infinite) dengan fungsi
probabilitas yang spesifik.

71
Distribusi
• Distribusi empiris (empirical distribution) adalah distribusi sebaran
data aktual dari observasi atau eksperimen dengan pengelompokan
dalam distribusi frekuensi.
• Distribusi teoritis (theoretical distribution) adalah distribusi sebaran
variabel acak dalam rentang tertentu yang mengikuti fungsi
probabilitasnya.

72
Fungsi Probabilitas
• Fungsi probabilitas menunjukkan tingkat frekuensi relatif dari
variabel acak X bernilai diskrit atau luasan frekuensi relatif dari
interval variabel acak X bernilai kontinyu.

73
Fungsi Probabilitas
• Probability Mass Function, p(x)
• Probability Density Function, f(x)
• Cumulative Distribution Function, F(x)
• Expectation, E(xn)
• Variance, V(x)
• Moment, mr(x)
• Moment Generating Function , Mr(x)

74
Probability Mass Function
• Fungsi massa probabilitas (probability mass function) adalah fungsi
yang memberikan penaksiran probabilitas dari variabel acak diskrit
pada nilai tertentu.

• Jika X adalah sebuah variabel acak diskrit, penaksiran nilai probabilitas


P(X=x)=p(x) untuk setiap x dalam rentang R di mana nilai p(x) memenuhi :
• p(x)>0 untuk seluruh xR
•  p(x) = 1

75
Probability Density Function
• Fungsi kepadatan probabilitas (probability density function) adalah
fungsi yang memberikan penaksiran probabilitas dari variabel acak
kontinyu dalam interval tertentu.

• Jika X adalah sebuah variabel acak kontinyu, penaksiran nilai probabilitas


P(a<X<b)=abf(x)dx untuk setiap interval X dalam rentang R di mana nilai f(x)
memenuhi :
• f(x)>0 untuk seluruh xR
•  f(x) dx = 1

76
Cumulative Distribution Function
• Fungsi distribusi kumulatif (cumulative distribution function) adalah
fungsi yang memberikan penaksiran probabilitas kumulatif dari
variabel acak diskrit atau kontinyu hingga nilai tertentu.

• Jika X adalah sebuah variabel acak, penaksiran nilai probabilitas P(X<b)= F(x)
untuk setiap interval X dalam rentang R di mana nilai F(x) memenuhi :
• F(x) = bp(x) untuk variabel acak diskrit xR
• F(x) = -bf(x) dx untuk variabel acak kontinyu xR

77
Expectation
• Nilai ekspektasi (expectation) adalah sebuah nilai harapan dari
sebuah fungsi terhadap fungsi probabilitas variabel acaknya.
E ( x)  x  
• Jika X adalah sebuah variabel acak, dan g(x) adalah fungsi dari X, maka nilai
ekspektasi dari g(x) didefinisikan sebagai berikut :
• E((g(x)) =  g(x).p(x) untuk variabel acak diskrit xR
• E((g(x)) =  g(x).f(x) dx untuk variabel acak kontinyu xR

78
Variance
• Variansi (variance) adalah nilai ekspektasi fungsi kuadrat deviasi
variabel acak X dengan rata-ratanya terhadap fungsi distribusi
probabilitasnya.
 2  s 2  V ( x)

 E ( x  x )2 
 E ( x 2 )  E ( x ) 
2


V ( x)   ( x  x ) 2 . p ( x) untuk vari abel acak diskrit x  R
0

V ( x)   ( x  x ) 2 . f ( x)dx untuk vari abel acak kontinyu x  R

79
Moment
• Momen origin (moment about the origin atau raw moment) adalah
nilai ekspektasi fungsi deviasi variabel acak X dengan titik origin (nol,
0) dalam orde ke-r terhadap fungsi distribusi probabilitasnya.

 'r  m'r  E x r 


 'r  m'r   x r . p( x) untuk vari abel acak diskrit x  R
0

 'r  m'r   x r . f ( x)dx untuk vari abel acak kontinyu x  R


80
Moment
• Momen pusat (central moment) adalah nilai ekspektasi fungsi deviasi
variabel acak X dengan nilai rata-rata dalam orde ke-r terhadap fungsi
distribusi probabilitasnya.

r  mr  E ( x  x ) r 


 r  mr   ( x  x ) r . p( x) untuk vari abel acak diskrit x  R
0

 r  mr   ( x  x ) r . f ( x)dx untuk vari abel acak kontinyu x  R


81
Moment Generating Function
• Fungsi pembangkitan momen (moment generating function) adalah
nilai ekspektasi fungsi eksponensial variabel t dan variabel acak X
dengan nilai rata-rata terhadap fungsi distribusi probabilitasnya.

 
M (t )  E et . x


M (t )   et . x . p( x) untuk vari abel acak diskrit x  R
0

M (t )   et . x . f ( x)dx untuk vari abel acak kontinyu x  R


82
Moment Generating Function
• Hubungan antara Fungsi pembangkitan momen (moment generating
function) dengan momen origin (moment about the origin)
ditunjukkan dengan fungsi derivatif.

d r M (t )
r
  'r
dt t 0

83
Distribusi Diskrit
• Hubungan antara p(x) dengan F(x)
F ( x)  P( X  x)   p ( x)
0 X  x

di mana F ( x)  1 untuk tota l probabilit as dalam rentang R

p(x) F(x)
84
Distribusi Kontinyu
• Hubungan antara f(x) dengan F(x)
F ( x)  P( X  x)   f ( x)dx
  X  x

di mana F ( x)  1 untuk tota l probabilit as dalam rentang R

f(x) F(x)
85
86

Distribution Fitting & Parameter Estimation

• Chi-Square Test
• Kolmogorov Smirnov Test
• Geary Test
• Lilliefors Test
• Shapiro-Wilk Test
• Moment Generating Function
• Maximum Likelihood Estimation
• Least Square Error
Slide 05 :
Fungsi Kegagalan &
Keandalan

PERAWATAN DAN
KEANDALAN

Teknik Industri - Universitas


Pamulang

YUDI MAULANA, ST., MT 87


Fungsi Kegagalan
• F(T) : Fungsi probabilitas kegagalan terjadi sebelum waktu tertentu
T
F T   Pt  T    f t dt
0

• F(X) : Fungsi probabilitas kegagalan yang terjadi dalam waktu


tertentu tidak melebihi jumlah tertentu

X
F ( X )  Px  X    f x dx
0

YUDI MAULANA, ST., MT 88


Aksioma Kegagalan
Probabilitas tidak adanya kegagalan yang terjadi dalam interval waktu T
(dinotasikan P{x=0}) ekuivalen dengan probabilitas terjadinya
kegagalan setelah waktu T (dinotasikan P{t>T})

Px  0  Pt  T 

YUDI MAULANA, ST., MT 89


Fungsi Kegagalan
Time Between Repaired

Time To
Time To Failure Repair

Installed / Potential Installed /


Repaired Failure Repaired

Functional
Failure

YUDI MAULANA, ST., MT 90


Fungsi Kegagalan
f(t)
Jika TTR << TTF,
maka TBF  TTF

Time To Repair Time To Failure

Time Between Failure

YUDI MAULANA, ST., MT 91


Fungsi Kegagalan
f(t)

Probabilitas kegagalan terjadi


sebelum waktu T
T
0 T t F T   Pt  T    f t dt
0
F(t)

0 T t
YUDI MAULANA, ST., MT 92
Parameter Fungsi Kegagalan
• MTTF :waktu rata-rata masa pakai sebelum rusak (mean time to
failure)
• MTBF :waktu rata-rata antara terjadinya kegagalan (mean time
between failures)
• MTTR :waktu rata-rata perawatan (mean time to repair)
• MTBR :waktu rata-rata dari selesai perawatan ke selesai perawatan
berikutnya (mean time between repaired)
• MDT :waktu rata-rata sistem tidak dapat dipergunakan (mean
downtime)
• MUT :waktu rata-rata sistem dapat dipergunakan (mean uptime)

YUDI MAULANA, ST., MT 93


Data Kerusakan & Perawatan
Sistem/ Komponen/ Kegagalan Perbaikan Waktu Waktu usai
Mesin Part kegagalan perbaikan
Kendaraan 1 Ban 1 Bocor Tambal 11/05 07:15 11/05 07:35

Kendaraan 1 Rantai Kendor Pengencangan 13/05 09:17 13/05 09:23

Kendaraan 1 Ban 1 Bocor Ganti Ban 09/07 06:42 09/07 07:25

Kendaraan 1 Ban 2 Pecah Ganti Ban 27/08 14:21 27/08 15:01

Kendaraan 1 Ban 1 Bocor Tambal 03/09 08:11 03/09 08:35

Kendaraan 1 Rantai Kendor Pengencangan 29/10 11:44 29/10 11:57

Kendaraan 1 Ban 2 Bocor Tambal 08/11 19:06 08/11 19:31

Kendaraan 1 Ban 2 Pecah Ganti Ban 14/12 09:54 14/12 10:31

Kendaraan 1 Ban 1 Bocor Ganti Ban 22/12 07:41 22/12 08:20 94


YUDI MAULANA, ST., MT
Data Kerusakan & Perawatan
Sistem/ Komponen/ Kegagalan Perbaikan Waktu Waktu usai
Mesin Part kegagalan perbaikan
Kendaraan 1 Ban 1 Bocor Tambal 11/05 07:15 11/05 07:35
Kendaraan 1 Rantai Kendor Pengencangan 13/05 09:17 13/05 09:23
Kendaraan 1 Ban 1 Bocor Ganti Ban 09/07 06:42 09/07 07:25
Kendaraan 1 Ban 2 Pecah Ganti Ban 27/08 14:21 27/08 15:01
Kendaraan 1 Ban 1 Bocor Tambal 03/09 08:11 03/09 08:35
Kendaraan 1 Rantai Kendor Pengencangan 29/10 11:44 29/10 11:57
Kendaraan 1 Ban 2 Bocor Tambal 08/11 19:06 08/11 19:31
Kendaraan 1 Ban 2 Pecah Ganti Ban 14/12 09:54 14/12 10:31
Kendaraan 1 Ban 1 Bocor Ganti Ban 22/12 07:41 22/12 08:20

Time To Repair
YUDI MAULANA, ST., MT 95
Data Kerusakan & Perawatan

Sistem/ Komponen/ Kegagalan Perbaikan Waktu Waktu usai


Mesin Part kegagalan perbaikan
Kendaraan 1 Ban 1 Bocor Tambal 11/05 07:15 11/05 07:35
Kendaraan 1 Rantai Kendor Pengencangan 13/05 09:17 13/05 09:23
Kendaraan 1 Ban 1 Bocor Ganti Ban 09/07 06:42 09/07 07:25
Kendaraan 1 Ban 2 Pecah Ganti Ban 27/08 14:21 27/08 15:01
Kendaraan 1 Ban 1 Bocor Tambal 03/09 08:11 03/09 08:35
Kendaraan 1 Rantai Kendor Pengencangan 29/10 11:44 29/10 11:57
Kendaraan 1 Ban 2 Bocor Tambal 08/11 19:06 08/11 19:31
Kendaraan 1 Ban 2 Pecah Ganti Ban 14/12 09:54 14/12 10:31
Kendaraan 1 Ban 1 Bocor Ganti Ban 22/12 07:41 22/12 08:20

Time To Failure
YUDI MAULANA, ST., MT 96
Data Kerusakan & Perawatan
Sistem/ Komponen/ Kegagalan Perbaikan Waktu Waktu usai
Mesin Part kegagalan perbaikan
Kendaraan 1 Ban 1 Bocor Tambal 11/05 07:15 11/05 07:35
Kendaraan 1 Rantai Kendor Pengencangan 13/05 09:17 13/05 09:23
Kendaraan 1 Ban 1 Bocor Ganti Ban 09/07 06:42 09/07 07:25
Kendaraan 1 Ban 2 Pecah Ganti Ban 27/08 14:21 27/08 15:01
Kendaraan 1 Ban 1 Bocor Tambal 03/09 08:11 03/09 08:35
Kendaraan 1 Rantai Kendor Pengencangan 29/10 11:44 29/10 11:57
Kendaraan 1 Ban 2 Bocor Tambal 08/11 19:06 08/11 19:31
Kendaraan 1 Ban 2 Pecah Ganti Ban 14/12 09:54 14/12 10:31
Kendaraan 1 Ban 1 Bocor Ganti Ban 22/12 07:41 22/12 08:20

Time Between Failure


YUDI MAULANA, ST., MT 97
Data Kerusakan & Perawatan
Data dikelompokkan sesuai dengan :
• Mesin atau sistem yang sama
• Komponen atau part yang sama
• Kerusakan yang sama
• Tindakan perbaikan yang sama

YUDI MAULANA, ST., MT 98


Data Kerusakan & Perawatan
• Perhitungan MTTF (Mean Time To Failure)


MTTF  Et   t  f t   dt    t
• Di mana 0

• t : variabel acak TTF


• f(t) : fungsi dari TTF
• E{t} : fungsi ekspektasi TTF

YUDI MAULANA, ST., MT 99


Data Kerusakan & Perawatan
• Perhitungan MTTF (Mean Time To Failure) bersyarat (misalnya karena
adanya perawatan preventif pada saat ke-TP)
TP

 t  f t   dt
Et | t  TP

MTTF  0
P{t  TP } TP

 f t  dt
0

YUDI MAULANA, ST., MT 100


Fungsi laju kegagalan
• Fungsi laju kegagalan (failure rate), (t), adalah fungsi yang
menyatakan hubungan antara umur komponen atau sistem dengan
frekuensi kegagalan, atau banyaknya kegagalan per satuan waktu
pada umur ke-t.
– d(R(t)) 1 f(t)
(t) = dt
.
R(t)
=
R(t)
• Fungsi laju kegagalan biasanya ditunjukkan mempergunakan kurva
bathtub model.

YUDI MAULANA, ST., MT 101


Bathtub Model
Bathtub Model
1. Infant mortality, debugging, burn-in, run-in, break-in or early failure period
2. Constant failure rate, useful life, hazard or chance failure period
3. Wear-out or degradation failure period

YUDI MAULANA, ST., MT 102


Early Failure Period
• Akibat cacat hardware/software yang tidak terdeteksi namun
membaik bersamaan dengan peningkatan reliability (misalnya
pengerasan permukaan poros seiring dengan rotasi-friksi-lubrikasi
saat pengoperasian)
• Disebabkan kesalahan desain, kesalahan manufaktur, atau
penyesuaian sambungan yang bergerak
• Dapat menyebabkan kesalahan prediksi yang signifikan jika monitoring
menggunakan steady-state failure rate
• Dapat menggunakan model distribusi Weibull untuk pendekatan
kemunculan kejadian kegagalan
YUDI MAULANA, ST., MT 103
Steady State Failure Period
• Failure rate lebih rendah dibandingkan early-life period
• Failure rate konstan (independen terhadap waktu) dan tidak terlalu
berfluktuasi
• Kegagalan disebabkan karena pengaruh lingkungan dan penggunaan
• Proses kemunculan kejadian kegagalan dapat diasumsikan sebagai
proses Poisson
• Dapat menggunakan model distribusi exponential untuk pendekatan
waktu antar kejadian kegagalan

YUDI MAULANA, ST., MT 104


Degradation Failure Period
• Failure rate meningkat semakin cepat sesuai umur pemakaian
• Kegagalan disebabkan karena pengaruh penurunan kinerja setelah
umur ekonomis akibat keausan, keropos atau faktor-faktor lain di
masa usang
• Dapat menggunakan model distribusi weibull untuk pendekatan
waktu antar kejadian kegagalan

YUDI MAULANA, ST., MT 105


Variasi Bathtub Model

YUDI MAULANA, ST., MT 106


Variasi Bathtub Model
• Pattern A merupakan bathtub curve secara umum. Pada periode awal
dimulai dengan laju kegagalan yang tinggi (dikenal sebagai infant
mortality zone) diikuti dengan penurunan laju tersebut hingga
stasioner konstan (dikenal sebagai useful life zone) dan mulai
meningkat kembali secara gradual (dikenal sebagai wear-out zone).

• Pattern B menunjukkan laju kegagalan pada awalnya konstan dan


secara perlahan meningkat.

YUDI MAULANA, ST., MT 107


Variasi Bathtub Model
• Pattern C menunjukkan laju kegagalan pada awalnya konstan atau
meningkat sangat lambat hingga tidak teridentifikasikan wear-out
zone-nya.

• Pattern D menunjukkan laju kegagalan meningkat pada infant


mortality zone, diikuti dengan laju kegagalan yang konstan pada zona
berikutnya.

YUDI MAULANA, ST., MT 108


Variasi Bathtub Model
• Pattern E menunjukkan laju kegagalan konstan sepanjang usianya.

• Pattern F menunjukkan dimulai laju kegagalan yang tinggi dan


menurun hingga lajunya konstan sampai di akhir usianya.

YUDI MAULANA, ST., MT 109


Reliability

Keandalan (reliability) adalah probabilitas komponen atau sistem


berfungsi andal dan efektif sesuai standar desainnya, dalam kondisi dan
lingkungan spesifik selama periode tertentu tanpa terjadi kegagalan
atau kerusakan.

YUDI MAULANA, ST., MT 110


Reliability
• Kondisi part • Perawatan
• Usia • Pemeliharaan
• Masa pakai • Reparasi
• Lingkungan • Penggantian
• Pola pemakaian • Re-engineering
• Pemeliharaan

YUDI MAULANA, ST., MT 111


Reliability
R(T) : fungsi keandalan yang menunjukkan probabilitas sistem
bekerja dengan baik tanpa kegagalan dalam menghasilkan keluaran
yang baik tanpa cacat dalam interval periode tertentu.


RT   Pt  T   1  F T    f t dt
T

Disebut juga reliability or survivor function.

YUDI MAULANA, ST., MT 112


Reliability
Nilai dari fungsi keandalan sistem dapat diestimasikan berdasarkan
data historis, di mana banyaknya kejadian sistem tetap bisa bekerja
baik hingga waktu ke-T, Ns(T), dibandingkan dengan semua kejadian,
NT (T). Di mana semua kejadian meliputi kejadian sistem tetap bekerja
baik hingga waktu ke-T, Ns(T), dan kejadian sistem mengalami
kegagalan sebelum waktu ke-T, Nf (T).

Ns (T) NT (T) – Nf (T)


R(T) = Ns (T) + Nf (t)
=
Nf (T)

YUDI MAULANA, ST., MT 113


Reliability
F(t)
Probabilitas kegagalan, F(T)
T
F T   Pt  T    f t dt
0

0 T t

1-F(t) Nilai Keandalan, R(T)



R T   Pt  T    f t dt
T

0 T t
YUDI MAULANA, ST., MT 114
Reliability
Sedangkan ekspektasi nilai rata-rata fungsi keandalan adalah sebesar :

1-F(t)

 1  F t  dt
R T   0
T
0 T t

YUDI MAULANA, ST., MT 115


Availability

Ketersediaan (availability) adalah kapabilitas sistem untuk berfungsi


secara efektif pada kinerja optimum tanpa terganggu oleh kegagalan,
kerusakan dan/atau kerugian lainnya

YUDI MAULANA, ST., MT 116


Availability
• Strategi manajemen • Lean maintenance
perawatan • Prosedur
• Corrective maintenance • Administrasi
• Preventive maintenance • Sumber daya dan
• Predictive maintenance pendukung
• Perencanaan, jadwal dan
alokasi

YUDI MAULANA, ST., MT 117


Availability
A : Fungsi ketersediaan waktu efektif yang dapat digunakan untuk
operasional.
Loading Time – Downtime Net Operating Time
A= =
Loading Time atau
Loading Time

Uptime
A=
Uptime + Downtime

Disebut juga availability function.

YUDI MAULANA, ST., MT 118


Availability
Jika diasumsikan downtime hanya karena waktu yang dibutuhkan untuk perawatan
Mean UpTime
A=
Mean UpTime + Mean DownTime
Jika tanpa perawatan preventif
MTTF MTBF – MTTR
A= =
MTTF + MTTR MTBF
Jika dengan perawatan preventif
MUT MUT = (P(failure).MTTF) + (P(not failure).TP)
A=
MUT + MDT MDT = (P(failure).MTTRC) + (P(not failure).MTTRP)
Di mana TP adalah waktu interval perawatan
P(failure) = P{t<TP} dan P(not failure) = P{t>TP}

YUDI MAULANA, ST., MT 119


Availability
• Inherent Availability
MTTF
: Fungsi ketersediaan waktu sistem dengan hanya
MTBF – MTTR
memperhatikan
A= perawatan=korektif saja.
MTTF + MTTR MTBF

• Achieved Availability : Fungsi ketersediaan waktu sistem dengan


memperhatikan MUT MUT = (P(failure).MTTF)
perawatan korektif dan preventif.+ (P(not failure).TP)
A=
MUT + MDT MDT = (P(failure).MTTRC) + (P(not failure).MTTRP)

• Operational Availability : Fungsi ketersediaan waktu sistem dengan


memperhatikan semua downtime (value added dan non-value added
maintenance activities) termasuk masalah logistik dan administrasi.
Net Operating Time Loading Time – Downtime
A= =
Loading Time Loading Time
YUDI MAULANA, ST., MT 120
Data Kerusakan & Perawatan
• DATA TIME TO FAILURE
382 1334 2123 374 246
527 1202 441 287 4010
261 201 7048 2847 797
318 414 898 5506 4314
767 1269 451 3443 2594
1450 3177 1183 211 988
627 555 1077 2092 372
1043 2532 669 2751 4492
647 368 735 381 833
2092 2829 1420 134 347
• Distribusi Eksponensial  = 1500 atau  = 1/1500

YUDI MAULANA, ST., MT 121


Data Kerusakan & Perawatan
• DISTRIBUSI EKSPONENSIAL f(t)
• Parameter  atau 
• Fungsi kepadatan  e t / 
.e  .t probabilitas
t 0  t0
f (t )   f (t )   
0 atau other 
0 other
F(t)
t

• Fungsi distribusi kumulatif


0 t0 0 t0
F (t )   atau
 .t F (t )   t / 
1  e t0 1  e t0
• Rata-rata dan Variansi t
1 dan 1
   2
 2
 2
YUDI MAULANA, ST., MT 122
Data Kerusakan & Perawatan
• DISTRIBUSI EKSPONENSIAL
• Nilai MTTF
MTTF =  = 1500 atau MTTF  t = 1501,18
• Nilai Probabilitas rusak sebelum T=1000

atau P{t<1000}  27/50


• Nilai Keandalan saat T=1000
R(1000) = 1-P{t<1000} = 0,513417  23/50

YUDI MAULANA, ST., MT 123


Data Kerusakan & Perawatan
• DISTRIBUSI EKSPONENSIAL
• Nilai MTTF jika t<1000

atau MTTF  490,037

• Nilai MUT jika preventif pada TP=1000


MUT = (P(failure).MTTF) + (P(not failure).TP)
= (0,486583 X 216,457) + (0,513417 X 1000 )
= 618,7413 atau
MUT = (P(failure).MTTF) + (P(not failure).TP)
= (27/50 X 490,037) + (23/50 X 1000 )
= 724,6200
YUDI MAULANA, ST., MT 124
Data Kerusakan & Perawatan
• DISTRIBUSI EKSPONENSIAL
• Nilai MDT jika preventif pada TP=1000,
dengan MTTRC = 3 dan MTTRP = 0,5
MDT = (P(failure).MTTRC) + (P(not failure).MTTRP)
= (0,486583 X 3) + (0,513417 X 0,5 )
atau
= 1,716458
MDT = (P(failure).MTTRC) + (P(not failure).MTTRP)
= (27/50 X 3) + (23/50 X 0,5 )
= 1,8500

YUDI MAULANA, ST., MT 125


Data Kerusakan & Perawatan
• DISTRIBUSI EKSPONENSIAL
• Nilai Availability
MTTFjika korektif saja tanpa preventif
1500
A= = = 0,998004
MTTF + MTTR 1500 + 3 atau
MTTF 1501,18
A= = = 0,998006
MTTF + MTTR 1501,18 + 3

• Nilai Availability jika preventif pada TP=1000,


MUT 618,7413
A= = =atau
0,997234
MUT + MDT 618,7413 + 1,7165
MUT 724,62
A= = = 0,997453
MUT + MDT 724,62 + 1,85

YUDI MAULANA, ST., MT 126


YUDI MAULANA, ST., MT 127
Slide 06 : Biaya
Perawatan
PERAWATAN DAN
KEANDALAN

128
Biaya & Level Perawatan

129
Biaya & Level Perawatan
• Total Biaya Perawatan :
• Total Cost = Maintenance Cost + Failure Cost
• Di mana
Maintenance Cost = Biaya atau kerugian yang terbebankan untuk
perawatan sebelum terjadinya kegagalan, misalnya untuk pencegahan
Failure Cost = Biaya atau kerugian yang ditanggung akibat terjadinya
kegagalan, misalnya untuk perbaikan
• Semakin tinggi level perawatan (semakin dini atau semakin besar upaya
mencegah kegagalan), maka maintenance cost akan meningkat dan failure
cost akan menurun
130
Komponen Biaya Perawatan
• Biaya administrasi dan SDM
• Biaya peralatan
• Biaya monitor dan pemeriksaan
• Biaya perbaikan
• Biaya kesempatan/kerugian produksi
• Biaya produk cacat
• Biaya keselamatan kerja
• Biaya persediaan
• Biaya menunggu/menganggur

131
Komponen Biaya Perawatan
• Biaya administrasi dan SDM
• Ongkos tenaga kerja dan manajemen
• Ongkos pelatihan
• Ongkos alat tulis/kantor (ATK) dan administrasi
• Biaya peralatan
• Ongkos investasi peralatan dan depresiasinya
• Ongkos modifikasi atau rekonfigurasi peralatan
• Ongkos operasional alat (material, energi, pelumasan, perawatan)
• Biaya monitor dan pemeriksaan
• Ongkos investasi dan instalasi alat bantu monitor
• Ongkos operasional alat (material, energi, pelumasan, perawatan)
• Ongkos pelaksanaan dan analisa hasilnya

132
Komponen Biaya Perawatan
• Biaya perbaikan
• Ongkos variabel terhadap waktu perbaikan
• Ongkos teknisi dan peralatan
• Ongkos spare part
• Biaya kesempatan/kerugian produksi
• Ongkos akibat berkurangnya waktu untuk produksi
• Ongkos akibat penurunan kecepatan produksi
• Biaya produk cacat
• Ongkos akibat produk cacat yang di-reject
• Ongkos proses ulang (rework) pada produk cacat
• Ongkos penguraian ulang (recycle/recovery) pada produk cacat

133
Komponen Biaya Perawatan
• Biaya keselamatan kerja
• Ongkos pengobatan
• Ongkos rehabilitasi
• Ongkos empati
• Biaya persediaan
• Ongkos pemesanan
• Ongkos penyimpanan dan pemeliharaan stok spare part
• Ongkos gudang dan operasionalnya termasuk ATK administrasinya
• Ongkos personalia logistik
• Biaya menunggu/menganggur
• Ongkos akibat keterlambatan spare part
• Ongkos akibat tiadanya teknisi

134
Frekuensi Perawatan
• Frekuensi Perawatan menunjukkan banyaknya atau seberapa sering
perawatan dilakukan selama rentang waktu tertentu.

• Frekuensi Perawatan dapat diestimasikan berdasarkan hasil


pembagian dari rentang waktu yang diamati dibagi dengan rata-rata
waktu antar perbaikan.

135
Frekuensi Perawatan
• Estimasi Frekuensi Perawatan Korektif, NC, diestimasikan berdasarkan
hasil pembagian dari rentang waktu yang diamati, TH, dibagi dengan
rata-rata waktu antar perbaikan korektif yang ekuivalen dengan rata-
rata waktu antar kerusakan, MTBF (MTTF, jika MTTRC << MTTF)
TH TH
NC = 
• Di mana MTBF MTTF
•NC : Estimasi frekuensi perawatan korektif
•TH : Horison atau rentang waktu yang diamati
•MTBF : Rata-rata waktu antar kerusakan

136
Frekuensi Perawatan
• Estimasi Frekuensi Perawatan Preventif, NP, diestimasikan
berdasarkan hasil pembagian dari rentang waktu yang diamati, TH,
dibagi dengan interval waktu perawatan, TP
TH TH
NP = 
• Di mana TP + MTTRP TP
•NP : Estimasi frekuensi perawatan preventif
•TH : Horison atau rentang waktu yang diamati
•TP : Interval waktu perawatan preventif

137
Frekuensi Perawatan
• Estimasi frekuensi perawatan keseluruhan gabungan korektif dan
preventif, NM, diestimasikan berdasarkan jumlah hasil perkalian
antara estimasi frekuensi perawatan dengan probabilitasnya dari
masing-masing jenis perawatan
NM = (P(failure).NC) + (P(not failure).NP)
• Di mana
•NM : Estimasi frekuensi perawatan korektif dan preventif
•NC : Estimasi frekuensi perawatan korektif
•NP : Estimasi frekuensi perawatan preventif

138
Total Biaya Perawatan
• Total Biaya Perawatan mencakup semua biaya yang dikeluarkan untuk
manajemen perawatan.
• Meliputi biaya tetap, biaya variabel perawatan preventif dan biaya
variabel perawatan korektif
TC = FC + ((P(failure).NC .VCC) + (P(not failure).NP .VCP)
• Di mana
•TC : Total Biaya Perawatan
•FC : Biaya tetap perawatan
•VCC : Biaya variabel perawatan korektif
•VCP : Biaya variabel perawatan preventif
•NC : Estimasi frekuensi perawatan korektif
•NP : Estimasi frekuensi perawatan preventif

139
Biaya Tetap Perawatan
• Biaya tetap (fixed cost) perawatan, FC, adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk manajemen dan operasional perawatan yang
nilainya tidak tergantung frekuensi perawatan.

• Yang termasuk dalam biaya tetap antara lain gaji tetap tenaga kerja
dan manajemen perawatan, operasional alat monitor terinstall
kontinyu, biaya administrasi rutin (pelaporan), biaya depresiasi alat.

140
Biaya Variabel Preventif
• Biaya variabel perawatan preventif (preventive variable cost), VCP,
adalah biaya perawatan yang dikeluarkan dan/atau kerugian yang
ditanggung selama melakukan perawatan sebelum terjadinya
kegagalan

• Biaya variabel perawatan preventif muncul setiap terjadi perawatan


sebelum terjadi kegagalan, misalnya biaya pemeriksaan, biaya
pemeliharaan, dan lainnya.

141
Biaya Variabel Korektif
• Biaya variabel perawatan korektif (corrective variable cost), VCC,
adalah biaya perawatan yang dikeluarkan dan/atau kerugian yang
ditanggung akibat terjadinya kegagalan dan selama melakukan
perbaikannya

• Biaya variabel korektif muncul setiap terjadi kegagalan, misalnya biaya


kerugian produk cacat, biaya kerugian kehilangan kesempatan
produksi, biaya perbaikan, dan lainnya.

142
Total Biaya Perawatan
Costs
Total Maintenance Costs, TC

Total Corrective Costs, TVCC

Total Preventive Costs, TVCP


Fixed Maintenance Costs, FC

Preventive Maintenance Time Interval, TP

TC = FC + ((P(failure).NC .VCC) + (P(not failure).NP .VCP)


TH TH TH TH
NC =  NP = 
MTBF MTTF TP + MTTRP TP
143
End of Slides ...

144

You might also like