Abnormal Uterine Bleeding

You might also like

You are on page 1of 66

ANATOMI PELVIC

• DINDING PELVIS
Dibentuk  4 buah tulang
2 os coxae, os sacrum, os coccyges, otot
dan fascia, peritoneum, dan ligamentum.
Dinding anteriorbelakang corpus ossis pubis dan
symphisis pubica.
Dinding posterioros sacrum, os coccyges &
m.piriformis dengan fascianya
Dua Dinding lateraloleh bagian os coxae
dibawah linea terminalis, lig.sacrotuberosum,
lig.sacrospinosum, m.obturatorius internus
dengan fascianya
Dinding inferior ”Diafragma pelvis” dibentuk oleh
m.levator ani. terdiri 3 otot: m.pubococcygeus
muscle, m.puborectalis, m. iliococcygeus.
REGIO UROGENITALE (TRIGONUM
UROGENITALE)

Diaphragma UG lapisan muskulofascial


menutupi segitiga depan apertura pelvis
inferior, berhubungan dengan fascia
inferior diaphragma pelvis.
Fascia inferior diaphragma UGperineal
membrane
Deep Perineal Pouch.
Ruang antara kedua fascia superior dan inferior
diaphragma UG.

Isi Deep Perineal Pouch:


1. Wanita; uretra, vagina, n.dorsalis clitoridis,
vasa pudenda interna.
2. Pria; uretra pars membranosa, gld.
Bulbouretralis, n.dorsalis penis, vasa pudenda
interna.
3. m.transversus perinea profundus dan
m.sphincter uretrae.
ORGANA GENETALIA FEMININA

1. Genitalia Externa: Mons pubis, Labium


majus pudenda, Vestibulum vaginae,
Clitoris, Glandula vestibularis major,
Hymen.
2. Genitalia Interna: Ovarium, Tuba
uterine, Uterus, Vagina
Ovarium:

Penghasil oocyt setelah pubertas


Penghasil estrogen(perkembangan sex
sekunder wanita) dan progesteron
(mempengaruhi implantasi ovum dan
perkembangan awal embrio).
pembuluh = a.ovarica (cabang aorta
abdominalis) dan cabang a.uterina.
Uterus

3 bagian:
 fundus uteri
 corpus uteri
 cervix uteri.
HISTOLOGI

Ovarium
• Bentukalmond. P = 3cm, l = 1.5-2cm, T
= 1cm.
• Dilapisi epital germinal; selapis kuboid.
• Di sebelah luar epiteltunika
albugineamiskin vaskularisasi
Histologi
ovarium
Macam – macam folikel

Folikel primordial

Sel telur (oogonium)


Satu lapis sel
folikel (unilaminair)
Folikel primer

Beberapa lapis sel


folikel (multilaminair)

Sel telur (oogonium)


Folikel sekunder

Antrum folikuli dengan


liquor folikuli didalamnya

Beberapa lapis sel


folikel (multilaminair)

Sel
telur
Folikel graaf

Theca
externa
Membrana
granulosa

Zona pellucida

Corona radiata

Sel telur
Antrum + liquor folliculi

Theca
interna
Uterus
endometrium
FAAL
Dysfunctional Menstrual Cycles

1.Amenorrhea
Tak datangnya menstruasi
 Primary amenorrhae
 Secondary amenorrhea

2. Dysmenorrhea
Sakit saat menstruasi
 Primary dysmenorrhea
 Secunder dysmenorrhea
2. Hypomenorrhea
Menstruasi sedikit

3. Oligomenorrhea
Menstruasi yang jarang, periode >35 hari

4. Menorrhagia
Menstruasi banyak

5. Metrorrhagia
Perdarahan diantara periode menstruasi

6. Menometrorrhagia
Perdarahan berat selama & diantara periode menstruasi
Etiologi

 Gangguan primer pada ovarium

 Defek sekunder pada fungsi ovarium yang


berhubungan stimulasi hypotalamic-pituitary
seperti stress emosional, kehilngan atau
kenaikan berat badan secara tiba-tiba,
gangguan nonspesifik pada endokrin dan
metabolisme
 Penyebab organic :
• Endometrial polyp
• Submucosal myoma
• Blood dyscrasia
• Infeksi
• Ca endometrial
• Polycystic ovary syndrome
• Kehamilan
Patofisiologi
 Terjadinya kelainan menstruasi disebabkan oleh

adanya gangguan pada hormone yang mengatur

siklus normal perubahan endometrial. Penurunan

kadar estrogen menyebabkan retrogesi pembentukan

endometrium dan perdarahan. Kekurangan atau

ketiadaan progesterone menyebakan estrogen

menginduksi perkembangan lapisan endometrial yang

lebih tebal dengan suplai darah yang lebih banyak.


Abnormal Uterine Bleeding
Terdapat 2 pola yaitu yang
berhubungan dengan:
•Siklus ovulator
•Siklus anovulatory
1. Siklus ovulatory

• Bersifat: spontan, regular, cyclic,


predictable, dan sering disertai rasa tidak
nyaman (dysmenorrhea). Penyimpangan
dari pola tersebut masih regular dan dapat
diprediksi dan sering berhubungan dengan
penyakit pada organ jalan keluar (out flow
tract)
• Contoh penyimpangan:
• regular tapi pendarahannya banyak dan panjang
(hypermenorrhea / menorrhagia)  bisa
disebabkan oleh abnormalitas pada uterus
uterus seperti leiomyomas submucous,
adenomyosis, atau polip endometrial
• regular, cyclic, predictable menstruasi yang
ditandai dengan pendarahan yang sedikit atau
hanya bercak – bercak (hypomenorrhea) 
berhubungan dengan obstuksi jalan keluar
(intrauterine synechiae atau scarring of the
cervix)
2. Siklus anovulatory
• pada usia sekitar 45 tahun, hanya tinggal
beberapa folikel primodial yang akan
dirangsang oleh FSH dan LH dan produksi
estrogen dari ovarium berkurang. Ketika
produksi estrogen turun di bawah nilai
kritis, estrogen tidak lagi dapat
menghambat produksi dari FSH dan LH
juga tidak dapat merangsang lonjakan LH
dan FSH untuk menimbulkan siklus
ovulasi
2. Siklus anovulatory
• Pengaruh siklus anovulatory:
• tidak adanya ovulasi menyebabkan korpus
luteum gagal berkembang, dan sebagai
akibatnya, hampir tidak ada sekresi
progesteron
• siklus akan memendek beberapa hari,
tetapi ritmenya terus berlanjut
2. Siklus anovulatory
• Bersifat unpredictable baik jumlah, onset maupun
durasinya dan sering kali tanpa rasa nyeri yang
dideskripsikan sebagai pendarahan uterus disfungsional
(PUD). Kelainan ini biasanya tidak berhubungan dengan
abnormalitas dari uterus tetapi lebih ke arah anovulasi
yang kronis dan timbul ketika adanya gangguan pada
fase luteal dan follikular dibawah pengaruh folikel yang
dominan dan berakhir pada korpus luteum
• PUD dapat timbul pada wanita yang memiliki gangguan
sementara dari sinkronisasi pola hipotalamus-hipofisis-
ovarium yang dibutuhkan untuk siklus ovulasisering kali
timbul pada awal menarche dan perimenopause
PUD terutama disebabkan oleh kelainan
tiga hal:
• Pendarahan estrogen withdrawal
• Pendarahan estrogen breakthrough
• Pendarahan progesterone breakhtrough
Gejala klinik

• periode menstruasi tidak teratur


• pendarahan di antara periode menstruasi
• perubahan siklus menstruasi
• perubahan volme menstruasi
• pertumbuhan rambut tubuh yang cepat dan banyak
menyrupai pria
• hot flashes
• infertile
• perubahan mood
• elastisitas vagina berkurang
Anamnesis
• usia mulai menstruasi (menarche)?
• siklus menstruasi setelah menarche?
• lama dan jumlah darah menstruasi
• riwayat penyakit keluarga ?
• penggunaan kontrasepsi ?
• pernah melahirkan atau tidak ?
• riwayat penyakit dahulu, apakah ada DM,
hipertensi, hipo/hipertiroid, hipovolemia,
penyakit hepar, ginjal ?
• penggunaan obat-obatan (hormon eksogen,
antikoagulan, aspirin, antikonvulsif, antibotic)
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan terhadap organ reproduksi
yang berada di rongga pelvis
(pemeriksaan vagina, portio, vulva,
posisi dan ukuran uterus
F(x) :Untuk mrnyingkirkan adanya
kelainan organic, seperti perlukaan
genitalia, erosi/radang/polip serviks,
mioma uteri, abortus,dll.
• Pemeriksaan perut
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah
• Pasien dengan perdarahan banyak,
dilakukan hematologic test (CBC), untuk
mengetahui apakah terjadi anemia
ataupun trombositopenia.
• Hb : normal pada wanita 12-16 gr%
• Leukosit : normal 5.000-10.000 /mm3
• Trombosit : normal 150.000 – 400.000
/mm3
2. Fungsi hemostasis :
• Bleeding time (metode Duke) : menilai
fungsi trombosis & reaksi pembekuan
darah terhadap luka (hemostasis), juga
menilai kemampuan pembuluh darah
untuk membentuk sumbat trombosis yang
efektif.
• Clotting time
3. Pemeriksaan hormon :
• estrogen : untuk melihat kadar
estrogen yang dapat membantu dalam
menentukan diagnosis dan pelaksanaan
• prolaktin serum : untuk melihat fungís
pituitary
• HCG : suatu tes negatif yg dapat
membantu menyingkirkan kehamilan
• Gonadotropin serum (FSH, LH) :
penurunan LH dan FSH dikaitkan dengan
syndrome stein-leventhal(síndrome
ovarium polikistik)
4. Pemeriksaan fungsi kelenjar thyroid, liver dan
ginjal
• Tes fungsi thyroid : peningkatan hormon thyroid
dapat menindikasikan kenaikan TSH yang dapat
menandakan ganffuan pada atau diatas kelenjar
pituitary, penurunan kadar thytoid menandakan
lesi organ thyroid
• Tes fungsi liver : liver sebagai target organ
hormon pituitary
• Tes fungsi ginjal : kemempuan ginjal
memproduksi androgen
Imaging
1.Pelvic ultrasound / transvaginal ultrasound
Membantu menggambarkan anatomi yg
abnormal. Evaluasi uterine contour,
ketebalan endometrium, struktur
ovarium. Untuk menentukan urine cystic.
2. Papanicolau test ( PAP SMEAR)
3. Hysteroscopy, Hysterosalpingography
4. Cervical biopsy & endometrial curretage
5. Laparoscopy
6. Saline infusion sonohysterography
7. MRI
8. CT Scan
Penatalaksanaan (wisnu)
MENOPAUSE

Klimakterium
Yaitu rentang waktu mulai dari proses transisi sampai pada masa post-
menopouse awal

Menopouse
Yaitu berhentinya siklus perdarahan uterus yang teratur, merupakan
satu peristiwa dalam klimakterium

Perimenopouse / Pre – menopouse


Yaitu interval yang mendahului berhentinya siklus menstruasi sampai
pada masa satu tahun setelah siklus menstruasi terakhir
Insidensi
• Wanita
• 50 – 51 tahun
Faktor Risiko
• Merokok
• Histerektomi
Etiologi
• Defisiensi ESTROGEN
Patogenesis
Selama klimakterium, kadar estrogen
menurun, ovarium mengecil, akhirnya
folikel juga menghilang  menyebabkan
penurunan estrogen dalam sirkulasi 
MENOPOUSE
Gejala Klinik
• Ketidakstabilan vasomotor
• Hot Flushes (panas pada kulit)
• Tegangnya payudara
• Dispareunia
• Berdebar-debar
• Sakit kepala
• Tangan dan kaki terasa dingin
• Mudah tersinggung
• Vertigo
• Cemas
• Gelisah
• Depresi
• Insomnia
• Keringat waktu malam
• Pelupa
• Tidak dapat konsentrasi
• Lelah
• Peningkatan berat badan
• Tanda khas : kulit merah dan hangat disertai menggigil kedinginan
• Perubahan – perubahan fisiologik :
– Peningkatan denyut jantung
– Vasodilatasi perifer
– Peningkatan temperatur kulit
– Pelepasan LH
• Kulit genitalia, dinding vagina, urethra menipis dan lebih kering
sehingga mudah terjadi iritasi, infeksi, dan dispareunia
• Labia, klitoris, uterus dan ovarium mengecil
• Elastisitas kulit berkurang
• Bertambahnya pertumbuhan rambut pada wajah dan tubuh akibat
penurunan estrogen dan efek androgen dalam sirkulasi tidak
terimbangi
• osteoporosis
Dasar Diagnosis
• Anamnesis
 Pemeriksaan riwayat faktor personal, faktor sosial, gaya hidup
dan perilaku kesehatan, faktor lingkungan, pola menstruasi,
kesehatan mental dan fungsi kognitif
 Pemeriksaan terhadap faktor-faktor risiko : penyakit
kardovaskular, osteoporosis, kanker

• Pem penunjang
 Pemeriksaan kadar gonadotropin FSH  tes laboratorium
kunci untuk diagnosis menopouse
 Pemeriksaan endokrinologik
 Papanicolaou (Pap) Smears
 Mammografi
 Metabolisme lemak
 Pemeriksaan kepadatan tulang (Bone Density)
 Biopsi endometrium
 USG Transvaginal

You might also like