You are on page 1of 49

KAJIAN PERSALINAN

SUNGSANG

Oleh: Lusi, M.Keb


DEFINISI
• When the buttocks of the
fetus enter the pelvis before
the head, the presentation
is breech. (1)

• Persalinan bokong terjadi ketika


bokong janin lebih dulu
memasuki rongga panggul. (1)
PREVALENSI

ANGKA KEJADIAN
PERSALINAN
SUNGSANG SEBESAR
3-4 % DARI SEMUA
KELAHIRAN BAYI
TUNGGAL
Prevalence of breech presentation by gestational age at delivery in 58,842 singleton
pregnancies at the University of Alabama at Birmingham Hospitals, 1991 to 2006. (Used
with permission from the Center for Women's Reproductive Health, University of
Alabama at Birmingham.)
- Insiden 3%-4% dari total kehamilan
– Meningkat dengan makin mudanya usia gestasi
7 to 10%  usoa kehamilan 32 mgg
25 to 35%  usia kehamilan <28 mgg

- Meningkat dengan semakin kecilnya berat badan janin, 15%


presentasi bokong terjadi pada janin dg BB <2500gr.
30% BB 1,000gr-1,499 gr
40% BB <1,000 gr

• The incidence of breech presentation is closely associated with birth


weight. Breech presentation accounts for 4% of births overall but
occurs in 15% of deliveries of low–birth-weight (<2,500 g) infants.
Furthermore, the smaller the P.401

infant, the higher the incidence of breech presentation, rising to 30%
among infants weighing 1,000 to 1,499 g and to 40% among those
weighing <1,000 g. Viewed from another perspective, the association
between breech presentation and low birth weight is even more
striking. Only 70% of infants who present as breeches weigh >2,500 g;
30% weigh <2,500 g (compared with 5% to 6% of infants who are in
vertex presentation), and 12% are of very low birth weight, weighing
<1,500 g.

(Danforth's Obstetrics and Gynecology, 10th Edition)


KATEGORI PRESENTASI
BOKONG
FRANK BREECH

COMPLETE BREECH

INCOMPLETE BREECH
ETIOLOGI
Factors other than gestational age that predispose to breech presentation include
:
 hydramnios,
 high parity with uterine relaxation,
 multiple fetuses,
 oligohydramnios,
 hydrocephaly,
 anencephaly,
 previous breech delivery,
 uterine anomalies,
 placenta previa,
 fundal placental implantation, and p
 Pelvic tumors.
DIAGNOSIS
• PEMERIKSAAN ABDOMINAL
– Leopold
– Denyut jantung janin sedikit di atas umbilkus

• PEMERIKSAAN DALAM

• USG
DIAGNOSIS

– Pemeriksaan
Leopold
– DJJ diatas
umbilikus
– Periksa Dalam
(presentasi bokong)
– USG

Pemeriksaan klinis
tidak cukup sensitif
sehingga dibutuhkan
pemerikaan penunjang
USG
KOMPLIKASI PADA IBU DENGAN KEHAMILAN
& PERSALINAN LETAK SUNGSANG

-infeksi puerperal  lebih banyak pada persalinan SC


-HPP  pada SC membutuhkan Histerektomi dibandingkan dengan partus
pervaginam
- perlukaan jalan lahir
KOMPLIKASI PADA JANIN

• Prolaps tali pusat


• Terperangkapnya kepala janin
• Kerusakan saraf permanen
• Trauma otak dan tulang
tengkorak
• Trauma pleksus brachialis
KOMPLIKASI PERSALINAN
SUNGSANG
• Komplikasi ibu

– Perdarahan
– Trauma jalan lahir
– Infeksi
• Komplikasi bayi

• Sufokasi / aspirasi :

Bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir,


terjadi pengecilan rongga uterus yang
menyebabkan gangguan sirkulasi dan
menimbulkan anoksia. Keadaan ini
merangsang janin untuk bernafas dalam jalan
lahir sehingga menyebabkan terjadinya
aspirasi.
• Asfiksia :
Selain hal diatas, anoksia juga disebabkan
oleh terjepitnya talipusat pada fase cepat

• Trauma intrakranial:
Terjadi sebagai akibat :
– Panggul sempit
– Dilatasi servik belum maksimal (after coming
head)
– Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat
kedua terlalu cepat)
• Fraktura / dislokasi:
- Terjadi akibat persalinan sungsang secara
operatif
- Fraktura tulang kepala
- Fraktura humerus
- Fraktura klavikula
- Fraktura femur
- Dislokasi bahu
• Paralisa nervus brachialis

terjadi akibat tekanan pada pleksus


brachialis oleh jari-jari penolong saat
melakukan traksi dan juga akibat
regangan pada leher saat membebaskan
lengan
PERSALINAN PRESENTASI
BOKONG
• Persalinan pervaginam:
1. Persalinan sungsang spontan pervaginam
(cara Bracht)
2. Ekstraksi bokong parsialis
3. Ekstraksi bokong / kaki totalis

• Persalinan perabdominal: Sectio Caesar


TEKNIK PERTOLONGAN
PERSALINAN SUNGSANG
TEKNIK PERTOLONGAN
SUNGSANG PERVAGINAM
• Fase lambat pertama:

Mulai dari lahirnya bokong sampai umbilikus


(scapula).

Disebut fase lambat oleh karena tahapan ini


tidak perlu ditangani secara tergesa-gesa
mengingat tidak ada bahaya pada ibu dan
anak yang mungkin terjadi.
• Fase cepat:
Mulai lahirnya umbilikus sampai mulut.

Pada fase ini, kepala janin masuk panggul


sehingga terjadi oklusi pembuluh darah talipusat
antara kepala dengan tulang panggul sehingga
sirkulasi uteroplasenta terganggu.

Disebut fase cepat oleh karena tahapan ini harus


terselesaikan dalam 1 – 2 kali kontraksi uterus
(sekitar 8 menit). (Martohoesodo,1997)
• Fase lambat kedua:
Mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala.

Fase ini disebut fase lambat oleh karena


tahapan ini tidak boleh dilakukan secara
tergesa-gesa untuk menghidari dekompresi
kepala yang terlampau cepat yang dapat
menyebabkan perdarahan intrakranial.
(Martohoesodo,1997)
Tehnik pertolongan sungsang spontan pervaginam
(spontan BRACHT )
Gambar 1 : Pegangan panggul anak pada persalinan spontan
Bracht
Gambar 2 Pegangan bokong anak pada persalinan spontan Bracht
• Prognosis

Prognosa lebih buruk oleh karena:


– Perkiraan besar anak sulit ditentukan
sehingga sulit diantisipasi terjadinya peristiwa
“after coming head”.
– Kemungkinan ruptura perinei totalis lebih
sering terjadi.
Sebab kematian anak:

• Talipusat terjepit saat fase cepat.


• Perdarahan intrakranial akibat dekompresi
mendadak waktu melahirkan kepala anak
pada fase lambat kedua.
• Trauma collumna vertebralis.
• Prolapsus talipusat. (Martohoesodo,1997)
EKSTRAKSI PARSIAL PADA PERSALINAN
SUNGSANG PERVAGINAM

Manual aid

Terdiri dari 3 tahapan :

• Bokong sampai umbilikus lahir secara


spontan (pada frank breech).
• Persalinan bahu dan lengan dibantu oleh
penolong.
• Persalinan kepala dibantu oleh penolong.
PERSALINAN BAHU DAN LENGAN …

• Lovset.

• Klasik.

• Müller.
1. Persalinan bahu dengan cara
LOVSET.
Prinsip : jika janin ≥ 3500 gr

• Memutar badan janin setengah lingkaran


(1800) searah dan berlawanan arah jarum
jam sambil melakukan traksi curam
kebawah sehingga bahu yang semula
dibelakang akan lahir didepan (dibawah
simfsis).
Tubuh janin dipegang dengan pegangan
femuropelvik.
Sambil dilakukan traksi curam bawah, tubuh janin diputar
1800 kearah yang berlawanan sehingga bahu depan
menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat
dilahirkan
Tubuh janin diputar kembali 1800 kearah yang berlawanan
sehingga bahu belakang kembali menjadi bahu depan
dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan
Keuntungan persalinan bahu dengan cara
Lovset :

• Tehnik sederhana.
• Hampir selalu dapat dikerjakan tanpa
melihat posisi lengan janin.
• Kemungkinan infeksi intrauterin minimal.
(Martohoesodo,1997)
2. Persalinan bahu dengan cara
KLASIK
• Prinsip :

Melahirkan lengan belakang lebih dulu


(oleh karena ruangan panggul sebelah
belakang/sacrum relatif lebih luas didepan
ruang panggul sebelah depan) dan
kemudian melahirkan lengan depan
dibawah arcus pubis (Martohoesodo,1997)
Melahirkan lengan belakang pada tehnik melahirkan bahu
cara KLASIK
Melahirkan lengan depan pada tehnik melahirkan bahu
cara KLASIK
• Keuntungan :
Umumnya selalu dapat dikerjakan pada
persalinan bahu.

• Kerugian : Masuknya tangan kedalam


jalan lahir meningkatkan resiko infeksi
(Martohoesodo,1997)
3. Persalinan bahu dengan cara
MüELLER
• Melahirkan bahu dan lengan depan lebih
dahulu dibawah simfisis melalui ekstraksi ;
disusul melahirkan lengan belakang di
belakang ( depan sacrum )

• Dipilih bila bahu tersangkut di Pintu Bawah


Panggul (Martohoesodo,1997)
Melahirkan bahu depan dengan ekstraksi pada bokong dan
bila perlu dibantu dengan telunjuk jari tangan kanan untuk
mengeluarkan lengan depan
Melahirkan lengan belakang (inset : mengait lengan atas
dengan telunjuk jari tangan kiri penolong)
• Keuntungan penggunaan tehnik ini adalah
oleh karena tangan penolong tidak masuk
terlalu jauh kedalam jalan lahir maka
resiko infeksi berkurang.
(Martohoesodo,1997)
PERSALINAN KEPALA

~ After Coming Head

Pertolongan untuk melahirkan kepala pada


presentasi sungsang dapat dilakukan
dengan berbagai cara :

• Cara MOURICEAU
• Cara PRAGUE TERBALIK
CARA MAURICEAU
• Dengan tangan penolong yang sesuai dengan arah
menghadapnya muka janin, jari tengah dimasukkan kedalam
mulut janin dan jari telunjuk serta jari manis diletakkan pada
fosa canina.

• Tubuh anak diletakkan diatas lengan anak, seolah anak


“menunggang kuda”.

• Belakang leher anak dicekap diantara jari telunjuk dan jari


tengah tangan yang lain.

• Assisten membantu dengan melakukan tekanan pada daerah


suprasimfisis untuk mempertahankan posisi fleksi kepala
janin.

• Traksi curam bawah terutama dilakukan oleh tangan yang


dileher. (Cunningham,2005)
CARA PRAGUE TERBALIK
• Dilakukan bila occiput dibelakang (dekat dengan sacrum) dan muka
janin menghadap simfisis.

• Satu tangan mencekap leher dari sebelah belakang dan punggung


anak diletakkan diatas telapak tangan tersebut.

• Tangan penolong lain memegang pergelangan kaki dan kemudian


di elevasi keatas sambil melakukan traksi pada bahu janin
sedemikian rupa sehingga perut anak mendekati perut ibu.

• Dengan larynx sebagai hypomochlion kepala anak dilahirkan.


(Cunningham,2005)
REKOMENDASI PERSALINAN
LETAK SUNGSANG

BERDASARKAN
PENELITIAN TERSEBUT,
TINDAKAN SECTIO
CAESAREA DAPAT
MENURUNKAN BERBAGAI
RISIKO TERHADAP IBU
DAN JANIN  HAL
TERSEBUT JIKA
DIBANDINGKAN DENGAN
PERSALINAN ELEKTIF
PADA PRESENTASI KEPALA
PERSALINAN DENGAN SC YG
TERENCANA PADA LETAK
SUNGSANG MENGURANGI
RISIKO KEMATIAN PERINATAL
DAN NEONATAL SERTA
NEONATAL MORBIDITI.
DISAMPING ITU SC ELEKTIF LEBIH
MENGHEMAT BIAYA UTK
MENGHINDARI PEMBIAYAAN
AKIBAT KOMPLIKASI DALAM
PERSALINAN PERVAGINAM.

You might also like