You are on page 1of 64

DERMATOTERA

PI
Dr. Emil Rafian Fadly, Sp.KK
Anatomi dan Fisiologi Kulit

• Skin is the barrier that segregates the body from the outer environment. Besides protecting
the body from water loss and microorganism infection, it has an important cosmetic role.
• Aged and unhealthy skin appearance may have a negative influence on people’s social
behavior and reproductive status.
• Aged skin lead to changes in both epidermis and dermis leading to thin, dry, wrinkling,
and sagging skin.
• Stratum Corneum is not only the main barrier against skin penetration of substances, but it also
regulates the release of water into the atmosphere, i.e., transepidermal water loss (TEWL)
• Aged skin in epidermis layer is characterized by dryness, roughness, and more sensitive to irritants 
caused by low ceramides level and excessive water loss due to evaporation.
• Ceramides (CERs) are the backbone of the intercellular lipid membranes. Skin diseases such as
atopic dermatitis and psoriasis and aged skin are characterized by dysfunctional skin barrier and
dryness which are associated with reduced levels of CERs.

Skin Pharmacol Physiol 2017;30:115–138


Biokimiawi Kulit - Ceramide
• Major epidermal lipid constituent
of lamellar sheets present in the
intercellular spaces of the stratum
corneum.
• These lamellar sheets are thought
to provide the barrier property of
the epidermis.
• Ceramides play an essential role
in structuring and maintaining the
water permeability barrier
function of the skin

Am J Clin Dermatol 2003; 4 (2)


Ceramide
SKIN WITH
HEALTHY ALTERED
SKIN CERAMIDES

Under normal Decrease in


circumstances ceramides content
this structure correlates with
maintains an cutaneous clinical
ideal level of signs of dryness &
skin hydration & skin barrier
skin barrier dysfunction
function

Am J Clin Dermatol 2003; 4 (2)


Am J Clin Dermatol 2003; 4 (2)
DEFINISI
Dermatoterapi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengobatan
penyakit kulit
Para dokter ahli kulit mengobati penderita dengan obat atau cara
pengobatan yang berbeda – beda tergantung dari penyakit, keadaan
kulit dan variasi individu, karenanya ilmu ini merupakan suatu “seni”
MEDIKA- BEDAH PENYINARA
PSIKOTERAPI
MENTOSA KULIT N

Radio- Neuro
Topikal Skapel
terapi dermatitis

Elektro-
Sistemik UV
kauter

Kimia Laser

Beku
TERAPI MEDIKAMENTOSA
PRINSIP UMUM :
1. Perhatikan penderita secara keseluruhan, somatis & psikis
2. Berikan kesempatan pada alam untuk menyembuhkan penyakit
3. Segi fisiologi, patologi, biokimia dan anatomi kulit perlu diperhatikan
4. Kuasai Materia Medica
5. Perhatikan farmasi dan farmakologi obat-obatan (sinergisme, efek samping dan toksisitas
obat)
6. Terapi yang baik adalah terapi kausal
7. Berikan obat sesederhana mungkin
8. Individualisasi
9. Perhatikan segi ekonomi penderita
PRINSIP KHUSUS

1. Pemilihan Vehikulum
a. Gambaran klinis penyakit
Obat topikal yang diberikan diubah sesuai dengan perjalanan
penyakitnya :
◦ Akut (eritema/edem/basah)  kompres
◦ Subakut (eritem +/-, tidak basah, tidak edem)  berikan krem, bedak kocok, bedak, pasta
◦ Kronik/kering  salep
b. Distribusi dan lokalisasi penyakit
Salep tidak untuk kelainan kulit yang generalisata (kecuali salep
2-4 untuk scabies), tidak boleh digunakan untuk kulit kepala
berambut, untuk daerah lipatan boleh diberikan pada waktu
penderita istirahat malam hari

c. Efek yang diinginkan


Kompres untuk membersihkan
2. Semakin akut penyakit kulit  semakin rendah konsentrasi bahan
aktifnya
3. Penjelasan cara pemakaian obat dan cara membersihkannya
4. Hindari obat topikal yang bersifat sensitizer (Penisilin, Tetrasiklin,
Sulfa, Antihistamin)
5. Batasi obat yang tidak stabil (larutan permanganas kalikus /
KmnO4)
OBAT TOPIKAL
Bedak

Lotio Pasta

Pasta pendingin

Cairan Krim Salep

O/W W/O
BEDAK
BEDAK

◦ FUNGSI UTAMA ◦ INDIKASI 1. Oxydum Zinicum

1. Covering powder 1. Lesi kering 2. Talcum Venetum

2. Daya pelekat 2. Lesi superfisial 3. Titanium Dioxide


3. Slipping power 3. Lesi vesikobulosa akut 4. Magnesium stearat
4. Absorbsi ◦ KONTRAINDIKASI
5. Mendinginkan
Penyakit kulit dermatosa yang
◦ CARA PEMAKAIAN basah terutama eksudatif

1. Ditaburkan

2. Diusap dengan pons ◦ CONTOH

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York : McGraw-Hill;2012.p.2643-52


CAIRAN
CAIRAN
◦ KLASIFIKASI CAIRAN ◦ SIFAT CAIRAN
1. Solution 1. Membersihkan
2. Suspension 2. Mengeringkan
3. Protektif
◦ INDIKASI 4. Mendinginkan
Dermatosis yang basah dan akut seperti 5. Memanaskan
erisipelas, dermatitis akut 6. Epitelialisasi
7. Anti pruritus

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York : McGraw-Hill;2012.p.2643-52


CARA PEMAKAIAN
◦ Cara pemakaian : Berendam dan kompres terbuka / tertutup.
◦ Berendam : penderita mandi berendam selama 30 manit (= balneotherapy = terapi mandi secara
berendam) Cara ini jarang dipakai di Indonesia : diperlukan 75-100 liter air dengan suhu 37-38 C
dan dilakukan 2-3 x/hari
◦ Kompres terbuka : dengan menggunakan kain katun 3 lapis, celupkan kedalam larutan obat di
mangkuk, peras sedikit kemudian ditempelkan / dibelitkan pada lesi. Setiap 5-10 menit kompres
dibuka dan proses tersebut diulang terus menerus selama 1-2 jam, 3-4x / hari.
◦ Bila dermatosa luas (seluruh tubuh) , cara kompres boleh digunakan dengan tidak melebihi 30 %
(1/3) luas permukaan badan setiap kali dikompres.
◦ Kompres tertutup : Seperti kompres terbuka, tetapi ditutup dengan bahan impermeable selama 1
jam. Digunakan misalnya untuk abses.

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York : McGraw-Hill;2012.p.2643-52


CONTOH CAIRAN
1. Efek anti mikotik :
◦ larutan / Sol. Resolsinol ¼ %
◦ larutan / Sol. Gentian violet 3 %
2. Efek antiseptik :
◦ Sol. Acidum boricum (Boor Water) 3 %
◦ Sol. Permanganas kalicus 1/5000 - 1/10.000
◦ Sol. Rivanoli 1/1000
◦ Sol. Acid salysil 1/1000
3. Efek astringen :
◦ Sol. Nitras argenti 1/1000
◦ Sol. Permanganas kalicus 1/5000 – 1/10.000

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York : McGraw-Hill;2012.p.2643-52


SALEP
SALEP

◦ Salep ialah lemak atau bahan-bahan yang menyerupai lemak dengan konsistensi
seperti mentega pada suhu kamar. Minyak termasuk kedalam golongan ini.

◦ Contoh :
◦ Lemak asli : adeps lanae, oleum arachidis

◦ Lemak mineral : vaselin (album/flavum)

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York : McGraw-Hill;2012.p.2643-52


◦ SIFAT SALEP : ◦ KONTRAINDIKASI MEMBERSIHKAN
1. Menutupi 1. Dermatosa yang basah Salep dibersihkan 1x/hari
2. Protektif 2. Daerah berambut dengan menggunakan kain
3. Melicinkan 3. Daerah lipatan (kecuali yang dibasahi minyak mineral
4. Penetratif istirahat malam) / minyak tumbuh-tumbuhan.
5. Memanaskan
◦ CARA PEMAKAIAN
◦ INDIKASI Salep dioleskan dengan
Dermatosa yang menggunakan jari atau spatel.
kering /kronik ◦ CARA

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York : McGraw-Hill;2012.p.2643-52


BEDAK KOCOK
Bedak kocok adalah campuran bedak dengan cairan (suatu suspensi); agar
stabil ditambahkan “suspending-agent” misalnya glycerinum. Bedak kocok
lebih melekat pada kulit dibandingkan dengan bedak.

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York : McGraw-Hill;2012.p.2643-52


◦ SIFAT BEDAK KOCOK 2.Daerah berambut.
1. Mendinginkan 3.Dermatosa yang sangat kering.
2. Anti pruritus
3. Mengeringkan ◦ CARA PEMAKAIAN
Kocok dahulu bedak basah ketika akan
◦ INDIKASI digunakan, kemudian dituangkan sedikit ke
mangkuk. Oleskan obat dengan
Dermatosa yang agak luas / generalisata menggunakan kuas.

◦ KONTRAINDIKASI :
◦ CARA MEMBERSIHKAN
1. Dermatosa yang masih sangat produktif
karena krusta yang terbentuk dari partikel Bedak kocok dibersihkan 1 x/hari dengan
bedak dan serum akan melindungi cara merendam atau mencucinya dengan
berkembangnya mikroorganisme air.
dibawahnya.

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York : McGraw-Hill;2012.p.2643-52


KRIM
Krim merupakan campuran lemak atau minyak dengan air.
Terjadinya campuran ini dengan bantuan “emulgator”.

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York : McGraw-Hill;2012.p.2643-52


◦ INDIKASI ◦ CARA PEMAKAIAN ◦ JENIS KRIM
1. Dermatosa sub akut Seperti salep. 1. Krim O/W (minyak/salep
2. Dermatosa yang luas dalam air : “vanishing cream”)
3. Dapat untuk daerah berambut disini fasa luar adalah air;
(O/W) ◦ SIFAT KRIM lemak hanya merupakan
4. Dapat untuk dermatosa yang 1. Mendinginkan (ada air) butir-butir di dalam air.
kering (W/O) 2. Mengeringkan 2. Krim W/O (air dalam
5. Obat-obat kosmetik minyak/salep : “cold cream”)
3. Penetrasi bahan aktif baik (ada
fasa luar adalah lemak ; air
lemak/salep)
merupakan butir-butir di
◦ KONTRAINDIKASI dalam lemak.
Dermatosa yang masih sangat
produktif/basah

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York : McGraw-Hill;2012.p.2643-52


PASTA PENDINGIN
Pasta adalah campuran salep dengan bedak (bedak yang digunakan maksimun 40
%), sedangkan pasta pendingin adalah campuran salep, bedak dan cairan.
Pasta sukar melekat pada kulit, dan bila telah digunakan, sukar pula
membersihkannya.

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York : McGraw-Hill;2012.p.2643-52


◦ SIFAT : ◦ CARA PEMAKAIAN
1. Protektif (menutupi) Pasta dioleskan dengan spatel kayu pada
2. Mengeringkan (melalui fasa bedak) kulit dan pada pembalutnya (kain katun),
kemudian dibalutkan. Tukar pembalut
setiap 1-2 hari.
◦ INDIKASI
Dermatosa subakut yang tidak produktif.
◦ CARA MEMBERSIHKANNYA
Pasta dibersihkan dengan menggunakan kapas
◦ KONTRA INDIKASI yang telah dibasahi minyak mineral atau minyak
1. Dermatosa yang produktif tumbuh-tumbuhan, atau dengan cara
2. Daerah berambut diremdam.

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York : McGraw-Hill;2012.p.2643-52


PEMILIHAN VEHIKULUM
BERDASARKAN
DISTRIBUSI/LOKALISASI
Lokalisasi Bedak Air Alkohol Salep B.Kocok Pasta Krim
Generalisata + -* - - + - +
Kulit kepala - + + - - - +
Wajah + + +# + + + +
Badan &
Ekstremitas + + + + + + +
Genitalia + + - - + - +
Daerah lipatan + + + +@ + - +
Keterangan :
* kecuali untuk mandi + boleh dipakai
# kecuali kulit dekat mata - jangan dipakai
@ boleh bila tidur/istirahat

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York : McGraw-Hill;2012.p.2643-52


◦ Bedak
Boleh untuk semua lokasi ◦ Salep ◦ Pasta
kecuali kulit kepala berambut  tidak untuk generalisata  hanya untuk wajah, badan
kecuali skabies (salep 2-4) dan ekstremitas.
◦ Solutio  tidak untuk kulit kepala
 Boleh untuk semua lokasi, berambut dan genitalia ◦ Krim
boleh untuk terapi rendam  boleh untuk lipatan kulit bila  boleh digunakan untuk semua
Tidak boleh digunakan untuk tidur / istirahat lokasi.
kompres seluruh tubuh, kecuali
dilakukan tidak melebihi 1/3
permukaan tubuh.
◦ B.kocok
◦ Tingtura  dapat untuk generalisata
 Tidak untuk generalisata dan  tidak boleh digunakan untuk
wajah (dekat mata iritasi) kulit kepala

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York : McGraw-Hill;2012.p.2643-52


EFEK OBAT YANG DIINGINKAN
1. Protektif : salep, pasta, pasta pendingin, krim W/O
2. Absorptif : bedak, bedak kocok
3. Mengeringkan : cairan, bedak kocok
4. Penetrasi yang baik dan cepat : salep, krim, tingtura
5. Melemaskan kulit : (untuk kulit kering) salep, krim W/O
6. Membersihkan lesi : cairan
7. Mendinginkan : cairan, bedak kocok
8. Proteksi UV : bedak (Ti02)
9. Memanaskan : kompres tertutup

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York : McGraw-Hill;2012.p.2643-52


GEL & HUMEKTAN
Gel : Sediaan semi padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik kecil atau molekul organik besar, yang terpenetrasi oleh
suatu cairan.
Humektan : Bahan dalam produk sediaan kosmetik yang bertujuan untuk
mencegah hilangnya kelembapan dari suatu produk serta meningkatkan
jumlah air pada lapisan kulit terluar saat produk di aplikasikan.

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York : McGraw-Hill;2012.p.2643-52


MATERIA MEDIKA
DERMATOLOGIKA
Bahan – Bahan Dasar Untuk Vehikulum

Cairan :
1. Air/aqua destilata digunakan pada larutan untuk kompres dan juga untuk
bedak kocok, pasta pendingin (PP), pasta dan emulsi .
2. Alkohol (etilalkohol)
• Untuk tingtura/bedak kocok
• Kadang-kadang ditambahkan pada larutan untuk kompres agar penguapan
dan pendinginan dipercepat

Rook’s texbook of dermatology. 8 th ed. Uk: Wiley-Blackwell; 2010.p.73.1


3. Glycerinum/glycerol/gliserin
Merupakan cairan kental tidak berwarna, tidak berbau, manis,
higroskopis.
Menstabilkan suspensi, dan sering ditambahkan untuk tingtura agar
obat lebih melekat pada kulit kepala.

Rook’s texbook of dermatology. 8 th ed. Uk: Wiley-Blackwell; 2010.p.73.1


 Bedak :
1. Stearas zincicus dan stearas magnesicus (zn/mg stearast)
• Serbuk yang sangat halus dengan berat jenis ringan
• Untuk bedak, bedak kocok, pasta, PP
2. Talcum venetum (mg silikat)
• Serbuk putih sangat halus, tidak larut dalam air
• Semua bedak kosmetik mengandung bahan ini
• Untuk bedak, bedak kocok, pasta, PP
3. Oxydum zincicum
• Serbuk putih tidak larut dalam air
• Efek : antipruritik lemah, astringen, antiseptik.

Rook’s texbook of dermatology. 8 th ed. Uk: Wiley-Blackwell; 2010.p.73.1


 Lemak / minyak
1. Minyak / lemak asli
A. Adeps lanae – lemak dari bulu domba
• Sangat mudah mengikat air, lengket pada kulit
• Disebut lanolin bila sudah dicampur 25-27 % air
B. Oleum arachidis (minyak kacang)
 Untuk membersihkan pasta dari kulit
 Untuk campuran pasta, PP, krim
C. Oleum iecoris aselli (minyak ikan, levertraan)
 Minyak kental, kuning muda berbau
 Mengandung banyak vit. A dan D, mempunyai daya epitelialisasi
 Yang baik, digunakan pada luka bakar.

Rook’s texbook of dermatology. 8 th ed. Uk: Wiley-Blackwell; 2010.p.73.1


2. Lemak mineral
◦ Vaselin : berasal dari destilasi minyak tanah
◦ Vaselin flavum berwarna kuning
◦ Vaselin album berwarna putih, berasal dari vaselin flavum yang telah
◦ Dihilangkan warna kuningnya.
◦ Vaselin album dapat mengikat air sampai 30 %

Rook’s texbook of dermatology. 8 th ed. Uk: Wiley-Blackwell; 2010.p.73.1


Bahan – Bahan Yang Sering Digunakan
Sebagai Obat Kompres

1. Acidum boricum 2. Rivanol

 Kristal putih  Serbuk kuning


 Sukar larut dalam air dingin,  larut dalam air (1:15)
mudah dalam air panas  bentuk obat solutio rivanoli 0,5-
 Bentuk obat : solutio acidi borici 1 permil untuk kompres
1-3 % untuk kompres, juga  Bentuk lain: bedak, bedak
dipakai dalam salep, krim, kocok, salep, pasta, PP
pasta, PP.
 Efek : astringen, antiseptik
lemah.

Rook’s texbook of dermatology. 8 th ed. Uk: Wiley-Blackwell; 2010.p.73.1


3. Permanganas kalicus / kalium
permanganas (kmn04)
 Kristal ungu tua
 Mudah larut dalam air (1:19)
 Bentuk obat : larutan 1:5000-10.000 untuk
kompres dalam keadaan segar, karena akan
bereaksi dengan udara.
 Efek : antiseptik, astringent.

Rook’s texbook of dermatology. 8 th ed. Uk: Wiley-Blackwell; 2010.p.73.1


Bahan – Bahan Yang Sering Digunakan
Untuk Penyakit Jamur

1. Acidum benzoicum
Kristal kuning sampai coklat
Sukar larut dalam air, mudah larut dalam minyak/alkohol.
Bentuk : krim, salep
Efek : antimikotik (anti jamur)
Campuran asam benzoat (6-12 %) dengan asam salisilat (3-6% yang
bersifat keratolitik), dikenal sebagai unguentum whitfield, digunakan
untuk dermatofitosis.

Rook’s texbook of dermatology. 8 th ed. Uk: Wiley-Blackwell; 2010.p.73.1


2. Gentian violet
 Berwarna ungu
 Mudah larut dalam air / alkohol
 Bentuk larutan 3 % atau tingtura 0,5-2 %
 Efek : antimikotik terutama untuk kandidiasis, stomatitis dan penyakit jamur
intertriginosa

Rook’s texbook of dermatology. 8 th ed. Uk: Wiley-Blackwell; 2010.p.73.1


3. Acidum undecylenicum 4. Thiosulfas natricus

 Cairan berwarna kuning  Kristal tidak berwarna, berbau


 Bentuk krim / salep belerang
 Efek : antimikotik  Sangat mudah larut dalam air (1
gram dalam 0,64 ml air)
 Efek : antimikotik untuk tinea
versikolor biasanya lar 25 %

Rook’s texbook of dermatology. 8 th ed. Uk: Wiley-Blackwell; 2010.p.73.1


Bahan – Bahan Yang Digunakan Untuk Skabies

1. Benzoas benzylicus / benzyl 2. Gamma benzena hexachlorida


benzoat / gamexan
 Cairan berbau tidak berwarna  Bentuk : krem, salep, bedak 0,5 – 1%
 Tidak larut dalam air, larut dalam  Efek : skabisida, pedikulosida,
alkohol/minyak repellent.
 Bentuk : emulsi 10-25 %
 Efek : skabisida, pedikulosida,
repellent nyamuk.

Rook’s texbook of dermatology. 8 th ed. Uk: Wiley-Blackwell; 2010.p.73.1


Bahan - Bahan Yang Sering Digunakan Pada
Bedah Kimia

1. Acidum trichloroaceticum 2. Podophyllinum / podofilin

 Kristal tidak berwarna, higroskopis,  Serbuk kuning, tidak larut dalam air,
bau mirip cuka. larut dalam alkohol
 Efek : kaustik pada veruka,  Efek : kaustik, digunakan dalam
xanthelasma konsentrasi 25 %

Lain-lain : sulfur, camphora, menthol, vioform dan antibiotik

Rook’s texbook of dermatology. 8 th ed. Uk: Wiley-Blackwell; 2010.p.73.1


ANTIHISTAMIN DAN
KORTIKOSTEROID
Antihistamin dan kortikosteroid merupakan obat yang sering
digunakan secara sistemik pada pengobatan penyakit kulit. Namun
untuk pengobatan topikal, antihistamin jarang sekali digunakan, karena
golongan obat ini dapat menimbulkan dermatitis kontak/fotokontak.

Clinical Dermatology A Color Guide to Diagnosis and Therapy Sixth Edition. 2016
KLASIFIKASI ANTIHISTAMIN H1

1. Golongan etilendiamin (ex : tripelenamin)


2. Golongan fenotiazin (ex : prometazin / fenergan)
3. Golongan alkilamin (ex : klorfeniramin / klortrimeton)
4. Golongan piperazin (ex : meklizin)
5. Golongan etanolamin (ex : difenhidramin)

Selain obat tersebut diatas, terdapat antihistamin generasi baru yang bersifat non sedasi & “long acting”,
misalnya loratadin, setirizin, fexofenadin, dll; golongan ini selain tidak mempunyai efek samping mengantuk,
juga pada umumnya dimakan dengan dosis tunggal.

Clinical Dermatology A Color Guide to Diagnosis and Therapy Sixth Edition. 2016
KLASIFIKASI KORTIKOSTEROID
TOPIKAL BERDASARKAN POTENSI
KLINIK
Potensi Sangat
Potensi Kuat Potensi Sedang Potensi Lemah
Kuat
• Beklometason • Beklometason • Beklometason • Deksametason
dipropionate 0.5% dipropionate dipropionate 0.01%
• Klobetasol 0.025% 0.0125% • Hidrokortison 0.1%
propionate 0.05% • Betametason • Betametason valerat – 1%
• Diflukortolon dipropionate 0.05% 0.05% • Metilprednisolon
valerat 0.3% • Betametason valerat • Klobetasol butirat 0.25%
• Fluosinolon 0.5% 0.05%
asetonid 0.2% • Desoksimetason • Triamsonolon
• Mometason furoat 0.25% asetonid 0.05%
0.1%a • Triamsolon asetonid
0.05%

Clinical Dermatology A Color Guide to Diagnosis and Therapy Sixth Edition. 2016
Umumnya makin poten steroid yang digunakan, efek sampingnyapun
mudah timbul.
◦ Makin muda usia penderita, makin rendah potensi dan konsentrasi obat yang kita
berikan, karena pada usia muda, penyerapan obat relatif lebih banyak dan efek
samping obat lebih mudah terjadi.
◦ Selain faktor umum, ketebalan kulit di berbagai bagian badan tidak sama, pada
kulit yang tipis misalnya kulit wajah, penyerapan obat lebih tinggi, sehingga
potensi dan konsentrasi obat topikal yang digunakan harus lebih rendah.

Clinical Dermatology A Color Guide to Diagnosis and Therapy Sixth Edition. 2016
EFEK SAMPING
KORTIKOSTEROID
Telangiektasia
Kulit Atrofi kulit, striae
Hipopigmentasi/hiperpigmentasi
Akne steroid, folikulitis
Hipertrikosis
Sistemik Retensi natrium dan air
Hipertensi & diabetes
Menghambat pertumbuhan tulang panjang
Supresi proliferasi sel
Imunosupresan

Clinical Dermatology A Color Guide to Diagnosis and Therapy Sixth Edition. 2016
THANK YOU

You might also like