Professional Documents
Culture Documents
PI
Dr. Emil Rafian Fadly, Sp.KK
Anatomi dan Fisiologi Kulit
• Skin is the barrier that segregates the body from the outer environment. Besides protecting
the body from water loss and microorganism infection, it has an important cosmetic role.
• Aged and unhealthy skin appearance may have a negative influence on people’s social
behavior and reproductive status.
• Aged skin lead to changes in both epidermis and dermis leading to thin, dry, wrinkling,
and sagging skin.
• Stratum Corneum is not only the main barrier against skin penetration of substances, but it also
regulates the release of water into the atmosphere, i.e., transepidermal water loss (TEWL)
• Aged skin in epidermis layer is characterized by dryness, roughness, and more sensitive to irritants
caused by low ceramides level and excessive water loss due to evaporation.
• Ceramides (CERs) are the backbone of the intercellular lipid membranes. Skin diseases such as
atopic dermatitis and psoriasis and aged skin are characterized by dysfunctional skin barrier and
dryness which are associated with reduced levels of CERs.
Radio- Neuro
Topikal Skapel
terapi dermatitis
Elektro-
Sistemik UV
kauter
Kimia Laser
Beku
TERAPI MEDIKAMENTOSA
PRINSIP UMUM :
1. Perhatikan penderita secara keseluruhan, somatis & psikis
2. Berikan kesempatan pada alam untuk menyembuhkan penyakit
3. Segi fisiologi, patologi, biokimia dan anatomi kulit perlu diperhatikan
4. Kuasai Materia Medica
5. Perhatikan farmasi dan farmakologi obat-obatan (sinergisme, efek samping dan toksisitas
obat)
6. Terapi yang baik adalah terapi kausal
7. Berikan obat sesederhana mungkin
8. Individualisasi
9. Perhatikan segi ekonomi penderita
PRINSIP KHUSUS
1. Pemilihan Vehikulum
a. Gambaran klinis penyakit
Obat topikal yang diberikan diubah sesuai dengan perjalanan
penyakitnya :
◦ Akut (eritema/edem/basah) kompres
◦ Subakut (eritem +/-, tidak basah, tidak edem) berikan krem, bedak kocok, bedak, pasta
◦ Kronik/kering salep
b. Distribusi dan lokalisasi penyakit
Salep tidak untuk kelainan kulit yang generalisata (kecuali salep
2-4 untuk scabies), tidak boleh digunakan untuk kulit kepala
berambut, untuk daerah lipatan boleh diberikan pada waktu
penderita istirahat malam hari
Lotio Pasta
Pasta pendingin
O/W W/O
BEDAK
BEDAK
1. Ditaburkan
◦ Salep ialah lemak atau bahan-bahan yang menyerupai lemak dengan konsistensi
seperti mentega pada suhu kamar. Minyak termasuk kedalam golongan ini.
◦ Contoh :
◦ Lemak asli : adeps lanae, oleum arachidis
◦ KONTRAINDIKASI :
◦ CARA MEMBERSIHKAN
1. Dermatosa yang masih sangat produktif
karena krusta yang terbentuk dari partikel Bedak kocok dibersihkan 1 x/hari dengan
bedak dan serum akan melindungi cara merendam atau mencucinya dengan
berkembangnya mikroorganisme air.
dibawahnya.
Cairan :
1. Air/aqua destilata digunakan pada larutan untuk kompres dan juga untuk
bedak kocok, pasta pendingin (PP), pasta dan emulsi .
2. Alkohol (etilalkohol)
• Untuk tingtura/bedak kocok
• Kadang-kadang ditambahkan pada larutan untuk kompres agar penguapan
dan pendinginan dipercepat
1. Acidum benzoicum
Kristal kuning sampai coklat
Sukar larut dalam air, mudah larut dalam minyak/alkohol.
Bentuk : krim, salep
Efek : antimikotik (anti jamur)
Campuran asam benzoat (6-12 %) dengan asam salisilat (3-6% yang
bersifat keratolitik), dikenal sebagai unguentum whitfield, digunakan
untuk dermatofitosis.
Kristal tidak berwarna, higroskopis, Serbuk kuning, tidak larut dalam air,
bau mirip cuka. larut dalam alkohol
Efek : kaustik pada veruka, Efek : kaustik, digunakan dalam
xanthelasma konsentrasi 25 %
Clinical Dermatology A Color Guide to Diagnosis and Therapy Sixth Edition. 2016
KLASIFIKASI ANTIHISTAMIN H1
Selain obat tersebut diatas, terdapat antihistamin generasi baru yang bersifat non sedasi & “long acting”,
misalnya loratadin, setirizin, fexofenadin, dll; golongan ini selain tidak mempunyai efek samping mengantuk,
juga pada umumnya dimakan dengan dosis tunggal.
Clinical Dermatology A Color Guide to Diagnosis and Therapy Sixth Edition. 2016
KLASIFIKASI KORTIKOSTEROID
TOPIKAL BERDASARKAN POTENSI
KLINIK
Potensi Sangat
Potensi Kuat Potensi Sedang Potensi Lemah
Kuat
• Beklometason • Beklometason • Beklometason • Deksametason
dipropionate 0.5% dipropionate dipropionate 0.01%
• Klobetasol 0.025% 0.0125% • Hidrokortison 0.1%
propionate 0.05% • Betametason • Betametason valerat – 1%
• Diflukortolon dipropionate 0.05% 0.05% • Metilprednisolon
valerat 0.3% • Betametason valerat • Klobetasol butirat 0.25%
• Fluosinolon 0.5% 0.05%
asetonid 0.2% • Desoksimetason • Triamsonolon
• Mometason furoat 0.25% asetonid 0.05%
0.1%a • Triamsolon asetonid
0.05%
Clinical Dermatology A Color Guide to Diagnosis and Therapy Sixth Edition. 2016
Umumnya makin poten steroid yang digunakan, efek sampingnyapun
mudah timbul.
◦ Makin muda usia penderita, makin rendah potensi dan konsentrasi obat yang kita
berikan, karena pada usia muda, penyerapan obat relatif lebih banyak dan efek
samping obat lebih mudah terjadi.
◦ Selain faktor umum, ketebalan kulit di berbagai bagian badan tidak sama, pada
kulit yang tipis misalnya kulit wajah, penyerapan obat lebih tinggi, sehingga
potensi dan konsentrasi obat topikal yang digunakan harus lebih rendah.
Clinical Dermatology A Color Guide to Diagnosis and Therapy Sixth Edition. 2016
EFEK SAMPING
KORTIKOSTEROID
Telangiektasia
Kulit Atrofi kulit, striae
Hipopigmentasi/hiperpigmentasi
Akne steroid, folikulitis
Hipertrikosis
Sistemik Retensi natrium dan air
Hipertensi & diabetes
Menghambat pertumbuhan tulang panjang
Supresi proliferasi sel
Imunosupresan
Clinical Dermatology A Color Guide to Diagnosis and Therapy Sixth Edition. 2016
THANK YOU