You are on page 1of 66

Landasan

Akademis, Hukum & Organisasi


Program Internship Dokter Indonesia
dan
Konsep Dasar Internship
Dokter Indonesia
Dr. Noormartany. dr., Sp PK (K)., M Si
Latarbelakang
1. Undang Undang Praktik Kedokteran (UUPK)
tujuan : - perlindungan pasien,
- meningkatkan kualitas dan kepastian
hukum.
- mengesahkan standar pendidikan/
standar kompetensi
- mengatur kewenangan dokter setelah
memperoleh STR
2. Standard Pendidikan Profesi Dokter “Sedunia”

(Global Standards for Quality Improvement, WHO - WFME, 2003)


MEDICAL EDUCATION
BASIC MEDICAL
EDUCATION (BME) CONTINUING
PROFESSIONAL
POSTGRADUATE MEDICAL
EDUCATION (PME) DEVELOPMENT (CPD)
Postgraduate Medical Education
The phase of medical education in which doctors develop
competencies after completion train of their basic medical
qualification,
This phase of training is usually conducted according to
specified regulation and rule,
 The training has developed from a setting similar to
apprenticeship, meaning that the young doctors e.g. work in
clinical setting with more experienced colleagues who take the
responsibility for their instruction and supervision
Comprises pre-registration training, vocational/professional
training, specialist and sub-specialist training and other
formalized training programmers for defined expert functions

Global Standards for Quality Improvement, WFME, 2003


STANDARDS IN MEDICAL EDUCATION

INPUT PROCESS OUTPUT OUTCOME

Qualityofof
Quality Quality of Quality of
Quality of Quality of
new
new graduate professional
teaching and graduate
enrollment
enrollment work
learning

Lulus Dokter Internship


Health Profession Education
as a complex process

INPUT
INPUT PROCESS
PROCESS OUTPUT
OUTPUT OUTCOME
OUTCOME IMPACT
IMPACT

Quality of Quality of Quality of


Students Curriculum Quality of Quality of HEALTH
Staffs Teaching Learning GRADUATE PROFESSIONALISM STATUS
Facilities Assessment

Internship
Organisasi & Implementasi Internsip
UK:
– GMC
– RCGP = Royal College of General Practitioners
– MOH
Australia:
– AMC
– IMET= Institute of Medical Education & Trainning
– MOH
Malaysia:
– MMC + MOH ( Ketua MMC adalah Ministry of Health
Malaysia )
– Medical Qualifying Board

Indonesia :
Komite Internship Dokter Indonesia
Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) mengesyahkan:

• Standar Pendidikan Profesi Dokter


• Standar Kompetensi Dokter

• Perubahan Sistem Pendidikan Kedokteran dari


Berbasis Disiplin Ilmu ke Berbasis Kompetensi

• Peningkatan Kinerja & Profesionalisme


UUPK 29/2004 psl 35
Dokter atau Dokter Gigi yang telah memiliki surat tanda
regsitrasi mempunyai wewenang melakukan praktik kedokteran
sesuai dengan pendidikan dan kompetensi yang dimiliki, yang
terdiri atas:
a. Mewawancarai pasien
b. Memeriksa fisik dan mental pasien
c. Menentukan pemeriksaan penunjang
d. Menegakkan diagnosis
e. Menentukan penataklaksanaan dan pengobatan pasien
f. Melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
g. Menulis resep obat dan alat kesehatan
h. Menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi.
i. Menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diizinkan
j. Meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang
praktik di daerah terpencil yang tidak ada apotik.
Perbedaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dengan Kurikulum berbasis disiplin ilmu (KBD)
KBK KBD
Referensi WFME Konvensional
Lama studi Min 7 + 3 sem Min 8 + 4 sem
Proses Banyak metoda/Spices Kuliah + Praktikum
“pasien bukan objek” “pasien jadi objek”
Output Mencapai kompetensi Kompetensi ++

internsip + -
Uji Kompetensi Sebelum internsip Sesudah selesai
proses pendidikan
Penilaian Kinerja & + -
Profesionalisme
Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan:
• Kurikulum berbasis kompetensi berisikan tahapan
kompetensi yang harus dipenuhi oleh seorang calon
dokter,
• Seorang dokter lulus, karena telah menjalani
tahapan pendidikan untuk mencapai kompetensi
yang telah ditentukan.
• Indonesia telah menerapkan standar pendidikan
dokter sebagaimana disyaratkan oleh WFME
(World Federation of Medical Education) serta
WHO (World Health Organization)
Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan:
• Untuk berpraktik mandiri, dokter di Indonesia
harus melalui tahapan internship terlebih dahulu.
• Internsip adalah proses pemagangan yang tidak
dapat dipisahkan dari pendidikan dan pelatihan
seorang dokter baru.
• Dokter di Indonesia telah memenuhi kesamaan
dengan metoda yang berjalan di negara maju.
Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan:
•Pada tahap internsip inilah seorang dokter baru akan
bekerja dengan pendampingan untuk menerapkan
keseluruhan kompetensi yang telah dicapainya.
•Program internsip membutuhkan sarana yang
memadai dan merupakan sarana layanan kesehatan
bermutu dan memang ditunjuk menjadi tempat
penyelenggaraan program
•Ditunjuk seorang dokter yang mendapat penugasan
menjadi dokter pendamping.
Ijazah
pengakuan terhadap prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu
jenjang pendidikan [UU 20/2003 Sisdiknas psl 61]

Sertifikat Kompetensi
pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan
tertentu setelah lulus uji kompetensi [UU 20/2003 Sisdiknas
psl 61, UUPK 29/2004]

Surat Tanda Registrasi / STR


pemberian kewenangan [UU 29/2004 Praktik Kedokteran] psl 35

Surat izin praktik


bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter yang
akan menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi
persyaratan
[UUPK 29/2004, Psl 1(7)]
REGISTRASI DOKTER
UUPK 29 /2004

 Setiap dokter yang melakukan praktik kedokteran di


Indonesia wajib memiliki Surat Tanda Registrasi Dokter

 Surat Tanda Registrasi Dokter adalah bukti tertulis yang


diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia kepada
dokter yang telah diregistrasi

 Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap dokter yang


telah memiliki sertifikat kompetensi dan telah
mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui
secara hukum untuk melaksanakan tindakan profesinya
Persyaratan Registrasi
UUPK 29/2004

Persyaratan untuk memperoleh surat tanda registrasi dokter :


(1) Memiliki ijazah dokter (Institusi Pendidikan Kedokteran)
(2) Mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/
janji dokter (Institusi Pendidikan Kedokteran)
(3) Memiliki Surat Keterangan sehat fisik dan mental
(dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktek)
(4) Memiliki Sertifikat Kompetensi (Kolegium Dokter Indonesia)
(5) Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan
ketentuan etika profesi
Surat Izin Praktik
o Setiap dokter yang melakukan praktik kedokteran di
Indonesia wajib memiliki surat izin praktik. [Psl 36]
o Surat izin praktik adalah bukti tertulis yang diberikan
pemerintah kepada dokter yang akan menjalankan praktik
kedokteran setelah memenuhi persyaratan. [Psl 1(7)]
o Untuk mendapatkan surat izin praktik sebagaimana
dimaksud dalam pasal 36, dokter harus
a. Memiliki surat tanda registrasi dokter yang masih
berlaku
b. Mempunyai tempat praktik
c. Memiliki rekomendasi dari organisasi profesi
Sertifikat Kompetensi

UU 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran:


Sertifikat Kompetensi (dokter) adalah surat tanda
pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter untuk
menjalankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia setelah
lulus uji kompetensi

Perkonsil No 1/2005 – Registrasi, Bab I, Pasal 1


Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan
terhadap kemampuan seorang dokter atau dokter gigi untuk
menjalankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia setelah
lulus uji kompetensi yang dikeluarkan oleh kolegium terkait
Perkonsil No.1/KKI/Per/2010 tentang Registrasi Dokter
Program Internsip
Menimbang :
1. bahwa terhadap dokter lulusan program pendidikan kedokteran
dengan kurikulum berbasis kompetensi diperlukan proses pemahiran
setelah lulus dari program pendidikan,
2. bahwa proses pemahiran tersebut dilakukan melalui program internsip
setelah memperoleh sertifikat kompetensi dari kolegium terkait,
3. bahwa program internsip yang dilakukan harus tetap memperhatikan
perlindungan masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan profesi
kedokteran,
4. bahwa di dalam Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 42
tentang Tata Cara Registrasi, Registrasi Ulang, Registrasi Sementara
dan Registrasi Bersyarat Bagi Dokter dan Dokter Gigi belum mengatur
tentang Registrasi Bagi Dokter Peserta Internsip,
5. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a dan huruf b, c dan d perlu ditetapkan Peraturan Konsil Kedokteran
Indonesia yang mengatur Registrasi Bagi Dokter Peserta Internsip.
Perkonsil No.1/KKI/Per/2010 tentang Registrasi
Dokter Program Internsip
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
5. Internsip adalah pelatihan keprofesian berbasis kemandirian pada
pelayanan primer guna memahirkan kompetensi, meningkatkan
kinerja, dan menerapkan standard profesi pada pratik kedokteran
setelah selesai pendidikan dokter dan uji kompetensi.
6. Peserta Internsip adalah dokter yang telah lulus program studi
pendidikan dokter dan telah lulus uji kompetensi namun belum
mempunyai kewenangan untuk praktik mandiri.
7. Surat Tanda Registrasi (STR) dokter adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia kepada dokter sesuai
ketentuan perundang-undangan.
8. Surat Tanda Registrasi Untuk Kewenangan Internsip adalah Surat
Tanda Registrasi untuk menjalankan kewenangan sebagai dokter
dalam rangka Internsip yang kedudukannya berbeda dengan Surat
Tanda Registrasi Dokter sebagaimana yang dimaksud ketentuan
angka 7 di atas.
Program Internsip
 Pelatihan keprofesian sebelum registrasi, berbasis
kompetensi pelayanan primer yang terintegrasi,
komprehensif, mandiri menggunakan pendekatan
kedokteran keluarga
 Menerapkan/mempraktikan kompetensi yang diperoleh
selama pendidikan dalam rangka penyelarasan antara hasil
pendidikan dan praktik di lapangan
 Mempraktikan, di tempat kerjanya, prinsip-prinsip praktik
kedokteran yang telah dipelajari semasa menjadi mahasiswa
 Setelah menyelesaikan program internsip, peserta program
memperoleh Surat Tanda Selesai Internsip yang merupakan
kelengkapan, bersama dengan Sertifikat Kompetensi, untuk
memperoleh Surat Tanda Registrasi dari Konsil Kedokteran
Indonesia, sebagai dokter penyelenggara pelayanan primer.
primer
Prinsip Internship
Mempraktikan, di tempat kerjanya, prinsip-prinsip praktik
kedokteran yang telah dipelajari semasa menjadi mahasiswa
1. Mempraktikan standar pelayanan kedokteran yang baik,
dengan menyadari keterbatasan kemampuannya dan
memastikan tidak menempatkan pasien dlm keadaan bahaya.
2. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dan meningkatkan keterampilannya.
3. Membangun, meningkatkan dan memelihara hubungan baik
dengan pasien.
4. Bekerjasama secara efektif dengan sejawat dokter dan tenaga
kesehatan profesi dan tenaga kesehatan non profesi serta
tenaga pendukung/penunjang kesehatan.
5. Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik bagi sejawat,
pasien dan keluarganya.
6. Jujur dan bertindak serta berperilaku berdasarkan kaidah
ilmiah.
7. Memelihara kesehatan pribadinya sehingga tidak mem-
bahayakan pasien, sejawatnya dan orang lain.
Tujuan Program Internship

Umum
Meningkatkan kesempatan dokter baru lulus program studi
dokter untuk mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang diperoleh selama pendidikan, dalam
pelayanan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga
kepada pasien, dalam rangka penyelarasan antara hasil
pendidikan dengan praktik di lapangan dalam kemahiran
melayani pasien secara profesional.
Tujuan Program Internship
Khusus
Memberikan kesempatan kepada dokter baru lulus program studi dokter
untuk:
1. Mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh
selama pendidikan dan mengaplikasikannya dalam pelayanan primer.
2. Mengembangkan keterampilan medis-teknis (klinis dan sosial-preventif),
serta pribadi dan profesi yang menjadi dasar praktik kedokteran.
3. Memikul tanggung jawab pelayanan pasien sesuai dengan kewenangan
yang diberikan.
4. Meningkatkan kemampuan membuat keputusan profesional dalam
pelayanan pasien secara memadai dan pemanfaatan layanan diagnostik
dan konsultasi.
5. Bekerja dalam batas kewenangan hukum dan etika.
6. Berperan aktif dalam tim pelayanan kesehatan multidisiplin
7. Memperoleh pengalaman dan mengembangkan strategi dlm menghadapi
tuntutan profesi dan pribadi yang berkaitan dengan fungsinya sebagai
praktisi medis.
Kegiatan Peserta
Lingkup
Melakukan layanan primer dengan pendekatan Dokter Keluarga pada
pasien secara pofesional yang meliputi kasus medik dan bedah,
kedaruratan dan kejiwaan baik pada anak, dewasa dan lanjut usia

1. Melakukan konsultasi dan rujukan


2. Melakukan kegiatan ilmiah medik
3. Melakukan kegiatan kesehatan masyarakat

Bentuk
1.Praktik

2.Presentasi

3.Pengisian buku log

4.Laporan kasus
Laporan dan Presentasi Peserta
(1) Laporan kasus
Laporan kasus dituliskan dalam bentuk portofolio. Kasus yang
dilaporkan dalam bentuk portofolio adalah kasus untuk setiap
penyakit, jadi untuk kasus yang sama tidak perlu dibuat portofolio
lagi
(2) Presentasi kasus
Presentasi kasus dibuat seperti laporan
(3) Laporan pelayanan
Laporan pelayanan dibuat setiap hari berdasarkan kasus yang
didapatkan. Semua kasus yang dikerjakan harus dituliskan
didalam laporan pelayanan
(4) Laporan penyuluhan
Laporan penyuluhan dibuat untuk kegiatan klinis kepada individu
dan kesehatan masyarakat kepada kelompok masyarakat.
Wahana Pelatihan Internship
Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan Wahana Internship
Dokter:

Rumah Sakit Kelas C dan D, dilakukan pada


• Unit yang memberikan pelayanan kedokteran primer secara
komprehensif (4 bulan)
• Unit Gawat Darurat (4 bulan)
Puskesmas dan puskesmas dengan perawatan (4 bulan)
(Klinik Layanan Primer lainnya milik Pemerintah dan Swasta)
Perkonsil
Perkonsil No.
No. 1/KKI/PER/I/2010
1/KKI/PER/I/2010 tentang
tentang Registrasi
Registrasi Dokter
Dokter
Program
Program Internsip
Internsip

BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 8


(1) Setiap peserta Internship mendapat
pendampingan dari seorang dokter senior yang
bertindak sebagai pendamping. Syarat untuk
menjadi pendamping adalah dokter aktif praktik
yang memahami dan menerapkan prinsip-prinsip
kedokteran keluarga dan prinsip pelaksanaan
praktik kedokteran yang baik.
(2) Kriteria dan tugas pendamping sebagaimana
disebutkan pada ayat (1) persyaratannya diatur
oleh Komite Internsip Dokter Indonesia.
(3) Pada akhir penugasan, pendamping melakukan
penilaian guna memastikan pencapaian program.
Terhadap peserta yang telah menyelesaikan
seluruh program internsip akan diberikan
Perkonsil
Perkonsil No.
No. 1/KKI/PER/I/2010
1/KKI/PER/I/2010 tentang
tentang Registrasi
Registrasi Dokter
Dokter
Program
Program Internsip
Internsip

BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 8

(4) Terhadap peserta yang melanggar kode etik kedokteran


dan atau disiplin kedokteran dan atau melanggar
ketentuan hukum pidana dikenakan sanksi.
(5) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah
mulai dari peringatan sampai dengan dikeluarkan dari
program internsip.
(6) Ketentuan tentang tata cara pemberian sanksi dan
pembelaan peserta program internsip diatur lebih
lanjut dalam peraturan yang dikeluarkan KIDI.
Kriteria
Kriteria Pencapaian
Pencapaian Kinerja
Kinerja
Mengelola
Mengelola kasus
kasus dengan
dengan jumlah
jumlah dan
dan jenis
jenis yang
yang cukup,
cukup, dengan
dengan sebaran
sebaran
imbang.
imbang. Dalam
Dalam masa
masa satu
satu tahun,
tahun, secara
secara keseluruhan
keseluruhan telah
telah menangani
menangani
sekurang-kurangnya
sekurang-kurangnya 400
400 kasus.
kasus.
Berdasarkan
Berdasarkan umur:
umur:
Bayi
Bayi –– anak
anak 25-40%
25-40%
Dewasa
Dewasa (15-60
(15-60 th)
th) 40-60%
40-60%
Tua
Tua (>60
(>60 th)
th) 15-25%
15-25%
Berdasarkan
Berdasarkan jenis
jenis kelamin:
kelamin:
Kasus
Kasus laki-laki
laki-laki dan
dan perempuan
perempuan 50%
50% ++ 10%
10%
Berdasarkan
Berdasarkan kelompok:
kelompok:
Medik
Medik 50-60%
50-60%
Bedah
Bedah 40-50%
40-50%
Kegawat-daruratan
Kegawat-daruratan 5-20%
5-20%
Kejiwaan
Kejiwaan 1-
1- 5%
5%
Dicatat
Dicatat dalam
dalam logbook
logbook,, paling
paling sedikit
sedikit setiap
setiap 33 bulan
bulan dilaporkan
dilaporkan kepada
kepada dan
dan
ditandatangani
ditandatangani oleh
oleh dokter
dokter pendamping.
pendamping.
Membuat
Membuat dan
dan menyajikan
menyajikan sekurang-kurangnya
sekurang-kurangnya 55 laporan
laporan kasus
kasus dalam
dalam
pertemuan
pertemuan klinik,
klinik,
PENILAIAN PESERTA INTERNSIP

1. Asesmen peserta didasarkan atas tercapainya tujuan Internsip


berlandaskan standar kompetensi dokter layanan primer yang dipahami
baik oleh peserta maupun Pendamping.

2. Peserta mendapat umpan balik secara teratur, baik dari Pendamping


maupun dari tenaga kesehatan lain dalam bentuk pengamatan langsung
maupun tidak langsung.

3. Format asesmen menggunakan antara lain buku log dan portofolio untuk
kasus-kasus yang akan memberikan manfaat bagi peserta.

4. Buku log berisi catatan harian dari waktu ke waktu yang


menggambarkan kegiatan dan tugas-tugas yang perlu dan telah
dilaksanakan peserta selama mengikuti Internsip.

5. Portofolio berisi uraian lengkap dari kegiatan yang dianggap peserta


dapat mencerminkan perkembangan profesionalisme sebagai seorang
dokter, (misalnya kasus-kasus menarik) yang disertai umpan balik dari
Pendamping.
PENILAIAN PESERTA INTERNSIP
 Penilaian peserta dilakukan oleh pendamping
 Secara informal pendamping memperoleh masukan dari
pemangku kepentingan terkait, antara lain sejawat lain, tenaga
kesehatan lain, masyarakat dan pasien
 Penilaian kinerja didapat dari
 observasi oleh pendamping dan pemangku kepentingan
terkait pada kinerja peserta terhadap
 perilaku
 kompetensi medik
 komunikasi
 kepribadian
 pofesionalisme
 penilaian buku log, laporan kasus dan portofolio.
PENILAIAN PESERTA INTERNSIP
Penilaian kegiatan dikelompokkan sebagai berikut:
• Kasus Medik
• Kasus Bedah
• Kasus Kegawat daruratan
• Kasus Kejiwaan
• Kesehatan Masyarakat:
 E.1 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Menular / Tidak Menular
 E.2 Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk
 E.3 Sanitasi Lingkungan (tempat tinggal, makanan dan
minuman, pelayanan umum)
 E.4 Promosi Kesehatan
 E.5 Manajemen Puskesmas
 E.6 Manajemen Bencana
 E.7 Manajemen Kasus
Penerbitan Surat Tanda Registrasi
• Pada akhir penugasan, Pendamping melakukan penilaian
untuk memastikan pencapaian tujuan program internsip.

• Peserta yang telah menyelesaikan seluruh internsip akan


mendapatkan Surat Laporan Pelaksanaan Internsip yang
ditandatangani oleh Pendamping yang akan
dipergunakan untuk menerbitkan Surat Tanda Selesai
Internsip (STSI) oleh Komite Internsip Dokter Indonesia
(KIDI) Tingkat Provinsi.

• Komite Internsip Dokter Tingkat Provinsi melaporkan STSI


ke KIDI Pusat dengan tembusan ke Kolegium Dokter
Indonesia.

• Berdasarkan STSI dan Sertifikat Kompetensi yang telah


diterbitkan Kolegium Dokter Indonesia, Konsil Kedokteran
Indonesia akan menerbitkan Surat Tanda Registrasi.
Kompetensi Akhir Internsip
7 Area Kompetensi Dokter Indonesia
1. Komunikasi efektif
2. Keterampilan klinik dasar
3. Penerapan prinsip-prinsip ilmu biomedis, klinis,
perilaku dan epidemilogi dalam praktik kedokteran
keluarga
4. Pengelolaan masalah kesehatan individu, keluarga
dan komunitas secara komprehensif, holistik,
bersinambung dan terkoordinasi dan kolaboratif
dalam sistem pelayanan kesehatan primer
5. Memperoleh informasi, menilai secara kritis dan
mengelolanya
6. Mawas diri dan mengembangkan diri serta belajar
sepanjang hayat
7. Menerapkan etika, moral dan profesionalisme dalam
praktik
CONTOH
GAMBARAN PERJALANAN
HIDUP DOKTER INDONESIA
CURRICULUM VITAE
DR, dr. Noormartany, SpPK (K), MSi
Konsultan Imunologi
RIWAYAT PENDIDIKAN :
• Dokter …….……………………………………. FK UNPAD 1979
• Dokter Spesialis Patologi Klinik …….. FK UNPAD 1992
• Magister Genetika & Biomolekuler… ITB 2000
• Konsultan Imunology KOLEGIUM 2006
• Doktor Imunologi Patologi Klinik UNPAD 2009

RIWAYAT PEKERJAAN :
• Ka. PKM Buahdua, Sumedang 1980 - 1083
• Ka PKM Conggeang, Sumedang 1983 - 1984
• Ka PKM Cimalaka Sumedang 1984 - 1986
• Ka. Sie. P3M Dinkes DT II Sumedang 1986 - 1988
• Ka. Instalasi Patologi Klinik RS Majalengka 1993 - 1994
• SMF. Patologi Klinik RSHS 1994 - 1996
• Ka. Instalasi Patologi Klinik RSHS 1996 - 2001
• Direktur Penunjang dan Pendidikan RSHS 2001 - 2006
• Direktur Umum dan Operasional RSHS 2006 - 2008
• Ketua Bid. Organisasi Pengurus Pusat PDS Patklin 2005 - 2010
• Ka. Unit Pelayanan Teknik Kesehatan UNPAD 2008 - 2013
• Dosen F.K- UNPAD ( Pasca sarjana) 1996 - 2013
• Ka. Divisi Imunologi Departemen Pat. Klinik RSHS 1996 - 2013
• Ketua Program Studi Patologi Klinik FK UNPAD 2010 - 2013
• Wakil Ketua IV IDI Wilayah Jabar 2010 - sekarang
• Sekjen Kolegium PDS-Patklin Indonesia 2011 - sekarang
• Komite Internship Dokter Indonesia Prov. Jabar 2011 – sekarang
• Konsultan lab RS Pakuwon Sumedang 1996 – sekarang
• SMF Lab. RS Al Iksan 1996 – sekarang
•. Direktur RS Santosa Bandung Central 2013 - sekarang
MAHASISWA FK TH 1970

MAKAN DULU SEBELUM BERANGKAT KE LOKASI


BERANGKAT KERJA SOSIAL KERJA SOSIAL
KEGIATAN DOKTER PUSKESMAS

PEMBINAAN KARYAWAN PUSKESMAS


PEMBINAAN DUKUN PARAJI
PEMBINAAN KE KAMPUNG-KAMPUNG
KUNJUNGAN KE DESA-DESA
PENYULUHAN PADA APARAT DESA
RAPAT DI KECAMATAN
PERTEMUAN DOKTER PUSKESMAS
PERTAMAKALI DOKTER PUSKESMAS JADI
PEMBICARA PENELITIAN DI KONGGRES
NASIONAL
DOKTER TELADAN JAWA BARAT TH 1982
KEPALA SEKSI PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
PERTEMUAN TINGKAT KABUPATEN
WISUDA DOKTER SPESIALIS PATOLOGI KLINIK UNPAD
DOKTER BREVET SPESIALIS PATOLOGI KLINIK
MAGISTER GENETIKA DAN BIOLOGI MOLEKULER
ITB
DIREKTUR PENUNJANG DAN PENDIDIKAN RSHS
KUNJUNGAN SEBAGAI DIREKTUR RSHS KE NEW ZELAND
DIREKTUR UMUM DAN OPERASIONAL RSHS
DI TEMBOK CINA SAAT KONGGRES IMUNOLOGI ASIA
WISUDA S3
FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD
KEGIATAN SEBAGAI PENELITI
KONGGRES INTERNASIONAL DI SHANGHAI
GEDUNG PUTIH WASHINGTON
LABORATORIUM NANO
TECHNOLOGI TWENTE
UNIVERSITY BELANDA
PRAHA CEKOSLOWAKIA
INTERNATIONAL KONGGRES DI BERLIN
SEKIAN
SELAMAT BERTUGAS DI DAERAH

You might also like