You are on page 1of 31

Neonatal Chest X-ray

Posisi simetris toraks pada anak : jarak costae anterior ke tengah


vertebrae (kiri dan kanan) harus sama
Hyaline Membrane Disease/ surfactant deficient disease

• Low volume
• Most common cause of respiratory distress in pre-term infants, correlating with
structural & functional lung immaturity
• Caused by insufficient surfactant (due to immature type II pneumocytes) and
resultant decreased lung compliance
• >95% cases in pre-term infants (<34 weeks), term infants with diabetic mothers
Hyaline Membrane Disease
• CXR: • Grade
− retikuloglandular : alveoli yg 1) Grade 1  retikuloglandular halus,
kolaps diselingi oleh alveoli sedikit air bronchogram
yg terbuka 2) Grade 2  retikuloglandular di
kedua paru, air bronchogram jelas
− air bronchogram : bronki yg
3) Grade 3  mengaburkan batas
masih paten dikelilingi alveoli jantung dan diafragma
yg kolaps 4) Grade 4  complete white lung
field with obscured of the cardiac
shadow
Hyaline Membrane Disease

Grade 1 Grade 2
Hyaline Membrane Disease

Grade 3 Grade 4
Hyaline Membrane Disease
• Pulmonary interstitial emphysema
(PIE)
− where barotrauma causes air to dissect
through the immature alveoli into the
interstitial space and spread along the
lymphatic pathways
− May lead to pneumomediastinum /
pneumotoraks
− CXR : hyperinflated lungs with many
small cysts representing
dissecting air bubbles
Hyaline Membrane Disease
• Bronchopulmonary Dysplasia (Chronic Respiratory
Insufficiency of the premature)
− A clinical diagnosis and has been defined oxygen
dependence at 28 days of life to maintain arterial
oxygen tensions >50 mm Hg accompanied by
abnormal chest radiographs
− CXR : impossible to distinguish early stages of
bronchopulmonary dysplasia from later stages of
RDS.
The lungs are usually hyperaerated overall. They may
contain coarse, irregular, ropelike, linear densities,
representing atelectasis or, later, fibrosis. These areas
of atelectasis may be intermixed with lucent, cystlike
foci, representing hyperexpanded areas of air
trapping  a spongelike appearance
Meconium Aspiration Syndrome : post aterm/
aterm
• Disebabkan aspirasi cairan amnion yang mengandung meconium
selama intrauterine/ intrapartum
• Meconium bersifat iritatif pada paru
• Hipoksia intrauterine  defekasi fetal dan reflex gasping  aspirasi
meconium ke trakeo bronkial tree  obstruksi bronkial dan
pneumonitis
• CXR : hyperinflated lung with ropy (densitas perihilar yg sperti tali),
coarse interstitial opacitites
Transient tachypnea of the newborn (TTN) : high lung volume
• bayi aterm, kelebihan cairan di paru gak bisa dikeluarkan misalnya karena lahir
SC, tidak adanya kompresi toraks saat lahir pervaginam, atau bs pada ibu DM.
• Terjadi setelah lahir (6 jam pasca lahir), membaik dalam 3 hari.
• Ro : mild- severe pulmonary edema, peningkatan coracan bronkovaskular yg
difus, bilateral dan simetris.
Pneumonia Neonatal
• Most common pathogens are group B streptococcus, S. aureus, and E.
coli, which are acquired intrauterine, during birth from the vaginal
flora, and soon after birth.
• A history of prolonged rupture of membranes or known
maternal infection may suggest neonatal pneumonia.
• Takes hours to days to develop
Aerasi Pola Efusi
HMD berkurang Ground glass, finely granular Tidak ada
TTN bertambah Fissural fluids, fuzzy vessels Ada
MAS bertambah Coarse, ropey density Mungkin
Pneumonia neonatal bertambah Perihilar streaking Mungkin
Anak sesak dan ada hiperlusensi, DD nya :
1. CCAM : multiple kistik
2. CLE
3. Pneumotorax : pleural line
4. Aspirasi benda asing
CCAM (Congenital Cystic Adenomatoid Malformation)
•Tipe 0 : Tipe ini merupakan tipe yang paling jarang dan paling lethal, serta berasal dari trakhea atau bronkus. Kista

dengan ukuran < 2 cm dan umumnya tunggal.


• Tipe 1 : 50-70% kasus dan berasal dari distal bronkus atau proksimal bronkiolus. Ukuran lesi antara 3-10 cm dan

kadang ukuran tampak hydrops. Dapat ditemukan juga kompnen kartolago di dalam lesi tersebut.
• Tipe 2 : 15-30% kasus dan berasal dari bronkiolus terminal. Ukuran lesi sekitar 0,5 – 2 cm. Lesi ini dikelilingi dengan

epitel kuboid bersilia atau kolumnar. CCM tipe 2 ini sering muncul bersamaan dengan anomali tertentu, sehingga

prognosisnya juga bergantung pada kondisi anomali tersebut.


•Tipe 3 : 5-10% kasus dan berasal dari jaringan yang menyerupai asinar. Lesi kistik akan tampak mikrokistik (ukuran < 5

mm), prognosis yang buruk


•Tipe 4 : 5-15% kasus dan berasal dari alveolar. Ukuran lesi yang paling besar di antara tipe lainnya, yaitu > 10 cm dan

berhubungan dengan adanya keganasan seperti Pleuropulmonary blastoma. Pada antenatal diklasifikasikan sebagai lesi

mikrokistik bila lesi < 5 mm dan makrokistik bila lesi ≥ 5 mm.


• Pada CT, tampak multiple lesi kistik , struktur airway dan lesi kistik tampak
berhubungan (tampak udara di dalam lesi kistiknya). Ini utk bedain dengan
bronchogenic cyst (totally cyst, tanpa udara, tidak berhubungan lesi dgn struktur
airway).
CLE (congenital lobar emphysema)
• is a congenital lung abnormality that results in progressive
overinflation of one or more lobes of a neonate's lung. 
• Harus CT : densitas lebih rendah pada lobus paru tertentu, mirip
emfisematous lung

hyperlucency and overinflation of the left upper lobe.


HOLOPROSENSEFALI (HPE)
• Alobar : gagal pemisahan komplit antara 2 hemisfer cerebri. Thalamus
fusi, monoventrikel.
• Semilobar : gagal pemisahan sebagian antara 2 hemisfer. Fusi di
bagian anterior (falx dan corpus callosum bisa ada di sisi posterior).
Agenesis/ hypoplasia dari corpus callosum.
• Lobar : tampak fisura interhemisfer sepanjang midline. Thalamus
sudah terpisah, septum pellucidum belum ada.
HPS (Hypertrophic pyloric stenosis)
• 3 minggu – 3 bulan, muntah
• Ro : dilatasi gaster , single bubble
• Kontras : caterpillar sign pd lambung (motilitas lambung yang berlebihan) , tampak penyempitan
lumen pylorus membentuk string sign/ mushroom sign
• US : otot pilorik dengan panjang > 1,5 cm, tebal > 0,3 cm (tampak penebalan dinding pilorik
dengan ketebalan … membentuk gambaran cervix sign)
Intususepsi
• Suatu segmen usus masuk ke lumen usus distalnya  obstruksi
• Nyeri kolik, muntah, BAB lendir darah (current jelly stool)
• Polos : air fluid level, distribusi udara usus tidak merata
• Liat tanda viable usus : ada perforasi/ pneumoperitoneum ga (foto polos),
tanda-tanda iskemik (usg doppler : vaskularisasi usus?)
• Barium enema : tampak kontras mengisi rectum, sigmoid, dan kolon
descendens. Tampak filling defect membentuk cupping sign pada distal
kolon descendens.
• Syarat reduksi : < 48 jam, usus viable  3T (3 kali percobaan, masing2 3
menit, kontras digantung 3 feet, tidak berhasil lgsg OP).
• ileocolic
• Ileoileocolic
• Ileoileal dan colocolic
Reduksi berhasil jika kontras masuk hinggal ileum.
Usg: target sign (axial) and pseudokidney sign (longitudinal)
Atresia esophagus
Sering barengan dengan VACTERL sindrom.
Klinis saat in uteri: polihidroamnion, sulit liat
lambung. Klinis: drooling.
Ada 5 tipe:
• Atresia eso tanpa fistula
• Atresia eso + fistula proksimal
• Atresia eso + fistula distal
• Atresia eso + fistula proksimal dan distal
• Bentuk H
MANIFESTASI KLINIS

• Polyhidramnion tanpa bubble


Fetus stomach pada bayi masa gestasi 18
minggu

• Timbul sesak nafas yang disertai sekresi mulut


Neonatu yang berlebihan
• Tersendak, sianosis, atau batuk pada waktu

s berupaya menelan makanan karena aspirasi


cairan ke dalam jalan nafas
Manifestasi klinis

• Fistula proksimal :menghambat pernafasan, distress,


dan sianosis selama makan
• Fistula distal: saliva yang banyak dan regurgitasi
muncul bersamaan dengan sianosis dan pneumonia
Bayi/anak sekunder .
• Jika kedua fistula proksimal dan distal ada, biasanya
-anak fistula proksimal yang memberikan gejala
• Tipe fistula trakeoesofagus tanpa atresia atau fistula
tipe-H, akan menimbulkan gejala batuk dan tersedak
sewaktu makan, pneumonia berulang dan distensi
abdomen intermitten

Dewasa • Pneumonia rekuren dan bronkiektasis


Atresia + fistula di distal Atresia + fistula di
proximal

Tampak tube di bagian proksimal esofagus dan adanya


udara pada lambung, menunjukkan atresia esofagus
dengan fistula trakeoesofagus distal
Atresia Esofagus Tanpa Fistula Trakeoesofagus

Tidak adanya udara atau gas pada Tampak ujung kateter yang tidak
abdomen menunjukkan adanya mencapai abdomen, serta tidak
atresia esofagus tanpa fistula atau adanya gas yang tampak pada
dengan fistula proksimal daerah abdomen
Fistula Trakeoesofagus tanpa atresia esofagus
( H-Type )
• Pada pemeriksaan esofagogram menunjukkan adanya fistula dari bagian anterior esofagus menuju bagian
posterior trakea.

You might also like