Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
www.wongfarmasi.blogspot.com
Fosfolipase A2
Steroid
As.arakidonat
NSAID’s Cyclooxigenase
Prostaglandin
Biological effects.
The individual PG (PGE, PGF, PGI = prostacyclin) possess
different biological effects.
1) Nociceptors.
PG increase sensitivity of sensory nerve fibers towards
ordinarypain stimuli (p. 194), i.e., at a given stimulus strength
there is an increased rate of evoked action potentials.
2)Thermoregulation.
PG raise the set point of hypothalamic (preoptic)
thermoregulatory neurons; body temperature increases
(fever).
3)Vascular smooth muscle.
PGE2 and PGI2 produce arteriolar vasodilation; PGF2α,
venoconstriction.
4)Gastric secretion.
PG promote the production of gastric mucus and reduce
the formation of gastric acid.
.
5) Menstruation.
PGF2α is believed to be responsible for the ischemic
necrosis of the endometrium preceding menstruation.
The relative proportions of individual PG are said to be
altered in dysmenorrhea and excessive menstrual
bleeding.
6)Uterine muscle.
PG stimulate labor contractions.
7)Bronchial muscle.
PGE2 and PGI2 induce bronchodilation; PGF2α causes
constriction.
COX-1: mofezolac
COX-2: Celexocib, Rofecoxib
Anti inflamasi…….
Aspirin adalah NSAIDs yang paling lama digunakan dan
merupakan analgetik yang efektif.
Parasetamol adalah analgetik yang kuat tetapi tanpa efek anti
inflamasi.
Na diklofenak adalah anti inflamasi yang efektif dan mempunyai
efek analgetik.
Aspirin mempunyai durasi analgetik + 4 jam, mudah diabsorpsi
pada pemakaian oral.
Aspirin adalah asam lemah (pKa: 3.5), dlm lambung yang
bersuasana asam akan banyak dlm bentuk tak terionkan shg
mempermudah absorpsinya. Akan tetapi aspirin utamanya
diapsorbsi di bag awal intestin.
Anti inflamasi…….
Aspirin dalam darah akan dihidrolisis menjadi asam salisilat (aktif)
dan asam asetat ooleh enzim esterase. Ekskresi salisilat dan
konjugatnya utamanya lewat urin. Pada urin yang alkalis akan
meningkatkan ekskresi salisilat.
Aspirin sangat dikenal untuk mengobati inflamasi pada persendian,
tetapi diperkirakan ½ pasien pengguna tidak toleran terhadap
adverse effect-nya, nausea, vomiting, epigastric pain tinnitis, sebab
dibutuhkan dosis tinggi untuk efek anti inflamasinya.
Sediaan aspirin dengan berbagai formula untuk mengurangi efek
samping pada lambung telah tersedia seperti buffered aloxiprin,
micro-encapsulated enteric-coated benorylate (aspirin-
paracetamol ester)
Akan tetapi untuk pengobatan gejala inflamasi pada sendi (pain,
stiffness, swelling) sekarang sudah banyak tersedia obat yang lebih
baru seperti diklofenak
Anti inflamasi…….
Efikasi dari NSAIDs umumnya hampir
sama, tetapi terdapat respons individual
yang sangat bervariasi sehingga sangat
sulit untuk justifikasi obat mana yang
paling efektif terhadap individu tertentu.
Umumnya patient (60%) memberi respon
pada setiap NSAIDs. Golongan asam
propionat menjadi pilihan pertama karena
efek samping yang jarang.
Anti inflamasi…….
Parasetamol tidak mempunyai efek anti
inflamasi
Mudah diabsorpsi pada pemakaian oral
dan tidak mengiritasi lambung
Pada dosis tinggi bisa menyebabkan
hepatotoksik
Anti inflamasi…….
Efek analgetik dari NSAIDs timbul karena
aksi periferal maupun sentral, akan tetapi
aksi periferalnya lebih utama.
Efek analgetiknya biasanya dikaitkan
dengan efek anti inflamasinya akibat dari
penghambatan biosintesis prostaglandins
pada jaringan yang mengalami inflamsi.
Prostaglandins sendiri dapat mengakibatkan
rasa sakit meski sedikit, tetapi dapat
meningkatkan rasa sakit karena mediator
yang lain seperti histamin dan bradikinin.
Anti inflamasi…….
Efek anti inflamasi NSAIDs karena
kemampunnya menghambat sintesis
prostaglandins. Prostaglandins menyebabkan
vasodilatasi dan meningkatkan permebilitas
vaskuler.
NSAIDs tidak menghilangkan inflamasi tetapi
“attenuate” sebab obat ini tidak menghambat
sintesis mediator lainnya. Sehingga pasien
reumathoid arthritis misalanya bila diberi
NSAID rasa sakit, kekakuan dan bengkak
berkurang tetapi perjalanan penyakit tidak
berubah.
Anti inflamasi…….
Efek antipiretik: Dalam keadaan demam pirogen
endogen (interleukin-1) dilepaskan dari leukosit
dan beraksi langsung pada pusat termoregulator di
hipotalamus yang akan meningkatkan suhu tubuh.
Hal ini dikaitkan dengan meningkatnya
prostaglandin di otak. Prostaglandin bersifat
pirogenik.
Aspirin mencegah efek peningkatan suhu oleh
interleukin-1 dengan mencegah peningkatan
prostaglandin otak
NSAIDs tidak menurunkan suhu normal tubuh tidak
pula menurunkan kenaikan suhu badan karen
malfungsi hipotalamus (in heat stroke for example).
Anti inflamasi…….
Adverse effects of NSAIDs: very common, due
to be given in high doses or for long time widely
used in elderly
Gastrointestinal tract: inhibition of
prostaglandins synthesis predominates and
partly by direct erosive action.
PGE2 & PGI2 inhibit gastric secretion, increase
blood flow to gastric mucosa and have
cytoprotective action
Inhibition of their synthesis caused ulceration
by produceing ischemia, loss of protective
action and the acid secretion was not prevented
Misoprostol is PGE1 derivative has a protective
effect against GI toxicity of NSAIds.
Anti inflamasi…….
Nephrotoxicity: PGE2 & PGI2 is potent
vasodilatators synthesized in the renal medulla and
glomeruli, respectively.
They are involved in the control of renal blood flow
and excretion of salt and water
Inhibition of the synthesis may result in Na
retention, red renal blood flow and renal failure
(especially in patients with cond. Associated with
vasoconstrictor of catecholamine and angiotensin II
release (congestive heart failure and cirrosis for
example).
NSAIDs caused interstitial nephritis &
hyperkalaemia. In long usage may result in papillary
necrosis and chronic renal failure.
NSAIDs CLASSIFICATION
Chemical structure classification:
1. Salicylic acid derivatives: aspirin
2. Propionic acid derivatives: ibuprofen,
naproxen
3. Phenylacetic acids: diclofenac
4. Indolacetic acids: indomethacin
5. Oxicams: piroxicam
6. Pyrazolones: phenylbutazone
7. Aniline: acetaminophen
NSAIDs CLASSIFICATION
Functional classification:
1. Prostaglandin analogs: alprostadil, misoprostol
(PGE1 analogs), epoprostenol (PGE2 analog),
dinoprostone (PGI2 analog)
2. Managing gout: indomethacin, colchicine,
allopurinol, probenecid, sulfin pyrazone
3. Pain relievers: aspirin and derivatives, diflunisal,
flubiprofen, ibuprofen, naproxen, indomethacin,
sulindac, piroxicam, ketorolac (non-selective COX
inhbtrs), celecoxib, rofecoxib (COX-2 inhbtrs),
acetaminophen
4. H1-blockers: diphenhydramine, dimenhydrinate,
tripelenamine, promethazine,meclizine, CTM (1st
generation), terfenadine, loratadine (2nd
generation)
Quiz
Email; msaifulbachri@yahoo.co.id
1. apakah yang dimaksud dengan analgesik dan anti
inflamasi?
2. bagaimana mekanisme terjadinya nyeri?
3. bagaimana terjadinya inflamasi?apa tanda-tanda
inflamasi?
4. sebutkan dan jelaskan penggolongan obat anlgesik dan
anti inflamasi?
5. jelaskan tentang mediator nyeri? Peran dan aktivitas
biologis mediator nyeri pada organ tubuh yg lain?
6. Jelaskan COX-1 dan COX-2! Apa perannya dalam proses
terjadinya nyeri serta peran yg lainnya!
7. Apakah yg dimaksud dg antipiretik?
8. jelaskan terjadinya deman!
9. sebutkan obat-obat analgesik , antiinflamasi dan
antipiretik