You are on page 1of 70

DEMAM BERDARAH DENGUE

PADA ANAK
PENDAHULUAN

• DD / DBD  infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus


dengue dan ditularkan oleh nyamuk Stegomya aegipty
(Aedes aegipty).

• Infeksi virus dengue  masalah kesehatal global

• Penyakit dengue  dareah tropis & subtropis

• Sekitar 2,5 milyar penduduk  risiko terjangkit penyakit


dengue
. . . PENDAHULUAN

• Sekitar 50 juta orang/tahun terinfeksi virus


dengue 500 ribu memerukan rawat inap  90%
anak < 15 tahun  2,5% diantaranya meninggal.

• Angka kematian dengue di Indonesi tahun 2012


sekitar 0,88 % (Kemenkes RI 2012)
PENYEBAB

• Virus dengue  genus flavivirus  family


Flaviviridae

• Terdiri dari 4 serotipe :


• Virus DEN-1
• Virus DEN-2 Ke – 4 serotipe terdapat di
Indonesia yg paling
• Virus DEN-3 virulen virus DEN-3
• Virus DEN-4
Slide with permission from Tedjo Sasmono., Eijkman Institute for Molecular Biology Laboratory, Jakarta
Epidemiologi
Infeksi virus dengue  ditularkan melalui
gigitan nyamuk Stegomya aegipty (Aedes
aegipty).
Transmisi virus tergantung :
• Faktor biotik
• Virus
• Vektor nyamuk
• Penjamu manusia
• Faktor abiotik
• Suhu lingkungan
• Kelembaban
• Curah hujan
Dengue infection process

Unit Kerja Koordinasi lnfeksi dan Penyakit Tropis

Interaction :Agent- Infection Process Dengue Infection Outcome


Host-Environment Pattern

Treatment
Nutrient Ethnic/genetic Recover
Age Immunity Process of infection Syok
Sex Co-morbidities (pathogenesis) DHF Sepsis
1. Secondary Bleedin
DF
Host infection/ ADE g
2. Viral Virulence FUO DIC
3. Other theories
Agent
Environment Asymptomatic dengue Died
Type & Subtype Humidity
Virulence of virus Weather
Strain Density of larvae/adult mosquito
Environment
Worship place
Altitude
People’s behaviour
Soegijanto S. Kumpulan makala4h penyakit
tropis
dan infeksi di lndonesia. Surabaya 2005
Patogenesis
• Secondary Heterologous Infection or
Antibody Dependent Enhancement (ADE) Theory
• Virus Virulence Theory
• Both theories are supported by epidemiologic
and laboratory studies/evidence, and are
most probably valid
Dengue Pathogenesis

(secondary heterologous dengue infection)

Antibody dependent enhanced (ADE)


Manifestasi Klinis
Infeksi Virus Dengue
WHO SEARO Dengue Classification 2011

Virus Dengue WHO SEARO


Infection 2011

Asymptomatic Symptomatic

Undifferentiated Dengue
febrile illness Fever Dengue Expanded
Haemorrhagic Fever Dengue
Syndrome

Without With
hemorrhage hemorrhage
DHF non- DHF with
shock shock (DSS)
Source: Comprehensive guideline for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever.
Revised and expanded edition. Regional office for South-East Asia, New Delhi, India 2011.
Alur skrining Tersangka Infeksi Dengue

TRIASE
Demam 2-7 hari, Perhatikan “warning signs”

• Perlu dirawat?
• Perlu pemantauan? Rawat Inap Rawat Jalan
• Rawat jalan?

Emergency Pulang
Rawat 24 jam :
pantau
TindakanTindakan terapi, pemantauan
monitor & observasi selama
segera ketat
demam

• Dengan merawat di ruang rawat sehari (one day care=ODC),


mengurangi 76% rawat inap
• Sangat berguna dalam keadaan KLB dengue
Sri Rezeki Hadinegoro dkk, Sari Pediatri 1998;1;5-8.
Perjalanan Penyakit Infeksi Dengue
Sejak kapan pasien demam?

Pada umumnya demam reda


pada hari sakit ke 3-4

Perhatikan setiap fase


mempunyai masalah berbeda

Pola kinetik kadar Ht dan trombosit


pada setiap fase berbeda

Uji diagnostik perlu diperhatikan


pada setiap fase
NS-1

Fase perjalanan penyakit sangat


Febrile Critical Recovery penting
• Manifestasi klinis
• Masa tunas : 5 – 7 hari (kisaran 3 – 10 hari)
• Usia terbanyak : 5 – 9 tahun
• Jenis kelamin : laki = perempuan
• Gejala utama :
• Demam :
• Mendadak
• 2 – 7 hari
• Tinggi – hiperpireksia
Perdarahan :
Kulit : uji TORNIQUET
Spontan : peteki, ekimosis, memar
Gusi, epistaksis, subkonyungtiva
Saluran cerna : hematemesis /melena
Hepatomegali :
Permulaan demam
Nyeri tekan
Progressif  renjatan
"Warning Signs"
Unit Kerja Koordinasi lnfeksi dan Penyakit Tropis

Untuk deteksi dini syok

•  Tidak ada perbaikan klinis detelah •  Pucat, ekstrimitas dingin


demam reda •  Perdarahan: epistaksis, b.a.b hitam,
•  Menolak makan/minum hematemesis, menoragia, bak coklat
•  Muntah berulang (haemoglobinuria atau hematuria)
•  Diuresis menurun selama 4-6 jam
•  Nyeri perut hebat
•  Letargi, perubahan perilaku

13
Tanda Bahaya (warning sign)
• Kilnis
o demam turun, keadaan anak memburuk
o nyeri perut & nyeri tekan abdomen
o muntah yg menetap
o letargi, gelisah
o perdarahan mukosa
o pembesaran hati
o akumulasi cairan
o oligouria
• Laboratorium
o Peningkatan Ht
o Penurunan trombosit
o Ht awal tinggi
Renjatan :
Kegagalan sirkulasi :
• syok terkompensasi : Tek. Nadi < 20 mmHg
• syok tdk terkompensasi : Tek sistolik & diastolik
manurun
Nadi cepat, lemah
Oliguri, anuri
Gelisah , lesu, akral dingin, lembab, sianosis
10-30 % DBD
biasanya terjadi pd hari 4 - 6
Parameter Sirkulasi stabil Syok terkompensasi Syok dekompensasi

Kesadaran Clear dan lucid Clear dan lucid Perubahan status mental

Waktu pengisian < 2 detik > 2detik Sangat memanjang, kulit


kapiler (CRT) mottled

Ekstremitass Hangat dan Dingin Dingin dan lembab


kemerahan

Volume nadi perifer Volume baik Lemah dan halus Lemah atau menghilang

Frekuensi jantung Normal sesuai usia Takikardi Takikardi berat, bradikardi


pada syok lanjut

Tekanan darah Tekanan darah normal Tekanan diastolik Hipotensi (syok hipotensi)
sesuai usia meningkat, tekanan Tekanan darah tidak
Tekanan nadi normal sistolik tetap terukur (profound shock)
sesuai usia Tekanan nadi
menyempit (≤20 mmHg)

Frekuensi nafas Normal sesuai usia Quite tachypnea Asidosis


metabolik/hiperpnea
pernafasan Kusmaull

Diuresis Normal Cenderung menurun Oligouria/anuria


DIAGNOSIS

• Diagnosis klinis

• Diagnosis laboratoris
Tersangka Infeksi Dengue
• Demam <7 hari • Nyeri kepala, nyeri retroorbital , mialgia,
• Ruam kulit artralgia
• Manifestasi perdarahan (uji • Leukopenia (4000/mL)
tourniquet / spontan) • Terdapat kasus dengue di lingkungannya

“Warning signs”
• Tidak perbaikan klinis saat suhu reda • Perdarahan: epistaxkss, bab hitam, hematemesis,
• Menolak makan/minum menoragia, urin coklat (haemoglobinuria /hematuria)
• Muntah berulang • Giddines
• Nyeri perut hebat • Pucat, ekstrimitas dingin
• Letargi, perubahan perilaku • Diuresis menurun dalam 4-6 jam
Tidak Ya

• Ko-morbiditas Ya Rawat inap Pemantauan klinis + lab


Tidak
• Indikasi sosial

Pulang, “Warning DBD Sindrom syok Expanded Dengue


rawat jalan Pemantauan Signs” dengue Syndrome
ketat • Keterlibatan organ
• Komplikasi
• Ko-morbiditas
• Ko-infeksi
DIAGNOSIS KLINIS DEMAM DENGUE

• Demam 2 – 7 hari, mendadak, tinggi, terus-


menerus, bifasik
• Manifestasi perdarahan, spontan/uji tourniquet
• Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital
• Ada kasus DBD di lingkungan
• Leukopenia < 4.000/mm3
• Trobositopenia < 100,000/mm3
Bila ada demam disertai ≥ 2 tanda & gejala lain 
klinis demam dengue dpt ditegakkan.
DIAGNOSIS KLINIS DBD
• Demam 2 – 7 hari, mendadak, tinggi, terus- menerus
• Manifestasi perdarahan, spontan/uji tourniquet
• Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital
• Ada kasus DBD di lingkungan
• Hepatomegali
• Kebocoran plasma (salah satu tanda/gejala) :
o Ht meningkat > 20% dari pemeriksaan awal
o Ada efusi pleura/asites
o Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
• Trombositopenia < 100.000/mm3
Bila ada demam tambah ≥ 2 tanda & gejala lain klinis,
tambah perembesan plasma & trombositopenia cukup utk
diagnosis DBD.
Sindroma syok dengue
Kriteria Demam Berdarah Dengue dengan
Syok (SINDROMA SYOK DENGUE/SSD)
• Syok terkompensasi
• Syok tidak terkompensasi
• Profound shock
Tanda-tanda & gejala
syok terkompensasi
• Takikardia
• Takipnea
• Tekanan nadi < 20 mmHg
• CRT > 2 detik
• Kulit dingin
• Urine < 1 ml/kgBB/jam
• Anak gelisah
Tanda-tanda & gejala
syok dekompensasi
• Takikardia
• Hipotensi (sistolik & diastolik turun)
• Nadi cepat & kecil
• Pernapasan Kusmaull atau hiperpne
• Sianosis
• Kult lembab dan dingin
• Profound shock : nadi tdk teraba & tekan daran tdk
terukur
Sindrom Syok Dengue (DSS)
Beberapa jam Beberapa menit Kolaps kardiovaskular

• Takikardia
• Hipotensi
Syok • Asidosis metabolik
Syok
• Diastolik
berkepanjangan Profound
berat
meningkat tanpa
terkom dekom
• Hipoksia
pensasi shock
• Multi organ failure
peningkatan
pensasi
sistolik

Gangguan koagulasi
Trombositipenia Perdarahan masif (akibat DIC)

Tanpa pengobatan tepat dan segera, kematian terjadi dengan cepat


(“tsunami storm”)
Pemeriksaan laboratorium
Kriteria Laboratoris
•  lsolasi virus : canggih, rumit, lab.rujukan
•  Deteksi asam nukleat virus (RT-­PCR)
•  Deteksi antigen virus : NS-1 dengue antigen
•  Serologi :
Uji H.l : sudah jarang dipakai, perlu serum akut
& konvalesens
Complement Fixation Test (CFT) : sulit
Uji Netralisasi : sensitif dan spesifik
 Pemeriksaan lg M dan lgG anti dengue.

 Unit Kerja Koordinasi lnfeksi dan Penyakit Tropis

lgM dianggap mencerminkan adanya suatu infeksi yang baru

terjadi, sedang lgG mencerminkan telah mengalami infeksi

pada masa lalu.


lg M bisa bertahan selama 3 bulan, oleh karena
itu di negara endemis DBD, kasus DBD dengan hanya
konfirmasi lgM anti dengue (+) dimasukkan kedalam kriteria

Probable Case.
•  Kasus terkonfirmasi (confirmed case) :
Unit Kerja Koordinasi lnfeksi dan Penyakit Tropis

kasus dengan konfirmasi pemeriksaan lab. lsolasi


virus, RT-­PCR,N‐1 dengue antigen, atau pada
pemeriksaan berpasangan (serum akut dan
konvalesens) ditemukan adanya sero konversi dari
lgM/lgG atau peningkatan kadar antibodi spesifik
(misal Uji H.l) lebih dari 4 kali.
Laboratory Diagnostic Options in a Patient with
Suspected Dengue Infection
.

Simmons CP et al. N Engl J Med 2012;366:1423-1432


Pemeriksaan laboratorium

•  Primer infection
lgM detected earlier than lgG or in the beginning of infecFon no lgG was detected
•  Secondary infection
lgG detected at the beginning of infecFon; lgM Fter sec infecFon <lgM primary infecFon
• Influenza,
• Campak, Flu-like
• Chikungunya syndromes
• Rubella, campak,
• Demam skarlatina,
• Infeksi meningokokus,

DBD Eksantema
Infeksi SSP fase Akut
demam

• Kejang demam • Chikungunya,


• Ensefalitis • Reaksi obat (drug fever)

Penyakit
diare
• Infeksi enterik
• Rotavirus

Diagnosis Banding DBD fase demam


TATALAKSANA
INFEKSI VIRUS DENGUE
TATALAKSANA

• TANPA SYOK (REJATAN)

• DENGAN SYOK (RENJATAN)


Tatalaksana DBD tanpa syok
Unit Kerja Koordinasi lnfeksi dan Penyakit Tropis

•  lstirahat •  Pasien obesitas,


•  Pilihan cairan •  penghitungan cairan
berdasarkan berat badan ideal
•  cairan kristaloid
isotonik ringer laktat •  Kecepatan cairan
atau ringer asetat intravena
•  Jumlah cairan •  Sesuai kondisi klinis dan
•  Volume rumatan + laboratorium secara
dehidrasi 5% berkala untuk
menghindari kelebihan
cairan
17
Pemantauan

• Pemantauan selama perawatan :


• Tanda­‐tanda vital: keadaan umum, suhu, frekuensi nadi,
frekuensi nafas, dan tekanan darah dilakukan setiap 2‐4 jam
sekali pada pasien tanpa syok dan 1-­2 jam sekali pd pasien syok.
• Muntah, perdarahan, dan “warning signs”
• Perfusi perifer, harus selalu diulang untuk mendeteksi awal
gejala syok
……pemantauan rawat inap DBD tanpa syok
Unit Kerja Koordinasi lnfeksi dan Penyakit Tropis

•  Pemeriksaan hematokrit
•  awal dilakukan sebelum resusitasi atau pemberian cairan
intravena (sebagai data dasar), diupayakan dilakukan setiap 4-­6
jam sekali
• Pemantauan volume urin
•  Minimal 8-­12 jam untuk pasien yang tidak syok

• tiap jam untuk syok berkepanjangan atau pd pasien dengan kelebihan


cairan
• Upayakan jumlah urine ≥ 0,5 ml/kgBB/jam
20
Syok terkompensasi
Unit Kerja Koordinasi lnfeksi dan Penyakit Tropis

Peningkatan Stroke volume


Peningkatan HR
Kardiovaskular
Syok (pertahankan sirkulasi )
Dengu Vasokonstriksi perifer
e
(proses
fisiologis)
TD : masih
HR meningkat
Normal

12
Syok terkompensasi…..”
Unit Kerja Koordinasi lnfeksi dan Penyakit Tropis

Perembesan plasma terus berlangsung


Padahal pengobatan 0dak adekuat
Pemeriksaan :
Kompensasi pertahankan
- Peningkatan resistensi Secara klinis :
perifer ( Tekanan - Ektremitas dingin Pertahankan sirkulasi ke organ
Diastolik meningkat ) , dan lembab. vital
pdhal Tek Sistolik - Sianosis
menetap, maka Tek dengan
darah menyempit. < 20 - Kulit mo#led Mengurangi sirkulasi ke
mmHg. - CRT memanjang > 2 daerah perifer
" ( vasokonstriksi )

13
Syok terkompensasi…..”
Unit Kerja Koordinasi lnfeksi dan Penyakit Tropis

Perembesan plasma terus berlangsung


Padahal pengobatan 0dak adekuat
Pemeriksaan :
Kompensasi pertahankan
- Peningkatan resistensi Secara klinis :
perifer ( Tekanan - Ektremitas dingin Pertahankan sirkulasi ke
Diastolik meningkat ) , dan lembab. organ vital
pdhal Tek Sistolik
- Sianosis dengan
menetap, maka Tek
darah menyempit. < 20 - Kulit mo#led
Mengurangi sirkulasi ke
mmHg. - CRT memanjang > 2 daerah perifer
" ( vasokonstriksi )

14
Syok terkompensasi….."
Unit Kerja Koordinasi lnfeksi dan Penyakit Tropis

Perembesan plasma terus berlangsung


Padahal pengobatan 0dak adekuat
Pemeriksaan :
Kompensasi pertahankan
- Peningkatan resistensi Secara klinis :
perifer ( Tekanan
- Ektremitas dingin Pertahankan sirkulasi ke organ
Diastolik meningkat ) , dan lembab. vital
pdhal Tek Sistolik
- Sianosis dengan
menetap, maka Tek
darah menyempit. < 20 - Kulit mottled
Mengurangi sirkulasi ke
mmHg. - CRT memanjang > 2 daerah perifer
2. " 1. ( vasokonstriksi
)

15
Syok terkompensasi….."
Unit Kerja Koordinasi lnfeksi dan Penyakit Tropis

Perembesan plasma terus berlangsung


Padahal pengobatan 0dak adekuat
Pemeriksaan :
Kompensasi pertahank
pertahankan
- Peningkatan resistensi Secara klinis :
perifer ( tekanan - Ektremitas dingin Pertahankan sirkulasi ke
diastolik meningkat ) , dan lembab. organ vital
padahal tek sistolik
- Sianosis
menetap, maka tek dengan
darah menyempit. < 20 - Kulit mo#led
mmHg. - CRT memanjang > 2 Mengurangi sirkulasi ke
" 1.
daerah perifer
( vasokonstriksi )
Pemberian cairan adekuat  prognosis baik
16
Pengobatan tidak diberikan tepat  jatuh syok dekompensasi
Syok dekompensasi
Unit Kerja Koordinasi lnfeksi dan Penyakit Tropis

Syok Hipotensif

Upaya Lebih lanjut


fisiologis gagal lagi :
pertahankan
Nadi tak teraba
kardiovaskular.

Profound shock
TD tak terukur
TD Sist dan Sianosis jelas
Dias turun.

17
Diagnosis SSD :
Kriteria DBD + tanda & gejala syok hipovolemik
Unit Kerja Koordinasi lnfeksi dan Penyakit Tropis

CRT > 2 de0k


Takikardia Kulit dingin
Syok
Takipnea Diuresis < 1
terkompen
Tek nadi < 20 mmHg ml/kg/jam
Anak gelisah sasi

20
Diagnosis SSD :
Kriteria DBD + tanda & gejala syok hipovolemik
Unit Kerja Koordinasi lnfeksi dan Penyakit Tropis

Pernafasan Kusmaull
Takikardia
Sianosis
Hipotensi Syok dekompensasi
Kulit lembab & dingin
Nadi cepat & kecil

21
Diagnosis SSD :
Kriteria DBD + tanda & gejala syok hipovolemik
Unit Kerja Koordinasi lnfeksi dan Penyakit Tropis

Tekanan darah
Nadi tidak
tidak terukur Profound Shock
teraba

22
Sindrom Syok Dengue (DSS)
Beberapa jam Beberapa menit Kolaps kardiovaskular

•  Hipotensi
•  Takikardia berkepanjangan •  Asidosis metabolik
Syok •  Diastolik Syok dekom •  Hipoksia Profound berat
terkom meningkat tanpa pensasi •  Perubahan shock •  Multi organ failure
pensas peningkatan status mental
sistolik
i

Gangguan koagulasi
Trombositipenia Perdarahan masif (akibat DIC)

Tanpa pengobatan tepat dan segera, kematian terjadi dengan cepat


(“tsunami storm”)
Hadinegoro. Tatalaksana lnfeksi Dengue. Semarang ,2014
18
Sindrom Syok Dengue Terkompensasi
•  Berikan oksigen 2-4L/menit
•  Periksa hematokrit
• Kristaloid RL/RA 10-20ml/kg.BB bolus dalam 60 menit

Ya Tidak
Syok teratasi
lVFD 10ml/kg.BB, 1-2 jam Periksa Ht, AGD, gula darah,
kalsium, perdarahan (ABCS) *
Koreksi asidosis, hipoglikemia, hipokalsemia
Tanda vital stabil
Turunkan lVFD bertahap
Ht naik Ht turun
7, 5, 3 , dan 1,5
ml/kg.BB/jam
Bolus ke-2 dg kristaloid atau
Koloid 10-20ml/kg.BB Perdarahan
Stop lVFD maksimal
dalam 10-20 menit Tidak jelas
48 jam setelah syok
teratasi
Koloid 10-20ml/kg.BB Transfusi darah
dalam 10-20menit, jika syok
(Acidosis, Bleeding, Calsium, Sugar) *
menetap( curiga perdrahan ) 23
dianjurkan transfusi
Tata laksana Syok Dengue Terkompensasi
Unit Kerja Koordinasi lnfeksi dan Penyakit Tropis

•  Berikan oksigen 2-4 liter per menit


•  Resusitasi dengan cairan kristaloid isotonik intravena 10 -20 ml/kgBB
berupa bolus dalam 60 menit.
•  Periksa dan pantau hematokrit
•  Apabila syok telah teratasi
•  berikan cairan 10 ml/kg BB/jam selama 1-2 jam
•  jika sirkulasi stabil jumlah cairan dikurangi secara bertahap menjadi
7,5-5-3-1,5ml/kgBB/jam.
•  24-48 jam pasca resusitasi, cairan intra vena sudah Fdak diperlukan
•  Apabila syok Fdak teratasi ( profound shock ) , diperlukan nafas
buatan, inotropik dan rujuk perawatan di Unit Perawatan lntensif.
24
Pemeriksaan Lab A-B-C-S
Unit Kerja Koordinasi lnfeksi dan Penyakit Tropis

Tabel 3 . Pemeriksaan laboratorium A_B_C_S

Singkatan Laboratorium Keterangan


A =Acidosis Analisis Gas darah lndikasi pada Prolonged shock
B = Bleeding Hematokrit Ht turun atau Fdak meningkat /
menetap,segera cek Gol darah utk
persiapan transfusi
C = Calcium Elektrolit, Ca Pemberian Ca pd kasus berat. Dosis 1 ml/
kg BB larutkan

S = Blood Sugar Gula darah. Pada kasus berat, ok : nafsu makan


menurun, tmuntah2, gangguan fungsi haF

25
Sindrom Syok Dengue Dekompensasi

•  Berikan oksigen 2-4L/menit


•  Periksa hematokrit, AGD, gula darah, kalsium, perdarahan (A-B-C-S)
•  Kristaloid atau koloid 10-20ml/kg.BB dalam 10-20 menit

Ya Syok teratasi Tidak

lVFD 10ml/kg.BB, 1-2 jam


Evaluasi Ht, AGD, gula darah,
kalsium, perdarahan (ABCS)
Koreksi asidosis, hipoglikemia, hipokalsemia
Tanda vital stabil
Turunkan lVFD bertahap
Ht naik Ht turun
7, 5, 3 , dan 1,5
ml/kg.BB/jam
Bolus ke-2 dg kristaloid atau
Koloid 10-20ml/kg.BB Perdarahan
dalam 10-20 menit
Stop lVFD maksimal Tidak jelas
48 jam setelah syok
teratasi Koloid 10-20ml/kg.BB
dalam 10-20menit, jika syok menetap( curiga Transfusi darah
perdarahan ) dianjurkan transfusi
26
Tata laksana Syok Dengue Dekompensasi
Unit Kerja Koordinasi lnfeksi dan Penyakit Tropis

•  Beri Oksigen 2-4 L/m


•  Pemasangan akses vena , gagal 2 x / > 3-5 menit, lakukan intraosseus
•  Berikan cairan kristaloid dan / koloid 10-20 ml/kgBB secara bolus dalam
waktu 10-20 menit.
•  Bersamaan lakukan pemeriksaan hematokrit,AGD,gula darah dan
kalsium.
•  Apabila syok telah teratasi,
•  berikan cairan 10 ml/kg BB/jam selama 1-2 jam
•  jika sirkulasi stabil jumlah cairan dikurangi secara bertahap menjadi
7,5-5-3-1,5ml/kgBB/jam.
•  24-48 jam pasca resusitasi, cairan intra vena sudah Fdak diperlukan
27
Unit Kerja Koordinasi lnfeksi dan Penyakit Tropis

• Syok belum teratasi : Ulang hematokrit


•  jika masih Fnggi, berikan bolus kedua. Koreksi asidosis,
hipoglikemia dan hipokalsemia.
•  Hematokrit rendah/ normal + ditemukan
perdarahan masif  transfusi WB atau PRC.
•  Recurrent shock, profound shock , perdarahan
masif, ensefalopaF/ensefaliFs atau gagal nafas,
perawatan
memerlukandi Unit Perawatan lntensif.
28
PENCEGAHAN
Pemberantasan vektor

Penyemprotan Fogging/ULV dilaksanakan 2 siklus dengan interval 1 minggu


insektisida (pengasapan /
pengabutan)

Kegiatan 3 M Plus
PSN DBD
3M : Menguras & menyikat TPA, Menutup TPA, Memanfaatkan / mendaur
ulang barang bekas yg dapat menjadi TPA
Plus : Menaburkan bubuk larvasida, Memelihara ikan pemakan jentik;
menanam pohon pengusir nyamuk; memakai obat anti nyamuk;
menggunakan kelambu, pasang kawat kasa; dll

Larvasidasi Larvasidasi dilaksanakan di seluruh wilayah KLB


PEMBERANTASAN VEKTOR
PENGASAPAN
. . . PENCEGAHAN

You might also like