Sustainable Resource Management and

Good Environmental Governance

Prof. Chay Asdak, Ir., M.Sc., Ph.D.
[Week 2: MK Manajemen SDA]
Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Unpad

 The concept of sustainable resource management

 Strategy for a sustainable resource management
 Market instrument and incentive for sustainable
resource management
 Principles of good governance
 Ecosystem-based resource management
 Resource management policy
 Ecodevelopment
“Eco-efficiency as a principle of the Eco-development:
Increasing production, reducing waste and resource use,
and creating new resource from waste”:
 Shifting from “end of pipe technology” to
Eco-efficiency approach

[Otto Soemarwoto, 1987]

 Four Principles for Sustainable Development
Criteria:

1. PRO-ENVIRONMENT (life expectancy, access of clean water and

other natural resources, access of energy)
2. PRO-POOR PEOPLE (Human Development Index, Human
Poverty Index [both from UNDP)
3. PRO-GENDER (Gender Empowerment and Equality Index)
4. PRO-JOB (number of jobs per investment, HDM)
 “Boiled Frog Syndrome”
[Paul Ehrlich, biologist]

Multiple connections can not easily be perceived  Boiled

Frog Syndrome!
“Frog placed in a pan of water that is slowly heated will be
unable to detect the gradual but deadly trend…..”
Many people seem unable to detect the gradual but lethal
trend in which population and economic growth threaten to
boil civilization  trading off the ecosphere in tiny bits to
satisfy short-term wants
 Three Battles to Achieve Sustainability Strategies
[Wackernagel and Rees, 1996]

1. “The boiled frog syndrome”: Reductionist views, focus more on symptoms of

problems [individual events] detracts from the whole picture  ignoring or
failing to anticipate the cummulative effects of individual events. This is linked
to the way human brain functions: slow changes, long-term implications, and
multiple connections can not easily be perceived .
2. “Mental apartheid”: Imposing psychological barrier between modern humans
and the rest of reality, resisting the notion that humankind is an integral part of
nature.
3. “The tragedy of the common”: What is common to the greatest number gets the
least amount of care; Whenever the benefits to an individual of exploiting an
open-access resource exceed that individual’s share of the resulting damage
costs.
 Integrasi Ekonomi-Ekologi
Upaya integrasi ekonomi-ekologi selama ini didasarkan pada tiga strategi (Herman Daly,
2011). Ketiga strategi tersebut menempatkan ekonomi sebagai sub-sistem dari ekosistem.
Bedanya, pada bagaimana masing-masing strategi menempatkan batas antara ekonomi dan
ekosistem.

Ecosystem Ecosystem Ecosystem

Economy Economy Economy

1 2 3
Economic Ecological Steady-state
imperialism reductionism subsystem

Tiga strategi integrasi ekologi dan ekonomi dalam pembangunan

 1. Economic imperialism
Berupaya meluaskan batas (aktivitas) ekonomi sehingga menyamai batas ekosistem. Tujuan
akhirnya adalah tercapainya satu kesatuan sistem makro-ekonomi. Hal ini dilakukan dengan
cara menginternalisasi keseluruhan biaya dan keuntungan eksternal kedalam bentuk harga
sehingga diperoleh nilai monetary. Seluruh komponen ekosistem, secara teoritis, tersedia
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan demikian, secara implisit, diperlukan
mekanisme untuk mewujudkan kebutuhan tersebut, yaitu melalui mekanisme pasar. Layanan
ekologi yang tidak tertampung dalam pasar konvensional, diprakirakan melalui “shadow
prices”. Inilah bentuk pendekatan ekonomi neo-klasik.
Meskipun ada upaya untuk menginternalisasi seluruh biaya dan keuntungan termasuk, biaya
dan keuntungan eksternal (eksternalitas), pada prakteknya biaya dan keuntungan eksternal ini
tidak tertangani karena biaya dan keuntungan tersebut muncul, seringkali, tidak terantisipasi.
Apabila terantisipasi, serigkali responsnya lambat. Atau sengaja diabaikan karena keinginan
untuk memperoleh keuntungan maksimal atau karena kesulitan dalam memperhitungkan nilai
monetary seluruh komponen ekosistem. Apalagi memprakirakan nilai monetary saat ini
(present value) untuk degradasi SDA yang akan terjadi pada generasi yang akan datang.
 2. Ecological reductionism
Berangkat dari asumsi bahwa manusia tidak lepas dari hukum alam, maka apapun
yang berlangsung dalam sub-sistem ekonomi, akan berimbas ke komponen-
komponen lain dalam ekosistem. Dengan demikian, sub-sistem ekonomi tidak lagi
memiliki batas yang tegas terhadap sub-sub-sistem lainnya. Maknanya, karena sub-
sistem ekonomi digerakkan oleh mekanisme pasar yang mempersyaratkan perlunya
batas atau tujuan dalam proses penentuan harga (mekanisme pasar), maka terjadi
ketidakselarasan dengan prinsip ekologi yang mempersyaratkan perlunya keterkaitan
yang seringkali melampaui batas-batas yang diperlukan oleh mekanisme pasar. Di
sini terjadi reduksi ekologi.

Economic imperialism dan ecological reductionism memiliki kesamaan dalam

hal keduanya terkait erat dengan dan dikendalikan oleh visi monetary.
 3. Steady-state subsystem
Strategi ini tidak berusaha untuk meniadakan batas-batas sub-sistem, baik
dengan cara perluasan sehingga menyamai keseluruhan ekosistem, maupun
mereduksi sehingga menjadi tanpa arti. Melainkan, meyakini makna pentingnya
batas-batas sub-sistem serta pentingnya menempatkan aktivitas ekonomi pada
posisi yang sesuai. Dengan kata lain, skala atau besaran sistem sosial/ekonomi
ditentukan oleh batas-batas sedemikian rupa sehingga secara ekologi
berkelanjutan. Ketika telah ditentukan batas pada tempatnya yang pas,
kemudian membagi sub-sistem ekonomi ke dalam wilayah-wilayah, dimana
mekanisme pasar efektif dalam alokasi sumberdaya dan wilayah-wilayah yang
mekanisme pasar tidak efektif dalam alokasi sumberdaya.
 What is Sustainable Resource
Management?
Considerations:
 Interlinked among natural resources is the main factor for
conducting a sustainable natural resource management.
 Management requires the identification of objectives so that
success or failure of the management can be clearly
recognized.
 Sustainable resource management must refer to a system in
which all of the parts and all of the functions are maintained
indefinitely in a way that provides acceptable environmental,
social, and economic results.
Trade-offs of the Sustainability Dimension
Economic
• Efficiency
• Growth

• V nc e rn
• Stability

• I nt
en
pl ity

al iden aliz
m

• I
m qu

ua c at
oy

ti o e i o
f/e l e

n of i n
l i e na
re io
Poverty
d at
te er Equity

m
et n
rg -ge

pa
Sustainability

ct
Ta tra

s
Co-evolution
In
•
•

Social • Intergenerational equity Environmental

• Poverty/Welfare • Participation • Biodiversity/Resilience
• Empowerment • Values/Culture • Natural Resources
• Culture/Heritage • Pollution
Rate of resource utilization should be below or the same as the rate of resource
generation or the rate of inovation in finding natural resource substitution
 Environmental Governance
“Collaborative nature of environmental and natural resource
policy formulation and implementation involving civil society,
private sectors, and government agencies. This collaborative
mechanism is a non-hierarchical networks of actors yielding a
variety of policy tools [regulations, etc.] to address diverse,
complex, and evolving environmental and natural resource
problems”
[Source: Durant, R.B. et al., 2004. Environmental Governance Reconsidered]
 Meaning of Governance

 Stakeholders interaction and organization in the society for

achieving common goals
 Good governance reflects civil society, private sector, and
government interactions with different interests gearing to
common, equal goals achievement
 Key components in the governance  Government, Private
Sectors, and Civil Societies working together synergically in
handling environmental and natural resource problems
 Requirements for a Good Governance

 Rule of law:
Law that protect people/citizen rights
 Strong civil society:
Civil society that aware of their rights and duties in participating in
the local and national development processes  supporting any
problem solutions; sustainable grass-root level control participation;
good representative mechanism
 Balanced and effective representation:
Relevancy, balance and effective representative system for public
interests
 Achieving Sustainable Resource Management

1. Sustainability principles:
 Maintain natural resource functions and its existence
 Incentives and rewards: from price right to incentive right
 Eco-efficiency  getting efficiency economy and efficiency
ecology at the same time
 Environmental subsidy [e.g. PES and other intangible
benefits]

2. Democratization processes, decentralization and improving the

governance , and encourage economic equity and socio-
economic sustainability
 Range of policy instruments for green
growth/economy
 Payments for ecosystem services;
 Shifting subsidies from “brown” towards “green” growth;
 Environmental taxes;
 Green energy investment frameworks and incentives;
 Certification of sustainable production and trade;
 Green innovation;
 Green growth institutional mechanisms for continuous
improvement
 Issues dominating the green economy agenda
 Resource-use efficiency,
 Resilient supply chains,
 Low-carbon energy and low carbon emission,
 Food, energy and water security (food-water-
energy nexus),
 Stimulating economic growth and efficiency,
 Socially inclusive development.
 Rasionalitas, Etika, Sains dan Narasi
Kebijakan Rasionalitas Teknis, Ekonomi,
Kekuatan kelompok penganut narasi Hukum, Sosial, Substantif
tertentu dapat disebabkan oleh
kesamaan ideologi, tingkat interaksi Rasio-
antar
dalam
orang
kelompok,
di maupun kemampuan nalitas
kelompok itu untuk mengendalikan
anggota-anggoatnya agar tetap
memahami dan mendukung narasi yang
Egoisme, Utilitarianisme,
dianutnya.
Deontologi, Teori Keutamakan
Kontestasi narasi juga terjadi Kontes- Policy Etika
dalam pengelolaan gambut di tasi Space &
Indonesia Sains

Menempati posisi epistemologi—asal, sifat Sains yang terkait masalah-masalah sosial

dan jenis pengetahuan—yang menentukan
benar-salah terhadap fenomena sosial
yang dihadapi. Narasi digunakan untuk
mempengaruhi, memanipulasi dan
memproduksi makna dalam kerangka
pemikiran
Sumber: Kartodihardjo (2020)
dalam arti luas bukan hanya mengasah
Narasi logika rasionalitas belaka, tetapi juga
Kebijak upaya untuk meningkatkan kepekaan
- an sosial, empati, dukungan, kepedulian,
pembelaan, yang mungkin tidak pernah
dapat digantikan oleh mesin.
 Karakteristik SDA, Karakteristik Sosial
Incompatible goods, joint impact goods, high
exclusion cost, high transaction cost,
yang
menentukan interdependensi antar pihak; Sifat barang publik SDA dan tidak dapat
Karak- dipisahkan dari sifat sosialnya. Masyarakat
tidak diasumsikan sadar hukum dan harus
Sifat-sifat individualitas dan keragaman, sifat
teristik mematuhinya, di dalam masyarakat, apa-
komunitas yang terorganisir, mudah-
apa yang hadir “dari luar”—termasuk
tidaknya melakukan “aksi bersama” yang
regulasi—akan diserpon sesuai dengan
dalamnya terdapat unsur-unsur trust, karakteristiknya
reputasi,
akuntabilitas Syarat Kondisi Saat Ini
Prinsip kehati-hatian (precusionary Hukum Pasar lebih digunakan sbg
principles) dapat diwujudkan, termasuk Berjalan dasar pemanfaatan dan
penerapan sifat-sifat sumberdaya alam pengalokasikan SDA, yang
sebagai suatu sistem, sifat sebagai siklus bekerja atas dasar
keberadaan (existance
makhluk value) yang
hidup, maupun sertadapat
sifat
Pelaks Trans- besarnya modal. Secara
memberi jasa lingkungan secara cuma- Prinsip formasi politik masyarakat lokal
cuma. dan adat tidak mempunyai
daya untuk masuk
kedalam pengambilan
Sumber: Kartodihardjo (2020) keputusan.
End of Story
 Indeks Pembangunan Berkelanjutan (ISD)
 Konsep Dasar (conceptual framework)
Secara konsep kerangka dasar indikator membantu
memusatkan perhatian dan penjelasan mengenai:
- apa yang diukur
- apa yang diharapkan dari hasil pengukuran
- indikator-indikator mana yang akan digunakan
 Ada lima konsep dasar: (a) Driving force State-Response (DSR);
(b) Issue-or-Theme (IoT)-Based; (c) Capital Framework; (d)
Accounting Framework; (e) Aggregated Indicators.
 Rekomendasi PBB (2007) menunjukkan bahwa Issue-or-Theme
Based framework lebih banyak digunakan dengan catatan
framework tersebut lebih mudah mengkaitkan indikator/isu-
isu pembangunan dengan proses penentuan kebijakan dan
penentuan target.
INTERRELATIONSHIP AMONG DEVELOPMENT THEORIES
MODELS,OBJECTIVES, POLICIES AND DATA SYSTEMS

OBJECTIVES POLICIES
AND   AND
DEFINITION OF STRATEGIES OF
DEVELOPMENT DEVELOPMENT

THEORIES AND
HYPOTHESIS OF DATA SYSTEMS
AND
DEVELOPMENT
MEASUREMENT
OF
MODELS OF ACHIEVMENT
DEVELOPMENT
3. KERANGKA-DASAR INDIKATOR
Kerangkan Dasar IndikatorPEMBANGUNAN BERKELANJUTAN :
Pembangunan Berkelanjutan
INDICATORS OF SUSTAINABLE
DEVELOPMENT FRAMEWORKS

DRIVING ISSUE-OR-
AGGREGATED
FORCE STATE THEME CAPITAL ACCOUNTING
INDICATORS
RESPONSE BASED

I-O SEEA
INDICATORS INDICATORS SS EQI
SAM TSA
WS GPI
GS GDP HDI

SS : Strong Sustainability EQI : Environmental Quality Index

WS: Weak Sustainability GPI : Genuine Progress Indicators
GS : Genuine Saving HDI : Human Development Index
SEEA :System of Environmental & Economic Accouting TSA : Tourism Satellite Accounting
SAM : Social Accounting Matrix GDP : Gross Domestic Product
I-O : Input-Output
Green Accounting & Sustainable Development In Indonesia
Capital Approach to Sustainable Development :

Non-declining per capita national wealth

Maintenance of sources of National Wealth:

Stock of Man-made (KM), Human (KH), Social (KS),
and Natural capital (KN).

The issue of maintenance of Natural capital (KN)

Strong Sustainability Weak Sustainability

K = KM + KN + KH + KS K = KM + KN + KH + KS
Rule : ∆KI /∆I ≥ 0 and Rule : ∆KI / I ≥ 0
∆KN /∆I ≥ 0

Indicators: Indicators:

Carrying Capacity Genuine Saving

Ecological Resi-lience Change in Wealth per
Capita
 Estimasi Genuine Saving [GS]
Genuine saving (GS) merupakan salah satu indikator pembangunan
berkelanjutan. PBB merekomendasikan penghitungan indikator –indikator
pembangunan berkelanjutan (Indicators of Sustainable Development-ISD)
yang mencakup lima kerangka dasar. Salah satu dari rekomendasi tersebut
menguraikan tentang pengukuran berkelanjutan melalui pendekatan kapital.
Dari pendekatan kapital dapat diturunkan penghitungan GS.

Rumusan umum dari GS adalah sebagai berikut:

GS = GDP – CH – CG – DK – DN – ED + CEDU + CHLT

GDP : Gross Domestic Product

CH : Household Consumption
CG : Government Consumption
DK : Depreciation of Man-Made Capital
DN : Depletion of Natural Resources
ED : Environmental Degradation
CEDU : Spending on Education
CHLT : Spending on Health
 Matrix of Sustainable Resource Management
Three aspects of sustainable resource management:
economy, socio-politic, and environment
Institution Economy Socio-politic Environment
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1. Government
National
Province
District/City
2. Private Sector
3. Civil Society

4. Multi-lateral
Bilateral
5. International
Regional
 Economy Socio-politic Environment
1. Macro-econimic 6. Democratization 11. Natural Resources
a. Fiscal policy a. Land
b. Moneter policy 7. Decentralization b. Water
c. Trade policy a. Social cohession c. Forest
b. Indigenous d. Biodiversity
2. Sectoral c. Urban/Rural
d. Agriculture d. Resource ownership 12. Pollution
e. Forestry e. Air
f. Mining 8. Demography f. Water
g. Etc. e. Health g. Soil
f. Education
3. Services g. Employment 13. Urban
h. Tourism h. Mobility h. Waste
i. Banking i. Sanitation
j. Insurence 9. Civil Society
i. Society organization 14. Rural
4. Poverty & j. Labour organization
Equal distribution k. Non-government org 15. Consumen needs
j. Conflict resolution
5. Convency 10. Government k. Ecolabeling
k. Global l. Government reform l. Certification
l. Regional m. Law reform m. ISO 14000
n. Corporate
o. Banking system
p. Corruption