You are on page 1of 87

Sistem Limbik

• Cortex Cerebri:
– Left Anterior Cingulate Cortex: kontrol hormon &
sexual arrousal
– Nucleus Caudatus kanan: aktivitas seksual
– Cortex Orbitofrontal: emosi
• Sistem Limbik:
Corpus mamillari
Nucleus Thalamus
stimulasi → anterior
Lower part of the
septum
Contiguous medial
preoptic area
Fimbria
hipocampus
• Stimulasi amygdala: oral, genital (penile
erection).
• Hipocampus: pembesaran genital, regulasi
pelepasan gonadotropin.
• Paragigantocellulare : sekresi serotonin →
proses inhibisi orgasme
• Batang Otak: >> & << sexualitas → reflex
tulang belakang
Neurotransmitter
• Transmisi sinyal: neurotransmitter.
• 2 kategori :
– Small molecule transmitter :
• Monoamin (asetilkolin, histamin, serotonin)
• Catecholamine (dopamine, norepinephrine,
epinephrine)
• Asam amino (GABA, glycine, glutamate)
– Large molecule transmitter :
• Neuropeptides (vasopresin, substansi P, enkephalin)

Dopamine: Desire
Acetylcholine: Arousal
GABA: Orgasms
Serotonin: Resolution
Dopamin
• Dopaminergik → oxytocinergik
aktif

Pelepasan
prolaktin

ereksi

Penting untuk mekanisme sentral ereksi


• Pengaruh hormonal:

↑ release di
Testosteron MPOA, ↑
NOS

Ejaculation
Excess Deficients
• Addictions • Addictions
• Compulsions • Depression
• Mania • Anhedonia—no pleasure,
• Sexual fetishes world looks colorless
• Sexual addiction • Lack of ambition and drive
• Unhealthy risk-taking • Inability to bond
• Aggression • Low libido
• Psychosis • Erectile dysfunction
• Schizophrenia • Social anxiety disorder
• ADHD
Serotonin
• 5HT: inhibisi kontrol seksual

2C: ereksi 1A,2:


ejakulasi, <<
ereksi

Norepinefrin: >> aktivitas seksual


Neurotransmitter and Sexuality
Prolactin: release
Dopamine: after sex → rest
Relationship,
more attractive
NEURO
TRANS
Norepinephrine:
MITTER
Sex excitement
Serotonin:
Following
Oxytocin: released at climax, >> sexual climax →
relax, emotional bonds, trust >> relax, satisfied
Neurotransmitters and Pornography
Dopamine:
Porn: >> levels of dopamine, possibly due to
the longer anticipatory stage and increased
novelty.
Norepinephrine:
Norepinephrine is released → making the
images hard to forget → remember the image
and the experience → hard to stay away from
pornography → vicious cycle.
Oxytocin:
Orgasm → oxytocin released → calmness
stress → pornography
Prolactin:
heterosexual activity: >> 4x self-stimulation.
Serotonin:
relax and sleep → DOC
Anatomy of Penis
Length ranges from 15 to 29 cm
• Anatomy: Glans (Head) of Penis Innervation

– Sensation
• Pudendal nerve supplies dorsal nerves to penis

– Erectile function
• Parasympathetic input (excitatory)
– Nervi erigentes runs adjacent to Prostates Glands
– Parasympathetic nerves join at hilum of penis
– Nerves course through corpus cavernosa
• Sympathetic input (inhibitory)
– Sympathetic nerves supplied by thoracolumbar plexus
Anatomy: Shaft of Penis
Corpus Cavernosum (two)
Two large columns of
erectile tissue on penile
dorsum
Columns separated by
septum of fibers
Tunica albuginea
Bands together the two
columns of corpus
cavernosa
Lacunar space (Space of Smith)
Surrounds tunica albuginea
Intralacunar smooth muscle
found within space
Corpus spongiosum
Located on ventral side
(underside) of penis
Anatomy: Vascular Supply of the Penis
Arterial inflow
Supplies glans penis and Venous drainage
shaft of penis Superficial penile veins
Branches of deep internal Superficial dorsal vein
pudendeal arteries Intermediate penile veins
Common penile artery Circumflex vein
Bulbar artery Deep dorsal vein
Dorsal artery Deep penile veins
Urethral artery Hilar vein (Santorini's
Cavernosal artery Plexus),Cavernosal vein
Siklus respon seksual
4 tahap :
1. Desire
2. Excitement
3. Orgasme
4. Resolution
Desire / appetitive
• Physiology
• Motivasi, keinginan, dan personality
• Karakteristiknya : fantasi seksual dan keinginan
untuk melakukan hubungan seksual
Excitement and arousal
• Psychological stimulation (fantasi atau
kehadiran dari objek cinta)
• Pysiological stimulation (visual, rabaan atau
penciuman)
• Atau kombinasi
• Pria : penis tumescence, testis membesar 50%
dan naik,
• Wanita : lubrikasi vaginal, klitoris menjadi
keras dan membengkak, labia minora
menebal, ¼ luar vagina konstriksi, mammae
membesar 25%, warna labia minora berubah
menjadi merah cerah atau merah gelap
• Nipple erect, kontraksi otot, TD naik, Respirasi
naik, nadi naik
• 30 detik sampai beberapa menit
Orgasm
• Terdiri dari kenikmatan seksual yang tertinggi,
dg pelepasan tegangan seksual dan kontraksi
ritmik dati otot perineal dan organ reproduksi
pelvis
• Rasa yg subjektif
• Pria : keluar nya semen, 4-5 spasme ritmik dari
prostat, vesikel seminalis, vas, uretra
• Wanita : 3-15 kontraksi involunter dr 1/3
bawah vagina, uterus,
• Pria dan wanita : kontraksi involunter dari
spincters anal externa dan internal (0,8 – detik
interval) naiknya tekanan darah 20-40 mm,
nadi naik sampai 160 x/menit
• 3-25 detik
Resolution
• Detumescence
• Jika orgasme tidak muncul, resolusi bisa selama
2-6 jam dan mungkin akan menimbulkan
iritabilitas dan ketidak nyamanan
• Pria : beberapa menit sampai bbrp jam
• Wanita : tidak mempunyai periode refractory
dan dapat mencapai multiple dan berturut
turut orgasm
Siklus respon seksual pria
Mekanisme Ereksi Sentral
Stimulus visual, taktil,
olfaktorius, imajinasi

Hipotalamus

Midbrain

Ventral Medula

Spinal Cord

Ganglion dorsal Struktur penil Ganglion pelvis

Ereksi
Mekanisme Ereksi Perifer

Rangsangan

Pusat saraf parasimpatis daerah sacral

N. Erigentes

Penis

Dilatasi arteri,
vasokonstriksi vena

Penis membesar, mengeras,


memanjang
Ereksi
• Peran NO (hasil Oksigen dan L-arginin).
• Dilepaskan dari neuron dan endotel sinusoid
di corpora cavernosa.
• Menembus otot polos sehingga Guanilyl
cyclase aktif (GTP  cGMP)
• Menyebabkan semua otot polos dalam
corpora cavernosa relaksasi, PD megalami
pelebaran
• Rongga sinusoid membesar terisi darah
• Menekan vena sehingga darah terakumulasi di
penis
• Menjaga supaya ereksi tidak terus menerus
maka cGMP harus dikurangi dengan diubah
jadi 5GMP
Ejakulasi
Rangsangan (impuls
simpatis)

Pleksus saraf simpatis pelvis

Kontraksi vas deferens, otot kelenjar prostat dan


vesikula seminalis

Emisi : Sperma, cairan prostat, dan cairan semen masuk


ke uretra

N. pudendus

Kontraksi M. Ischiocavernosus dan M.


bulbocavernosus

Ejakulasi
• The ejaculate consists of approximately 1
teaspoon (2.5 mL) of fluid and contains
approximately 120 million sperm cells
Definisi
• Disfungsi seksual
 kesulitan yg dialami oleh seorang individu
slm melakukan brbagai tahap kegiatan seksual
yg normal trmasuk hasrat (gairah), kemampuan
u mncapai ereksi, & kmampuan u mncapai
orgasme.
 ggn. pd slah satu/lbih dari keseluruhan siklus
respon seksual yg normal, seperti:
~ fase perangsangan (excitement phase):
fktor pemicu: fisik & psikis
 pikiran, perkataan, penglihatan, penciuman,
sentuhan.
~ fase plateau
~ fase orgasme  emisi, ejakulasi
~ fase resolusi
• Disfungsi ereksi  ketidakmampuan yg menetap/terus-
menerus u mncapai/mperthankn ereksi u melakukan
hub.seksual yg normal.
KLASIFIKASI berdasarkan penyebab

1. Psikogenik
• fctor predisposisi pendidikn , pengalaman
traumatik,mslh keluarga,stres
• fctor pencetus gang.organik,
perselingkuhan, depresi, ansietas, kehilangn
pasangan hidup
• maintaining fctor << daya tarik thdp
pasangan, ketakutan brhubungan intim/mslh
seksual sblmnya(sexual abuse), penampilan
trkait ansietas.
2. Organik
• neurogenik
~ lesi pd sistem saraf otonom (tu. pd injury lowr spinal
cord & multiple sclerosis)
~ mnderita peny,neurologis trtentu ( stroke, epilepsi)
~ akibat operasi/cedera lgsg pd pelvis keruskan n &
a
~ lesi lobus frontalis
~ neuropati perifer DM, alkoholisme
• vaskulogenik
~ Aterosklerosis dan kebocoran vena pada pembuluh darah
penis (cardiovascular disease)
~ FR: merokok, hipertensi, hiperlipidemia,diabetes

• hormonal
ex: testoteron  u hasrat seksual& ereksi penis
<<  libido
~ Hipogonadisme : mempengaruhi hormon
testosteronkadarnya rendah.
~ Hiperprolaktinemia :menurunkan penurunan testosteron
dalam serum
~ Hipertiroidisme/Hipotiroidisme
~ Cushing’s syndrome
• seluler
~ 2 tipe sel kavernosa brperan pd ereksi  sel otot
polos & sel endotel
~ peny. mrusak sel endotelDM,
hiperkolesterolemia
~ DM prubhan struktur endotel & prubhn
fstrganggu relaksasi otot polos.
~ malfungsi otot polos dilatasi arteri x smpurna,
kegagaln relaksasi kavernosa
KLASIFIKASI berdasarkan gang.DS
1. sexual desire disorders (hasrat/keinginan)
• hypoactive sexual desire disorders
libido/hilangnya fantasi seksual & keinginan u
aktivitas seksual. Dipengaruhi umur dan gaya hidup.
• sexual aversion disorders
~ Perasaan negatif yang kuat/kecemasan yang
timbul berkaitan dengan interaksi seksual.
~ Ada yang menyebabkan keengganan dalam
aktivitas seksual.
~ Ketika kesempatan seksual timbul, individu tsb
mersa bersalah, menjijikan,/timbul kecemsan
2. sexual arousal disorders (perangsangan)

• female sexual arousal disorders


~ hilang/ << perasaan dri pemuasan seksual
dri brmcam2 rngsangan.
~ Refleks pemuasan alat genital
(pembengkakan vulva dan lubrikasi) juga
hilang/berkurang.
~ Ketidakmampuan menetap/ berulang u
mncapai / u memprtahankn smpai slesai
aktivitas seksual yaitu respon lubrikasi-
swelling
• male erectile disorders
~ x dpt mncapai/ memprtahankn ereksi yg
adekuat u penetrasi/ hub.
~ dpt trjdi pd brbagai tingkt seksual : dri
ketidakmampuan u ereksi, kehilangan
kemampuan ereksi ketika hendak
penetrasi/slama penetrasi
3. orgasm disorders
• female orgasmic disorders
~ penundaan yg berulang/menetap/x adanya
orgasme stlh fase arousal seksual yang
normal.
~ Diag. ditntukn jk fs orgasme < dr yg
diharapkn pd usia individu, pengalaman,
derajat rangsangan, dll
~ Kapasitas orgasme wanita cenderung  dgn
usia & pengalamn seksual.
• male orgasmic disorders
~ penundaan yg persisten/berulang/x adanya
orgasme yg diikuti fase rangsangan seksual yg
normal.
~ Diag. ditntukn jk fs orgasme < dr yg
diharapkn pd rangsangan & usia individu.
~ kapasitas orgasme cenderung  dgn usia.
• premature ejaculation
~ ketidakmampuan dlm mngontrol ejakulasi
scra ckup u mmberikn pasangannya dlm
menikmati interaksi seksual.
~ Ejakulasi dpt trjdi sblm /sgera stelah
penetrasi, /x adanya ereksi.
~ sering pd usia muda & laki2 yg x mmpunyai
pengalaman seksual. Stressor psikologikal
4. sexual pain disorders
• Dispareunia
nyeri selama hubungan seksual
• Vaginismus
konstriksi involunter dr otot2 dinding vagina
yg terstimulasi o hub seksual.
Klasifikasi disfungsi ereksi berdasarkan ISIR 
(International Society of impotence Research)
)
ED Classification by ISIR
1. Psychogenic
• Generalized Type
A. Generalized Unresponsiveness
A. Primary lack of sexual arousability
B. Aging related decline of sexual arousability
B. Generalized Inhibition
A. Chronic disorder of sexual intimacy
• Situational Type
A. Partner Related
A. Lack of arousability in specific relationship
B. Lack of arousability due to sexual object preference
C. High sexual inhibition due to partner conflict/threat
B. Performance Related
A. Associated with other sexual dysfunction
B. Situational performance anxiety
C. Psychological distress
2. Organic
• Neurogenic
• Hormonal
• Arterial
• Cavernosal
• Drug induced
3. Mixed organopsychogenic
EPIDEMIOLOGI
• National Institutes of Health 2002
~ Amerika ±15 jt - 30 jt laki2 DE.
~ indodiperkirakan 16 % laki2 usia 20 – 75 thn DE
~ Insidensi gang.bervariasi &  seiring dgn usia.
• Massachusetts Male Aging Study (MMAS)
~ laki2 (40 – 70 thn), 52% responder memiliki bbrp derajat DE.
~ DE sempurna  pd 10% responder.
~ DE moderat  25%
~ DE minimal  17% responder.
~ Insiden DE moderate & berat  2x lipat pd (40 dan 70).
• National Health and Social Life Survey
(NHSLS),
~ 18-59 tahun,  10% pria dilaporkan x dpt
menjaga ereksi.
~ Insiden  50-59 tahun (21%)
pria ekon (14%),
perceraian (14%)
<< pendidikan (13%)
FR
- Penyakit –penyakit lain : DM , hipertensi
- Gaya hidup : merokok, alkohol
- Gangguan psikologis : stres berat, cemas,
depresi
istilah
• Disfungsi seksual : kelompok gangguan seksual yang ditandai oleh
gangguan hasrat seksual / perubahan psikopatologis yang
menandai respon seksual (gangguan hasrat seksual, perangsangan
seksual, orgasme)
• Sildenafil : obat penghambat fosfodiesterase, merelaksasi otot
polos penis, meningkatkan aliran darah ke corpus cavernosum,
digunakan sebagai terapi erectile dysfunction
• Normoaktif : aktivitas yang normal
• Ejakulasi adalah peristiwa keluarnya cairan semen mgandung
sperma & disertai orgasme. trjdi stlh stimulasi seksual y
mengakibatkn ereksi.
ejakulasi bisa trjdi saat laki2 tidur ( mimpi basah).
• Ereksi
~diawali oleh adanya rangsangan atau stimulasi seksual yang
berhubungan dengan gairah atau libido. Selanjutnya, rangsangan ini
menyebabkan inisiasi syaraf atau pengiriman sinyal ke penis.
ereksi trjdi bila aliran darah mulai mengisi rongga-rongga bagian
penis yang disebut korpora kavernosa. Ereksi puncak terjadi ketika
rongga-rongga tsb sudah terisi penuh dengan darah,  otot polos
dalam pembuluh darah penis menjadi rileksereksi
~ereksi tdd beberapa fase. Tahapan ini dimulai dari fase permulaan
dalam keadaan masih lemas (flasid), fase pengisian darah, fase
tumesensi (pembesaran), fase ereksi (tegak), hingga fase rigid
(tegak dan keras).
Reference
• Oxford American Handbook of Psychiatry, 2008
• Ejaculatory Dysfunction and depression,
pharmacological and psychological interactions
• Smiths General Urology 16th edition
Ada 3 hal yang mempengaruhi :
• Gagal untuk mulai (Psikogenik, Endokrinologi,
Neurologi)
• Gagal untuk isi
• Gagal untuk menyalurkan volume darah yang
pas ke jaringan lakunar (veno oklusi disfungsi)
Faktor Risiko : Faktor Pencetus :
• Anak pertama(satu2nya pria) kemunduran
• Status ekonimi rendah ekonomi, turun
(bekerja keras) jabatan
• Pola asuh keras dikeluarga

Gangguan biokimia di
s.limbik
(serotonin,dopamin,NE ↓)
(CRF↑)

DEPRESI
GEJALA KLINIK
• Kurang keinginan untuk aktivitas seksual
• Timbul nyeri saat berhubungan seksual
• Ketidakmampuan untuk terangsang
• Ketidakmampuan untuk ereksi
• Ketidakmampuan untuk mempertahankan ereksi
• Keterlambatan/tidak ada stimulasi cukup untuk
ejakulasi
• Ketidakmampuan untuk mengontrol saat
ejakulasi.
Dasar diagnosis

• Seorang pria (40 th ) , petani , mantan ketua


koperasi , pendidikan SPMA
• Keluhan utama : tak mampu berhubungan seks
dengan istrinya , murung terus , letih lesu , tak
bersemangat , malas beraktifitas.
Riwayat penyakit sekarang

• Sejak kira kira 7 bulan yg lalu usaha bisnis kentang yang


dijalani pasien mengalami kemunduran . Dianggap
gagal , diturunkan dari jabatan sebagai ketua  Faktor
pencetus
• Semangat << , gairah , aktifitas, menarik diri dari
pergaulan  hilang minat & kgmbiraan (GK utama ggn
depresif)
• Sejak 2 bulan trakhir keluhan pasien >> berat
• Murung, hilang nafsu makan , sulit tidur , tak
nyenyak , sering terbangun malam, lesu , BB
turun  2 gejala lain ggn depresif
• Sejak 1 bulan ini tak bergairah berhubungan
seks dengan istrinya, bila dipaksa, tidak mampu
ereksi  disfungsi sexual
• Pasien merasa bersalah , tak berguna , gagal ,
pesimis terhadap masa depan  2 gejala lain
ggn depresif
Riwayat hidup pasien

• Pasien adalah anak pertama dari 4


bersaudara , laki2 satu2 nya  Faktor resiko
• Status ekonomi orang tua kurang .
• Ayah pasien sangat keras dalam mendidik
anak2 nya. Bila anak2 nya bersalah, dipukul.
• Kurang dekat dengan ibu, yang sifatnya
pendiam
• RPD : belum pernah mengalami sakit serupa
• RPK : tidak didapatkan keadaan seperti ini dan
penyakit lainnya
• Riwayat pengobatan : pasien pernah berobat dan
mengkonsumsi sildenafil namun tidak begitu
banyak perbaikan
• Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : kurus , sakit sedang
Pemeriksaan Psikis
• Roman muka : murung
• Perhatian : baik
• Orientasi : baik
• Memori : baik
• Konsentrasi : kurang  1 gej lain ggn depresi
• Persepsi : tidak ada halusinasi dan ilusi
• Pikiran : masih realistic , waham disangkal
• Emosi : murung , depresif
• Tingkah laku : normoaktif
• Bicara : lirih , relevan
• Dekorum : baik
Pemeriksaan lab
Hematologi rutin :
• HB :12,8 mg/dl
• Ht : 40%
• Leukosit : 8500/mm3
• Trombosit : 230.000/mm3
Kimia klinik :
• Glukosa puasa : 90mg /dl
• Glukosa 2 jam pp : 120 mg/ dl
• Ureum : 25 mg / dl
• Kreatinin : 0,8 mg/dl
• SGOT : 35 U/L
• SGPT : 27 U/L
• Kolestrol Total : 230 mg/dl
• LDL : 160 mg /dL
• HDL :30 mg/dL
• Trigliserida 180 mg/dL Dyslipidemia
Gejala utama
• Afek depresif
• Kehilangan minat dan kegembiraan
• Berkurang nya energi , mudah lelah , menurun nya aktifitas
Gejala tambahan
• Konsentrasi dan perhatian berkurang
• Harga diri dan kerpercayaan diri berkurang
• Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
• Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
• Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang

Terdapat 2 gejala utama dan 6 gejala tambahan


Diagnosis kerja
• Axis I : F32.11 depresi sedang dengan gejala somatik +
Psikotik
• Axis II : tidak ada diagnosis
• Axis III : disfungsi seksual disertai dislipidemia

• Axis IV : masalah pekerjaan – ekonomi : kemunduran


usaha , turun jabatan
• Axis V : GAF scale 60-51
Pemeriksaan penunjang
• Tes darah  evaluasi tingkat hormon (testosteron , LH ).

• Penilaian vaskular /USG vaskuler penis  evaluasi aliran darah ke penis.


penyumbatan pembuluh darah darah ke penis  disfungsi ereksi.
• Pengujian sensoris  evaluasi dampak neuropati diabetik (kerusakan
saraf) & mengukur kekuatan impuls saraf di daerah tertentu dari tubuh.
• Nocturnal penile tumescence and rigidity testing  utk memonitor
ereksi selama tidur. Tes ini dapat membantu menentukan apakah masalah
ereksi seorang pria disebabkan oleh penyebab fisik atau psikologis.
Diagnosis Banding
Disfungsi Ereksi Psikogenik Disfungsi Ereksi Organik
• Penyebabnya psikogenik • Penyebabnya : usia, merokok,
(depresi dan cemas). alkohol, penyakit
kardiovaskular, diabetes,
• Terjadi pada dewasa muda.
kelainan hormon, gangguan
• GK : depresi / cemas + pada saraf, penggunaan obat.
disfungsi ereksi. • Terjadi > 40 thn.
• PP : psikiatrikus, • Gk : disfungsi ereksi + ggn
pemeriksaan darah rutin. organik penyerta.
• Th : psikoterapi + obat • PP : sesuai kebutuhan.
• Th : sesuai kebutuhan +
psikoterapi (mencegah depresi).
Disfungsi Ereksi Organik
• 35% - 75%  multifaktoral terdiri atas fakto
gangguan prarafan dan mikroangiopati dan
penurunan fungsi otot polos penis akibat
gangguan persarafan tepi.
• Neurognik : medulla spinalis bag. Sacralis /
jaras saraf otonom (gangguan suplai saraf)
menuju penis  mencegah terjadinya aktivitas
sistem relaksaasi saraf pada otot halus.
• Vaskulogenik : atherosclerosis  aliran ke
ruang lacunar menururn  rigidits menurun
dan memanjang waktu untuk ereksi.
• Perubahan struktural pada komoen
fibroelastic pada corpora  ketidakmampuan
untuk menyempitan vena.
• Endokrinologik : hypogonadism, hormon
prolaktin meningkat  GnRH, testoteron
menurun  libido menurun dan DE.
• Obat – obatan : diuretik (thiazid,
spironolakton), antihipertensi (CCB), anti
depresi (trisiklik),dll.
Penatalaksanaan
• Tujuan:
– Mengurangi atau menghilangkan gejala
– Mencegah kekambuhan
– Mengembalikan fungsi psikososial dan
okupasional
Penatalaksanaan
• Harus sesuai dgn penyebabnya
• Non farmakologi
• Farmakologi
Non farmakologi
• Psikoterapi
• Sexual Behavioral therapy
• Konsul ke psikiater/sexolog/androlog
• Antidepresan : Antidepresan atipikal
(bupropion)
• Antagonis alfa2 adrenergik : yohimbin
• PDE-5 inhibitor : Tadalafil
Menghambat perubahan cGMP  5 GMP
• Stimulus sex  pelepasan NO  Peningkatan
cGMP & cAMP intraseluler  Ca efflux 
relaksasi otot2 polos dinding p.d  pengisian
darah pd sinusoid cor. cavernosum 
diameter corpus cavernosum bertambah 
hambat aliran darah kembali melalui vena
dorsalis penis  ereksi
Pencegahan
• Komunikasi yg jujur antara ortu dan anak2
tentang sex
• Perhatikan smua ES obat yg bs menyebabkan
difungsi sex (SSRI)
• Hindari narkoba dan alkohol
• Maslah hub pasangan hrs segera diselesaikan
• Org dgn trauma sex hrs perawatan komprehensif
( konseling individu dan kelompok)
Komplikasi
• Kehidupan seksual yang tidak memuaskan
• Stress
• Cemas
• Low-self esteem (penghargaan diri kurang)
• Masalah dalam hubungan dan keluarga
• Ketidakmampuan untuk fungsi reproduksi
Prognosis
• Quo ad vitam
• Quo ad functionam
• Quo ad sanationam

You might also like