You are on page 1of 29

FINANCIAL

ACCOUNTING THEORY
Lim Hendra
Akuntansi & Teori
• Menurut American Accounting Association (AAA), Accounting is the process of
identifying, measuring, and communicating economic information to permit information
judgment and decision by users of the information. Akuntansi adalah proses
mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan
adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang
menggunakan informasi tersebut.

Sedangkan menurut American Institute of Certified Public Accountants (AICPA),


Accounting is the art of recording, classifying and summarizing in a significant manner
and terms of money, transaction and events which are, in part at least, of finacial
character, and interpreting the result there of. Akuntansi adalah seni pencatatan,
penggolongan, peringkasan yang tepat dan dinyatakan dalam satuan mata uang,
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya bersifat finansial dan
penafsiran hasil-hasilnya.
Akuntansi & Teori

• Accounting has a long history. Our perspective begins with the double entry
bookkeeping system. The first complete description of this system appeared in
1494, authored by Luca Paciolo, an Italian monk/mathematician. 1 Paciolo did
not invent this system—it had developed over a long period of time.
• Following 1494, the double entry system spread throughout Europe. It was in
Europe that another sequence of important accounting developments took
place. The Dutch East India Company was established in 1602. It was the first
company to issue shares with limited liability for all its shareholders. Shares
were transferable, and could be traded on the Amsterdam Stock Exchange, also
established in 1602. In subsequent years, the concept of a joint stock company,
with permanent existence, limited liability, and shares traded on a stock
exchange, became an important form of business organization.
Akuntansi & Teori
• Obviously, investors needed financial information about the firms whose
shares they were trading. Thus began a long transition for financial
accounting, from a system enabling a merchant to control his/her own
operations to a system to inform investors who were not involved in the day-
to-day operations of the firm. It was in the joint interests of the firm and
investors that financial information provided by the firm was trustworthy,
thereby laying the groundwork for the development of an auditing
profession and government regulation. I n this regard, the English 1844
Companies Act was notable. It was in this Act that the concept of providing
an audited balance sheet to shareholders first appeared in the law, although
this requirement was dropped in subsequent years 3 and not reinstated
until the early 1900s
Objectives of study (RPS Accounting
Theory)
1. Tinjauan teori akuntansi secara umum dan 8. Ekuitas. (PRESENTASI KASUS)
PSAK
9. Konsep pendapatan (focus group discussion PSAK
2. Pentingnya kerangka konseptual dalam 72) (PRESENTASI KASUS)
penyusunan standar akuntansi
3. Perkembangan akuntansi di Indonesia dan 10. Konsep biaya (PRESENTASI KASUS)
International 11. Disclosure (PRESENTASI KASUS)
4. Laporan keuangan I : The income statement
(PRESENTASI KASUS) 12. Pension (PRESENTASI KASUS)

5. Laporan keuangan II : Financial statement 13. Kesalahan, perubahan kebijakan dan estimasi
(PRESENTASI KASUS) akuntansi (PRESENTASI KASUS)
6. Aset (current asset and PPE) Dokumen
14. Riset – Riset Akuntansi / Perbedaan PSAK dengan
penyajian aset dalam laporan posisi keuangan IFRS (PRESENTASI KASUS)
(PRESENTASI KASUS)
7. Kewajiban (liabilitas) (PRESENTASI KASUS)
Standar Akuntansi Keuangan
• Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan.
• Standard terkait pelaporan:
• PSAK 1 – Penyajan laporan keuangan
• PSAK 2 – Laporan arus kas
• PSAK 3 – Laporan keuangan interim
Standar Akuntansi Keuangan
• PSAK terkait aset :
• PSAK 16 – PPE (property plant and equipment) Aset tetap
• ISAK 25 – Akuntansi tanah
• PSAK 26 – Biaya pinjaman
• PSAK 48 – Penurunan aset tetap
• PSAK 61 – Akuntansi Hibah Pemerintah dan pengungkapan bantuan
pemerintah
Standar Akuntansi Keuangan
• PSAK aset:
• PSAK 14 – Persediaan
• PSAK 19 – Aset tidak berwujud
• PSAK 58 – Aset Tidak Lancar Tersedia Untuk Dijual
Standar Akuntansi Keuangan
• PSAK Terkait aset:
• PSAK 13 – Properti Investasi
• PSAK 30 – Sewa
• ISAK 8 – Penentuan apakah suatu perjanjian mengandung sewa
• ISAK 16 – Perjanjian konsesi jasa
• PSAK 73 – Sewa
Standar Akuntansi Keuangan
• PSAK kombinasi bisnis & konsolidasi :
• PSAK 22 – Kombinasi bisnis
• PSAK 38 – Kombinasi bisnis entitas sepengendali
• PSAK 7 – Pengungkapan pihak – pihak berelasi
• PSAK 67 – Pengungkapan kepentingan dalam entitas lain
• PSAK 4 – Laporan keuangan tersendiri
• PSAK 15 – Investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama
• PSAK 65 – Laporan keuangan konsolidasi
• PSAK 66 – Pengaturan bersama
Standar Akuntansi Keuangan
• PSAK pelaporan:
• PSAK 5 – Laporan keuangan segment
• PSAK 8 – Peristiwa Setelah Period Pelaporan
• PSAK 10 – Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
• PSAK 25 – Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Kesalahan
Standar Akuntansi Keuangan
• PSAK terkait pendapatan :
• PSAK 23 - Pendapatan
• PSAK 34 – Kontrak Konstruksi
• PSAK 56 – Laba per saham
• PSAK 72 – Pendapatan dari kontrak pelanggan
Standar Akuntansi Keuangan
• PSAK terkait liabilitas:
• PSAK 46 – Pajak Penghasilan
• PSAK 53 – Pembayaran berbasis saham
Standar Akuntansi Keuangan
• PSAK terkait Liabilitas:
• PSAK 24 & PSAK 18: Imbalan kerja & Akuntansi dan pelaporan
program manfaat purnakarya
• PSAK 57 – Provisi, Liabilitas kontijensi dan Aset kontijensi
Standar Akuntansi Keuangan
• PSAK instrumen keuangan :
• PSAK 50 – Instrumen keuangan: Penyajian
• PSAK 55 – Instrumen keuangan: Pengakuan dan pengukuran
• PSAK 60 – Instrumen keuangan: Pengungkapan
• PSAK 68 – Pengukuran Nilai Wajar
• PSAK 71 – Instrumen Keuangan
Kerangka konseptual dan pelaporan keuangan

Kegunaan lap.Keu Pengguna dan kebutuhan


informasi

Tujuan lap.Keu Pengambil keputusan

Asumsi Basis akrual Kelangsungan usaha

Mudah dipahami

Karakteristik kualitatif Relevan


laporan keuangan Andal (reliable)

Dapat diperbandingkan

Materialitas Konsisten Penyajian wajar

Komponen Nilai prediksi Nilai konfirmasi


kualitatif SoF
laporan Netral
keuangan
prudence Kelengkapan

Tepat waktu Biaya vs Manfaat Keseimbangan dlm


Kendala/
karakteristik kualitatif
constraint
Sejarah Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia

• Prinsip akuntansi Indonesia


• Pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia dimulai sejak tahun 1973
dengan dibentuknya panitia penghimpunan bahan – bahan dan struktur GAAP
(Generally Accepted Accounting Principles) dan GAAS (Generally Accepted Auditing
Standards). Menjelang pengaktifan pasar modal di Indonesia pada tahun 1974,
sebagai wadah profesi akuntansi yang senantiasa mengubah tantangan menjadi
peluang bagi kemajuan akuntan dalam dunia bisnis, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
kemudian membentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (Komite PAI) serta
melakukan kodifikasi prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia dalam suatu buku
“Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)” yang mengacu pada US GAAP.
• Seiring dengan perkembangan pasar modal yang bergerak dengan sangat pesat
komite PAI juga menerbitkan SAK khusus untuk industry dan badan hokum tertentu.
Standar Akuntansi Keuangan

• Pada tahun 1994, IAI melakukan revisi total terhadap PAI dan melakukan
kodifikasi dalam buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK)””yang mulai
berharmonisasi dengan standar akuntansi keuangan internasional. Perubahan
nama dari PAI menjadi SAK dilakukan dengan pertimbangan bahwa prinsip
lebih bersifat baku dan memberikan konsep dasar penyusunan standar
sedangkan standar bersifat lebih fleksibel dan dapa berubah sesua dengan
dinamika bisnis. Karena pergantian nama tersebut, Komite PAI juga berganti
nama menjadai Komite SAK.
• Untuk menghasilkan standar akuntansi yang sesuai dengan perkembangan
dan kebutuhan dunia usaha, SAK terus direvisi dan disempurnakan hingga 7
kali yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 199, 1 April 2002,
1 Oktober 2004, 1 September 2007 dan 1 Juli 2009. Pada tahun 1998, Komite
SAK lalu diubah menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang
diberikan otonomi untuk menyusu dan mengesahkan SAK.
Konvergensi Standar Akuntansi Keuangan

• Sebagai tindak lanjut dari salah satu butir kesepakatan anggota G-20
pada tahun 2009, IAI telah mencanangkan dilaksanakannya program
konvergensi SAK ke International Financial Reporting Standard (IFRS)
secara bertahap dengan dukungan dari regulator seperti Otoritas Jasa
Keuangan, Bank Indonesia, Kementrian Negara BUMN, Direktorat
Jenderal Pajak, dan regulator lainnya. Dampak program konvergensi ini
menyebabkan SAK menjadi bersifat principle based, banyak
menggunakan dasar pengukuran nilai wajar, memerlukan professional
judgement serta pengungkapan dalam laporan keuangan.
• Dampak lain dari program konvergensi ini adalah dicabutnya beberapa
PSAK yang khusus untuk industry tertentu karena pengaturan tersebut
sudah diatur secara umum dalam SAK yang mengacu ke IFRS Standards,
Konvergensi SAK Tahap Pertama

• Konvergensi tahap pertama dilakukan pada tahun 2012 di mana pada umumnya SAK per 1 Juni 2012 telah
mengacu pada IFRS standars per 1 January 2009. SAK 1 juni 2012 terdiri dari Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK), Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK), dan Pernyataan Pencabutan
Standar Akuntansi Keuangan (PPSAK) yang telah disahkan termasuk yang sudah berlaku efektif per tahun
2012 maupun yang belum berlaku efektif per tahun 2012. SAK per 1 Juni 2012 juga dilengkapi dengan
Buletin Teknis (Bultek) yang merupakan salah satu produk yang diterbitkan oleh DSAK IAI namun bukan
merupakan bagian dari standar.
Konvergensi SAK Tahap Kedua
• Dalam rangka mengikuti perkembangan standar akuntansi global yang sangat
progresif, konvergensi tahap kedua terus dilakukan pada tahun 2013 dan 2014.
Efektif per 1 Januari 2015, SAK yang berlaku di Indonesia secara garis besar
telah berkonvergen dengan IFRS Standars yang berlaku efektif 1 Januari 2014.
Dengan demikian, perbedaan gap antara SAK dan IFRS standards telah
diminimalisir dari 3 tahun menjadi 1 tahun.
• SAK efektif per 1 Januari 2015 terdiri dari produk berbasis IFRS Standards
seperti PSAK dan ISAK baru, revisi, amandemen dan yang telah melalui proses
penyesuaian.
Due process procedure penyusunan & pencabutan standar akuntansi

• Peraturan Organisasi Ikatan Akuntan Indonesia (PO IAI) dalam pasal 26 ayat (1) tentang due process
procedure penyusunan dan pencabutan SAK meliputi tahapan berikut:
a. Identifikasi isu;
b. Konsultasi isu dengan Dewan Konsultatif SAK, jika diperlukan;
c. Melakukan riset terbatas;
d. Pembahasan materi;
e. Pengesahan dan publikasi draf eksposur (DE);
f. Pelaksanaan Public Hearing
g. Pelaksanaan Limited Hearing; Jika diperlukan;
h. Pembahasan tanggapan public; dan
i. Pengesahan SAK
• Note: untuk bulletin teknis sesuai dengan PO IAI pasal 26 tidak wajib mengikuti keseluruhan tahapan due
process procedures diatas.
Badan Penyusun Standar Akuntansi Keuangan
• Pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia telah dimulai sejak tahun
1973 dengan dibentuknya Panitia Penghimpunan Bahan – bahan dan Struktur
daripada GAAP dan GAAS. Selanjutnya pada tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip
Akuntansi Indonesia yang bertugas menyusun dan mengembangkan standar
akuntansi keuangan. Kemudian komite PAI tersebut pada tahun 1994 diubah namanya
menjadi Komite Standar Akuntansi Keuangan (KSAK). Pada kongres VIII 23 – 24
September 1998 diubah kembali namanya menjadi Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (DSAK).

• Sejalan dengan perkembangan akuntansi syariah yang demikian pesat, maka sejak
Oktober 2005 Dewan Pengurus Nasional membentuk Komite Akuntansi Syariah (KAS)
yang merupakan bagian dari DSAK. Namun sejalan dengan semakin kompleknya
transaksi syariah maka pada Februari 2010 KAS diubah menjadi dewan tersendiri
yaitu Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS)
Garis besar dampak konvergensi IFRS & Roadmap Konvergensi
PSAK - IFRS
a. Perubahan rule bases (GAAP US) ke principle bases (IFRS)
b. Pengunaan nilai wajar
c. Impairment / Penurunan nilai
Roadmap
Tujuan konvergensi psak - ifrs

Meningkatkan kualitas SAK

Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan

Meningkatkan komparabilitas dan transparansi pelaporan


keuangan

Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang


penghimpunan dan a melalui pasar modal secara global

Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan


Lima pilar standar akuntansi di
indonesia
Pilar III
Pilar I Pilar II Pilar IV Pilar V
Standar
Standar Standar Standar Standar
Akuntansi
Akuntansi Akuntansi Akuntans Akuntansi
Keuangan
Keuangan Keuangan i Syariah Pemerintah
untuk
(SAK) untuk entitas (SAK (SAP)
entitas
tanpa Syariah)
mikro kecil
akuntanbilitas
dan
public
menengah
(SAK – ETAP)
(SAK –
EMKM)
Dampak penerapan PSAK berbasis IFRS

Relevansi laporan keuangan meningkat (penggunaan nilai wajar)

Meningkatkan kualitas laporan keuangan (reklasifikasi antar kelompok surat


berharga dibatasi cenderung dilarang & tidak ada lagi extraordinary items)

Kinerja keuangan menjadi fluktuatif apabila harga – harga fluktuatif

Penggunaan off balance sheet berkurang

Penurunan keterbandingan laporan keuangan sebagai dampak dari


penggunaan principle based accounting

Perusahaan harus memiliki unit manajemen risiko yang cukup baik


Summary – Ringkasan

SAK

SAK DSAK - IAI


Transaksi Konvensional
Etap

SAK
EMKM

SA

SAS Transaksi Syariah DSAS - IAI

SAP Transaksi Pemerintah KSAP


Pembagian kelompok dan kasus
Group Cases Team members
1 Penyusunan Laporan Laba Rugi Komprehensif (penjelasan pos – pos dalam laporan laba rugi komprehensif & Jenis laporan) OCI
dikecualikan
2 Penyusunan Laporan Posisi Keuangan (perbedaan IFRS dan lokal standard) (penjelasan masing- masing pos dalam laporan posisi
keuangan
3 Akuntansi aset (pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan) PSAK 13, 14, 15, 16, 19, ISAK 25, PSAK 26

3 Akuntansi Kewajiban (pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan) PSAK 46 & PSAK 57 beserta pengertian kewajiban
di kerangka dasar laporan keuangan.
4 Akuntansi Pendapatan (pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan) PSAK 72 (Pedoman penerapan)

5 Akuntansi Ekuitas (penjelasan laporan perubahan modal dan komponennya)

5 Konsep biaya (penjelasan dalam kerangka konseptual) & penjelasan Other Comprehensive Income / OCI

6 Pengungkapan atas catatan laporan keuangan PT Astra International Tbk (bandingkan dengan persyaratan pengungkapan di
PSAK untuk masing-masing pos laporan keuangan)
7 Akuntansi Pensiun (pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan) PSAK 24 & PSAK 18

7 Kesalahan, perubahan kebijakan dan estimasi akuntansi (mempresentasikan jawaban kasus)

8 Perbedaan PSAK & IFRS (all PSAK)

You might also like