Professional Documents
Culture Documents
Penyakit Arteri & Vena: Oleh
Penyakit Arteri & Vena: Oleh
Oleh:
Azkia Fachrina Hanifa (201910401011071)
Shania Rizky Amalia (202010401011037)
Budian Nurpangestu (202010401011039)
Pembimbing:
dr. Laksmi Pramushinta, Sp.JP
Peripheral vascular disease
Terjadinya trombosis
Mekanisme pembentukan thrombus dikenal sebagai Trias Virchow:
• Intimal disruption
• Hiperkoagulabilitas kelainan koagulopati
• Statis kelainan aliran darah aliran yg lambat
Acute limb ischemic
Olinic, D. M., Stanek, A., Tătaru, D. A., Homorodean, C., & Olinic, M. (2019). Acute limb ischemia: an update on diagnosis and
management. Journal of clinical medicine, 8(8), 1215.
Etiologi
Arterial Arterial
embolism thrombosis (40
(30%) %)
Popliteal Trauma (5
aneurysm (5%) %)
Graft
thrombosis
Olinic, D. M., Stanek, A., Tătaru, D. A., Homorodean, C., & Olinic, M. (2019). Acute limb ischemia: an update on diagnosis and management. Journal of clinical medicine, 8(8), 1215.
(20%)
Gerhard-Herman, M. D., Gornik, H. L., Barrett, C., Barshes, N. R., Corriere, M. A., Drachman, D. E., ... & Walsh, M. E. (2017). 2016 AHA/ACC guideline on the management of patients with lower
extremity peripheral artery disease: a report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical Practice Guidelines. Journal of the American College of
Cardiology, 69(11), e71-e126.
Gejala klinis
Pain
Pale
Paresthesia
Pulseless
Paralisys
Poikilothermia
Olinic, D. M., Stanek, A., Tătaru, D. A., Homorodean, C., & Olinic, M. (2019). Acute limb ischemia: an update on diagnosis and
management. Journal of clinical medicine, 8(8), 1215.
Diagnosis
• Inspeksi
• Perubahan warna
• Ulcus/nekrosis/gangrene
●
Keluhan 6P • Palpasi
• Pulsasi
●
Onset mendadak, <2 minggu • Motorik
• Sensorik
●
Faktor resiko • Perabaan
• Saturasi
• CRT
Bandingkan kanan kiri
Ankle Brachial Index (ABI)
Pemeriksaan penunjang
Duplex Ultrasound
Invasive Angiogram
Olinic, D. M., Stanek, A., Tătaru, D. A., Homorodean, C., & Olinic, M. (2019). Acute limb ischemia: an update on diagnosis and
management. Journal of clinical medicine, 8(8), 1215.
Staging ALI
Rutherford, R.B.; Baker, J.D.; Ernst, C.; Johnston, K.W.; Porter, J.M.; Ahn, S.; Jones, D.N. Recommended standards for reports
dealing with lower extremity ischemia: Revised version. J. Vasc. Surg. 1997, 26, 517–538.
Tatalaksana
Gerhard-Herman, M. D., Gornik, H. L., Barrett, C., Barshes, N. R., Corriere, M. A., Drachman, D. E., ... & Walsh, M. E. (2017). 2016 AHA/ACC guideline on the management of
patients with lower extremity peripheral artery disease: a report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical Practice
Guidelines. Journal of the American College of Cardiology, 69(11), e71-e126.
Aboyans, V., Ricco, J. B., Bartelink, M. L., Björck, M., Brodmann, M., Cohner, T., ... & Desormais, I. (2017). 2017 ESC guidelines on the diagnosis and
treatment of peripheral arterial diseases, in collaboration with the European Society for Vascular Surgery (ESVS). Kardiologia Polska (Polish Heart
Journal), 75(11), 1065-1160.
Surgical embolectomy
Revaskularisasi
Case
Seorang pria 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada kaki kanan dan
menghitam sejak ± 10 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan dari
pergelangan kaki sampai dibawah lutut. Sebelumnya diawali mati rasa dan
dingin pada jari-jari kaki kanan kemudian tampak bercak-bercak berwarna ungu
dan 3 hari terakhir berubah menjadi berwarna hitam meluas sampai betis. Pasien
merupakan perokok sejak SMA, dan sering mengkonsumsi jamu untuk obat
gatal. Memiliki riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung.
● Pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital yang normal, pada pemeriksaan
kaki kanan tampak adanya edem disertai bercak ungu-kehitaman, jari-jari
kaki teraba dingin, sensoris negatif, arteri dorsalis pedis tidak teraba
dan kaki kanan tidak dapat digerakan. Body Mass Index 25.3kg/m2
(Overweihgt).
● Pemeriksaan USG vaskuler didapatkan adanya stenosis arteri
Deep Vein Thrombosis
Definisi
Trombosis Vena
Dalam (DVT)
Trombosis yang terjadi pada vena dalam,
lokasi tersering pada ekstremitas bawah
Proksimal Distal
Vena femoral, poplitea, Area bawah lutut Akibat
illiac Akibat kondisi kondisi transien
kronik
DVT pada Lokasi Lain
Vena Splanknik
Epidemiologi
Hiper- Enzim
koagulabilitas fibrinolitik
Kerusakan Inaktivasi
endotel oleh inhibitor
TRIAS VIRCHOW
1 Faktor Resiko
HEREDITER MUTASI FAKTOR V LEIDEN
Penyebab herediter tersering, insidensi 20-40%. Terjadi
polimorfisme gen faktor V sehingga faktor V lebih sulit
• Mutasi faktor V Leiden bereaksi dengan protein C aktif untuk menghambat proses
trombosis.
•Varian protrombin VARIAN PROTROMBIN G20210A
G20210A Variasi gen protrombin, 2-3% dari populasi, terkait dengan
peningkatan kadar protrombin plasma dan 5x peningkatan
risiko trombosis.
• Defisiensi protein C
DEFISIENSI ANTITROMBIN
• Defisiensi antitrombin Diturunkan secara autosomal dominan. Ditandai dengan
trombosis vena berulang pada usia dewasa muda
• Defisiensi protein S
DEFISIENSI PROTEIN C ATAU PROTEIN S
Diturunkan secara autosomal dominan. Gejala khas berupa
nekrosis kulit pada terapi dengan warfarin
2 Faktor Resiko
HEREDITER DISFIBRINOGENEMIA
Biasanya asimptomatik atau memiliki gejala perdarahan hebat.
Jarang menyebabkan trombosis
• Disfibrinogenemia
GOLONGAN DARAH NON-O
• Golongan darah non O Golongan darah non O memiliki kadar faktor von Willebrand dan
faktor VIII serum yang lebih tinggi dibanding golongan darah O
sehingga meningkatkan risiko trombus atau emboli vena
•Riwayat DVT tanpa pencetus
pada keluarga
3 Faktor Resiko
HEREDITER atau DIDAPAT
• HIPERHOMOSISTEINEMIA
Peningkatan kadar faktor
VIII plasma -Homosistein : berasal dari metionin yang diperoleh dari
makanan, dieliminasi dengan proses remetilasi menjadi metionin
atau diubah menjadi sistein dengan jalur trans-sulfurasi.
• Peningkatan kadar
fibrinogen plasma -Herediter : defisiensi atau defek enzim yang berperan dalam
proses eliminasi homosistein
• Peningkatan kadar -Didapat : defisiensi vitamin B6, obat, kerusakan ginjal, merokok
homosistein plasma
4 Faktor Resiko
DIDAPAT DIDAPAT
• Operasi
• Hiperviskositas, polisitemia
• Trauma mayor
• Stroke
• Keganasan
• Obstruksi pelvis
• Pasien rawat inap akibat penyakit akut
• Sindrom nefrotik
(gagal jantung/napas, infeksi, IBD)
• Dehidrasi
• Lupus antikoagulan
• Varises vena
• Terapi hormon estrogen •Riwayat trombosis vena superfisial
• Trombositopenia yang diinduksi • Usia
heparin
• Obesitas
• Hamil/postpartum
•Paroxysmal noctural haemoglobinuria
• Penyakit mieloproliferatif
• Behcet’s disease
Algoritma Diagnosis
Diagnosis – Manifestasi Klinis
Nyeri tungkai Nyeri Phlegmasia
unilateral tekan cerulea dolens
Edema Distensi
pitting vena
Tidak spesifik,
lanjutkan ke
Vena yang Perubahan warna skoring Wells
dapat dipalpasi kulit/sianosis
Adanya vena
kolateral
superfisial
Diagnosis
– Skor Wells
Algoritma Diagnosis
Diagnosis – Pemeriksaan Penunjang
(LAB) Kadar D-Dimer plasma (ELISA) : meningkat pada DVT -diperiksa pada
pasien dengan kemungkinan kecil DVT - hasil negatif eksklusi DVT
(Radiologi) USG Vena Pemeriksaan diagnostik lini pertama untuk pasien dengan
kemungkinan tinggi DVT (spesifisitas 93.8%), Diagnosis DVT dan lokasinya :
1. inkompresibilitas vena
2. gambaran trombus dengan dilatasi vena
3. spektrum dan aliran darah abnormal pada USG Doppler
Algoritma Diagnosis
Diagnosis – Stratifikasi Risiko Pasien
dengan DVT Distal
Tatalaksana - Farmakologi
Terapi parenteral
Obat: UFH (Unfractionated Heparin), LMWH (low molecular weight heparin), fondaparinux
Indikasi: Pasien dengan CrCl < 30 mL/min, risiko perdarahan tinggi, fungsi ginjal tidak stabil
Indikasi :
• Perdarahan yang mengancam nyawa
• Kegagalan terapi dengan antikoagulan yang adekuat
• Kontraindikasi mutlak pemberian antikoagulan
• Perdarahan pada sistem saraf sentral
• Perdarahan saluran cerna, retroperitoneal
• Hemoptisis masif, metastasis serebral
• Trauma cerebrovascular
• Trombositopenia < 50.000/ɥl
Terapi Mekanik
Intermittent pneumatic
Compression Elastic stockings. compresion, alat ini dapat
Digunakan pada pagi hari dan seharian memberikan penekanan dari luar
saat aktivitas, dilepas pada saat akan tidur, secara teratur pada tungkai bawah
dapat digunakan pula saat istirahat dengan atau tungkai bawah dan paha;
posisi menaikkan tungkai pada saat besarnya tekanan 35-40 mmHg
tiduran. selama 10 detik / menit.
- Trombosis
Jangka - Rekurensi
Pendek
- Trombosis Jangka
- Rekurensi Menengah