You are on page 1of 16

PART 10.

PERFORMANCE REPORT
ANALYSIS

MANAGEMENT CONTROL
SYSTEM
ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE REPORT  

• The last activity of the management control process is assessing the


performance of the central manager in response to Kejra's achievement at
its core can be seen from the efficient and effective presence of a centre of
responsibility to run the center of the Tanggu. Evaluation can be done by
comparing between the realisation of pre-defined Anbggaran.
The comparison activities are carried out by the
business unit or also the company in
Keseluruhandengan using a monthly base
(some of them with a quarterly period). Some
companies simply report simply the amount of
difference incurred during a certain period
without reporting any such discrepancies.
         

•  Perhitungan  selisih ( VARIANCE )
The framework for conducting analysis of the differences that occur using the
following ideas:
• Determining the key cause factor that affects profit.
• Broke all profit difference based on the Fakto-key
factors of the cause.
• Focus on the influence of profit from the difference
caused by each causal factor.
•  Trying to calculate the specific influence of each
causal factor with Hnaya change the factor in
question while the other factor is constant.
•  Adding complexity sequentially, one layer at a time
starts from the most common Tiangkatan.
• Stopping the process when adding complexity to a
particular level does not add clarity to the factors
underlying the overall profit difference.

• Optimal performance is the one that fits the budget. Almost all companies are
making monthly analysis of the difference between revenue and actual load with
which is estimated for each business unit and for the whole organization (some
companies do it quarterly).
• The effective system identifies the variances that occur to
the lowest management level. Variances are hierarchical.
Variances begin with the performance of the overall
business unit, which is divided into income variances and
load variances. The income variances are further divided
into volume variance and variance rates for the overall
business unit and for each marketing responsibility center
in such units. Such variances can be further divided by
area and sales district. The load variance can be divided
into production loads and other loads. Production loads
can be further divided by factories and departments
within a factory.
• Therefore, the company can identify every variance with
the individual manager responsible for it.
The analytical characteristics used in variance analysis
include the following ideas:

• A. Difference in revenue (revenue Variance)


• The income variances explain how to
calculate price variances, volume and sales
mix. The calculations are made for each
product line, and the results of the product
line are then aggregated to calculate the
total variances. A positive variance is
beneficial, as it indicates that the actual
profit exceeds the estimated profit, with
negative variances being unprofitable.

In this section, outlined how to
calculate the difference in selling
numbers, volume difference, and mix
difference. Calculations are made for
each product line, and the result of the
product line is then calculated to
calculate the total difference. The
positive difference is that the profit is
(profitable) because Lana actually
exceeds the estimated profit, and the
negative difference indicates loss
(unprofitable).

• Selisih Harga Jual (Selling Price Variance).
Selisih harga jual dihitung dengan
mengalikan  perbedaan antara
harga  sesungguhnya dan hargha standar
dengan volume sesungguhnya { (Harga
sesungguhnya – Harga Standar) x Volume
sesungguhnya }.
• Selisih Campuran Dan Volume (Mix
Volume Variance). Seringkali selisih
volume dan campuran tidak dsipisahkan.
Besarnya selisih campuran dan volume
dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut:
• Varian volume diakibatkan dari menjual lebih
banyak unit daripada yang dianggarkan.
Varians bauran diakibatkan dari menjual
proporsi produk yang berbeda dari yang
diasumsikan dalam anggaran. Karena setiap
produk memperoleh kontribusi per unit yang
berbeda, maka penjualan proporsi produk
yang berbeda dari yang dianggarkan akan
menghasilkan suatu varians. Jika unit bisnis
tersebut memiliki bauran yang lebih kaya
(contoh, proporsi produk yang lebih tinggi
dengan margin kontribusi yang tinggi), laba
actual akan lebih tinggi dari yang dianggarkan
dan jika unit bisnis tersebut memiliki bauran
yang lebih ramping maka laba akan menjadi
lebih rendah.
• Selisih Campuran (Mix Variance). Selisih campuran
untuk masing-masing produk dihitung dengan
menggunakan persamaan :
                                                                                        
                                                

• Selisih Volume (Volume Variance). Besarnya selisih


volume dapat dicari dengan mengurangkan selisih
Volume  dan selisih campuran dengan selisih
campuran. Perhitungan selisih  volume juga dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan. 
• ANALISIS PENDAPATAN YANG LAIN. Jika
tersedia informasi penjualan berdasarkan produk,
selisih pendapat dapat dianalisis lebih lanjut
berdasarkan produk.
• PENETRASI PASAR DAN VOLUME
INDUSTRI. Analisis pendapatan diperluas untuk
memisahkan selisih volume dan campuran menjadi
jumlah yang disebabkan oleh perbedaan pasang-
pasar dan  yang disebabkan oleh perbedaan
volume industri. Prinsipnya adalah manajer unit
usaha bertanggung jawab terhadap pasang pasar
tapi tidak bertanggung jawab terhadap volume
industri karena volume industri ini dipemngaruhi
ekonomi secara luas
• Persamaan berikut ini digunakan unutk
memisahkan pengaruh penetrasi pasar dari volume
industri atas selisih volume dan campuran :
B. Selisih Biaya ( Expense Variance )
• Biaya tetap adalah biaya jumlahnya
totalnua tidakl dipengaruh oleh besarnya
vcolume penjualan meupun volume
produksi. Sesuai dengan biaya ini, maka
selisih yang terjadi dihitung dengan cara
membandingkan antara biaya tetap
menurut anggaran dengan biaya tetap
sesunguhnya. 
• Biaya Variabel adalah biaya yang berubah
secara langsung dan proposional dengan
volume. Biaya variabel yang dianggarekan
harus disesuaikan dengan volume
produksi sesunguhnya.
ANALSISI SELISIH DALAM DUNIA PRAKTIK
Memfokuskan Pada Laba Kotor
• Banyak perusahaan perubahan harga ataupun faktor lain
diharapkan akan membawah perubahan harga jualm,
dan tugas manajer pemasaran adalah untuk
memperoleh laba kotor yang dianggarkan.  Kebijakan
seperti ini kjususnya penting pada periode terjadinya
inflasi. Analisis selisih pada sistem seperti itu tidak akan
menghasilkan selisih tentang harga jual. Juga akan ada
selisih laba ; laba kotor perunit berbeda antar harga jual
dan harga pokok produk.
• Hal ini dilakukan dengan mensubsitusi laba kotor untuk
harga jual dalam persamaan pendapatan. Laba kotor
merupakan perbedaan antara harga jual sesungguhnya
dengan harga pokok standar. Harga pokok standar
hendaknya memasukkan perhitungan tersebut ke harga
pokok produksi yang disebabkan oleh perubahan harga
bahan baku dan tenaga kerja.  Standar ini,lebih dari
sesungguhnya, biaya yang digunakan atas
ketidakefisiensi produksi tidak mempengaruhi organisasi
pemasaran.
Standar Evaluasi
Ada tiga jenis standar untuk menilai aktivitas
sesungguhnya suatu unit usaha dalam
sistem pengendalian manajemen Ialah :
1.  Standar atau anggaran yang ditetapkan
sebelumnya. Jika standar atau anggara ini
disusun secra hati- hati dan dikoordinasikan
dengan baik, maka standar ini sangat
bagus. Standar ini merupakan dasar kinerja
sesungguhnya yang di pakai pada
kebanyakan perusahaan. Jika anggaran
tersebut disusun dengan cara tidak hati-
hati, cara ini tidak layak menjadi dasar per
bandingan.
2.  Standar Historis.
Cara ini merupakan catatan kinerja sesungguhnya pada
masa lalu. Kelemahan menndasar dari standar ini ialah :
Pertama, Keadaan sekarang mungkin sudah berubah
antara dua periode yang di bandingkan . Kedua, Kinerja
periode sebelumnya belum tentu dapat diterima.
3.  Standar Eksternal. Standar ini diperoleh dari pusat
pertanggung jawaban atau perusahaan lain. Kinerja  dari
satu kantor cabang berbeda dengan kinerja kantor
cabang lainnya. Jika kondisi pada dua pusat
pertanggung jawaban ini sama, perbandingan seperti ini
memungkinkan menjadi dasar evaluasi kinerja.
4.  Keterbatasan standar. Selisih antar kinerja
sesungguhnya dengan standarnya bermafaat jika
standar yang digunakan diperoleh dari standar yang
valid.  
FULL-COST SYSTEM 
• Jika perusahaan menggunakan biaya penuh
Full-cost system, maka maka biaya fariabel
maupun biaya tetap dimasukan sebagai biaya
elemen persediaan biaya standar perunit.
Pada periode tersisa pada persediaan lebih
dari mengalirkannya ke harga pokok
penjualan. Sebaliknya, jika persediaan
menurun selama periode tersebut, lebih
banyak biaya overhead tetap dikurangkan
pada harga pokok penjualan dari pada jumlah
sesungguhnya yang terjadi pada periode
tersebut.
• Jumlah selisih volume produksi ini harus
dihitung di laporkan.selisih ini merupakan
perbedaan jumlah yang dianggarkan dengan
jumlah sesungguhnya
TECHNICAL AND POLICY FEES
• The difference in the cost of the technique usually
gives an indication of good performance, which is the
lower the cost, the better the one. Conversely, the
performance of the policy cost center is usually
assessed on the basis of satisfaction if the actual
cost is equal to that of the estimated.
• LIMITATION ON DIFFERENCE ANALYSIS
• Disampng receives a report of discrepancies against
actual data budgets, certain business unit managers
also receive information from other sources.
• KEY VARIABLES
•  This variable is an important indicator of the
company's success. The important thing is the
information on the key variables should be the
concern of business unit managers.

You might also like