You are on page 1of 24

MOLA HIDATIDOSA

KELOMPOK 5
KELAS 4B
1. Vira Zulaiha (G2A020104) 11. Naufal Arifianto (G2A020114)

2. Abdul Aziz (G2A020105) 12. Sofi Cahyaning Pertiwi


(G2A020115)
3. Putri Dyah Ayu K (G2A020106) 13. Dian Nofita (G2A020116)

4. Dwi Saftantri (G2A020107) 14. Nunuk Kuntari (G2A020117)

5. Eria Safitri (G2A020108) 15. Siti Latifah (G2A020118)

6. Rahma Janeilla P (G2A020109) 16. Tofan Baskoro (G2A020119)

7. Khoirun Nisak (G2A020110) 17. Zetin Nadza W (G2A020120)

8. Dian Estika (G2A020111) 18. Farsya Asyifa Yusfira


(G2A020121)
9. Henandiar Rizky S (G2A020112) 19. Cindy Tyas Ayu A (G2A020122)

10. Tiwet Ngaida Juliana


(G2A020113)
PENGERTIAN
Mola Hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana terjadi
keabnormalan dalam konsepsi plasenta yang disertai dengan perkembangan parsial atau tidak
ditemukan adanya pertumbuhan janin, hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa
degenerasi hidropik. (Sri Mulatmi, et al 2021)

Mola Hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri tumor jinak (benigna) dari chorion
penyebab embrio mati dalam uterus tetapi plasenta melanjutkan sel-sel trophoblastik terus tumbuh
menjadi agresif dan membentuk tumor yang invasif, kemudian edema dan membentuk seperti buah
anggur, karakteristik Mola Hidatosa bentuk komplet dan bentuk parsial, yaitu tidak ada jaringan
embrio dan ada jaringan embrio. (Sri Mulatmi, et al 2021)

Mola Hidatidosa merupakan penyakit trofoblas gestational yang ditandai dengan abnormalitas vili
koriolis yang mengalami degenerasi hidropik sehingga terlihat seperti buah anggur yang
bergerombol. Pada mola hidatidosa terdapat poliferasi sel trofoblas yang berlebihan dan adanya
edema stroma vilus. Secara makroskopis mola hidatidosa terlihat seperti gelembung – gelembung,
transparan, dan berisi cairan jernih yang ukurannya bervariasi.(Zumrotul Ula, 2019)
KLASIFIKASI
Menurut Cuningham, 1995. Mola hidatidosa terbagi menjadi dua yaitu :
1. Mola hidatidosa komplek (klasik), jika tidak ditemukan janin. Villi korealis
diubah menjadi masa gelembung-gelembung bening yang besarnya berbeda-
beda. Masa tersebut dapat tumbuh membesar sampai mengisi uterus yang
besarnya sama dengan kehamilan normal lanjut.
2. Mola Hidatidosa Partialis Bila perubahan mola hanya lokal dan tidak
berlanjut dan terdapat janin atau setidaknya kantung amnion, keadaan
tersebut digolongkan mola hidatidosa partialis. Terdapat pembengkakan villi
yang kemajuannya lambat, sedangkan villi yang mengandung pembuluh darah
yang lain yang berperan dalam sirkulasi fito placenta, jarang Hiperflasi
trofoblas hanya lokal tidak menyeluruh (Jacobs, 1982).
ETIOLOGI
Menurut Purwaningsih, 2010 penyebab terjadinya mola hidatidosa
adalah pembengkakan pada vili (degenerasi pada hidrofik) dan
poliferasi trofoblas. Faktor yang dapat menyebabkan mola hidatidosa
antara lain:
● Faktor ovum: ovum patologik sehingga mati dan terlambat
dikeluarkan
● munoselektif dari trofoblas
● Keadaan sosio-ekonomi yang rendah
● Paritas tinggi
● Kekurangan protein
● Infeksi virus dan factor kromosom yang belum jelas.
PATOFISIOLOGI
Menurut Sarwono, 1994, Patofisiologi dari
kehamilan mola hidatidosa yaitu karena tidak
sempurnanya peredaran darah fetus, yang terjadi
pada sel telur patologik yaitu : hasil pembuahan
dimana embrionya mati pada umur kehamilan 3 –
5 minggu dan karena pembuluh darah villi tidak
berfungsi maka terjadi penimbunan cairan di
dalam jaringan mesenkim villi.
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi yang muncul dapat berupa:
● munculnya bercak darah warna coklat gelap / merah terang
keluar dari vagina yang aoat berlangsung dari hitungan hari atau
minggu.
● pertumbuhan uterus abnormal- anemia karena kehilangan
darah
● mual muntah yang berlebihan
● nyeri abdomen
● kondisi pre-eklampsia
PATOGENESIS
Ada beberapa teori yang diajukan untuk menerapkan patogenesis dari penyakit
trofoblas:

1. Teori missedabortion Teori ini menyatakan bahwa mudigah mati pada usia kehamilan
3-5 Minggu (missed abortion) hal inilah yang menyebabkan gangguan peredaran
darah sehingga terjadi penimbunan cairan dalam jaringan mesenkim dari Vili
akhirnya terbentuklah gelembung -gelembung.Menurut Reynolds kematian mudigah
itu disebabkan karena kekurangan gizi berupa asam folik dan histidine apda
kehamilan ke 13 dan 21. Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan angiogenesis.

2. Teori neoplasma Teori ini ditemukan pertama kali oleh park. Pada penyakit trofoblas,
yang abnormal adalah sel-sel trofoblas dimana fungsinya juga menjadi abnormal. Hal
ini menyebabkan terjadinya reabsorbsi cairan berlebihan kedalam Vili sehingga
menimbulkan gelembung yang menyebabkan gangguan peredaran darah dan
kematian madigah
KOMPLIKASI
• perdarahan hebat
• Anemia
• syok hipovolemik akibat perdarahan hebat dapat terjadi jika tidak segera
ditangani,bahkan dapat berakibat fatal
• infeksi sekunder
• perforasi uterus
• keganasan (PTG)
• preeklampsia dan eclampsia
• tirotoksikosis,prognosis lebih buruk,biasanya meninggal akibat krisis tiroid
• embolinsel trofoblas ke paru
KASUS
Ny. X (30 tahun), status obsteri G3P2A0 hamil 10
minggu, saat ini dirawat di ruang maternal dengan
diagnosa medis kehamilan mola hidatidosa. Pasien
mengeluh mual muntah (muntah lebih dari 7 x
sehari). TFU 2 jari diatas pusat. Saat ini pasien akan
dilakukan pemeriksaan USG.
Pengkajian:
a. Identitas Klien
- Nama : Ny.X
- Usia: 30 tahun
b. Riwayat Kesehatan
- Keluhan Utama : Pasien mengeluh mual dan muntah ( muntah lebih dari 7x sehari)
sehingga pasien tampak lemas
- Riwayat Kesehatan Sekarang : Pasien didiagnosa medis kehamilan mola hidatidosa.
- Riwayat kesehatan dahulu : -
c. Pola Aktivitas Sehari – hari
• Pola Nutrisi : Terjadi penurunan nafsu makan, karena pasien mengalami mual dan muntah
akibat peningkatan kadar hCG dalam tubuh
• Eliminasi
• Personal hygine
d. Anamnesis
• Perdarahan pervaginam, paling sering biasanya terjadi pada usia kehamilan 6-16 minggu.
• Terdapat gejala hamil muda yang sering lebih nyata dari kehamilan biasa (hiperemesis gravidarum)
• Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu ada) yang merupakan diagnosa pasti.
• Perdarahan bisa sedikit atau banyak, tidak teratur, berwarna merah kecoklatan
e. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
• Klien tampak lemas dan mengeluh mual dan muntah
2. Pemeriksaan kepala dan leher
• Muka dan mata pucat
• Conjungtiva anemis
3. Pemeriksaan leher dan thorak
Tanda-tanda mola hidatidosa tidak dapat di identifikasikan melalui leher dan thorax
• Inspeksi: muka pucat dan badan terlihat pucat kekuning-kuningan, yang disebut muka mola (mola face).
• Palpasi: uterus membesar ridak sesuai dengan usia kehamilannya, teraba lembek. Tidak teraba bagian janin
dan ballotement, juga gerakan janin.
• Auskultasi: tidak terdengar bunyi denyut jantung janin, terdengar bising dan bunyi khas.
f. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
• Mengidentifikasi gambaran mola. Terdapat gambaran yang spesifik, seperti sarang tawon
(honey comb) atau badai salju (snow flake pattern). Pada mola komplit tidak didapatkan
gambaran janin, namun pada mola parsial dapat ditemukan gambaran janin.
• Melihat ada tidaknya kista lutein.
g. Diagnosa Keperawatan
• Nausea b.d. Kehamilan d.d mual muntah lebih dari 7x sehari (SDKI)
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. penurunan asupan oral,
ketidaknyamanan mulut, mual sekunder akibat peningkatan kadar HCG (Nanda)
• Ansietas b.d perubahan fungsi peran (Nanda 2017)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Nausea b.d. Kehamilan d.d mual muntah lebih dari 7x sehari
(SDKI)
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.
penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, mual
sekunder akibat peningkatan kadar HCG (Nanda)
 Ansietas b.d perubahan fungsi peran (Nanda 2017)
Intervensi keperawatan
1. Nausea b.d. Kehamilan d.d mual muntah lebih dari 7x sehari (SDKI)
Definisi: Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorok atau lambung yang dapat
mengakibatkan muntah
Gejala Tanda Mayor
• Subjektif :
- mengeluh mual
- Merasa ingin muntah
- tidak berminat makan
• Objektif:-
Gejala tanda Minor
• Subjektif: Sering menelan
2 november
• Objektif : Pucat
Intervensi:
1. Observasi
- Identifikasi pengalaman mual
- Identifikasi isyarat nonverbal ketidak nyamanan
- Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (mis. Nafsu makan, aktivitas, kinerja, tanggung jawab peran, dan
tidur)
- Identifikasi faktor penyebab mual (mis. Pengobatan dan prosedur)
- Identifikasi antiemetik untuk mencegah mual (kecuali mual pada kehamilan)
- Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan)
- Monitor asupan nutrisi dan kalori
2. Terapeutik
• Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis. Bau tak sedap, suara, dan rangsangan visual yang tidak
menyenangkan)
• Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual (mis. Kecemasan, ketakutan, kelelahan)
• Berikan makan dalam jumlah kecil dan menarikBerikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau dan tidak
berwarna, jika perlu
3. Edukasi
• Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
• Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika merangsang mual
• Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
• Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual (mis. Biofeedback,
hipnosis, relaksasi, terapi musik, akupresur)
4. Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. penurunan asupan oral,
ketidaknyamanan mulut, mual sekunder akibat peningkatan kadar HCG (Nanda)
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Batasan Karakteristik:
a) Bising usus hiperaktif
b) Cepat kenyang setelah makan
c) Kurang informasi
d) Kurang minat pada makanan
e) Membran mukosa pucat
f) Nyeri andomen
g) Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien mampu menunjukkan keseimbangan
nutrisi tidak terganggu dengan kriteria hasil :
1. Nafsu Makan :
Indikator :
a. Keinginan untuk makan tidak terganggu
b. Rangsangan untuk makan tidak terganggu
2. Status Nutrisi :
Asupan makanan & cairan
Indikator :
a. Asupan makanan secara oral tidak terganggu
b. Asupan cairan secara oral tidak terganggu
NIC :
● Manajemen Nutrisi
1. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan
gizi
2. Lakukan atau bantu pasien terkait dengan perawatan mulut sebelum makan
3. Monitor kalori dan asupan makanan
4. Monitor kecendrungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan
5. Berikan arahan bila diperlukan
● Monitor Nutrisi
1.Timbang berat badan pasien
2. Monitor kecendrungan turun dan naiknya berat badan
3. Identifikasi pertumbuhan berat badan terakhir
4. Monitor tugor kulit dan mobilitas
5. Monitor adanya mual muntah
6. Monitor adanya (warna) pucat, kemerahan dan jaringan konjungtiva yang kering
3. Ansietas b.d perubahan fungsi peran (Nanda 2017)
Ansietas berhubungan dengan fungsi peran
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien menunjukkan cemas berkurang dengan
tanda- tanda vital dalam rentang normal dengan kriteria hasil :
4. Suhu tubuh dalam rentang normal
5. Tingkat pernapasan dalam rentang normal
6. Tekanan darah sistolik dalam rentang normal
7. Tekanan darah diastolik dalam rentang normal
8. Tekanan nadi dalam rentang normal 6. Kedalaman inspirasi dalam rentang normal
NIC
1. Tentukan apakah ada intervensi relaksasi dimasa lalu yang sudah memberikan manfaat
2. Berikan deskripsi detail terkait intervensi relaksasi yang dipilih
3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa distraksi dengan lampu yang redup dan suhu
lingkungan yang nyaman, jika memungkinkan
4. Dapatkan perilaku yang menunjukan terjadinya relaksasi, misalnya bernapas dalam,
menguap, pernapasan perut, atau banyangan yang menyenangkan
5. Minta klien untuk rileks dan merasakan sensasi yang terjadi
6. Tunjukan dan praktekan teknik relaksasi pada pasien
7. Evaluasi dan dokumentasikan respon terhadap terapi relaksasi
DAFTAR PUSTAKA
TERIMA KASIH

You might also like