You are on page 1of 22

LARUTAN

PENGERTIAN LARUTAN
• Pengertian Larutan adalah sediaan cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
Mis : terdispersi secara molecular dalam pelarut yang
sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.
Karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi
secara merata, maka penggunaan larutan sebagai
bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan
keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik
jika larutan diencerkan atau dicampur. Zat pelarut
disebut solvent. Zat yang terlarut disebut solute
• Jenis larutan Larutan encer : larutan yang
mengandung sejumlah kecil zat A yang
terlarut.
• Larutan jenuh : larutan yang mengandung
jumlah maksimum zat A yang dapat larut
dalam air pada tekanan dan temperatur
tertentu. Larutan lewat jenuh : larutan yang
mengandung jumlah zat A yang terlarut
melebihi batas kelarutannya di dalam air pada
temperatur tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelarutan

• Polaritas
Kelarutan suatu zat memenuhi aturan ”like
dissolves like” artinya solute yang polar akan
larut dalam solvent yang polar, solute yang
non polar akan larut dalam solvent yang
bersifat non polar. Garam-garam anorganik
larut dalam air Alkaloid basa larut dalam
kloroform
• Co-solvency
Co-solvency adalah peristiwa kenaikkan
kelarutan suatu zat karena adanya
penambahan pelarut lain atau modifikasi
pelarut. Luminal tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam campuran air-gliserin.
Kelarutan
• Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam
farmasi umumnya adalah : Larut dalam air Semua
garam klorida larut, kecuali : AgCl, PbCl2, Hg2Cl2
Semua garam nitrat larut, kecuali nitrat base seperti
bismuth subnitras Semua garam sulfat larut, kecuali
BaSO4, PbSO4, CaSO4. Tidak larut dalam air Semua
garam karbonat tidak larut, kecuali K2CO3, Na2CO3,
(NH4)CO3 Semua oksida dan hidroksida tidak larut,
kecuali KOH, NaOH, NH4OH, BaO, Ba(OH)2 Semua
garam posphat tidak larut, kecuali K3PO4, Na3PO3,
(NH4)PO4
Temperatur
• Zat padat pada umumnya bertambah larut bila
suhunya dinaikkan, zat tersebut bersifat
endoterm, karena pada proses kelarutannya
membutuhkan panas. Zat terlarut + pelarut +
panas  larutan Beberapa zat lain justru tidak
larut jika suhunya dinaikkan (bersifat eksoterm),
karena pada kelarutannya menghasilkan panas.
Zat terlarut + pelarut  larutan + panas Contoh :
K2SO4, KOH, CaHPO4, minyak atsiri, gas-gas yang
larut.
• Salting Out
• Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang
mempunyai kelarutan besar dibanding zat
utama, akan menyebabkan penurunan
kelarutan zat utama atau terbentuknya
endapan karena ada reaksi kimia. Contoh :
Kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun
bila ke dalam air tersebut ditambahkan larutan
NaCl jenuh. Disini kelarutan NaCl dalam air
lebih besar dibanding kelarutan minyak atsiri
dalam air, maka minyak atsiri akan memisah.
Salting In
Salting In Peristiwa bertambahnya kelarutan
dari suatu senyawa organik dengan
penambahan suatu garam dalam larutannya.
Contoh : riboflavin tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam larutan yang mengandung
nicotinamidum karena terjadi penggaraman
riboflavin + basa NH4.
Pembentukan Kompleks
• Peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa
tak larut dengan zat yang larut dengan
membentuk garam kompleks. Contoh : Iodium
larut dalam KI atau NaI jenuh. KI + I2  KI3
HgI2 + 2 KI  K2HgI4
Kecepatan kelarutan suatu zat dipengaruhi
oleh :
• Ukuran partikel : makin halus solute, makin
kecil ukuran partikel; makin luas solute yang
kontak dengan solvent, solute makin cepat
larut. Suhu : pada umumnya kenaikan suhu
akan menambah kelarutan solute.
Pengadukan
Keuntungan dan Kerugian Bentuk Sediaan
Solutio
• Merupakan campuran homogen Dosis dapat
mudah diubah-ubah dalam pembuatan. Dapat
diberikan dalam larutan encer kapsul Kerja awal
obat lebih cepat karena obat cepat diabsorpsi.
Mudah diberi pemanis, bau-bauan dan warna.
untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah
digunakan. Volume bentuk larutan lebih besar. Ada
obat yang tidak stabil dalam larutan. Ada obat yang
sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan.
Sediaan Larutan
• Potiones (Obat Minum) Sediaan cair yang
dibuat untuk pemberian oral, mengandung
satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan
pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut
dalam air atau berbentuk emulsi atau
suspensi.
Elixir
• Sediaan yang mengandung bahan obat dan
bahan tambahan (pemanis, pengawet,
pewangi) sehingga memiliki bau dan rasa yang
sedap dan sebagai pelarut digunakan
campuran air-etanol. Etanol berfungsi untuk
mempertinggi kelarutan obat. Elixir dapat pula
ditambahkan glycerol, sorbitol, atau
propilenglikol.
Sirup
• Sirup simplex, mengandung 65 % gula dalam
larutan nipagin 0,25 %b/v Sirup obat,
mengandung satu atau lebih jenis obat dengan
atau tanpa zat tambahan, digunakan untuk
pengobatan. Sirup pewangi, tidak
mengandung obat tetapi mengandung zat
pewangi atau penyedap lain. Penambahan
sirup ini bertujuan untuk menutup rasa atau
bau obat yang tidak enak.
• Netralisasi Obat minum yang dibuat dengan
mencampurkan bagian asam dan bagian basa sampai
reaksi selesai dan larutan bersifat netral. Mis; solutio
citratis magnesii.
• Saturatio Obat minum yang dibuat dengan mereaksikan
asam dan basa tetapi gas yang terjadi ditahan dalam
wadah sehingga larutan jenuh dengan gas. Pembuatan:
Komponen basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air yang
tersedia. Mis NaHCO3 digerus tuang kemudian masuk
botol. Komponen asam dilarutkan dalam 1/3 bagian air
yang tersedia. 2/3 bagian asam masuk basa, gas dibuang
seluruhnya. Sisa asam dituang hati-hati lewat tepi botol,
segera tutup dengan sampagne knop sehingga gas yang
terjadi tertahan.
Guttae (drop) Obat tetes
• sediaan cair berupa larutan, emulsi atau
suspensi, apabila tidak dinyatakan lain
dimaksudkan untuk obat dalam. Digunakan
dengan cara meneteskan menggunakan
penetes yang menghasilkan tetesan yang
setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes
baku yang disebutkan dalam Farmakope
Indonesia. Pediatric drop : obat tetes yang
diguanakan untuk anak-anak atau bayi.
Collyrium
• Sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah
asing, isotonis digunakan untuk membersihkan
mata, dapat ditambahkan zat dapar dan zat
pengawet. Catatan : Pada etiket harus tertera :
Masa penggunaan setelah tutup dibuka dan ”obat
cuci mata”. Collyrium yang tidak mengandung zat
pengawet hanya boleh digunakan lama 2 jam
setelah botol dibuka tutupnya. Yang mengandung
pengawet dapat digunakan paling lama 7 hari
setelah botol dibuka tutupnya.
Guttae ophthalmicae Obat tetes mata :

• larutan steril bebas partikel asing merupakan


sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian
rupa hingga sesuai digunakan pada mata.
Tetes mata juga tersedia dalam bentuk
suspensi, partikel halus dalam bentuk
termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi
atau goresan pada kornea.
Gargarisma (Gargle) Gargarisma atau obat
kumur mulut
• adalah sediaan berupa larutan umumnya
dalam keadaan pekat yang harus diencerkan
dahulu sebelum digunakan. Dimaksudkan
untuk digunakan sebagai pencegahan atau
pengobatan infeksi tenggorokan. Penandaan :
Petunjuk pengencern sebelum digunakan dan
”hanya untuk kumur, tidak ditelan”
• Guttae Nasales Tetes hidung adalah obat yang
digunakan untuk hidung dengan cara
meneteskan obat ke dalam rongga hidung,
Dapat mengandung zat pensuspensi,
pendapar dan pengawet. Minyak lemak atau
minyak mineral tidak boleh digunakan sebagai
cairan pembawa.
Epithema/Obat Kompres
• Cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa
dingin pada tempat yang sakit dan panas
karena radang atau berdasarkan sifat
perbedaan tekanan osmose, digunakan untuk
mengeringkan luka bernanah. Cth : Sol Rivanol

You might also like