You are on page 1of 174

BLOK 10

BLOK MUSKULOSKELETAL
dr. Ana Majdawati., M.Sc., Sp.Rad
(Bagian Radiologi PSPD FKIK UMY)
Referensi

 Buku Radiologi FK UI
 Seyed B. Mostofi-Who Manual Of Diagnostic Imaging Radiographic Anatomy And
Interpretation Of The Muskuloskeletal-Springer (2004)
 William Herring, Learning Radiology Reconizing The Basics, 3 rd edition, 2007
LEARNING OBJECTIVE (LO)

 Mahasiswa mengenal beberapa pemeriksaan radiologi dan kepentingannya untuk


diagnosis
 Mahasiswa dapat mengusulkan pemeriksaan radiologi muskuloskeletal dengan benar
 Mahasiswa dapat membaca/membuat diagnosis radiologi untuk kasus kasus yang sesuai
dengan kompetensi dokter umum
SKDI 2012
KELAINAN MUSKULOSKELETAL

 KONGENITAL
 INFEKSI
 TRAUMA
 DEGENERATIF
 NEOPLASMA
 METABOLIK/AUTOIMUN
Modalitas Radiology MSK

 Foto Polos
 CT Scan
 MRI
 USG
 Bone Skintigrafi
 Bone Densitometri
Pemeriksaan Radiologi Kasus Muskuloskeletal.

.
1 Chief Photo/ Schedel, position AP, Lateral .
2 . Photos of the cervical vertebrae, thoracic, lumbar, Sacral, and
Coccygeaus, position; AP, Lateral, obliq.
3 . Photo Pelvis, AP position
4 . Upper and lower extremities, AP position, Lateral, endoraotasi,
eksorotasi.
5. Photo mastoid, Schuller position.
6 . Photos sinus paranasalis, Waters, lateral, AP.
7. Photos TMJ (temporomandibular joint), open mouth, closed
mouth.
8. Bone survey. 
CT SCAN MSK
1. CT can mastoid, hight resolution (bone shape) pieces axial, coronal.
2 . CT Scan Orbita, pieces axial, coronal/ sagittal.
3 . Sinus CT scan paranasalis, pieces coronal, axial.
4. CT scan of the cervical, thoracic, lumbar and cocygeus.
5. CT scan of upper extremity, below.
6. CT scan guided biopsy.
Anatomi imaging

 CAPUT
 COLLUM
 TRUNCUS
 MEMBRUM SUPERIOR
 MEMBRUM INFERIOR
ANATOMI TUBUH MANUSIA

Sumber : Atlas Sobota ed 4 Vol 1


CRANIAL/CAPUT
COLLI
Oblique
TRUNCUS : TORAKS
ABDOMEN / PELVIS
SHOULDER JOINT
ARTICULATIO CUBITI/ELBOW JOINT
CARPALIA MANUS
ARTICULATIO COXAE, HIP JOINT
ARTICULATIO GENU, KNEE JOINT
ARTICULATIO GENU, KNEE JOINT
TULANG

Komposisi tulang:
20% air, 30% bahan organik, 45% an organik
Organik terutama protein
An organik: 85% Ca phospat dan 10,5%
Ca carbonat  radio opaq pada tulang
Nomenklatur
 sclerotic — increased bone density
 lytic — bone destruction
 cortex — compact (dense) bone forming the bone surface
 medulla — trabecular bone in the bone marrow
 articular — refers to a joint (an articulation)
 demineralization — decreased bone density (as occurs with osteomalacia/osteopenia/ osteoporosis)
 ankylosis — fusion
 osteo- — prefix meaning bony (e.g. osteosarcoma)
 chondro- — prefix meaning cartilaginous (e.g. chondrosarcoma)
 fibro- — prefix meaning fibrous (e.g. fibrosarcoma)
 arthro- — prefix meaning joint (e.g. arthritis)
 spondylo- — prefix meaning spinal (e.g. spondyloarthropathy)
 dactyl- — prefix meaning digit (either finger or toe, e.g. dactylitis)
 Sel-sel pembentuk tulang
 Osteoblast  sel-sel tulang yang imatur

 Osteocyte  pembentukan tulang, pemeliharaan matriks dan


homeostasis kalsium

 Osteoklas  bertanggung jawab untuk resorpsi tulang


Perubahan Densitas Tulang
Difuse Decrease

Focal Decrease

Difuse Increase

Focal Increase
BAGIAN TULANG /STRUKTUR
Vertebral body
Normal Osteoporosis
NORMAL
OSTEOPOROSIS
KELAINAN KONGENITAL
 DEFINISI :
Merupakan kelainan /defek
muskuloskeletal yang tampak saat lahir,
proses terjadinya intra uterine atau
dalam pertumbuhan anak dikemudian
hari
Kelainan Radius Ulna
1.

- Webbing Jari-jari Tangan


Jari jari tambahan (Syndactily)
2. Columna vertebralis :
- Coronal clefts vertebra spina bifid
Hemivertebra
Sacralisasi
Lumbalisasi
Scoliosis
2. Kelainan Vertebra
- Scoliosis
- Spina Bifida
- Sprengel Deformity
- Torticollis

Paling sering Achondroplasia


Achondroplasia

 Tubuh cebol/kerdil
 Gangguan terutama pada pertumbuhan tulang-tulang panjang.
 Insiden 1/25.000 kelahiran; ♀ > ♂
KELAINAN TULANG
INFLAMASI/INFEKSI
TUMOR
TRAUMA
TRAUMA / FRAKTUR
TULANG
3. TRAUMA & FRAKTUR TULANG
a. Trauma dapat bersifat
 Ringan : Hematoma
Berat : subluksasi, dislokasi disertai fraktur
 Eksternal : tabrakan, jatuh
 Internal : kontraksi otot yg kuat & mendadak, mis : epilepsi, tetanus
& renjatan listrik
b. Fraktur
- adalah rusaknya kontinuitas tulang, kartilago atau
keduanya & disertai kerusakan jaringan lunak
- fraktur dapat terbuka atau tertutup
Klasifikasi Fraktur
 Berdasar keterkaitan dengan jaringan disekitarnya :
 Fraktur terbuka
 Fraktur tertutup
 Berdasar keterkaitan tulang yang fraktur
 Fraktur komplet
 Fraktur inkomplet
 Berdasar kausa/penyebab
 Fraktur trauma akut (acute traumatic fractures)
 Fraktur stress (Stress Fracture)
 Fraktur patologik (pathological fractures)
 Berdasar garis fraktur
 transverse fractures - Avulsi Feacture
 oblique fractures - Greenstick fractures (pada anak-anak)
 spiral fractures - Linier fractures
 comminuted fractures (2 or more fragments)
 compression/crush fractures (vertebrae)
 Depressed/impressi (in skull)
Avulsi fracture

Fr.Kompressi
Evaluasi Radiografi
1. Diagnostik  segera setelah terjadi trauma
2. Post reposisi
3. 1-2 minggu  apakah kedudukan berubah/tidak
4. 6-8 minggu  callus forming
5. Setiap perubahan / pergantian traksi
6. Menjelang keluar RS
Fraktur radius bagian distal
a.Fraktur Colles
fr.radius bagian distal (sampai 1 mm dibagian distal) dengan angulasi ke posterior,
dislokasi ke posterior dan deviasi fragmen distal ke radial
b. Fraktur Smith
Fr.radius bagian distal dengan angulasi atau dislokasi fragmen distal ke volar
Fr.Colles
Fraktur radius dan ulna

dislokasi kaput radii


b. Fr.Galeazzi : Fraktur os radius distal (8 cm
dari wrist joint) + dislokasi caput os ulna

c. Fr.Monteggia
fr.ulna bagian proximal dengan bagian distal
dengan dislokasi ulna bagian distal
Fr. Galeazzi Fr. Monteggia
Fr. Galeazzi
Fr. Monteggia
Fraktur Patologis
1. Fr.Spontan/patologis, mis:
- tumor tlg : ( primer, sekunder)
- infeksi: ( osteomielitis)
2. Fr.trauma berat
3. Fr.stress :
oleh trauma ringan & terus menerus
mis : fr.march  metacarpal
fr.tibia  Penari Ballet
fr. Fibula  pelari jarak jauh
Lain-lain

- Fr.bentuk T, V, atau Y

- Fr. Impacted

- Fr.longitudinal
Komplikasi Fraktur
1. Osteomyelitis
2. Non Union (neoarthrosis)
3. Bone artrophy
4. Bone formation in muscle  myositis ossificans
5. Deformitas berat
Tumor Tulang Primer
Fraktur tulang cranial (PR)

Garis fracture
• Linier
• Depressed
• Stellate
• Dll
Fracture padafacial
Le fort I
Le fort II
Le fort III
Tumor ganas: primer (±1%) dan sekunder (metastasis)
Primer
Usia: 15-20 tahun
Usia: > 40 tahun
Yang dinilai:
Umur penderita
Soliter/multipel  terutama: soliter
Bagian tulang yang dikenai
Kelainan yang tampak:
- Destruksi, reaksi periosteal, ossifikasi
- Jaringan lunak sekitar
Batas lesi
Jinak Ganas

Batas tegas Batas tak tegas

Kortex menipis Destruksi

Rx. Periosteal (-) Rx. Periosteal (+)


Jenis-jenis Reaksi Periosteal
Membedakan tumor ganas & jinak

 Destruksi korteks
 Reaksi periosteal
 Orientasi / aksis lesi
 Zona transisi
Zona transisi
 Zona transisi sempit

 batas yang tajam dan well-defined dan merupakan sebuah tanda pertumbuhan yang lambat.

 Zona transisi lebar

 batas yang ill-defined dengan zona transisi yang luas merupakan sebuah tanda pertumbuhan
yang agresif.
Metastasis pada tulang
Yang paling sering:
Pelvis Columna vertebrae
Costa Femur Proksimal
Humerus
Tengkorak
Distribusi sesuai  sumsum tulang merah
Gambaran radiologi
• Osteolitik
• Oeteoblastik
• Campuran
Tumor tulang :

Benigna

Malignant

Metastase
Tumor ganas yang sering metastasis
a. Ca mamae:
2/3 ke tulang
Osteolitik
10% osteoblast
10% mixed
b. Ca prostat: osteoblastik
c. Ca paru: osteolitik
d. Ca ginjal: soliter dan osteolitik
 Pemeriksaan radiologik  pemeriksaan yang penting dalam usaha
menegakkan diagnosis tumor tulang.

 Pemeriksaan radiologi  diawali foto konvensional

 Menentukan luasnya tumor atau keterlibatan jaringan sekitar 


pemeriksaan CT scan atau MRI.

 Pemeriksaan skening nuklir  adanya metastasis .

 Diagnosis pasti didasarkan pada hasil pemeriksaan patologi anatomik.

 Penentuan diagnosis tumor tulang  kerjasama yang baik antara ahli


klinis, ahli patologi anatomis dan ahli radiologi.
Foto polos
 Foto polos tulang memberikan gambaran tentang:
 Lokasi lesi

 Soliter atau multiple

 Jenis tulang yang terkena

 Sifat-sifat tumor
 Batas

 Uniform atau bervariasi, menyebabkan destruksi, memberikan reaksi pada


periosteum, jaringan lunak di sekitarnya terinfiltrasi.

 Sifat lesi
Tulang

 Tumor ganas primer: 30%


 Tumor ganas tulang sekunder: 70 %
Lokasi Tumor Tulang Potongan Longitudinal
TUMOR JINAK
Macam-macam tumor jinak/benigna:
Chondroma
Osteochondroma
Kondroblastoma
Kondromiksoid fibroma
Osteoma dan osteoid osteoma
Simple bone cyst
Aneurisma bone cyst
Giant cell tumor
OSTEOCHONDROMA
•Tulang panjang  lutut
•Tumbuh dari  metastase
•Solier/ multipel  diaphyseal aclasia
•Bisa malignant: 1% soliter dan 10% multipel
Gambaran radiologi:
•Tumbuh menjauhi sumbu axis tulang
•Bertangkai/ penonjolan tulang
•Kortex dan spongiosa tulang  normal
GIANT CELL TUMOR
Usia dewasa (30-45 tahun)
Setelah fusi tulang

Gambaran radiologis:
Radiolusen (ujung tulang panjang)
Batas tak tegas/ tegas
Meluas ke periartikuler (sendi (-))
Lesi ekspansif
Reaksi periosteal (-)
Kortex  tipis
Bersepta-septa  soap bubble
Giant Cell Tumor

 80% jinak, 20% ganas


 Sinonim: osteoclastoma
 Insiden: 5 – 8% tumor tulang ganas, 15% tumor tulang jinak
 Jinak predominant untuk wanita, ganas biasanya laki – laki
 Usia: 20 – 40 th
 Rasa nyeri dan gangguan gerak sendi
 Femur distal, tibia proksimal, radius distal, humerus
proksimal (os sacrum 8%)
Lokasi yang sering:
Distal femur, radius
Proximal tibia
Dapat juga: ganas
(ekspansif, cepat dan zona transisi luas)
TUMOR GANAS

OSTEOSARKOMA
Tumor ganas primer yang paling sering
Prognosa  buruk
Usia: 10-25 tahun
Lokasi yang paling sering:
- Distal femur
- Proximal tibia
- Proximal humerus
- Pelvis
Metafise  cepat (homogen)  paru
Pria > wanita
Epidemiologi

 Insiden dari osteosarkoma konvensional paling


tinggi pada usia 10-20 tahun.
 75% dari kasus osteosarkoma adalah osteosarkoma
konvensional,
 25 % adalah osteosarkoma jenis varian.
 Osteosarkoma konvensional lebih sering muncul
pada Afrika Amerika daripada kaukasian.
 Osteosarkoma konvensional lebih sering terjadi
pada pria
Klasifikasi
Osteosarkoma Osteosarkoma
klasik varian
klinik ; osteosarkoma post
Osteoblastik
radiasi & Paget

Morfologi ; osteosarcoma
Kondroblastik
telangiectatic, small-cell

Lokasi ; osteosarkoma
Fibroblastik
parosteal & periosteal
Manifestasi klinik

 Keluhan Utama : Nyeri dan bengkak


 Pemeriksaan :
- pembengkakan lokal dan nyeri tekan
disamping sendi.
- Ukuran tumor dan derajat bengkak bervariasi
menurut lingkup invasi tumor dan kedalaman
lokasinya, berbatas tidak tegas.
Gambaran radiologi:
Destruksi tulang (dari medulla)
Radiolusen (litik) / Mixed
Batas tak tegas
Reaksi periosteal
- Lamelar
- Sun ray appearance
Segitiga Codman
Meluas ke soft tissue
Stadium awal
DD/: Osteomyelitis
Reaksi periosteal perpendicular. (a) Diagram menunjukkan reaksi periosteal terspikulasi atau
hair-on-end (panah). (b). Diagram menunjukkan reaksi periosteal radial atau sunburst
(panah). (c) Radiograf anteroposterior pada pasien dengan osteosarcoma yang menunjukkan
reaksi periosteal perpendicular pada bagian proksimal femur
1. X-Ray tulang
Segitiga Codman. (a) Diagram menunjukkan peninggian periosteum (panah) membentuk
sudut dengan korteks. (b) Radiograf lateral pada pasien dengan osteosarcoma yang
menunjukkan peniggian periosteum yang membentuk segitiga Codman (panah panjang).
Perhatikan pembentukan tulang baru yang diinduksi tumor
X-Ray tulang :
dibuat untuk mengetahui, apakah tumor sudah bermetastasis ke paru-paru atau belum
bermetastasis sama sekali
SARKOMA EWING = MALIGNANT ROUND-CELL
TUMOR

Usia: 5-15 tahun ( 5-30 tahun)


Wanita > pria
Diafise
Lokasi yang sering: femur dan tulang-tulang yang
pipih (iga dan pelvis)
Metastasis
Cepat dan hematogen paru-paru dan tulang-tulang
lainnya
Mirip tumor primer
Radiosensitif  tidak kurabel
Ewing Sarkoma
 Sinonim :
 Endothelioma tulang
 Endothelial myeloma

  Insiden:
 7 % dari seluruh tumor tulang primer.
 Nomor 4 tersering (setelah myeloma, osteosarcoma, chondro sarcoma)

 Usia: 10 - 25 th, jarang dibawah 5 th dan diatas 30 th


 Perbandingan pria dan wanita 2 : 1
 Rasa nyeri dan bengkak daerah lesi
 Mirip proses peradangan (anemia, leukositosis, LED
meningkat)
 Tulang panjang dari ekstremitas bawah (femur, tibia,
tibula)

Gambaran radiologi:
 Lesi permeatif di diafise
 Reaksi periost onion skin
 Fraktur patologis 5 %
 Tumor tulang yang sering metastase ke tulang
dibandingkan tumor tulang lain
Gambaran radiologis:
Lesi destruktif, infiltratif  awal medula 
radiolusen
Reaksi periosteal  garis berlapis-lapis
(Onion peel appearance)
Cepat membesar, kaya vaskular
Soft tissue swelling >> (beberapa minggu)
Ewing Sarcoma

Ewing’s sarcoma melibatkan


femur proksimal. Tampak
gambaran lesi lisis tulang dan
reaksi periosteal.
Multiple Myeloma

 Paling sering diantara tumor tulang ganas


 75%, usia antara 50 – 70 th, laki – laki lebih tinggi 2 : 1
 Rasa nyeri, dapat dihilangkan dengan istirahat
 Lokasi: vertebra, calvarium, iga, scapula
 Fraktur patologi sering terjadi
Radiologik
 Bone scan  lesi “cold area”
 Osteoporosis
 Punched out lesion
 Vertebra plana
 Rain drop skull
Metastase Tulang

 Sering metastase tulang dari keganasan organ lain


 Tumor otak, karsinoma sel basal jarang metastase ke tulang, selain itu mempunyai
potensi metastase ke tulang
Insiden
 70% metastase tulang
 30% tumor ganas tulang
 80% metastase tulang berasal dari payudara, prostat, paru dan ginjal
 Wanita: 70% berasal payudara, lelaki: 60% prostat, 25% paru
 Usia diatas 40 th
 Nyeri tulang, sering terjaga dari tidur
 Aspek Radioterapi pada tumor tulang primer malignant
Yang sering :
- Osteosarcoma
- Ewing Sarcoma
- Chondrosarkoma
 Metastase tulang dapat melalui:

a. Langsung ekstensi dari tumor


b. Sistem limfatik
c. Hematogen (tersering)
 Lesi litik akibat erosi tekanan dari medula, tidak ada hubungan dengan aktifitas
osteoclast
 Lesi blastik akibat reaksi reparasi dari lokal osteoid terhadap tumor.
 Lesi campuran
Gambaran radiologi :
 80% metastase berlokasi sentral (tulang aksial, terutama tulang belakang dan pelvis)
selain itu di iga, kepala, femur, humerus
 Jarang distal genu dan cubiti
 Dasar kelainan adalah perubahan densitas dan struktur trabekula
 75% bersifat litik berupa moutheaten atau permeatif 15% osteoblastik, difus 10% lesi
berupa soliter
 Lesi keluar dari tulang berupa ekspansif hebat, biasanya berasal keganasan ginjal dan
tiroid
 Corpus vertebra dan pedicle sering sebagai tempat metastase
 Metastase tangan berasal dari karsinoma bronchogenik berupa ekstensif osteolisis
 Secara klasik, untuk terapi tumor, termasuk tumor tulang yaitu :
- Operasi
- Radiasi dan kemoterapi
- Bisa sendiri-sendiri atau kombinasi
Tumor tulang sebenarnya tergolong radioresisten, perlu dosis radiasi yang besar
dibandingkan dengan tumor yang radiosensitif
Osteoarthritis (OA)
2.2 Definisi

Osteoarthritis (OA)  bahasa Yunani 


arthron = sendi dan itis = inflamasi

Osteoartritis (OA)  penyakit degeneratif yang


berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Sendi
penyangga berat badan  vertebra, panggul, lutut dan
pergelangan kaki
2.2 Definisi

Osteoartritis (OA)  Gangguan sendi yang kronis


disertai kerusakan tulang rawan sendi, diikuti osteofit
dan fibrosis pada kapsul sendi

Timbul akibat  Penuaan, trauma, atau akibat


kelainan lain. Keadaan ini tidak berkaitan dengan
faktor sistemik ataupun infeksi
A. Bila terjadi kerusakan pada tulang sub-artikuler (1), meningkatnya
tekanan pada titik tertentu pada tulang rawan (2), sehingga beban yang
diterima pada daerah tersebut berlebihan atau kerusakan tulang rawan
sendi oleh karena suatu hal (3) dapat menyebabkan osteoartritis
B. Gambar skematis tekanan yang diterima akibat beban tubuh pada
sendi yang normal
2.3 Epidemiologi

•OA lutut radiologis di Indonesia  15,5 % pada pria dan 12,7 % pada wanita.

•Diperkirakan 1 sampai 2 juta orang lanjut usia di Indonesia menderita cacat karena OA

•Pasien OA biasanya mengeluh nyeri  melakukan aktivitas atau jika ada pembebanan. Lebih berat  terus menerus  mengganggu mobilitas
2.3 Epidemiologi

• Melaporkan  satu dari tiga orang


dewasa memiliki tanda-tanda radiologis
Felson (2008) terhadap OA.
• OA pada lutut merupakan tipe yang
paling umum dijumpai

• Dewasa kelompok umur 60-64 tahun =


22%
Joern et al • Pria 23% OA lutut kanan, 16,3% OA
lutut kiri
(2010) • Wanita  24,2% OA lutut kanan, 24,7%
lutut kiri
2.4 Etiologi dan Faktor Resiko

Jenis
Umur
Kelamin

Suku
Genetik
Bangsa

Kegemuka Penyakit
n Metabolik
Cedera
Kelainan
Sendi,
Pertumbuh
Pekerjaan,
an
Olahraga
Faktor
2.5 Klasifikasi

OA

Primer Sekunder

Ost
Met eo
Tra Gen
Idiopatik abol nek
uma etik
ik rosi
s
2.6 Patogenesis dan Patologis
• Terjadi penurunan kadar proteoglikan,
kolagen masih normal
1 • Chondrosit  MMP  kerusakan matrik
• Rawan sendi rusak  celah sendi

• Celah makin dalam (mendekati


2
subchondral)

• Celah mecapai subchondral  pecah


3
• Rawan sendi tidak rata

• Serpihan sendi masuk sinovial


4 • Aktivasi sinoviosit  inflamasi
• Chondropsit mati  Matrik tidak terbentuk
Patologis
Kelainan Yang Dapat Ditemukan
Tulang Rawan Sendi

Tulang

Membran Sinovial

Kapsul Sendi

Badan Lepas

Efusi

Nodus heberden dan Bouchard


2.7 Gejala Klinis

Nyeri
2.7 Gejala Klinis

Kekakuan

Gangguan
Pembengkakan
Pergerakan
Nodus Heberden Deformitas
dan Bouchard
2.8 Diagnosis

Pemeriksaan Fisik
Hambatan Gerak

Tanda Deformitas Perubahan


Krepitasi Peradangan Sendi Gait
sK
u
e
ib
n
p
s(a
d
Foto Rontgen
tsh
i
d
aca
ln
yte
au
p
rsin
lo
tn
gas
rg
iu
n
gs
gskie
)t
r
u
i
tr
sn
u
g
e
lan
ka
n
an
d
ail
gti
o
sm
a
u
Tabel 2.1. Gambaran Radiologis
Pada OA Menurut Kellgren & Lawrence

Grade of
Description
Osteoarthritis

0 No radiographic findings of osteoarthritis

1 Minute osteophytes of doubtful clinical significance

2 Definite osteophytes with unimpaired joint space

3 Definite osteophytes with moderate joint space narrowing

Definite osteophytes with severe joint space narrowing


4
and subchondral sclerosis

Sumber : American Journal of Roentgenology, 29 Juni 2006


- Gambar atas kiri : pandangan anteroposterior
menunjukkan menyempitnya celah sendi (tanda panah)
- Gambar bawah kiri : pandangan lateral
menunjukkan sklerosis yang ditandai terbentuknya
osteofit (tanda panah)
- Gambar atas kanan : menyempitnya celah sendi
(tanda panah putih) menyebabkan destruksi padapada
kartilago dan sunchondral (tanda panah terbuka)
- Daniel, Deborah Hellinger. 2001. Radiographic
Sumber : LS, Gambar Assessment
bawah kanan :
of Osteoarthritis. ditemukan
American Familykista subchondral
Physician. 64 (2) : 279-286
Pencitraan radiologis sinar-x pada osteoarthritis panggul
Gambar atas : gambar pertama menunjukkan penyempitan celah sendi pada panggul
(tanda panah putih), sklerosis subchondral (kepala panah putih), dan
terbentuknya kista (kepala panah transparan).
Gambar bawah : gambar kedua diambil 2 tahun setelah gambar pertama yang
menunjukkan semakin menyempitnya celah sendi (tanda panah putih) dan
sklerosis (kepala panah putih).
Sumber : LS, Daniel, Deborah Hellinger. 2001. Radiographic Assessment of Osteoarthritis. American Family Physician. 64 (2) : 279-286
OA pada jari tangan OA pada jari kaki

Gambaran radiologis posteroanterior menunjukkan penyempitan ruang


sendi interphalangeal, sklerosis subchondral, dan pembentukan osteofit
(panah)
Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis : Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.
Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis
pada lutut
Gambaran radiologis anteroposterior lutut menunjukkan
penyempitan ruang sendi, sklerosis, dan pembentukan osteofit
(panah)
Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis : Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.
Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada pinggul

Kedua gambar di atas menunjukkan penyempitan ruang


superolateral sendi, sklerosis, kista subkondral, dan pembentukan
osteofit (panah)
Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis : Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.
Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada
panggul
Rheumatoid arthritis dengan osteoartritis sekunder. Gambaran
radiologis panggul anteroposterior menunjukkan penyempitan ruang
sendi setiap sendi panggul. Perhatikan erosi (anak panah) dan
osteofit (panah)
Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis : Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.
Adanya pembentukan osteofit
Gambaran sendi tungkai normal dan penyempitan celah sendi
pada sendi tungkai
Gambaran sendi panggul normal Adanya pembentukan osteofit
pada sendi panggul
Osteofit pada sendi jari tangan (DIP 1)Pembentukan sklerosis subkondral
CT Scan dan MRI

Gambaran MRI Sendi Lutut yang Normal


Sumber : Atlas Anatomi Sobotta Edisi 22
Radiografi Konvensional MRI : menunjukkan focal grade 3
pada lutut : menunjukkan cartilage defect
terjadinya penyempitan celah
sendi pada kompartemen
lateral (panah merah).
A. Radiografi Konvensional : B. Axial CT Scan :
(sunrise pateilar Terdapat kista kecil di bagian apex
C. projection)
MRI : T1 weighted D. patela
MRI : T2 weighted
Terdapat kista kecil di Terjadi cartilage denudation
bagian apex patella
A. Radiografi Konvensional : B. MRI : tampak adanya sclerosis
tampak adanya sclerosis subchondral
subchondral, penyempitan
ruang sendi, dan osteofit
A. Radiografi B. CT Scan : tampak C. MRI : osteophytosis
Konvensiona adanya terlihat lebih jelas dan
l : osteophytosis pada nyata
pembentuka kompartemen Terdapat intercondylar
n osteofit medial dan lateral osteophyte
A. Radiografi B. CT Scan : C. MRI : terlihat adanya kista
Konvensional : tidak tampak kista subchondral (panah) yang
tampak tanda tanda subchondral yang memiliki intensitas tinggi
pembentukan kista kecil yang dikelilingi
oleh thin sclerotic halo
2.9 Diagnosis Banding
Gambaran Radiologi Osteoartritis Artritis Reumatoid Gout

Sendi penyangga berat Mengenai sendi-sendi Paling sering pada MTP 1


badan seperti coxae, kecil PIP, MCP,
Daerah Predileksi genu, vertebre pergelangan siku,
pergelangan kaki, dll

Celah sendi Menyempit Menyempit Baik hingga menyempit

Tidak ada Erosif sekitar sendi Erosi pada pinggir tulang


“over hanging lip”
Erosi Punched out
dengan garis sklerotik

Simetri Tidak simetris Simetris dan bilateral Asimetris

Kista Ada Ada (pseudocyst) Tidak Ada

Ada pada pinggir sendi Tidak ada Tidak ada


Osteofit

Perbadingan OA dengan RA dan Gout


Rheumatoid arthritis

 Adalah penyakit yang bersifat progresif, kronik, systemic inflamatory, yang mengenai
synovial joint,
 Wanita > pria
 3 : 1.
 Rheumatoid factor .
 Seronegatif rheumatoid factor
 Osteoporosis.
 Joint space narrowing .
 Articular erosion .
 Synovial cyst/pseudo cyst
 Joint effusion.
 Soft tissue swlling
 Marginal erosion.
 Joint deformity----boutonniere, swan neck deformity
 Simetris
Erosif yang mengenai tulang karpal dan
sendi Metakarpofalangs pada RA

Sumber : Brant WE and Helms CA, editors. Fundamentals of Diagnostic Radiology 2nd ed. New York: Lippicott Williams & Wilkins; 2007.p.1135
RA OA
Sumber : The WHO Manual of Diagnostic Imaging
Perbedaan Gambaran Deformitas yang terjadi pada RA dan OA
Gambaran Radiologi Gout
Pembengkakan dan erosi pada sendi PIP-5 pada Gout
Sumber : Berquist, Thomash H. Musculoskeletal Imaging Companion 2nd ed. New York: Lippicott Williams & Wilkins; 2007.p.803-6
2.10 Tatalaksana
Terapi

Non-Farmakologis Farmakologis Bedah


2.11 Prognosis

Kasus
Umum
Atasi Berat =
nya
nyeri Operas
Baik
i
TERIMA KASIH
Macam Kelainan MSK
1.Kelainan Tulang Kaki :
 Webbing Jari Kaki/Jari Bebek
 In/Out-Toeing
 Jari Tambahan atau Syndactilly
 Telapak Kaki Datar (Flat Feet)
 Jari Merpati atau Pigeon Toe
 Clubfoot
 Kaki Pengkor atau CTEV (Congenital Talipes Equinus Varus)
 Kaki X atau Varus
 Kaki O atau Valgus/Bowlegs

You might also like