You are on page 1of 46

Pedoman Penatagunaan Antibiotik (PGA) dalam

Antimicrobial Stewardship Program/PPRA

Moh Erwin Indrakusuma


Purwokerto, 27 Agustus 2022
Rujukan
• Peraturan Menteri Kesehatan No.28/2021 tentang Pedoman Penggunaan
Antibiotik.
• Panduan Penatagunaan Antimikroba di Rumah Sakit. Direktorat Pelayanan
Kesehatan Rujukan. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI 2021.
• AWARE Antibiotic Classification. WHO. 2019
• Program Penatagunaan Antibiotik. Hari Parathon dkk. 2021
• Strategi Pra Otorisasi Penatagunaan Antimikroba. Dwiyanti P dkk. KPRA
RSUD Dr Soetomo. 2021
• Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Kementerian Kesehatan RI tahun
2011.
• Centers for Disease Control and Prevention, 
National Center for Emerging and Zoonotic Infectious Diseases (NCEZID), 
Division of Healthcare Quality Promotion (DHQP)
• Perkiraan kematian akibat AMR
saat ini sebesar 700.000/ thn
• Tahun 2050- ada 10 juta
kematian/tahun karena AMR
• Angka kematian lebih tinggi
dibandingkan dengan akibat
kanker*
STRATEGI PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA

CEGAH BERKEMBANGNYA CEGAH PENYEBARAN


MIKROBA RESISTEN MIKROBA RESISTEN

1. Gunakan antibiotik dengan bijak


2.Taat terhadap prinsip pencegahan dan
pengendalian infeksi

22
Indikator mutu
PPRA
(PMK no.8/2015, pasal 11)

Mariyatul
Qibtiyah
Pengendalian Akses Penggunaan Antibiotik

WHO, AWaRe Classification of Antibiotic, 2019 Pedoman PGA di RS, Kemenkes RI, 2020
Unsur Utama Pelaksanaan PGA
Kebijakan dan Pedoman Data Dasar
• Kebijakan Direktur • Data HAI’s dari PPI RS
• PPK dan CP • Pola Penggunaan AB
• Formularium RS kuantitatif dan Kualitatif
• Pedoman Penggunaan AB di RS • Antibiogram
• SOP Pelayanan Mikrobiologi • Biaya Pemakaian
Klinik Antimikroba
• Kebijakan direktur tentang Pra
dan Post otorisasi Pemberian
AB
Antimikroba kelompok Access

1. Digunakan untuk pengobatan infeksi mikroba yang umum terjadi.


2. Diresepkan oleh dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dikaji oleh
farmasis.
3. Penggunaannya sesuai dengan PPK dan/atau CP untuk penyakit infeksi
dan PPAB yang berlaku.
4. Tersedia di semua fasilitas pelayanan kesehatan.

Daftar antimikroba kelompok access dapat dibaca pada Lampiran 1.


Antimikroba kelompok Watch

1. Digunakan untuk indikasi khusus atau ketika antimikroba kelompok access tidak
efektif. Kelompok ini memiliki kemampuan lebih tinggi untuk menimbulkan
resistensi sehingga diprioritaskan sebagai target utama program pengawasan dan
pemantauan.
2. Diresepkan oleh dokter spesialis, dokter gigi spesialis, dikaji oleh farmasis, dan
disetujui oleh dokter konsultan penyakit infeksi. Apabila tidak tersedia dokter
konsultan penyakit infeksi persetujuan diberikan oleh dokter yang ditetapkan oleh
pimpinan rumah sakit.
3. Penggunaannya sesuai dengan PPK dan/atau CP untuk penyakit infeksi dan PPAB
yang berlaku.
4. Tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjut.

• Daftar antimikroba kelompok watch dapat dibaca pada Lampiran 2.


Antimikroba kelompok RESERVE

1. Dicadangkan untuk mengatasi infeksi bakteri yang disebabkan oleh MDRO, serta
merupakan pilihan terakhir pada infeksi berat yang mengancam jiwa.
2. Menjadi prioritas program pengendalian resistensi antimikroba secara nasional
dan internasional, yang dipantau dan dilaporkan penggunaannya.
3. Diresepkan oleh dokter spesialis, dokter gigi spesialis, dikaji oleh farmasis dan
disetujui penggunaannya oleh KPRA.
4. Penggunaannya sesuai dengan PPK dan/atau CP untuk penyakit infeksi dan PPAB
yang berlaku.
5. Tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjut.

• Daftar antimikroba kelompok reserve dapat dibaca pada Lampiran 3.


Strategi Menggunakan AB
• Indikasi : Infeksi vs Inflamasi
• Spektrum
• PK/PD
• Evaluasi :
 Time Out
 Stop Order,
 Eskalasi vs De-Eskalasi
 Empirik VS Definitif  PPAB, Antibiogram,Kultur dan Uji
Kepekaan
 Interaksi dan efek samping
 Biaya
Spektrum Antibiotik
PK/PD
Penggunaan Antibiotik
• Profilaksis
• Terapeutik :
• Empirik
• Extended Empiric
• Definitif
Antibiotik Profilaksis
 Operasi bersih/bersih terkontaminasi
 Mencegah skin flora translocation
 30 – 60 menit sebelum insisi, tanpa AB terapi lanjutan.
 Drip 15-30 menit tanpa skin test dalam NaCl 0,9 % 100
ml
 Dapat diulang pemberiannya 3 jam setelah dosis I pada
operasi > 3 jam atau perdarahan > 1500 ml
 Pilihan AB : Cefazolin 1-2 gr + Metronidazole (pada
intraabdominal). Dapat dipertimbangkan Ceftriaxon
pada prosedur Bedah saraf.
Antibiotik Terapeutik
Empirik
• Klinis dan Penunjang
• 1- 3 hari pertama
• Sesuai Pedoman Terapi dan Antibiogram Lokal

Extended Empiric
• Perpanjangan empirik sambil menunggu hasil uji
kultur dan kepekaan antimikroba
• Klinis dan penunjang mendukung infeksi bukan
inflamasi
• Sesuai Pedoman Terapi dan Antibiogram Lokal

Definitif
• Sesuai hasil kultur dan uji kepekaan antimikroba
patogen penyebab infeksi
• Terapi terbaik yg efektif dan efisien
Alur Pemberian AB

Day 0 Day 3-5 Day 7 Day 10-14

DEFINITIF
DISKONTINYU/
EMPIRIK/EXTENDED (STREAMLINING/
ESKALASI/DE-ESKALASI CYCLING

AB Time Out AB Stop Order


Tata Cara Pemberian AB Parenteral
(PMK no 28/2021)
1. Persiapkan obat-obatan emergensi (adrenalin, efedrin, steroid) dan
perangkat resusitasi serta pembebasan jalan napas.

2. Pemberian parenteral meliputi pemberian secara intravena dan


intramuskuler. Pemberian intravena dianjurkan secara drip selama 15- 30
menit; Beberapa antibiotik harus diberikan dalam waktu yang lebih panjang,
misalnya vankomisin intravena drip selama 1,5 – 2 jam.

3. Lakukan observasi ketat untuk menemukan keluhan dan tanda reaksi


hipersensitivitas (kesadaran, fungsi respirasi, nadi, tekanan darah) selama
pemberian antibiotik.

4. Hentikan segera pemberian antibiotik bila muncul gejala reaksi alergi akut
(gatal, bengkak kelopak mata) untuk mencegah reaksi anafilaksis berat
(bronkospasme, syok anafilaktik). Set infus pun harus segera diganti.
Take Home Messages……………

Core Elements of ASP


CDC, 2017

You might also like