Professional Documents
Culture Documents
☻ DEFINISI
• Inflamasi endometrium, biasanya disebabkan
infeksi intrauterin.
• Su/ infeksi pd endometrium (lap.uterus).
Bakteri msk mll vagina saat partus/period pp,
corioamnitis & partus SC (Pilliteri, 2000).
• Penyebab utama tjd PP fever.
• Inflamasi lapisan dinding endometrium
• B.d inflamasi endometrium, lapisan dalam
uterus.
☻Patologi diklasifikasikan akut &
kronis
• Akut o/ ada masuknya mikroba / neutrofil
• Kronik dibedakan oleh jumlah sel plasma
ETIOLOGI
• Pelvis inflammatory disease
• Persalinan
• Abortus
• Tindakan abortus
• Pos SC
Faktor Risiko
• Riw. Salpingitis, akut & infeksi pelvis lainnya,
termasuk STD
Tanda
• Uterus kemerahan
• Keluar cairan/pus
• Uterus lembek, sub involusi
• Suhu naik turun, tachikardi
• Perdarahan, bau tdk enak
Klinis RiwAYAT
Diagnosis biasanya didasarkan pd temuan:
• Panas
• nyeri perut bwh
• lokhea bau
• perdarahan pervaginam abnormal, cairan
pervaginam abnormal
• dyspareunia, disuria
• malaise
fisik:
• panas biasa tjd 36 jam persalinan
• nyeri perut bwh
• ketegangan uterus, ketegangan adnexal
• lochea bau
• tachicardia
☻Prognosis
•
Tujuan :
Nyeri berkurang/terkontrol
Intervensi :
• Selidiki keluhan pasien akan nyeri, perhatikan
intensitas (0-10), lokasi, & faktor pencetus
• Awasi TTV, perhatikan petunjuk non-verbal, mis:
tegangan otot, gelisah.
• Berikan lingkungan yg tenang dan kurangi
rangsangan penuh stress.
• Berikan tindakan kenyamanan (mis : pijatan /
masase punggung)
Dorong menggunakan teknik manajemen
nyeri , Ex : latihan relaksasi / napas dalam ,
bimbingan imajinasi , visualisasi
Kolaborasi :
* Pemberian obat analgetika. Catatan:
hindari produk mengandung aspirin k/
potensi perdarahan
* Pemberian Antibiotika
3. Cemas / ketakutan b.d perubahan
keadaan atau ancaman kematian
• Tujuan :
Klien dapat mengungkapkan secara
verbal rasa cemasnya dan
mengatakan perasaan cemas
berkurang atau hilang.
Intervensi :
• Kaji respon psikologis klien thd perdarahan
paska persalinan
• Kaji respon fisiologis klien ( takikardia,
takipnea, gemetar )
• Perlakukan pasien secara kalem, empati,
serta sikap mendukung
• Berikan informasi tentang perawatan dan
pengobatan
• Bantu klien mengidentifikasi rasa cemasnya