You are on page 1of 30

Mekanisme Aksi Obat-obatan

Stimulan Sistem Saraf Pusat


Dosen Pengampu : Apt. Luthvia, S.Farm., M.Si

Mata Kuliah : Farmakologi Molekuler


Kelompok 3
Nama Kelompok :
1. Fitriani Hasibuan (1901011265)
2. Junila Dakhi (1901011355)
3. Rosnelly Sriwahyuni Sitompul (1901011357)
4. Suliana (1901011286)
5. Susanti Tarigan (1901011290)
6. Yeni Octaria Ritonga (1901011293)
7. Yunela Aryati (1901011358)
Penghantar Susunan Saraf Pusat
1. Beberapa fungsi Susunan saraf pusat (SSP)
dapat mengalami Stimulasi & Depresi
karena pengaruh obat.
2. Struktur Anatomi & Fisiologi SSP terlebih
dahulu perlu dipahami utk memudahkan
mempelajari efek obat SSP.
Anatomi Susunan Sistem Saraf Pusat
Anatomi Susunan Saraf Pusat
1. Serebrum (Otak
besar)
2. Hipotalamus
Pusat tertinggi susunan 3. Talamus
saraf & merupakan pusat Terletak di bawah
kesadaran, ingatan, talamus yg merupakan Terletak di bagian
sensoris, pusat stasiun pengatur susunan bawah serebrum
penyesuaian diri & saraf otonom, suhu yg berfungsi
pengatur refleks. sebagai pengatur
tubuh, cairan tubuh,
metabolisme lemak, memori otomatis.
karbohidrat, kelenjar
hiposfisis.
4. Serebelum (Otak
Kecil) 5. Medula
Oblongata
• Pengatur
keseimbangan otot, Pusat pengaturan 6. Medula Spenalis
sehingga dapat berdiri sistem pernapasan,
tegak. kardiovaskular,
• Kerusakan serebelum Pusat refleks dari
refleks, indera, setiap bagian
menyebabkan px tidak
dapat berdiri tegak kelenjar. tubuh dan
dengan menutup mata ekstermitas
Anatomi Sistem Saraf Pusat
Fisioneurologi ● Obat SSP  menekan /
Obat SSP menstimulasi seluruh atau
bagian tertentu dari SSP.
● Jika terdapat penekanan
terhadap pusat sensorik 
terjadi kelelahan, mengantuk
berlanjut dengan kehilangan
kesadaran.
● Bila penekanan terhadap
motorik  terjadi kelemahan
otot lurik, kelumpuhan ringan
hingga kelumpuhan total
Fisioneurologi Obat SSP
 Stimulasi motorik 
terjadi tremor,
Stimulasi pusat kekejangan otot lurik
sensorik akan timbul hingga serangkaian
kegembiraan, konvulsi dimana pasca
kegelisahan, sulit konvulsi diikuti
kelelahan otot
tidur, mudah marah, (paralisa).
pikiran kacau, hingga  Keadaan ini diawali
ilusi dan halusinasi. tidak terkendalinya
gerakan motorik
(gangguan gerakan
kasar-halus)
Obat yg menekan SSP secara selektif :

Analgesik & Antipiretik Narkotika

(pusat suhu & hipotalamus) (korteks, talamus,


dan hipotalamus)
Antipsikotik Obat anti epilepsi

(hipotalamus & retikuler) (sumber perangsangan dr


fokus)
Fisioneurologi Obat SSP
Obat yg merangsang seluruh SSP tdk dikenal tapi
kebanyakan obat perangsang SSP bersifat selektif dan
menjadi perangsang umum pada toksisitas.
Obat yg bersifat merangsang SSP :
1. Stimulan Psikomotor
(Xantin, Nikotin, Kokain, Amfetamin)
2. Stimulan Psikomimetik
(Halusinogen : THC, Fenilsiklidin, LSD)
Stimulan Susunan Saraf Pusat
Obat Stimulan susunan saraf pusat
dapat dikelompokkan menjadi 2
golongan yaitu :
1. Stimulan Psikomotor
2. Psikotomimetik (Halusinogen)
Stimulan Psikomotor
Golongan Stimulan
psikomotor mempunyai
efek :
Eksitasi dan euforia,
Mengurangi perasaan
lelah dan
Meningkatkan
aktivitas motorik
1. METILXANTIN
Gol Metilxantin : Teofilin, Kafein & Teobromin.
Mekanisme kerja :
Translokasi Ca ekstrasel,
↑ cAMP & cGMP dg akibat penghambatan
fosfodiesterase.
Efek pada SSP :
Dosis Kafein 122-200 mg : ↑ kesiagaan mental
o.k rangsangan pada korteks & otak.
Dosis 1,5 g kafein (12-15 cangkir kopi)
 menimbulkan ansietas & gemetar.
2. Nikotin
Zat aktif pd tembakau, tdk digunakan utk terapi
kecuali Tx penghentian rokok.
Mekanisme kerja :
Dosis rendah  stimulasi ganglion.
Dosis tinggi  penghambatan ganglion.
Efek SSP :
Dosis rendah : euforia, ↑ Kesadaran, ↑ atensi
relaksasi, ↑ daya belajar, ↑ kecepatan reaksi
Dosis tinggi : paralisa pernapasan & hipotensi
3. Kokain
Obat yg bersifat sangat adiktif, tidak mahal,
mudah diperoleh dan sering disalahgunakan.
Mekanisme Kerja :
- Bekerja di sentral & perifer dg inhibisi
ambilan balik NE, serotonin & dopamin ke
tempat transmiter tersebut dilepaskan.
- P’hambatan (inhibisi) ini  ↑ respon
SSP .
- Pemanjangan efek dopaminergik plg
byk terjadi  m’bawa efek
kenikmatan dlm otak & rasa gembira
yg berlebihan.
Efek pada SSP :
- Perangsangan pada Korteks & sambungan otak.
- ↑ kesadaran mental, perasaan sehat, euforia,
halusinasi, paranoid.
- Memacu aktifitas motorik
- Pada dosis tinggi  tremor, kejang, depresi
pernapasan & vasomotor
Efek saraf Simpatik :
- ↑ kerja norepinefrin & menghasilkan sindrom
“fight & flight” yg khas utk stimulasi adrenergik
- Takikardi, hipertensi, midriasis, vasokontriksi
4. Amfetamin
Mekanisme Kerja :
1. Efek pada SSP & SSP (perifer) secara tdk
langsung artinya tgt pd ↑ kadar transmiter.
2. Amfetamin m’hambat monoamin oksidase
(MAO) peningkatan respon SSP & atkivasi NE &
anti depresi obat.
3. Efek euforia berlangsung 4-6 jam atau 4-8 kali
lebih lama dari kokain.
Analyzing the competition

Efek Saraf simpatik :


Efek SSP :
1. Memacu serebrospinalis - Mempengaruhi sistem
keseluruhan korteks, batang
otak & medula.
adrenergik
2. ↑ kesiagaan, berkurangnya - Memacu reseptor scr
keletihan, menekan nafsu tak langsung melalui
makan, insomnia. Norepinefrine.
3. Pada dosis tinggi :
menimbulkan kejang
Psikotomimetik
(Halusinogen)
1. Golongan Psikotomimetik (halusinogen) dapat
menimbulkan :
- Perubahan pola pemikiran
- Perubahan perasaan
- Sedikit b’pengaruh pada batang otak &
sumsum tulang belakang
2. Stimulan SSP sedikit digunakan dalam klinik
tetapi penting dlm penyalahgunaan obat, selain
obat golongan depresan SSP.
Obat yang menstimulasi fungsi psikis terhadap susunan saraf
pusat, :
a.   Anti Depresiva, dibagi menjadi thimoleptika yaitu obat yang dapat melawan
melankolia dan memperbaiki suasana jiwa serta thimeritika yaitu
menghilangkan inaktivitas fisik dan mental tanpa memperbaiki suasana
jiwa.
Secara umum anti depresiva dapat memperbaiki suasana jiwa dan dapat
menghilangkan gejala-gejala murum dan putus asa. Obat ini terutama
digunakan pada keadaan depresi, panic dan fobia.

Anti depresiva dibagi dalam 2 golongan :


1.   Anti depresiva generasi pertama, seringkali disebut anti depresiva trisiklis
dengan efek samping gangguan pada system otonom dan jantung.
Contohnya imipramin dan amitriptilin.
2.   Anti deprisiva generasi kedua, tidak menyebabkan efek anti kolinergik dan
gangguan jantung, contohnya meprotilin dan mianserin.
Anti depresiva dibagi dalam 2
golongan :
1. Anti depresiva generasi pertama,
seringkali disebut anti depresiva
trisiklis dengan efek samping gangguan
pada system otonom dan jantung.
Contohnya imipramin dan amitriptilin.
2. Anti deprisiva generasi kedua, tidak
menyebabkan efek anti kolinergik dan
gangguan jantung, contohnya meprotilin
dan mianserin.
Halusinogen
Terdapat 3 contoh senyawa
Halusinogen :
1. Asam lisergik dietilamid
(LSD)
2. Tetrahidrocanabinol
(THC)
3. Fensiklidin (PCP)
HALUSINOGEN
 Efek utama obat golongan ini
adalah menimbulkan
perubahan persepsi & mimpi.
 Perubahan : ruang, warna,
sinar, bentuk
 Individu di bawah pengaruh
obat ini tdk dpt mengambil
keputusan scr normal.
 Senyawa ini dikenal sbg zat
halusinogen atau
Psikotomimetik.
I. Asam Lisergik Dietilamid

● Terjadi aktivasi saraf simpatik yg


menyebabkan :
- dilatasi pupil - ↑ suhu tubuh
- ↑ tekanan darah - bulu roma berdiri
● Dosis rendah LSD :
Halusinasi dg warna berkilauan & perub.
perasaan & pikiran.
● Dapat menimbulkan toleransi, adiksi
● Efek non klinik : hiperrefleksi, mual,
kelemahan otot, perubahan psikotik.
Tetrahidrocannabin
ol
 Alkaloid utama pada Ganja (Cannabis
sativa)
 Mekanisme kerja THC blm diketahui pasti.
 Efek THC menyebabkan :
- Euforia yg diikuti mengantuk & relaksasi
- ↓ memori jangka pendek & aktv. mental
- ↓ kekuatan otot & aktivitas motorik.
- ↓ nafsu makan
- Mulut kering, halusinasi visual, delusi
- ↑ aktivitas sensorik
Tetrahidrocannabinol
Fensikilidin
 Analog senyawa ketamin menyebabkan
anestesi disosiasi ( kehilangan sensasi nyeri
tanpa kehilangan kesadaran) & analgesik.
 Terjadi gangguan melangkah, bicara kaku,
otot kaku & kekacauan.
 Peningkatan dosis : anestesi, stupor, koma
tapi mata tetap terbuka.
 Peningkatan sensitivitas SSP dpt terjadi
sampai 1 minggu.
 Efek adiksi > kuat dibandingkan THC & LSD
Daftar Pustaka
1. Soekarno, Bambang. 2000. Kimia Medisinal. Airlangga University Press;
Surabaya Sumarheni. 2010. Anestetik Lokal Lidokain.
2. http://sumarheni.blogs.unhas.ac.id/2010/12/23/anestetik-lokal-lidokain/
(diakses pada Jumat, 20 Oktober 2017 pada pukul 20.00 WIB

3. Soekarno, Bambang. 2000. Kimia Medisinal. Airlangga University Press; Surabaya


Sumarheni. 2010. Anestetik Lokal Lidokain.
http://sumarheni.blogs.unhas.ac.id/2010/12/23/anestetik-lokal-lidokain/ (11
September 2013)
4. Anonim. 2012. Makalah Farmakologi I.
http://chamaiiaariani.wordpress.com/penyebabdiare/sedatif-hipnotik-dan-
anestetika/ ( 11 September 2013)
5. Anonim. 2012. Obat Parkinson.
http://obatparkinsonnatural.blogspot.com/2012/05/obat parkinson_20.html (11
September 2013)
SEKIAN DAN TERIMAKASIH


You might also like