You are on page 1of 17

KOMPLEMEN

OLEH :
Dwi Wahyuni L. S.Si., M.Si
KOMPLEMEN
Merupakan :
• sistem enzim serum
• Molekul larut dari SIN
• Molekul dalam keadaan tidak aktif
Fungsi :
• Inflamasi
• Opsonisasi
• Kerusakan (lisis) membran patogen
AKTIVASI
9 komponen dasar : C1 – C9 bila diaktifkan
pecah menjadi:
• Komponen kecil →diberi symbol a
• Komponen besar → diberi symbol b. kecuali
C2a > C2b
Ada 3 jalur aktivasi komplemen
1. Jalur lektin
2. Jalur klasik
3. Jalur alternatif
Akibat aktivasi : menghasilkan molekul-
molekul efektor a.l :
Anafilatoksin
Kemotoksin
Opsonin & MAC
Menghasilkan komponen / fragmen besar
berupa enzim yang dapat mengikat dan
mengaktifkan molekul lain → membebaskan
mediator, dapat berinteraksi dengan
inhibitor.
1. Aktivasi Komplemen Melalui Jalur Lektin
MBL adalah kolektin yang dapat diikat melalui bagian lektin
hidrat arang kuman, setelah MBL diikat kuman melalui lektin
tersebut, MBL segera mengaktifkan C3
 
2. Aktivasi Komplemen Melalui Jalur Klasik
Dimulai dari C1, selanjutnya C1 mengaktifkan C4 → C2 → C3.
Aktivator :
 Kompleks An – Ab
 Lipid A dari endotosin
 Protease
 Kristal urat
 Membrane virus tertentu
 Polinukleotida
 CRP
3. Aktivasi Komplemen Melalui Jalur Alternatif
Dimulai dari C3, merupakan molekul tidak stabil, selanjutnya ke C5,
6, 7 ; C8,9.

Aktivator :
• Bakteri (endotoksin)
• Jamur
• Virus
• Parasit
• Agregat IgA
• IgG4
• Zat kontras untuk radiologi
• Factor nefritik
• Protein tertentu
• Lipolisakarida
Aktivasi dapat diawali di 3 jalur, semua berakhir di C3b → C9
merupakan MAC menimbulkan lubang-lubang pada membran.
FUNGSI KOMPLEMEN
A. Inflamasi
1. Peningkatan pasokan darah
2. Peningkatan permeabilitas kapiler
3. Peningkatan pengerahan leokosit, PMN dan monosit
Dengan tanda-tanda:
• Rubor (kemerahan)
• Kalor (panas)
• Dalor (nyeri)
• Tumor (bengkak)
Tujuan:
• Pembersihan
• Fungsio laesa
B. Kemokin
Adalah molekul bersifat kemotoksis untuk sel-sel
fagosit PMN & MN (C3a; C5a; C5,6,7)
Kemoatraktan untuk neotrofil dan anafilaksis (C5a)
C. Opsonin
Molekul yang dapat diikat oleh partikel (patogen)
dan oleh fagosit sebagai perantara sehingga
memudahkan proses fagositosis (C3b, C4b)
D. Edherens imun
Partikel atau antigen yang dapat melekat diberbagai
permukaan (permukaan vaskular), kemudian
dilapisi (opsonisasi) antibody yang mengaktivkan
komplemen sehingga mudah difagositosis → (C3b).
E. Eliminasi kompleks imun
C3a atau iC3b dapat menyalut kompleks imun dan
merangsang eliminasinya. Untuk eliminasi, sel darah
merah (SDM) & neotrofil memiliki reseptor –CR1-R,
dengan reseptor komplemen (CR1). Fagosit residen (hati
& limpa) menghancurkan An-Ab tanpa merusak SDM 
F. Sitolitik / lisis
Aktifasi C3 → mengaktifkan C5-C9 akibatnya MAC
terbentuk di membrane sel bakteri sehingga terjadi lisis
sel bakteri. Mengaktifkan C3b, akibatnya eosinofil & PMN
dapat mengikat –C3b-ADCC, -C3b-eritrosit sehingga lisis
ADCC & eritrosit
(ADCC : Antibodi Dependent Cell Cytotoxycity)
TIPE RESEPTOR KOMPLEMEN
CR1 → C3b & iC4b Fagosit & eritrosit
CR2 → C3b Sel B
CR3 → C3b Fagosit
CR4 → C3b Fagosit
C3a / C4a-R → C3a & C4a Sel mast & basofil
C5a-R→C5a Sel mast & basofil
Sel endotel
Fagosit
FUNGSI REGULATOR
Untuk membatasi atau menetralkan aktivasi
mediator agar tidak terjadi reaksi yang berlangsung
terus menerus yang dapat menyebabkan kerusakan
jaringan itu sendiri. Pada waktu aktivasi komplemen
terbebas mediator & protein regulator oleh hati, epitel
intestinal dll. Protein regulator sebagai penyekat
melalui sistem enzim kompleks mencegah aktivitas
premature & aktivitas penunjang setiap produk.
Contoh :
• Penyekat atau inhibitor esterase C1 atau C1-INH →
menghambat aktivitas C3b
• Inhibitor C4b menginaktifkan anafilatoksin
• Inhibitor anafilatoksin menginaktifkan C3a, C5a
Kerusakan jaringan / penyakit yang timbul bila
tidak ada regulator
• Angioedem = C1-INH
• Penyakit kompleks imun = C2-C4 INH
• Infeksi piogenik = C3-INH
• Infeksi bakteri rekuren = C5-9INH
SITOKIN
Sitokin merupakan protein sistem imun yang mengatur
interaksi antarsel dan memacu reaktivitas imun pada SIN & SIS
Sifat-sifat
 Efek langsung
Pleitropi : lebih dari 1 efek terhadap berbagai jenis sel
Fungsi autokrin : sebagai autoregulasi
Fungsi parakin : pada sel-sel yang dekat
 Efek tidak langsung
Sinergisme : menginduksi reseptor untuk sitokin lain atau
bekerja sama dalam merangsang sel
Antagonisme : mencegah reseptor untuk sitokin lain, atau
mencegah produksi sitokin lain.
CIRI-CIRI
• Sitokin diproduksi sebagai reseptor terhadap
infeksi mikroba / antigen
• Sebagai mediator pada reaksi imun &
inflamasi
• Reaksinya cepat & singkat tidak disimpan
sebagai preformed
• Redundant : beberapa sitokin menunjukkan
efek sama, sehingga menganulir efek
antagonisme
• Sering mempengaruhi sintesis sitokin lain
• Efeknya lokal dan sistemis
• Sel-selnya dari luar mengatur reseptor
sitokin atau respons sel terhadap sitokin
• Efek ada → bila sitokin terikat pada R-nya
• Respons seluler terhadap sitokin berupa
perubahan ekspresi gen terhadap sel
sasaran→ timbul ekspresi baru, proliferasi
sel sasaran.
• Efek anti-neoplastik
• Fungsinya dalam hematopoiesis
TERIMA KASIH

You might also like