You are on page 1of 97

PERUNDANG-UNDANGAN

SOSIAL DAN WAJAH JAMINAN


SOSIAL INDONESIA

Heru Susetyo, SH. LL.M. M.Si.

Hukum & Kesejahteraan Sosial


Fakultas Hukum Universitas Indonesia
KasusUS :
Obamacare
& Government
Shutdown
Why Did The U.S. Government
Shut Down In October 2013?
 Ian McCullough, Armchair Political Analyst
 The Patient Protection and Affordable Care Act (Obamacare) continues to
be very controversial for a range of reasons. After failing to block passage
of the original act in 2010, failing to pass countless repeals from 2010 –
2013, losing a Supreme Court case in 2012, and failing to win the 2012
U.S. Presidential Election that might have lead to repeal of that act, right
wing elements of the Republican Party — often referred to as the Tea Party
– within the U.S. House of Representatives attached a provision to a
spending bill that required eliminating funding for the implementation of
the PPACA in order to fund the rest of the U.S. Federal Government.
 That bill was sent to the U.S. Senate. The Senate then stripped out the
provisions relating to defunding the PPACA, and sent it back to the House.
The House then sent back a version of the bill that delayed implementation
of the Act for one year, and the Senate tabled the measure and didn’t even
take it up for consideration.
 Since the U.S. Congress has not passed law to appropriate any funds past
September 30, 2013, the Federal Government has “shut down.”
Human Development Index
http://hdr.undp.org/en/statistics/hdi/
The first Human Development Report introduced a
new way of measuring development by combining
indicators of life expectancy, educational attainment
and income into a composite human development
index, the HDI.
The breakthrough for the HDI was the creation of a
single statistic which was to serve as a frame of
reference for both social and economic development.
 The HDI sets a minimum and a maximum for each
dimension, called goalposts, and then shows where each
country stands in relation to these goalposts, expressed
as a value between 0 and 1.
http://hdr.undp.org/en/statistics/hdi/
Human Development Index
life expectancy,
literacy, education,
standards of living,
and quality of life
Very High HDI 2012
1. Norway 6. New Zealand
2. Australia 7. Ireland
3. USA 8. Sweden
4. Netherlands 9. Switzerland
5. Germany 10. Japan
Very Low HDI 2012
178. Burundi 183. Burkina Faso
179. Guinea 184. Chad
180. Central African Rep 185. Mozambique
181. Eritrea 186. Congo DR
182. Mali 187. Niger
ASEAN HDI
18. Singapore 121 Indonesia
30. Brunei 127 Vietnam
64. Malaysia 134 Timor Leste
103. Thailand 138 Cambodia
114. Philippines 138 Laos PDR
ANCAMAN KEAMANAN
Ancaman terhadap keamanan saat ini
tidak hanya ancaman fisik kemiliteran
(dalam arti tradisional), namun lebih
kepada ancaman-ancaman non tradisional
yang tercakup dalam pengertian human
security, juga akibat konflik sosial politik
di dalam negeri, ancaman kriminalitas,
sampai ancaman bencana
KEMISKINAN =
KETIDAKAMANAN
Masalah keamanan dan ketidakamanan tidak
identik dengan ancaman fisik ataupun kemiliteran
belaka. Paul Hoffman (2004) menyebutkan bahwa
bagi ratusan juta penduduk dunia saat ini, salah
satu sebab timbulnya ketidakamanan (insecurity)
hidup mereka adalah bukan semata-mata
terorisme, namun kemiskinan berlebihan
(extreme poverty).
Saat ini, lebih dari satu milyar penduduk bumi
(dari total tujuh milyar) hidup hanya dengan
pendapatan setara satu dollar per hari.
Human security
(PRIO Oslo & Uppsala Conflict Data Program
(2002) :
Perang sipil (civil wars) ataupun
konflik internal (internal conflict) di
suatu negara menyebabkan kematian
lebih banyak daripada konflik
bersenjata antara negara (armed
forces) dengan pemberontak ataupun
gerakan separatis.
.
SEBAB TERJADINYA PERANG
SIPIL
KEMISKINAN BERPENGARUH
TERHADAP KONFLIK
Toms dan Ron (2007) menyebutkan
bahwa kemiskinan nasional berpengaruh
sebagai sebab terjadinya konflik.
Data statistik menyebutkan konflik
berpotensi lahir di negara dengan
Gross Domestic Bruto (GDP) per
kapita rendah.
KEMISKINAN BERPENGARUH
TERHADAP KONFLIK (2)
Logika dari asumsi ini adalah bahwa
negara miskin kurang memiliki angkatan
bersenjata yang efisien dan taat hukum.
Angkatan bersenjata-nya malah seringkali
memerangi gerakan oposisi. Negara
miskin juga cenderung lemah dalam
pelayanan sosial namun sebaliknya
memiliki tingkat korupsi yang tinggi.
KEMAKMURAN =
perdamaian?
Penelitian PRIO Oslo dan Uppsala (2002)
menghadirkan relasi yang jelas antara
kemakmuran nasional dengan perdamaian.
Hanya satu dari tiga puluh negara terkaya di
dunia yang mengalami konflik
(1 : 30)
Sebaliknya, pada saat yang sama tujuh belas
dari tiga puluh satu negara termiskin
mengalami konflik (17 : 31)
MENCIPTAKAN
MASYARAKAT KEAMANAN
Negara yang memberikan
kesejahteraan ekonomi dan keadilan
sosial bagi warganya dapat
menciptakan masyarakat keamanan
tersendiri, sekaligus mengeliminasi
kekuatan bersenjata sebagai sarana
pemecahan masalah keamanan.
Prasyarat KEAMANAN
Keamanan hadir ketika
masyarakat terbebaskan dari
kemiskinan (bebas berkeinginan/
freedom from want) dan bebas
dari ketakutan (freedom from
fear).
(Collins, 2005)
K
Tonggak Welfare State
BEVERIDGE’S FIVE GIANT
EVILS
1. POVERTY
2. DISEASE
3. SQUALOR
4. IGNORANCE
5. IDLENESS
Negara kesejahteraan bukanlah entitas
berwajah tunggal.
Luas cakupan dan ragam kebijakan sosial
yang diterapkan oleh negara bervariasi
dari satu negara kesejahteraan ke negara
kesejahteraan yang lain.
Tipologi negara kesejahteraan
(Titmuss)
REZIM KESEJAHTERAAN
MENURUT TITMUSS
PENGGOLONGAN ESPING
ANDERSEN
Residual Welfare State
• Tanggungjawab negara sebagai penyedia
kesejahteraan berlaku jika keluarga dan
pasar gagal menjalankan fungsinya
• Contoh > Australia, Canada, New Zealand,
USA
• dengan basis rezim kesejahteraan liberal,
dicirikan oleh jaminan sosial yang terbatas
terhadap kelompok target yang selekftif
• Dorongan yg kuat bagi pasar untuk
mengurus pelayanan publik
Institutional Welfare State
• Bersifat universal
• Mencakup semua populasi warga
• Terlembagakan dalam basis kebijakan
sosial yang luas
• Rezim kesejahteraan sosial demokrat
• Dicirikan oleh cakupan jaminan sosial
yang universal dan kelompok target yang
luas
• Contoh : Denmark, Finland, Norway,
Sweden, Holland
Social Insurance Welfare State
Rezim kesejahteraan konservatif
Dicirikan oleh sistem jaminan sosial yang
tersegementasi dan peran penting
keluarga sebagai penyedia pasok
kesejahteraan
Contoh : Austria, Belgium, France,
Germany, Italy, Spain
Model Edi Suharto (2006)
Minimalist Welfare State
• Pengeluaran pemerintah untuk
pembangunan sosial yang amat kecil
• Program kesejahteraan dan jaminan sosial
diberikan secara sporadis, parsial dan
minimal serta umumnya hanya diberikan
kepada pegawai negeri, anggota AB,
pegawai swasta yang membayar premi.
• Anggaran negara untuk program sosial
sangat kecil, di bawah 10% dari total
pengeluaran negara
KRITERIA NEGARA
KESEJAHTERAAN (Esping-
Andersen)
Minimalist welfare states
1. Spain
2. Italy
3. Chile
4. Brazil
5. South Korea
6. Philippines
7. Sri Lanka
8. Indonesia
Catatan terhadap Indonesia
Negara-negara berkembang di di Asia
Tenggara(Malaysia, Thailand, Indonesia)
memiliki tingkat kesulitan yang lebih
besar untuk mereplikasi secara utuh
model serta jalur yang ditempuh dalam
perkembangan negara kesejahteraan di
Eropa dibandingkan dengan negara2 di
Asia Timur
(Gough, 2000)
Catatan Lindenthal terhadap
Indonesia (2004)
1. Cakupan sistem jaminan sosial yang
terbatas, hanya melayani minoritas
populasi (kurang dari 20%)
2. Ketergantungan yang kuat pada keluarga
serta komunitas untuk memberikan
perlindungan sosial informal
3. Ketergantungan yang terbatas (limited
relation) pada majikan/ perusahaan
4. Pilihan jaminan sosial yang terbatas bagi
pekerja di sektor swasta
5. Paket social benefit yang relatif lebih
komprehensif bagi PNS dan TNI
dibandingkan yang diterima oleh kelompok
masyarakat lainnya.
6. Tunjangan sosial pada penduduk miskin
berbasis subsidi yang tidak memadai serta
memiliki tingkat kebocoran dan biaya
administrasi yang tinggi
7. Sistem kesehatan publik yang tidak didanai
dengan memadai serta tidak mampu
memberikan pelayanan yang memadai
kepada seluruh warga
PERUNDANG-UNDANGAN
SOSIAL DI INDONESIA POST
1998
BPJS
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
yang selanjutnya disingkat BPJS adalah
badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan
sosial.
BPJS Kesehatan
PT Askes berubah menjadi BPJS
Kesehatan pada tanggal 1 Januari 2014
Dengan penetapan BPJS Kesehatan maka
Indonesia memasuki era baru dimana
akan terbentuk sebuah sistem pembayar
tunggal (single entry payer system)
layanan medis untuk seluruh penduduk.
Terwujudnya sebuah Sistem Jaminan
Kesehatan Nasional bagi seluruh rakyat
Indonesia.
BPJS Kesehatan per 1 Januari 2014

a. Kementerian Kesehatan tidak lagi menyelenggarakan


program jaminan kesehatan masyarakat;
b. Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia,
dan Kepolisian Republik Indonesia tidak lagi
menyelenggarakan program pelayanan kesehatan bagi
pesertanya, kecuali untuk pelayanan kesehatan tertentu
berkaitan dengan kegiatan operasionalnya, yang
ditetapkan dengan Peraturan Presiden; dan
c. PT Jamsostek (Persero) tidak lagi menyelenggarakan
program jaminan pemeliharaan kesehatan.
BPJS Ketenagakerjaan
(2) BPJS Ketenagakerjaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b
menyelenggarakan program:
a. jaminan kecelakaan kerja;
b. jaminan hari tua;
c. jaminan pensiun; dan
d. jaminan kematian.
PT Jamsostek (Persero) berubah menjadi
BPJS Ketenagakerjaan pada tanggal 1
Januari 2014.
BPJS Ketenagakerjaan mulai beroperasi
menyelenggarakan program jaminan
kecelakaan kerja, program jaminan hari tua,
program jaminan pensiun, dan program
jaminan kematian bagi Peserta, selain peserta
program yang dikelola PT TASPEN
(Persero) dan PT ASABRI (Persero)
Pasal 65
(1) PT ASABRI (Persero) menyelesaikan
pengalihan program Asuransi Sosial Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia dan program
pembayaran pensiun ke BPJS Ketenagakerjaan
paling lambat tahun 2029.
(2) PT TASPEN (Persero) menyelesaikan
pengalihan program tabungan hari tua dan
program pembayaran pensiun dari PT TASPEN
(Persero) ke BPJS Ketenagakerjaan paling
lambat tahun 2029.
Pasal 64
BPJS Ketenagakerjaan mulai beroperasi
menyelenggarakan program jaminan
kecelakaan kerja, program jaminan hari
tua, program jaminan pensiun, dan
program jaminan kematian bagi Peserta,
selain peserta program yang dikelola PT
TASPEN (Persero) dan PT ASABRI
(Persero), paling lambat tanggal 1 Juli
2015.
Fungsi Jaminan Sosial
(Situmorang, 2013 : 24)
Sistem proteksi dasar untuk masyarakat
yang bekerja termasuk masyarakat luas
yang mengalami musibah atau
kemalangan baik yang disebabkan karena
peristiwa hubungan industrial atau di luar
hubungan industrial seperti kemiskinan
FUNGSI JAMINAN SOSIAL
Economic Security
(Situmorang, 2013)
Adalah keadaan ekonomi dimana
masyarakat memiliki daya beli untuk
konsumsi tabungan dan adanya
kesanggupan membayar iuran jaminan
sosial sehingga memiliki perencanaan
darurat karena pendapatan riil yang
diterimanya mencukupi sehingga dapat
menopang keluarga sejahtera yang
mandiri.
Economic Insecurity
(Situmorang, 2013)
Kondisi ketenagakerjaan yang ditandai
dengan adanya ketidakpastian kesempatan
kerja disertai dengan tingkat pendapatan
yang rendah
Kemudian hilangnya pendapatan
masyarakat karena adanya musibah yang
tidak diimbangi dengan sistem jaminan
sosial yang komprehensif menyusul
mahalnya biaya pelayanan kesehatan.
Jaminan Sosial & Economic
Security (Situmorang, 2013)
Fungsi jaminan sosial secara ekonomi pada
mulanya ditujukan untuk meminimalisasi
ketidakamanan ekonomi, kemudian
ditujukan untuk keamanan ekonomi.
Keamanan ekonomi memerlukan
penyelenggaraan sistem jaminan sosial
yang inklusif dalam arti penyelenggaraan
jaminan sosial secara komprehensif yaitu
dengan program yang lengkap dan
perluasan kepesertaan universal.
Fungsi Jaminan Sosial (2)
(Situmorang, 2013 : 24-25)
Manfaat jaminan sosial mencakup >
1. Santunan tunai untuk dukungan
pendapatan pencari nafkah utama (cash
benefit for the income support of the
breadwinner.
2. Kompensasi finansial untuk kasus
kecelakaan kerja dan kematian dini
3. Pelayanan kesehatan dan pemberian alat
bantu (benefits in kind)
Program Jaminan Sosial
Adalah cabang, manfaat dan skema
jaminan sosial yang diperuntukkan bagi
peserta beserta keluarganya bilamana
peserta dan atau anggota keluarga
mengalami sakit, persalinan, kecelakaan
kerja, terkena PHK, menghadapi hari tua
dan meninggal sebelum usia pensiun
terutama untuk pencari nafkah utama.
Empat Pendekatan
dalam Jaminan Sosial
Bantuan Sosial
Adalah program jaminan sosial dalam
bentuk bantuan tunai bagi penduduk
miskin, orang-orang jompo dan anak
terlantar yang di Indonesia telah diatur
dalam UU Tersendiri.
Skema Universal
Program Jaminan Sosial dalam bentuk
pemberian santunan tunai (income
support) atau semacam BLT yang
diberikan kepada setiap warganegara yang
berhak sebagai akibat kebijakan ekonomi
yang menimpa masyarakat menjadi
kurang beruntung.
ASURANSI SOSIAL
Adalah program jaminan sosial yang
bersifat wajib menurut UU bagi setiap
pemberi kerja dan pekerja mandiri
profesional untuk tujuan penanggulangan
hilangnya sebagian pendapatan sebagai
konsekuensi adanya hubungan kerja yang
kemungkinan menimbulkan industrial
hazards.
Skema Tabungan Hari Tua
(Provident Fund)
Skema tabungan hari tua adalah
komponen jaminan sosial dalam bentuk
tabungan wajib jangka panjang yang
memberikan santunan sekaligus kepada
peserta saat mencapai usia pensiun.
Jaminan Sosial
Jaminan social : asistensi publik, asuransi social
Prinsip jaminan pendapatan
Dalam masyarakat Indonesia yang modern,
bagian terbesar dari warga masyarakat
tergantung dari pendapatan, pencari nafkah,
menganggur, cacad atau menginginkan bantuan
dari luar yang diperlukan untuk menyediakan
perllindungan ekonomi bagi keluarganya.
Ada terdapat 2 sistem utama untuk mencari
jaminan ekonomi :
 Yang dibiayai oleh pajak : asistensi publik,( asistensi social )
 Yang dibiayai oleh yangbersangkutan atau perusahaan :
asuransi social. System pensiun diatur oleh undang-
undang.
Pemerintah pada berbagai tingkatan
bertanggung jawab atas orang yangtidak
mempunyai support : mereka dipelihara oleh
negara.
◦ Cara pembayaran bantuan :
 Didasarkan atas kebutuhan pemohon.
 Ditentukan jumlah bantuannya.
 Untuk asistensi publik, pemerintah federal menyediakan
bantuan ekonomis yang minimum di berikan kepada
categorical assistance :
◦ Bantuan
◦ Bantuan untuk tuna netra
◦ Bantuan untuk anak- anak masih kecil
◦ Bantuan terhadap kecacatan
Asuransi social
Program ini diadakan untuk melindungi pekerja.
Perbedaan antara asuransi social + asistensi
publik
Asuransi Sosial.
◦ Hak pekerja, tanpa means test
◦ Biaya olehyangbersangkutan atau perusahaan
◦ Pembayaran sesuai dengan pekerjaan atau jabatan
◦ Dipilih karena adanya perasaan mandiri: dia yang
membayar kontribusi atau perusahaan : merupakan
hak
Asuransi social : mengurangi kemiskinan
Asistensi social
◦ Adanya means test
◦ Biaya dari pajak
◦ Flat rate : pembayaran yang sudah ditentukan
jumlahnya atas dasar pertimbangan rata- rata
pemenuhan kebutuhan
◦ Pembayaranatas dasar pertimbangan permintaan atau
kebijakan perseorangan
Luas lingkup asuransi social wajib :
◦ Asuransi limpahannya dan kecacadan
◦ Asuransi pengangguran
◦ Kompensasi
 UU No. 5 Tahun 1974 jo UU No. 11 tahun 2009
tentang Pokok-Pokok Kesejahteraan Sosial mengatur
tentang pengertian jaminan social yang tertuang
dalam perburuhan.
 Bentuk lain wajib : untuk pegawai negeri :
 - pensiun
◦ Askes
◦ Taspen
 Untuk ABRI :
◦ Pensiun
◦ Askes
◦ Asabri
Status Penerima Jaminan
 Setiap program jaminan social
dimaksudkan untuk menanggulangi
masalah ketidak pastian social
ekonomis. Ketidakpastian ini perlu
ditanggulangi karena dapat
mengakibatkan hilangnya penghasilan
sebab utama dari gangguan penghasilan
adalah karena hari tua, sakit dan
kecelakaan serta kematian.
1. Hari tua
Kemampuan untuk mendapatkan penghasilan akan
menurun atau hilang sama sekali yang disebabkan
mereka harus berhenti bekerja. Pada umumnya
mayoritas tenaga kerja mencapai hari tua tanpa dapat
mengumpulkan dana yang cukup untuk menunjang diri
serta keluarganya. Setelah berhenti bekerja hal itu
disebabkan:
◦ Rendahnya tingkat penghasilan rata- rata
◦ Penghasilan perorangan cenderung menurun pada
waktu mendekati umur 55 tahun karena menurunnya
tenaga fisik + mental dan kemampuan atau
kesempatan untuk melakukan pekerjaan sampingan.
 Masalahnya : meskipun penghasilan menurun tapi justru
pengeluarannya bertambah misalnya : untuk pendidikan
anak – di kota dan didesa. Banyak tenaga tua yang
masih ingin bekerja tapi kebanyakan pengusaha enggan
untuk memperkerjakannya, karena :
 Kemampuannya telah menurun
 Banyak tenaga muda yang tersedia dan adanya
kewajiban moral untuk peremajaannya + kewajiban
moral untuk peremajaan + yang mempunyai keahlian
teknologi mutakhir. Yang dapat meningkatkan
produktivitas kerja masa keperubahan dalam kehidupan
system keluarga –keluarga kecil bahagia terpisah dari
orang tua
 Kenaikan harapan hidup
2. Kematian
Kematian pencari nafkah pada umur yang
relatif muda dapat mengakibatkan
terputusnya penghasilan bagi keluarga
yang ditinggalkan, hilangnya penghasilan
tersebut perlu diganti dengan suatu bentuk
jaminan keuangan yang tidak memerlukan
kerja agar integritas keluarga dapat tetap
utuh.
3. Sakit + Kecelakaan Kerja

Hal ini merupakan resiko yang menyebabkan ketidakpastian bagi


tenaga kerja selain dapat menurunkan atau menghilangkan
penghasilan sama sekali kedua resiko ini juga dapat menimbulkan
biaya pengobatan, perawatan + rehabilitasi yang ekstensif,
seringkali kerugian ekonomi yang disebabkan cacat, melebihi
kerugian karena kematian, sebab biaya penyembuhannya dapat
berkelanjutan. Kecelakaan yang menimbulkan konsekwensi
ekonomis serta penderitaan bagi keluarga dapat disebabkan dari
hubungan kerja ( work related accident ) maupun diluar hubungan
kerja ( non occupational industry ).
Meskipun tidak langsung berhubungan dengan kerja namun
kecelakaan lalu lintas, menduduki urutan kedua- kecelakaan
terbesar disektor industri + penyebab utamanya : benturan dengan
benda keras
TUJUAN JAMINAN SOSIAL
 Pada umumnya program jaminan social
dapat memberikan 2 manfaat :
1. Peranannya yang pokok adalah untuk
mencapai tunjangan sosial dengan
memberikan ketenangan kerja bagi
karyawan yang merupakan pelaksana
pembangunan melalui perlindungan
terhadap terganggunnya arus
penerimaan penghasilan.
2. Program jaminan social juga
memiliki tujuan ekonomi sebagai akibat
dari pemupukan dana yang berasal dari
iuran para pesertanya + dapat
dimanfaatkan untuk pembiayaan
pembangunan.
UU No. 40 tahun 2004 tentang SJSN
 Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan
sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat
memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.

 Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu tata cara


penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa
badan penyelenggara jaminan sosial.

 Asuransi sosial adalah suatu mekanisme pengumpulan


dana yang bersifat wajib yang berasal dari iuran guna
memberikan perlindungan atas risiko sosial ekonomi
yang menimpa peserta dan/atau anggota keluarganya.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
vide UU No. 40 tahun 2004
 Pasal 5
 (3)            Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a. Perusahaan Perseroan (Persero) Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (JAMSOSTEK);
b. Perusahaan Perseroan (Persero) Dana Tabungan dan
Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN);
c. Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Sosial
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI);
dan
d. Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Kesehatan
Indonesia (ASKES).
Jaminan Sosial di Indonesia
Asuransi Sosial (PNS,ABRI, Swasta, Informal)
TASPEN
Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri ada
sejak tahun 1963
Pembiayaannya ditanggung dari pegawai itu
sendiri (prosentase dari gaji pokok) dan
Negara
Kepesertaan awalnya adalah PNS dan ABRI
namun sejak 1 Agustus 1971, asuransi untuk
ABRI dikelola oleh ASABRI
Sifat kepesertaan wajib untuk semua PNS
TASPEN
PNS akan menerima dana TASPEN bila:
 Mencapai usia pensiun (menerima Asuransi Hari Tua)
 Meninggal Dunia sebelum Pensiun(ahli waris menerima Asuransi Hari Tua
dan Asuransi Kematian 150% dari penghasilan terakhir sebulan)
 Keluar sebelum pensiun dan bukan karena meninggal (menerima uang
Asuransi selama menjadi peserta)
 Pasangan meninggal (menerima Asuransi Kematian sebesar 100% dari
penghasilan terakhir sebulan)
◦ Pasangan Sah
◦ Jika pasangan PNS maka hak Asuransi Kematian dibayarkan dalam
kedudukannya sebagai peserta.
 Anak meninggal dunia (menerima Asuransi Kematian 50% dari
penghasilan terakhir sebulan)
◦ Maksimal 3 anak (sekarang 2 anak)
◦ Terdaftar pada administrasi kepegawaian
TASPEN
Hak Asuransi Kematian hilang bila:
Peserta berhenti di usia 50 thn, masa iuran
kurang dari 15 thn berturut-turut.
Peserta berhenti setelah usia 50 thn, dg
masa iuran min 6 bln berturut-turut, tetapi
kurang dari 65 thn.
Janda/Duda peserta menikah lagi.
Anak apabila telah mencapai usia 21 thn,
atau jika masih sekolah usia 25 thn; sudah
menikah; telah bekerja.
ASABRI
 Peserta adalah ABRI dan PNS Dep. Hankam
 Pembiayaan ditangung oleh pegawai itu sendiri
(prosentase dari gaji pokok) dan Negara
 Peserta berhak mendapatkan ASABRI bila:
◦ Pensiun (berhak atas benefit asuransi)
◦ Meninggal sebelum pensiun(berhak atas benefit asuransi
risiko kematian serta nilai tunai asuransi)
◦ Berhenti tetapi belum pensiun dan tidak meninggal (berhak
atas nilai tunai asuransi)
◦ Meninggal setelah pensiun (ahli waris berhak atas biaya
penguburan)
ASABRI
Jumlah santunan (benefit) asuransi 5 kali
penghasilan terakhir.
Jumlah santunan (benefit) asuransi resiko
kematian ditetapkan:
◦ PATI/Gol IV – 6 kali penghasilan terakhir.
◦ PAMA/Gol III – 6½ kali penghasilan terakhir.
◦ BINTARA/ Gol II – 7 kali penghasilan terakhir.
◦ TAMTAMA/ Gol. I – 7½ kali penghasilan
terakhir.
PENSIUN PNS
Pembiayaan awalnya dari Anggaran
Belanja Negara (Pay-as-you-go system)
namun saat ini ditanggung juga oleh PNS
(prosentase dari gaji pokok)
Perbandingan uang pensiun ini tetap
negara harus lebih besar.
Besarnya uang pensiun adalah maks. 75%
dan min. 40% dari gaji pokok terakhir.
PENSIUN PNS
Syarat:
Berhenti dg hormat.
Mencapai usia min. 50 thn.
Masa kerja min. 20 thn.
PENSIUN ABRI
 Asuransi diterima jika diberhentikan dengan hormat
(pensiun, tunjangan pensiun dan tunjangan)
 Pensiunan diterima jika meninggal dunia (pensiunan
warakawuri dan tunjangan yatim/piatu)
 Tunjangan bersifat pensiun diberikan selama hidup pada
mereka yang belum memenuhi syarat utk pensiun, dan
tetap dipertahankan dalam dinas yang tidak banyak
memerlukan syarakt phisik.
 Tunjangan diberikan pada mereka yang belum
memenuhi syarat pensiun dan tunjangan bersifat
pensiun.
PENSIUN ABRI
Hak hilang apabila
Diberhentikan tidak hormat.
Melakukan tindak kriminal.
Bekerja pada jawatan pemerintah asing.
ASKES
 Peserta: PNS, Pensiunan (PNS,Pejabat Negara, ABRI dan PNS
Dep.Hankam yang sudah pensiun), Keluarga (Suami/Istri, anak, janda/duda
dan anak yatim/piatu)
 Asas:
◦ Gotong Royong (kerjasaama peserta dan pemerintah),
◦ adil dan merata (teratur dalam memberi iuran dan menerima manfaatnya),
◦ keseimbangan dalam kepentingan (sesuai dg hak dan kewajiban masing-
masing pihak),
◦ Berdaya-guna dan berhasil-guna (dilakukan scr cermat dan hemat),
◦ musyawarah dan manfaat (mengikutsertakan peserta),
◦ percaya pada diri sendiri (didasarkan kemampuan sendiri dalam pembiayaan
dan usaha peningkatan kesehatan),
◦ tidak mencari keuntungan (tidak mencari laba tapi utk menigkatkan taraf
kesehatan peserta)
 Pembiayaan ditanggung oleh Pegawai
ASKES
 Hak peserta:
◦ Pengobatan, perawatan, imunisasi.
◦ Pemeriksaan lab.
◦ Tindakan gawat darurat.
◦ Persalinan.
◦ Rawat Inap
◦ Obat-obatan.
◦ Alat-alat perawatan.
◦ Pembelian kaca mata.
◦ Prothese gigi dan lainnya.
◦ KB.
 Ketentuan lain:
◦ Jika penyakit kronis (6 bln pertama ditanggung 100%, 6 bln kedua
ditanggung 60%, 6 bulan ketiga dan seterusnya ditanggung 30%)
◦ Persalinan (Anak pertama dan kedua ditanggung 100%, anak ketiga
ditanggung 50%, anak keempat dan seterusnya tidak ditanggung)
ASKES
 Hal yang tidak ditanggung:
◦ Tidak memenuhi persyaratan
◦ Pelayanan Kesehatan (Imunisasi massal; pemeriksaan,
pengobatan, perawatan di luar negeri; gigi palsu, tangan
kaki palsu, alat bantu dengar dapat dipertimbangkan)
◦ Obat-obatan (tidak ada kaitannya dengan penyakit,
kosmetik, obat berupa makanan, suntikan, alat perawatan
kesehatan seperti termometer, alat suntik,dll)
◦ Biaya (perjlan peserta ke dokter, perjalanan utk
mengajukan klaim, perjalanan utk memanggil dokter dan
perjalanan dokter ke tempat peserta)
ASTEK
 Sifat
Kepesertaan Sukarela
 Pembiayaan ditanggung oleh peserta dan perusahaan
 Hak peserta:
◦ Pengobatan pekerja dan keluarganya.
◦ Perawatan di RS untuk pekerja.
◦ Tunjangan melahirkan dan tunjangan selama sakit.
◦ Pemeriksaan kehamilan.
◦ Tunjangan uang kubur.
◦ Asuransi Kecelakaan Kerja.
ASTEK
 ASTEK wajib diikuti oleh pengusaha yang:
◦ Menggunakan mesin
◦ Menggunakan gas
◦ Menggunakan zat kimia.
◦ Berhubungan dengan tenaga listrik
◦ Mengeluarkan barang galian.
◦ Menjalankan pengangkutan.
◦ Menjalankan bongkar muat.
◦ Melakukan pekerjaan bangunan.
◦ Mengusahakan hutan.
◦ Mengusahakan siaran radio.
◦ Mengusahakan pertanian.
◦ Mengusahakan perkebunan.
◦ Mengusahakan perikanan.
ASTEK
 Penggantian:
◦ Biaya transportasi pekerja dari tempat kerja ke RS/ rumah.
◦ Biaya pengobatan dan perawatan
◦ Biaya penguburan.
◦ Tunjangan cacat dan kematian:
 Selama tidak bekerja.
 Cacat tetap-sebagian.
 Cacat tetap-total.
 Meninggal dunia (ahli waris: suami/istri, anak, orang tua
kandung dan mertua yang menjadi tanggungan pekerja)
Jamsostek Tenaga Kerja
Informal
Dasar hukum
 PEraturan MEnakertrans RI Nomor: PER-24/MEN/VI/2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Bagi Tenaga Kerja Yang Melakukan Pekerjaan Di Luar Hubungan
Kerja.
Pengertian TK LHK
 Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna
menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
 Tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di Luar Hubungan Kerja
(LHK) adalah orang yang berusaha sendiri yang pada umumnya
bekerja pada usaha-usaha ekonomi informal.
Jamsostek Tenaga Kerja
Informal
Tujuan Program TK LHK
 Memberikan perlindungan jaminan social bagi tenaga kerja yang
melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja pada saat tenaga kerja
tersebut kehilangan sebagian atau seluruh penghasilannya sebagai
akibat terjadinya risiko-risiko antara lain kecelakaan kerja, sakit,
hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.
 Memperluas cakupan kepesertaan program jaminan social tenaga
kerja.
Program TK LHK
 Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
 Jaminan Kematian (JK)
 Jaminan Hari Tua (JHT)
 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)
Jamsostek Tenaga Kerja
Informal
Kepesertaan
Sukarela
Usia maksimal 55 tahun
Dapat memilih program sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan peserta.
Iuran
Iuran TK LHK ditetapkan berdasarkan
nilai nominal tertentu berdasarkan upah
sekurang-kurangnya setara dengan Upah
Minimum Provinsi/ Kabupaten/ Kota.
Jamsostek Tenaga Kerja
Informal
Cara Pembayaran
 Setiap bulan atau setiap tiga bulan dibayar di depan
 Dibayarkan langsung oleh peserta sendiri atau melalui Penanggung Jawab
Wadah/ Kelompok secara lunas.
 Pembayaran iuran melalui Wadah/ Kelompok dibayarkan pada tanggal 10
bulan berjalan disetorkan ke Wadah/ Kelompok dan tanggal 13 bulan
berjalan Wadah/ Kelompok setor ke PT Jamsostek (Persero)
 Pembayaran secara langsung oleh peserta baik secara bulanan maupun
secara tiga bulanan dan disetor paling lambat tanggal 15 bulan berjalan.
 Dalam hal peserta menunggak iuran masih diberikan grace periode selama
1 (satu) bulan untuk mendapatkan hak jaminan program yang diikuti.
 Peserta yang telah kehilangan hak jaminan dapat memperoleh haknya
kembali jika peserta kembali membayar iuran termasuk satu bulan iuran
yang tertunggak dalam masa grace periode.
Jamsostek Tenaga Kerja
Informal
Manfaat program Jamsostek bagi TK LHK sesuai dengan Jaminan yang diatur dalam PP 14/ 1993, yaitu:
 Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) terdiri dari:
◦ Biaya pengangkutan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja
◦ Penggantian upah sementara tidak mampu bekerja (STMB)
◦ Biaya perawatan medis
◦ Santunan cacat tetap sebagian
◦ Santunan cacat total tetap
◦ Santunan kematian
◦ Santunan berkala bagi yang meninggal dunia dan cacat total tetap
◦ Biaya rehabilitasi
 Jaminan Kematian (JK) terdiri dari:
◦ Jaminan kematian
◦ Biaya pemakaman
◦ Santunan berkala.
 Jaminan Hari Tua (JHT) teridiri dari keseluruhan iuran yang telah disetor beserta hasil pengembangannya.
 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) terdiri dari:
◦ Rawat jalan tngkat pertama meliputi: pemeriksaan dan pengobatan dokter umum dan dokter gigi, pemeriksaan
diberikan tindakan medis sederhana.
◦ Rawat jalan tingkat lanjutan berupa pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis.
◦ Rawat inap
◦ Pertolongan persalinan
◦ Penunjang diagnostik berupa pemeriksaan laboratorium, radiologi, EEG, dsb
◦ Pelayanan khusus berupa penggantian biata prothese, orthese dan kaca mata
◦ Pelayanan gawat darurat.
Jamsostek Tenaga Kerja
Informal
Tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja berhak atas Jaminan
Kecelakaan Kerja berupa penggantian biaya meliputi:
◦ Biaya pengangkutan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja ke
rumah sakit dan atau ke rumahnya termasuk biaya pertolongan pertama pada
kecelakaan.
◦ Biaya pemeriksaan, pengobatan dan atau biaya perawatan selama di rumah
sakit, termasuk rawat jalan.
◦ Biaya rehabilitasi berupa alat bantu (orthese) dan alat pengganti (prothese)
bagi tenaga kerja yang anggota badannya hilang atau tidak berfungsi akibat
kecelakaan kerja.

Selain penggantian biaya kepada tenaga kerja yang mengalami kecelakaan


kerja diberikanjuga santunan berupa uang yang meliputi:
◦ Santunan sementara tidak mampu bekerja (STMB)
◦ Santunan cacat sebagian untuk selama-lamanya
◦ Santunan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental
◦ Santunan kematian dan uang kubur
◦ Santunan berkala.
Jamsostek Tenaga Kerja
Informal
 Berdasarkan surat keterangan dan dokter pemeriksa dan atau dokter
penasehat. PT Jamsostek (Persero)menetapkan dan membayar
semua biaya dan santunan, paling lama 1 bulan sejak diterimanya
pengajuan pembayaran jaminan. Dalam hal tenaga kerja meninggal
dumia, pembayaran santunan kematian dibayarkan kepada ahli
warisnya.
 Berdasarka surat keterangan dari dokter pemeriksa dan atau dokter
penasehat, PT Jamsostek (Persero) menetapkan akibat kecelakaan
kerja dan membayar santunan.
 Peserta berhak atas manfaat program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
setelah membayar iuran. Pembayaran iuran untuk bulan tertentu
merupakan jaminan untuk mendapatkan manfaat apabila peserta
mengalami risiko pada bulan berikutnya. Oleh sebab itu baik
peserta maupun penanggung jawab Wadah/ Kelompok waib
menyetorkan iuran secara lunas kepada PT Jamsostek (Persero)
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
CSR
 Merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan
terhadap Sumber Daya Alam dan lingkungannya
 Bukan merupakan profit tetapi lebih pada benefit
untuk ke 2 belah pihak (perusahaan dan pemakai)
 Muncul sejak ada peraturan tentang PT dimana
setiap PT bertanggung jawab pada pemakaian SDA.
 Awalnya CSR bersifat sukarela, namun saat ini
telah diatur secara yuridis.
CSR
Tujuan CSR adalah mengurangi
kemiskinan dan menjaga lingkungan.
Dana diambil dari laba peerusahaan,
besarnya 5 – 10%
CSR juga dapat menjadi bagian dari
pajak.
BPJS

You might also like