You are on page 1of 21

Proses Pengambilan Keputusan

Kuliah 5: Studi Kebijakan & Pengambilan Keputusan

Dr. Teguh Kurniawan, M.Sc


Outline

Bounded Rationality
Rasionalitas dalam dan Information
Pengambilan Processing Model
Keputusan dalam Pembuatan
Kebijakan
• Teori pilihan rasional adalah pandangan bahwa
Rational orang berperilaku seperti yang mereka lakukan
karena mereka percaya bahwa melakukan
Choice tindakan yang mereka pilih memiliki lebih
(Pilihan banyak manfaat daripada biaya. Orang
membuat pilihan rasional berdasarkan tujuan
Rasional) mereka, dan pilihan itu mengatur perilaku
mereka
• Manusia memiliki tujuan dan berorientasi pada
tujuan
• Manusia memiliki serangkaian preferensi, atau
utilitas yang tersusun secara hierarkis
• Dalam memilih jalur perilaku, manusia membuat
Asumsi Teori perhitungan rasional sehubungan dengan:

Pilihan • utilitas jalur perilaku alternatif dengan mengacu


pada hierarki preferensi
Rasional - 1 • biaya setiap alternatif dalam hal utilitas hilang
• cara terbaik untuk memaksimalkan utilitas
• Fenomena sosial yang muncul - struktur sosial,
keputusan kolektif, dan perilaku kolektif - pada
akhirnya adalah hasil dari pilihan rasional yang
dibuat oleh individu yang memaksimalkan utilitas
• Fenomena sosial yang muncul yang muncul dari pilihan-
pilihan rasional merupakan seperangkat parameter untuk
pilihan-pilihan rasional individu berikutnya dalam arti
bahwa mereka menentukan:
• distribusi sumber daya di antara individu

Asumsi Teori
• distribusi peluang untuk berbagai lini perilaku
• distribusi dan sifat norma dan kewajiban dalam suatu

Pilihan situasi
• Berusaha menjelaskan semua fenomena sosial (sesuai
Rasional - 2 dan menyimpang) dalam hal bagaimana individu yang
mementingkan diri sendiri membuat pilihan di bawah
pengaruh preferensi mereka. Ini memperlakukan
pertukaran sosial sebagai mirip dengan pertukaran
ekonomi di mana semua pihak berusaha untuk
memaksimalkan keuntungan atau keuntungan mereka,
dan untuk meminimalkan kerugian atau kerugian mereka
• Manusia mendasarkan perilaku mereka pada
perhitungan rasional
Premis Dasar • Mereka bertindak dengan rasionalitas ketika
Pilihan membuat pilihan
• Pilihan mereka ditujukan untuk
Rasional mengoptimalkan kesenangan atau keuntungan
mereka
• Rational Choice tidak dapat menjelaskan keberadaan fenomena
sosial tertentu seperti altruisme, timbal balik, dan kepercayaan, dan
mengapa individu secara sukarela bergabung dengan asosiasi dan
kelompok di mana manfaat kolektif dan bukan individu dikejar
• Adalah naif untuk menganggap nilai yang stabil dan diterima secara

Kritik luas untuk menyusun penetapan tujuan


• Sulit untuk membuat setiap orang menyetujui tujuan bersama

terhadap karena masing-masing dan setiap orang memahami masalah secara


berbeda dan memiliki minat yang berbeda

Pilihan • Manusia tidak dapat memahami segalanya dan bahkan mereka


tidak dapat sepenuhnya memahami satu aspek perencanaan

Rasional • Sifat masalah dan kompleksitas lingkungan akan menghasilkan


sejumlah alternatif yang tidak dapat dikelola untuk
dipertimbangkan
• Kegiatan yang diarahkan pada alokasi dan realokasi sumber daya
yang langka pada dasarnya bersifat politis. Model pengambilan
keputusan rasional cenderung mengabaikan dimensi perencanaan
sosial ini
• Herbert A. Simon memperkenalkan konsep rasionalitas terbatas yang
menantang asumsi tentang rasionalitas sempurna. Dia berpendapat bahwa
orang yang membuat keputusan dalam organisasi jarang memiliki informasi
lengkap, dan bahwa bahkan jika lebih banyak informasi tersedia, mereka
cenderung memilih opsi yang dapat diterima pertama, daripada
mengeksplorasi lebih lanjut untuk memilih solusi optimal  pembuat
keputusan mencari informasi yang relevan dan kemudian membuat
Bounded keputusan untuk memuaskan (mencari solusi yang memuaskan daripada
yang optimal)

Rationality • Pengambilan keputusan manusia dibatasi oleh informasi yang tersedia,


waktu yang tersedia, dan kemampuan pemrosesan informasi pikiran.
Informasi yang tidak sempurna tentang tujuan dan tindakan dan hubungan

School cara untuk mencapai tujuan. Hanya melihat beberapa kemungkinan


keputusan, tindakan, serta samar-samar memahami.
• Pembuat keputusan tidak memiliki kemampuan dan sumber daya untuk
sampai pada solusi optimal, mereka malah menerapkan rasionalitas mereka
hanya setelah sangat menyederhanakan pilihan yang tersedia. Kendala
dalam mengoptimalkan, komitmen sebelumnya, standar moral dan etika,
hukum, dan standar sosial. Terpaksa membuat keputusan yang cukup baik
saja. Disebut Memuaskan
• Formulasi tujuan yang tidak memadai
• Masalah yang samar-samar didefinisikan
Penyebab • Pengetahuan yang tidak sempurna
Bounded • Waktu dan sumber daya terbatas

Rationality •
Keterbatasan Manusia
Politik Kekuasaan
• Dinamika Lingkungan
• alat evaluasi kebijakan, sebuah metode yang
bertujuan menilai secara sistematis pengaruh
negatif dan positif regulasi yang sedang
diusulkan ataupun yang sedang berjalan

Pengertian • digunakan untuk menilai suatu regulasi dalam


hal: a) relevansi antara kebutuhan masyarakat
RIA dan sasaran kebijakan, b) kebutuhan terhadap
intervensi pemerintah, c) efisiensi antara output
dan input, d) efektifitas antara sasaran
kebijakan dan hasil, e) keberlanjutan antara
kebutuhan masyarakat dan hasil sebelum
diterapkannya atau dirubahnya suatu regulasi
1. memberi alasan perlunya intervensi
pemerintah, regulasi adalah alternatif terbaik,
Tuntutan dan regulasi memaksimumkan manfaat sosial
bersih dengan biaya minimum
Pokok dari 2. mendemonstrasikan bahwa konsultasi yang
RIA cukup telah dilakukan,
3. menunjukkan mekanisme kepatuhan dan
implementasi yang sesuai telah ditetapkan
• menyediakan secara terperinci dan sistematis
penilaian potensi dampak dari peraturan baru
sehingga dapat memberikan penilaian
mengenai apakah mungkin sebuah peraturan
Tujuan RIA dapat mencapai tujuan yang diinginkan
• untuk memastikan bahwa peraturan akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari
sudut pandang keuntungan akan melebihi biaya
yang harus dikeluarkan
Panduan Evaluasi Kebijakan sesuai kerangka berpikir RIA
• Masalah dinyatakan secara tepat, ada bukti serta menjelaskan mengapa hal tersebut
1. Apakah masalahnya telah didefinisikan dengan benar? muncul .

• Intervensi pemerintah harus didasarkan pada bukti eksplisit bahwa tindakan pemerintah
2. Apakah tindakan pemerintah sudah tepat? dibenarkan

• Regulator harus menyajikan informasi perbandingan berbagai peraturan dan non-peraturan


3. Apakah regulasi yang ada merupakan yang terbaik
untuk pemerintah? dari instrumen kebijakan dengan mempertimbangkan biaya, manfaat, efek distribusi dan
persyaratan administrasi.

• menghormati "rule of law";


4. Apakah sebuah peraturan memiliki dasar hukum?

• Regulator harus memilih tingkat yang paling tepat dari struktur pemerintah dan merancang
5. Berapa tingkatan birokrasi pemerintah yang dilibatkan
dalam koordinasi terkait regulasi yang dibuat? sistem yang efektif dalam hal koordinasi diantara tingkat pemerintahan.

• Perkiraan total biaya dan manfaat yang diharapkan dari setiap usulan dan alternatif
6. Apakah regulasi yang ada bermanfaat, dibandingkan
dengan biayanya ? peraturan.

• transparansi peraturan distribusi biaya dan manfaat diantara kelompok-kelompok sosial.


7. Apakah distribusi akan dampaknya transparan di
masyarakat?

• Regulator harus memastikan bahwa struktur teks dan aturan dibuat sejelas mungkin.
8. Apakah peraturan tersebut jelas, konsisten, dapat
dipahami dan diakses oleh pengguna?

9. Apakah semua pihak yang berkepentingan memiliki • Peraturan harus dikembangkan secara terbuka dan transparan, dengan prosedur yang tepat
kesempatan yang sama untuk menyampaikan pandangan yang efektif dan tepat waktu dalam mengakomodir masukan dari berbagai pihak.
mereka?

• Regulator harus menilai insentif dan lembaga-lembaga melalui peraturan yang akan berlaku,
10. Bagaimana kepatuhan terhadap regulasi dapat
dicapai? dan harus merancang strategi pelaksanaan tanggap yang dapat menghasilkan penggunaan
terbaik dari aturan yang dibuat.
Definisi / Definition (policy objective, policy
context)
Identifikasi / Identification (regulatory
options)
Proses
Penilaian / Assesment (cost, benefit, other
Perancangan impact)
RIA
Konsultasi / Consultation (involving
stakeholders)
Desain / Design (Enforcement, compliance
and monitoring mechanisms)
7 Tahapan dalam Mereview Regulasi
perumusan masalah
identifikasi tujuan
alternatif penyelesaian masalah
analisis manfaat dan biaya setiap alternatif
konsultasi publik
penentuan alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
perumusan strategi implementasi
• Faktor Kunci (OECD, 2008):
• komitmen politik, integrasi RIA secara tepat waktu dalam
proses pembuatan kebijakan, serta adanya tim RIA dalam
sebuah lembaga pemerintahan

Permasalahan • Permasalahan menurut Bappenas (2009):


• Prosedur yang relatif rinci memerlukan pelatihan khusus bagi

dalam penggunanya, terutama untuk memadukan antara


pendekatan kualitatif dengan kuantitatif

Implementasi
• Untuk melaksanakan RIA atas satu peraturan membutuhkan
waktu yang relatif cukup lama (kurang lebih 3 bulan) sehingga
tidak praktis untuk melakukan pemetaan dan analisis atas

RIA jumlah regulasi yang cukup banyak


• Memerlukan pembenahan dari sisi kelembagaan secara
fundamental dan harus dipimpin langsung oleh Kepala
Pemerintahan
• Memerlukan keberanian untuk mereformasi sistem regulasi
nasional
Pemanfaatan RIA di Pemerintah Daerah

Pemanfaatan RIA di 14%

Indonesia (2012) Pemda yang tetap meng-


gunakan RIA setelah
bimtek dari pusat (Kab.
Gorontalo)

43%
Pemda yang tidak menggu-
• RIA masih belum banyak nakan RIA setelah bimtek
dari pusat (Kab. Solok, Kab.
dan belum optimal Bantul dan Kota Pekalongan
digunakan dalam
penyusunan berbagai
regulasi/kebijakan di 43%
Pemda yang tidak menggu-
nakan RIA dan tidak men-
Indonesia dapatkan bimtek dari pusat
(Kab. Brebes, Kab. Bandung
dan Kab. Pekalongan

Untuk 3 (tiga) daerah yang belum menggunakan metode RIA, 2 (dua)


daerah diantaranya yakni Kabupaten Bandung dan Kabupaten
Pekalongan relatif memiliki aparatur yang memiliki pengetahuan
tentang RIA, sementara 1 (satu) daerah lain yakni Kabupaten Brebes
sama sekali tidak memiliki aparatur yang mengetahui tentang RIA
• Penyebab belum diimplementasikannya RIA adalah
sebagai akibat dari tidak didukungnya RIA oleh aturan
yang secara eksplisit mewajibkan penggunaan RIA.
• RIA dalam banyak hal sulit untuk diterapkan secara
sepenuhnya di Indonesia. Perlu ada berbagai

Penggunaan penyesuaian terhadap RIA sesuai dengan konteks dan


kondisi Indonesia.

RIA di • Sebagai sebuah metode, RIA dikembangkan oleh Negara-


negara yang memiliki karakteristik yang dalam banyak hal

Indonesia berbeda dengan Indonesia.


• Resistensi yang muncul dari para aparat dapat diatasi
dengan kemauan kuat dari pimpinan yang member
dukungan penuh dalam pelaksanaan program san
memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk
menggalang dukungan dari berbagai pihak.
• RIA menghasilkan kebijakan lebih akuntabel, transparan, konsisten, serta
dapat membantu dalam pencapaian kesejahteraan ekonomi dan sosial.
• Dalam prakteknya dapat dilihat bahwa regulasi umumnya memiliki
banyak dampak dan dampak ini seringkali sulit untuk diramalkan tanpa
studi yang rinci serta konsultasi dengan pihak-pihak yang terkena
dampak seperti penyusunan kebijakan mengenai kakao dan rotan oleh
Kementerian Perdagangan RI.
• RIA bagi pembuat kebijakan dapat membantu melahirkan kebijakan
secara efisien dan efektif.

Manfaat RIA • Aspek efisiensi dapat dilihat pada kemanfaatan yang akan diperoleh
dengan kebijakan yang ada, tujuan utama dari RIA adalah untuk
memastikan bahwa peraturan akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dari sudut pandang keuntungan akan melebihi biaya yang
harus dikeluarkan.
• Sedangkan pada aspek efektifitas didasari dengan keterlibatan semua
pemangku kepentingan sejak awal perumusan masalah sampai pada
tahapan penyusunan opsi yang ada, sehingga resistensi (penolakan)
yang mungkin terjadi sudah dapat diminimalisir dari awal.
• RIA dapat menilai secara sistematis pengaruh negatif dan
positif kebijakan yang sedang diusulkan ataupun yang
sedang berjalan dengan memperhatikan pada analisis
biaya dan manfaat atas opsi yang ada.
• Keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses yang
berlangsung akan lebih mendekatkan relevansi antara

Manfaat RIA
permasalahan yang dihadapi dan kebutuhan masyarakat
dengan sasaran kebijakan yang akan dihasilkan.
• Penggunaan RIA dapat meningkatkan kualitas kebijakan
yang dihasilkan. Hal ini didasarkan tersedianya informasi
atas potensi dampak dari kebijakan sehingga dapat
memberikan penilaian mengenai mungkin tidaknya
sebuah kebijakan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
• Kurangnya komitmen pimpinan dalam melaksanakan
RIA
• Kurangnya pengetahuan SDM aparatur tentang RIA
• Sosialisasi tentang RIA yang minim
Permasalahan • Keterbatasan anggaran pemerintah daerah untuk
memanfaatkan RIA
dan Kendala • Adanya pandangan formalistis yang menyatakan bahwa
tidak ada pernyataan tekstual yang mengharuskan
RIA penggunaan metode RIA dalam penyusunan kebijakan
• Mindset aparatur terkait RIA sebagai metode yang
rumit dan berbiaya mahal
• Persepsi bahwa RIA hanya cocok untuk kebijakan yang
mengatur sektor ekonomi

You might also like