You are on page 1of 15

Pengenalan Micro

Teaching
A.Micro Teaching
dan Pengembangan Profesi
Keguruan
Apa itu Micro Teaching?
istilah micro teaching bisa
disimpulkan sebagai suatu
metode pelatihan bagi calon
pendidik (guru dan dosen)
untuk mendapatkan dan
menguasai keterampilan
mengajar melalui proses
pengajaran yang dibuat
sederhana. 
Profesi dalam bidang pendidikan dimaksudkan
sebagai jenis pekerjaan di
bidang pendidikan yang memiliki karakteristik
atau kriteria sebagai profesi
umumnya atau memiliki karakteristik khusus
yang disepakatinya.

Kriteria pendidikan dari Buku Tahunan Persatuan Administrator


Sekolah di Amerika Serikat Tahun (1960), seperti dikutip oleh Oteng
Sutisna, misalkan menjelaskan 6 kriteria bagi profesi di bidang
pendidikan, yaitu memiliki:
1) pengetahuan yang unik, yang dikuasai dan dipraktekkan
anggotanya,
2) Ikatan yang kuat,
3) Kode etik,
4) Literatur sendiri,
5) Memberikan jasa,
6) Dipandang profesional oleh masyarakat.
Di sisi lain upaya pengembangan profesi keguruan,
maka diperlukan pengembangan lembaga pendidikan
guru yang disusun berdasarkan kompetensi.
Dalam kaitan itu sekurang-kurangnya terdapat empat
anggapan dasar yang melatari perangkat kompetensi
guru tersebut, yaitu asumsi yang berkenaan dengan
pandangan, hakikat pendidikan, hakikat anak sebagai
peserta didik, hakikat guru sebagai pendidik dan
hakikat belajar mengajar.

Dengan demikian pengembangan profesionalisme


keguruan memerlukan ketekunan dalam sistem
pengelolaan komponen profesional yang sangat
mendasar yang diperlukan bagi penyiapan pengadaan
guru melalui program preservice education sekurang-
kurangnya meliputi tiga hal, yaitu: meliputi upaya
pengembangan kemampuan guru, penguasaan materi
dan terhadap keterampilan mengajar.

Bahkan lebih dari itu, diperlukan proses memperoleh


kesiapan program pendidikan dan pengajaran, program
pembentukan keperibadian, program pelatihan dan
program pengalaman lapangan.
B. Mengenal Micro Teaching
Micro teaching adalah suatu strategi yang telah
dimodifikasi secara khusus untuk memberikan pelatihan
mengajar terhadap calon guru dengan tujuan untuk
mengembangkan keterampian dasar mengajar seorang
calon guru, dalam bentuk pengajaran skala kecil
(mikro), dengan menyederhanakan aspek
pembelajarannya seperti jumlah murid, alokasi waku,
dan materinya sehingga para calon guru dapat
memahami kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya
serta dapat memperbaiki kelemahan dan
mengembangkan kemampuan tersebut agar dapat
menjadi guru yang professional.
C. Sejarah Micro Teaching
Pelatihan keterampilan mengajar ini diketahui mulai berkembang di tahun 1960-
an di Inggris, tepatnya di Stanford University. Teknik penyederhanaan ini mulai
dikembangkan oleh Stanford University ketika paham behaviorisme (aliran
perilaku) mulai mempengaruhi proses belajar.
Paham tersebut memiliki anggapan bahwa dalam kegiatan belajar merupakan
proses untuk merubah tingkah laku. Paham ini juga menekankan pentingnya
umpan balik dalam kegiatan mengajar. Sehingga meningkatkan umpan balik
yang memberi efek positif dibanding negatif, agar perubahan tingkah laku juga
ikut positif.
Para calon pengajar atau pendidik kemudian diharapkan memiliki perilaku atau
tingkah laku yang benar, agar bisa mengundang respon positif dari para
peserta didik. Umpan balik dalam kegiatan mengajar pun semakin maksimal
ketika kegiatan mengajar ini diperkecil atau disederhanakan.
Penerapannya kemudian mulai dilakukan, salah satunya oleh Dwight Allen dan
teman-temannya di tahun 1961. Metode pelatihan tersebut kemudian dikenal
dengan istilah Pendekatan Stanford dan diterapkan pertama kali di University of
California. Perlahan, program Pendekatan Stanford kemudian dilaksanakan
secara lebih luas.
Memasuki tahun 1963, Stanford University kemudian
memperkenalkannya dengan sebutan Program
Pendidikan Eksperimental yang mendapat dukungan
dari Ford Foundation. Program pendidikan ini kemudian
mencoba menyederhanakan kegiatan mengajar yang
kemudian menyebar sampai ke berbagai perguruan
tinggi.
Mulai dari perguruan tinggi di Amerika dan berlanjut ke
Eropa. Tahun 1971, metode pelatihan micro
teaching kemudian dikenal lebih luas dan masuk ke
kawasan Asia di negara Malaysia, Singapura, dan juga
Indonesia.
D. Fungsi dan Manfaat Micro
Teaching
Fungsi micro teaching sebagai berikut :

a. Fungsi Intruksional
Pada fungsi ini micro teaching sebagai penyedia fasilitas
praktik/latihan bagi calon guru/tenaga kependidikan untuk
berlatih dan/atau memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan pembelajaran, yang pada hakikatnya
merupakan latihan penerapan pengetahuan metode dan
teknik mengajar dan/atau ilmu keguruan yang telah dipelajari
secara teoritik.

b. Fungsi Pembinaan
Fungsi selanjutnya yaitu sebagai tempat pembinaan dan
pembekalan para calon guru sebelum terjun ke lapangan
(pengajaran sebenarnya).
c. Fungsi Integralistik
Dalam dunia kependidikan, PPL (Program Pengalaman
Lapangan) menjadi hal utama untuk menguji kualitas. Bukan
hanya di sistem pendidikan keguruan saja yang melaksanakan
ini bahkan disetiap lembaga pendidikan tinggi juga
menerapkannya, baik teknik, perbankan, apalagi keguruan.
Artinya, program micro teaching merupakan bagian integral
Program Pengalaman Lapangan (PPL) serta merupakan mata
kuliah prasyarat PPL dan berstatus sebagai mata kuliah wajib
lulus.

d. Fungsi Eksperimen
Keberadaan micro teaching berfungsi sebagai bahan uji coba
bagi calon guru pakar di bidang pembelajaran.
Manfaat Micro
Teaching
Manfaat pengajaran mikro bagi calon guru diantaranya
adalah sebagai berikut:
1 Membuat calon guru lebih trampil serta yakin dalam
melaksanakan PPL, memperoleh nilai tingggi dalam PPL
2 Mendapatkan pengalaman mengajar yang nyata dan
latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara
terpisah.
3 Dapat mengembangkan keterampilan dasar mengajar
sebelum terjun ke kelas yang sebenarnya.
4 Memberikan kemungkinan untuk mendapatkan berbagai
macam keterampilan dasar mengajar lain serta memahami
kapan dan bagaiman keterampilan itu diterapkan.
5 Calon pendidik menjadi Peka terhadap fenomena yang
terjadi di dalam proses pembelajaran ketika mereka menjadi
kolaborator yang mengkritisi teman yang tampil praktik
mengajar.
E. Kharakteristik Micro
Teaching
karakteristik dari pembelajaran micro teaching,
yaitu:
a) Jumlah siswanya berkisar 5-10 orang.
b) Durasi yang digunakan terbatas sekitar 10-15
menit.
c) Praktik digunakan untuk melatih ketrampilan
calon guru.
d) Menampilkan hanya 1 atau 2 keterampilan saja.
e) Membatasi fokus ruanglingkup mengajar serta
materi yang disampaikan.
f) Ditinjau dari praktikan, mahasiswa calon guru
akan belajar bagaimana
caranya mengajar sedangkan temannya yang
menjadi siswa memperhatikan
dan menilai bagaimana gaya mengajarnya,
contohnya seperti menggunakan
metode pembelajaran apa yang digunakan oleh
mahasiswa.
g) Pada pembelajaran micro teaching sebenarnya
mahasiswa calon guru
membuat rencana pembelajaran, mengelola kelas,
dan menyiapkan perangkat
pembelajaran lainnya yang dapat mendukung
proses pembelajaran.

h) Pembelajaran micro teaching bukanlah


simulasi, oleh sebab itu teman sejawat
tidak begitu diperlukan, hal ini untuk menghindari
perilaku teman sejawat yang dibuat-buat sehingga
menganggu kondisi serta proses pembelajaran
micro teaching.

i) Pada saat pelaksaan praktik micro teaching


hendaknya direkam, sehingga hasil rekaman
tersebut dapat dijadikan bahan diskusi antar calon
guru.
F. Tujuan Micro Teaching
tujuan dari praktik micro teaching
ialah untuk membentuk dan
mengembangkan kompetensi dasar
mengajar mahasiswa sebagai calon
guru ketika akan terjun langsung ke
sekolah. Selain itu micro teaching
dapat memberikan pelatihan serta
mengembangkan kompetensi
profesional seorang calon guru dan
kepercayaan diri mereka ketika
tampil mengajar.
Terima Kasih

You might also like