You are on page 1of 28

Koordinasi Logistik

Egi Nisura
1820322020
Koordinasi Logistik
Pengertian : penentuan kebutuhan dan spesifikasi
yang memadukan seluruh operasi logistik.
Tujuan Utama: untuk memelihara teraturnya arus
barang yang diberi dari luar kedalam perusahaan.
Transfer Persedian Internal : untuk menyeimbangkan
operasi-operasi tersebut dengan mengatur pergerakan
barang-barang setengah jadi diantara berbagai tahap
pembuatan (manufacturing) dan pergerakan barang
jadi ked an diantara gudang-gudang yang dipakai oleh
perusahaan itu.
Peramalan (forecasting)
cara perusahaan untuk mencari tahu limit ketidakpastian masa
depan terhadap operasi perusahaan
Hasil yang diharapan perkiraan dari seluruh manajer mengenai
level yang diharapkan dari kegiatan bisnis dimasa depan dan
perkiraan prestasi penjualan dari masing-masing produk.
Tujuan peramalan untuk memperoleh perkiraan mengenai
permintaan dimasa depan yang dibebankan pada kombinasi
dari operasi-operasi distribusi fisik , transfer persediaan dan
manajemen material.
Jangka waktu proyeksi peramalan (forecasts) operasi logistik
ini biasanya adalah satu tahun atau kurang (harian, bulanan,
kwartalan, setengah tahunan atau tahunan).
Ada 2 prosedur untuk memperoleh
permintaan tingkat produk
1. seluruh peramalan permintaan itu dapat dibuat
menurut wilayah pasarnya
2. memakain teknik peramalan langsung kepada
wilayah pasar dengan tujuan untuk memperoleh
tingkat permintaan akan produk itu
Salah satu teknik dibahas yaitu regresi
Peramalan dengan regresi terdiri dari penaksiran penjualan
suatu produk yang didasarkan atas informasi mengenai satu
atau lebih faktor-faktor lain
Pemakaian lebih dari satu faktor untuk peramalan itu
dinamakan multiple regression.
Pemakaian regresi ini hanyalah berarti bahwa peramalan
penjualan dimasa depan itu didasarkan atas korelasi antara
satu kejadian dengan satu kejadian lainnya.
Langkah awal dalam peramalan berdasarkan regresi adalah
menghimpun sejarah penjualan dimasa lampau untuk
produksi yang akan diramalkan tersebut.
Lanjutan

Berdasarkan sejarah penjualan yang memadai itu, maka


dihitunglah rata-rata penjualan bulanan dan deviasi standar
dari penjualan itu untuk menentukan distribusi umum dari
penjualan historis tersebut.
Rata-rata penjualan bulanan (mean) ditentukan dengan
rumus:
𝑛
𝑥 = ∑ 𝑆𝑖
𝑖=1
Pengolahan pesanan (order processing)
Pesan komunikasi adalah mekanisme picu (trigger
mechanism) untuk seluruh system logistik. Arus informasi
yang bermutu dan cepat akan memudahkan integrasi dari
komponen-komponen dasar sistem logistik.
makin canggih sistem logistik, maka makin rawan ia
terhadap setiap salah-fungsi komunikasi internal maupun
eksternal.
Misalnya system persediaan dasar-nol (zero based
inventory system), dimana suatu pesanan ditempatkan
mengikuti suatu penjualan barang untuk penyerahan
penggantian. Dalam sistem ini tidak ada persediaan-
pengamanan (safety stock) pada level eceran
Ada 2 aspek waktu yang mempengaruhi prestasi
seluruh komponen logistik

1. Waktu itu akan berlalu sementara melaksanakan


suatu aktivitas tertentu seperti misalnya penyampaian
pesanan.

2. Keterlambatan karena berbagai sebab


Fungsi Komunikasi Dalam Manajemen
Logistik
Metode pencapaian tujuan oleh jaringan komunikasi ada 4 mata
rantai yaitu:
1. Mata rantai pertama adalah komunikasi kedalam bentuk
pesanan (order) nasabah, perintah pembelian bahan mentah
atau suku cadang, atau permohonan tranfer produk.
2. Mata rantai kedua sistem ini mengkoordinir informasi
dengan perusahaan lain yang dipengaruhi oleh pesanan
tersebut
3. Mata rantai ketiga adalah fungsi komando yang
menggerakkan aktifitas
4. Mata rantai keempat adalah tahap pengawasan, dimana
manajemen menetapkan dan memantau umpan balik untuk
menjamin terlaksananya sistem logistik yang diinginkan.
Penyampaian pesanan
metode yang lazim dipakai adalah pengantaran
pribadi (personal delivery), per pos (mail), telex,
dan berbagai bentuk penyampaian dengan telpon
mulai dari penelpon (calls) pribadi sampai kepada
penyampaian data otomatis
Tabel 4-1
Perbandingan ciri-ciri berbagai metode penyampaian pesanan

Jenis kecepatan Biaya Keandalan kesemsamaan

Pengantaran
Sedang Tinggi Tinggi Sedang
pribadi

Per pos Lambat Rendah Rendah Tinggi


Telex telepon Cepat Sedang Sedang Tinggi
Pribadi Cepat Tinggi Tinggi Sedang
Data Cepat Tinggi Tinggi Tinggi
ada 3 prinsip penyampaian pesanan.
 Jangka waktu untuk penyampaian pesanan itu
hendaklah sekonsisten mungkin, dengan
mempertimbangkan risiko kesalahan (malfunction)
system dan masalah-masalah kehabisan persediaan yang
diakibatkannya.
 Penyampaian pesanan hendaklah selangsung mungkin
(as direct as possible), dengan perobahan yang minimum
dalam bentuk pesanan dan penyampaian yang segara.
 Apa bila mungkin, pesanan langganan itu hendaknya
disampaikan dengan alat-alat mekanis dari pada cara-
cara manual, untuk meminimumkan kesalahan manusia.
Koordinasi internal
fungsi dari system komunikasi logistik adalah untuk
menjamin arus informasi yang akurat dan tepat waktu ke
bidang-bidang manajemen lain diluar logistik. Informasi
berguna yang diperoleh dari pesanan nasabah seringkali
dibutuhkan pula oleh unit-unit lain dari organisasi itu.
Contoh, laporan penjualan dan data evaluasi pasar dapat
diperoleh lebih tepat pada waktunya dan lebih akurat pada
waktu pertama kali tibanya pesanan-pesanan itu dari pada
waktu lainnya dalam komunikasi untuk tujuan manajemen
arus kas maka departemen keuangan dan acounting itu
berkepentingan dengan antisipasi piutang dagang
(anticipated accounts receivable), kredit yang diberikan, dan
pembelian-pembelian
Komando logistik
Sesudah suatu pesanan diolah, maka system komunikasi
haruslah menyiapkan petunjuk-petunjuk kerja logistik,
persediaan harus disiapkan, kredit nasabah dibersihkan,
penugasan kepada sebuah gudang diselesaikan, dan
instruksi pengiriman dan dokumentasi dirumuskan.
Tugas-tugas logistic yang serupa haruslah ditentukan
dalam memenuhi pesanan-pesanan manajemen material
dan permohonan transfer persediaan. Aktivitas ini
dinamakan fungsi perintah (command function). Fungsi
komando ini sangat penting dalam operasi logistik karena
ia menggerakan komponen-komponen system.
Pemantauan dan pengawasan (monitoring and
control)
Jika sistem komunikasi logistik dipakai sebagai suatu alat
pemantauan, maka manajemen haruslah menetapkan sistem
tertentu yang menjamin adanya umpan balik. Umpan balik
(feedback) adalah pengembalian informasi mengenai seluruh
kegiatan logistic yang membutuhkan pemantauan
(monitoring) untuk dapat ditinjau kembali oleh manajemen.
Kegiatan ini selalu ada hubungannya dengan beberapa aspek
dari pelayanan terhadap nasabah atau terhadap biaya
penyelenggaraan system. Adalah satu hal untuk menjanjikan
kepada nasabah pelayanan pengantaran dalam waktu 2 hari
untuk 95% pesanan-pesanan, dan merupakan hal lain yang
memastikan bahwa level target ini ada tercapai.
Pengolahan pesanan otomatis
Manfaat:
1. Total waktu pengolahan pesanan dapat banyak dikurangi,
sehingga menurunkan total biaya logistik dan
meningkatkan pelayanan terhadap nasabah.
2. Ketelitian pengolahan dan administrasi keseluruhannya
adalah jauh lebih tinggi
3. Tingginya biaya tenaga tata usaha telah menyebabkan
lebih basarnya keuntungan produktifitas dari pemakaian
system otomatis.
Konsep Umum dari Pengolahan Pesanan
otomatis
Terminal
Perangkat keras (hardware) yang dipakai untuk
mengawali pesanan dalam system itu.
Kebanyakan terminal yang dipakai sekarang
menyampaikan pesanan melalui jalur telpon bersuara
standard dengan pertama-tama membuat kode dari
pesan-pesan itu pada kartu berlobang (punch cards),
pita kertas, atau pita magnetis.
Pesanan-pesanan itu dikode (encoded) dari copy keras
(hard copy) dan diperiksa ketelitiannya
Etalase pengiriman pesanan dan
perubahan tata usaha
 tersedia sejumlah etalase yang biasanya disebut CRT
(Cathode-Ray-Tube = Tabungan Sinar Katoda).
 CRT ini memamerkan total pesanan dan memungkinkan
pemasukan atau pengeluaran data
 Contoh, misalkan seorang langganan memasukan suatu
pesanan pada seorang operator CRT dengan telepon.
Segera setelah pesanan itu dikode (encode), maka adalah
mungkin untuk membaca tersedia tidaknya persediaan dan
memberitahukannya kepada langganan tersebut kapa
barangnya dapat diantarkan.
lanjutan
Pengolahan computer dan penyimpanan akses-acak (4-9).
Arsip induk dan kredit nasabah (5)
Arsip keadaan persediaan dan pesanan pembelian terbuka (6)
Arsip pesanan terbuka dan arsip pesanan terkebelakang (7)
Arsip data dan penentuan harga dan transportasi (8)
Arsip yang terakhir (9)
Fungsi komando logistik (10)
System operasi logistic (11-13).
System operasi logistic (11-13).
Cetakan keluar (external printouts) (14).
Koordinasi intern (15)
Pemantauan dan pengawasan (monitor and control) (16)
Penghubung waktu (Time Connectors) (A-D)
Hubungan Sistem Informasi Manajemen(17
Perencanaan operasional
Rencana operasional itu berhubungan langsung dengan
perencanaan kebutuhan perolehan produk (product
procurement) dan perencanaan kebutuhan material.
Sifat hubungan ini dalam organisasi-organisasi
komersial adalah berbeda-beda antara perusahaan
pembuatan (manufacturing businesses) dengan
perusahaan yang membeli barang untuk dijual lagi,
seperti grosir atau para pengecer.
Rencana operasional itu merupakan suatu pernyataan
berjadwal (time-phased) mengenai rencana kegiatan
perusahaan itu.
Lingkungan Pengecer Grosir
Sifat PP (Product Procurement – Pembelian Produk)
berbeda-beda menurut praktek industri dan menurut
kategori barang. logika terpadu dari PP tidaklah sebaik
MRP,
beberapa konsep penting untuk pelaksanaan rencana
operasional untuk pembelian barang yang akan dijual lagi
 Kwantitas pesanan yang ekonomis
 Konsep kwantitas pesanan yang
ekonomis (economic-order-quantity =
EOQ) ini menyeimbangkan biaya
pemeliharaan persediaan dengan
biaya pemesanan (cost of ordering).
 Kunci untuk memahami hubungan ini
adalah dengan mengingat bahwa rata-
rata itu, makin besar rata-rata pesanan
akan makin besar pula rata-rata
persediaan dan karenanya akan makin
besar pula biaya pemeliharaannya per
tahun.
Persediaan Pengawasan pesanan
Pengaman ulang
(Safety Stock). (Reorder Control).

Seksi yang berikut akan meninjau metode terus menerus dan


mengemukakan beberapa konsep modifikasi metode dasar ini.

Pendekatan pengawasan persediaan


berdasarkan peninjauan yang terus menerus
pada dasarnya adalah system titik Pemesanan
Metode terus-
kembali (reorder-point system). Untuk
menerus. menggunakan system ini diperlukan
perhitungan yang teliti terhadap semua unit
dari suatu jalur penyediaan tertentu
Lingkungan pembuatan
(manufacturing environment)
Jadwal produksi dan seluruh pembelian bahan dan
persediaan adalah hasil akhir dari rencana operasi
dalam suatu lingkungan pembuatan.
Rencana itu haruslah memperhitungkan kemampuan
pabrik dan proses yang dipakai pada masing-masing
rencana produksi itu.
Rencana operasional hendaknya meliputi
1. Identifikasi produk-produk yang mana dapat dihasilkan
pada pabrik tertentu
2. Daftar mengenai tenggang waktu yang dibutuhkan untuk
perubahan
3. Daftar mengenai besar lot produksi yang ekonomis
4. Daftar mengenai biaya relatif dan manfaat dari
menghasilkan suatu produk tertentu pada pabrik-pabrik
yang lain (apabila dapat dihasilkan pada lebih dari satu
pabrik).
MRP (Materials Requirement
Planning) – Perencanaan Kebutuhan
Material)
 Sistem MRP ini terdiri dari serangkaian prosedur, peraturan,
dan rekor yang bertalian secara logis dan didisain untuk
menjabarkan rencana operasi kedalam suatu jadwal produksi
dan ke dalam suatu dftar bertahap mengenai kebutuhan
meterial.
 Prosedur MRP ini mengevaluasi persediaan yang ada di
tangan dan yang sedang dipesan dilihat dari kebutuhan bruto
dan kemudian dicari kebutuhan tambahan pembelian sesuai
dengan aturan besarnya lot bagi masing-masing barang itu.
 sistem MRP ini memberikan 2 keluaran (output) yang vital
bagi seluruh koordinasi logistik yaitu
 Daftar kebutuhan material
 Jadwal produksi,

You might also like