You are on page 1of 30

LAPORAN

KASUS

Pasien dengan Gigi 8 8 Impaksi Sebagian

Oleh :
Reski Sangga Lembang (2019086016340) Pembimbing :
drg. Meiske E. Paoki, Sp. BM
Tiurma Sari Aritonang (2019086016496)
PENDAHULUAN

• Gigi Impaksi adalah gigi yang gagal erupsi secara utuh pada posisi
yang seharusnya. Hal ini dapat terjadi karena tidak tersedianya
ruangan yang cukup pada rahang untuk tumbuhnya gigi dan angulasi
yang tidak benar dari gigi tersebut. Insiden impaksi yang paling sering
terjadi adalah pada gigi molar tiga. Hal tersebut karena gigi molar
ketiga adalah gigi yang terakhir tumbuh, sehingga sering mengalami
impaksi karena tidak ada atau kurangnya ruang yang memadai.
Definisi Impaksi
• Impaksi adalah keadaan dimana gigi tidak dapat erupsi seluruhnya atau
sebagian karena tertutup oleh tulang atau jaringan lunak atau kedua-duanya.
Menurut Grace, gigi impaksi adalah gigi yang mempunyai waktu erupsi yang
terlambat dan tidak menunjukkan tanda-tanda untuk erupsi secara klinis dan
radiografis. Menurut Londhe, gigi impaksi adalah keadaan dimana
terhambatnya erupsi gigi yang disebabkan karena terhambatnya jalan erupsi
gigi atau posisi ektopik dari gigi tersebut. Menurut Sid Kirchheimer, gigi
impaksi adalah gigi yang tidak dapat erupsi seluruhnya atau sebagian karena
tertutup oleh tulang, jaringan lunak atau kedua-duanya.
Manifestasi Klinik
 Rasa sakit di sekitar gigi dan gusi
 Pembengkakan di sekitar rahang
 Pembengkakan dan warna kemerahan pada gusi di sekitar gigi yang
terimpaksi
  Nyeri di rahang
 Bau mulut dan rasa tidak nyaman ketika menguyah
 Dapat disertai dengan rasa sakit kepala
ETIOLOGI

• Posisi gigi yang abnormal • Pencabutan prematur pada gigi


• Tekanan dari gigi tetangga • Inflamasi kronis penyebab
pada gigi tersebut penebalan mukosa di sekitar gigi
• Penebalan tulang yang • Penyakit yang menimbulkan
mengelilingi gigi tersebut nekrosis tulang, antara lain
• Kekurangan tempat untuk karena inflamasi atau abses
gigi tersebut bererupsi • Perubahan-perubahan pada
• Gigi desidui persistensi tulang karena penyakit eksantem
(tidak mau tanggal) pada anak-anak
Klasifikasi berdasarkan Sifat Jaringan
Impaksi jaringan lunak
Adanya jaringan fibrous tebal yang menutupi gigi terkadang mencegah erupsi gigi secar
normal. Hal ini sering terlihat pada kasus insisivus sentral permanen, di mana kehilangan
gigi sulung secara dini yang disertai trauma mastikasi menyebabkan fibromatosis

Impaksi jaringan keras


Ketika gigi gagal untuk erupsi karena obstruksi yang disebabkan oleh tulang sekitar, hal ini
dikategorikan sebagai impaksi jaringan keras. Di sini, gigi impaksi secara utuh tertanam di
dalam tulang, sehingga ketika flap jaringan lunak direfleksikan, gigi tidak terlihat. Jumlah
tulang secara ekstensif harus diangkat, dan gigi perlu dipotong-potong sebelum dicabut.
Klasifikasi Impaksi Gigi Menurut Pell Gregory dalam
Fragiskos
Berdasarkan relasi molar tiga bawah dengan ramus
mandibula dan molar dua bawah :
• Kelas I : Diameter anteroposterior gigi sama atau sebanding dengan ruang antara
batas anterior ramus mandibula dna permukaan distal gigi molar kedua
• Kelas II : Sejumlah kecil tulang menutupi permukaan distal gigi dan ruang tidak
adekuat untuk erupsi gigi, sebagai contoh diameter mesio distal gigi lebih besar
daripada ruang yang tersedia Ruangan antara distal molar dua dan ramus lebih
kecil dari pada lebar mesio distal molar tiga.
• Kelas III : Sebagian besar atau seluruh molar tiga terletak di dalam ramus

.
Klasifikasi Berdasarkan Dalamnya Molar Tiga Bawah Impaksi
di dalam Rahang :

Posisi A: bagian tertinggi dari pada gigi terpendam terletak setinggi atau lebih tinggi dari pada
dataran oklusal gigi yang normal.
Posisi B: bagian tertinggi dari pada gigi berada di bawah dataran oklusal tapi lebih tinggi dari
pada serviks molar dua (gigi tetangga).
Posisi C: bagian tertinggi dari pada gigi terpendam, berada di bawah garis serviks gigi molar
dua.
Penatalaksanaan

Tatalaksana pada impaksi gigi yaitu odontektomi. Sebelum melakukan


pembedahan terlebih dahulu harus mengetahui indikasi dan
kontraindikasi dari pengambilan molar tiga impaksi rahang bawah.
Indikasi Pembedahan

1. Infeksi karena erupsi yang terlambat dan 5. Prostetik atau restoratif (diperlukan untuk
abnormal (perikoronitis) mencapai jalan masuk ke tepi gingiva
2. Berkembangnya folikel menjadi keadaan distal dari molar dua didekatnya)
patologis (kista odontogenik dan neoplasma) 6. Apabila molar kedua didekatnya dicabut
3. Usia muda, sesudah akar gigi terbentuk dan kemungkinan erupsi normal atau
sepertiga sampai dua pertiga bagian dan berfungsinya molar ketiga impaksi sangat
sebelum klien mencapai usia 18 tahun kecil
4. Adanya infeksi 7. Sebelum tulang sangat termineralisasi dan
5. Penyimpangan panjang lengkung rahang padat yaitu sebelum usia 26 tahun
dan untuk membantu mempertahankan
stabilitas hasil perawatan ortodonsi
KONTRAINDIKASI

1. Klien tidak menghendaki giginya dicabut


2. Sebelum panjang akar mencapai sepertiga atau dua pertiga dan
apabila tulang yang menutupinya terlalu banyak (pencabutan
prematur)
3. Jika kemungkinan besar akan terjadi kerusakan pada struktur
penting disekitarnya atau kerusakan tulang pendukung yang
luas. Apabila kemampuan klien untuk menghadapi tindakan
pembedahan terganggu oleh kondisi fisik atau mental tertentu
KOMPLIKASI
• Inflamasi
• Resorpsi gigi tetangga
• Kista
• Rasa sakit
PROGNOSIS
Prognosis impaksi umumnya baik dengan penangan
segera, sehingga tidak menimbulkan komplikasi.
Identitas Pasien
 Nama : Tn. M. A
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Umur : 26 tahun
 Tanggal lahir : 17-03-1994
 No RM : 13 55 56
 Status Pernikahan : Sudah Menikah
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Honorer
 Suku : Jawa Timur
 Alamat : Entrop
 Tanggal Pemeriksaan : 29 November 2020
 Jaminan : BPJS
 Ruang Rawat : Ruang Bedah Pria
Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan gigi ujung bawah bagian kiri
sering terasa nyeri sejak 2 bulan yang lalu. Pasien mengeluh
nyeri pada gigi dirasakan terus menerus dan bertambah parah
ketika pasien makan dan seperti ada yang mengganjal. Pasien
mengaku telah mengonsumsi obat pereda nyeri yang diberikan
oleh dokter gigi keluarga, nyeri berkurang setelah minum obat.
Keluhan Tetapi ketika berhenti minum obat nyeri timbul kembali. Pasien
Utama juga mengeluh rasa nyeri tumpul pada rahang, yang menyebar
sampai ke daerah kepala, bau mulut, kemerahan dan
pembengkakan pada gusi. Pasien juga mengaku memiliki
Gigi ujung bawah riwayat gigi berlubang namun sudah mendapatkan perawatan.
kiri sering sakit dan Kemudian pasien memeriksakan diri ke Poli Gigi RSUD
bengkak Jayapura pada tanggal 26 November 2020.
Anamnesis
Riw. Penyakit Dahulu Riw. Penyakit Keluarga
• Riwayat hipertensi :disangkal • Riwayat hipertensi :disangkal
• Riwayat diabetes melitus :disangkal • Riwayat diabetes melitus :disangkal
• Riwayat penyakit jantung :disangkal • Riwayat penyakit jantung :disangkal

Riw. Psikososial
• Dukungan keluarga : Baik
• Status lingkungan : Baik
• Riwayat pendidikan : D III
• Riwayat psikiatri : Tidak ada gangguan mental
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4V5M6 STATUS LOKAL
• Ekstra Oral :
Tanda-tanda vital I : Regio facial dbn, simetris, oedem (-)
P : Neri tekan di pipi kiri bawah belakang
 Tekanan darah : 130/60 mmHg
• Intra Oral: kemerahan dan
 Nadi : 70 ×/menit pembengkakan pada gusi di sekitar gigi,
 Respirasi : 24 ×/menit dan tampak gigi 38 impaksi dan 48
 Suhu Badan : 3,00C impaksi
 SpO2 : 99% O2 Ruang

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
2. Pemeriksaan Radiologis:
Rontgen Panoramik (11/11/2020)
Pemeriksaan LABORATORIUM

Penunjang
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan

Hemoglobin 14,6 11.0 - 14.7 g/dL

1. Pemeriksaan Hematokrit 43,9 35,2-46,7 %

Laboratorium Leukosit 9,12 3.37 - 8.38 x 103 Unit/Liter

PT 11,3 10,2-12,1 Detik

APTT 30,2 24,8-34,4 Detik

Trombosit 264 140 - 400 x 103 Unit/Liter

Eritrosit 6,11 3.69 – 5.46 x 106 Unit/Liter

GDS 101 <= 140 Mg/dl

Hbs Ag (Rapid) Non reaktif   Non Reaktif


Diagnosa Kerja

 Gigi 8 8 Impaksi
Sebagian
PRE OPERASI

Intraoral
tampak kanan: Intraoral
Gigi 48 impaksi tampak kiri:
gigi 38 impaksi
Penatalaksanaan
Selama Dirawat di RS

PROGNOSIS

• Pro Odontektomi dengan GA • Quo ad vitam:


 Puasa mulai jam 24.00 WIT Dubia ad Bonam
 Infuse RL 20 tpm besok pagi jam
• Quo ad functionam:
06.00 WIT Dubia ad bonam
 Injeksi ceftriaxone 2 gr (skin test)

• Quo ad sanationam :
Besok gosok gigi sebelum ke OK
Dubia ad bonam
LAPORAN OPERASI
1. Antiseptik regio fasial dan IO dengan
betadine INSTRUKSI POST OPERASI
2. Pasang duk steril • Infus RL : D5 =1000:500
3. Injeksi lidokain : aqua = 1:1 = 2cc • Injeksi ceftriaxone 1gr/ 12 jam
4. Insisi flap gingiva di mesial dan distal 8T8, • Injeksi antrain 1 gr/ 8 jam
flap diangkat
• Aff tampon pukul 16.00
5. Potong tulang retensi bukal
• Pasien sadar baik MRS pukul 17.00
6. Belah gigi jadi 2 dengan bor, angkat dan
keluarkan gigi dengan bein • Bila tidak muntah boleh makan pukul 18.00
7. Socket diirigasi, flap di kembalikan dan dijahit • Monitoring vital sign dan tanda perdarahan
dengan vicryl
8. Pasang tampon gigi
9. Operasi selesai
FOLLOW UP POST OPERASI

S : Nyeri tenggorokan, buka mulut terbatas, tidak ada perdarahan

O : KU : baik, vital sign stabil


Status lokalis :
Regio facial : edema bukal D > S, nyeri
IO : trismus 3 jari , luka operasi eritema, perdarahan (-), pharying eritema

A : Post OD Hari 1

P:
Aff infus, pasien BPL
Cefadroksil 500 mg/12 jam selama 5 hari
Asam mefenamat 500 mg/ 8 jam selama 5 hari
Kontrol polik gigi mulut tanggal 4 Desember 2020
POST OPERASI
Intraoral
tampak kiri

Intraoral
tampak kanan
PEMBAHASAN
Pada pasien ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang

KASUS TEORI
ANAMNESIS
Pasien mengeluh gigi belakang bawah
bagian kiri sering terasa nyeri, nyeri Dampak dari gigi impaksi molar ketiga rahang bawah
adalah gangguan rasa sakit yang berasal dari reaksi radang
dirasakan terus menerus dan bertambah
pada jaringan operkulum yang tampak hiperemi, bengkak
parah ketika pasien makan. Pasien juga dan rasa sakit bila ditekan. Hal ini merupakan gejala dari
mengeluh rasa nyeri tumpul pada rahang, perikoronitis yang merupakan salah satu komplikasi dari
yang menjalar sampai daerah kepala, bau impaksi gigi. Rasa sakit juga dapat timbul bila gigi impaksi
mulut, kemerahan dan pembengkakan pada langsung menekan nervus alveolaris inferior pada kanalis
gusi. Pasien juga mengaku memiliki riwayat mandibula. Gigi impaksi juga dapat menganggu fungsi
pengunyahan sehingga pada kasus ini ditemukan pasien
gigi berlubang namun sudah mendapatkan mengeluhkan nyeri bertambah parah ketika pasien makan.
perawatan.
Lanjutan ….

Pemeriksaan Fisik
KU: TSS, Kes: CM, Tanda Vital dan Status generalis pasien DBN
Status Lokalis :
EO :Regio facial: Simetris, Oedem (-)
IO : Gigi 38 impksi, gigi 48 impaksi, kemerahan dan
pembengkakan pada gusi di sekitar gigi, VAS : 5-7

Pemeriksaan Penunjang
Foto Panoramik : didapatkan impaksi pada gigi molar 3 dextra dan
sinistra bawah.
Lanjutan….

→ Pada kasus ini dilakukan terapi pembedahan dan medikamentosa

TERAPI PEMBEDAHAN TERAPI MEDIKAMEOSA

Pembedahan yang dilakukan adalah


odontectomy, hal ini sesuai dengan tinjauan Pengobatan medikamentosa dilakukan dengan
pustaka bahwa impaksi gigi merupakan salah satu pemberian antibiotik dan analgetik :
indikasi untuk dilakukan pembedahan 1. Cefadroksil 500 mg/12 jam selama 5 hari,
odontektomi. 2. Asam mefenamat 500 mg/ 8 jam selama 5
Pada kasus ini dilakukan odontektomi untuk hari.  
mencegah terjadinya infeksi karena erupsi yang  
terlambat dan abnormal (pericoronitis) serta
berkembangnya folikel menjadi keadaan patologis
(kista odontogenik dan neoplasma
KESIMPULAN

• Impaksi adalah kondisi dimana gigi tidak mengalami erupsi sehingga tidak menempati
posisi yang seharusnya. Gigi yang paling sering mengalami impaksi yaitu molar ketiga
mandibula dan maksila, diikuti oleh kaninus maksila dan premolar.
• Keluhan utama yang paling sering dirasakan adalah rasa sakit dan pembengkakan yang
terjadi di sekeliling gusi gigi tersebut bahkan terkadang dapat mempengaruhi estetis,
gangguan pengunyahan, kesulitan berbicara, dan mengganggu aktifitas sehari-hari.
• Tatalaksana gigi impaksi ialah dengan pembedahan yaitu odontektomi. Odontektomi
adalah operasi untuk mengangkat gigi impaksi. 
Terima Kasih
Atas Perhatiannya

You might also like