BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

KONJUNGTIVITIS

 
Oleh:
Muh Faturrachman Soleman
C014182266

RESIDEN PEMBIMBING: SUPERVISOR:

dr. Arandz Ruttu dr. Ririn Nislawati Sp.M, M.Kes
SNPPDI
PENDAHULUAN

Penyakit konjungtivitis berada pada

peringkat ketiga terbesar di dunia setelah
penyakit katarak dan glaucoma.

Di Indonesia, konjungtivitis termasuk dalam

10 besar penyakit rawat jalan terbanyak
pada tahun 2015.

Konjungtivitis virus adalah penyakit mata

yang umum ditemukan baik di Indonesia
maupun di seluruh dunia.

Kementrian Kesehatan RI. 2015

 Anatomi dan fisiologi

Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. Edisi ke-4. New Delhi: New Age International. 2007
 histologi

Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. Edisi ke-4. New Delhi: New Age International. 2007
 Mekanisme pertahanan mata

Sitompul R. Konjungtivitis Viral: Diagnosis dan Terapi di Pelayanan Kesehatan Primer. Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK Universitas Indonesia- RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. 2017 apr Vol
5(1); P 64-71
 patofisiologi

Sitompul R. Konjungtivitis Viral: Diagnosis dan Terapi di Pelayanan Kesehatan Primer. Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK Universitas Indonesia- RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. 2017 apr Vol
5(1); P 64-71
 KLASFIKASI

KONJUNGTIVITIS KONJUNGTIVITIS VIRUS

BAKTERI

KONJUNGTIVITIS KONJUNGTIVITIS
CHLAMYDIA VERNAL
 KONJUNGTIVITIS BAKTERI

Konjungtivitis Mukopurulen Akut petechie

Gejala : Sensasi benda asing pada mata, adanya sekret yang mukopurulen, kedua tepi palpebra yang lengket/ sulit
dibuka. Tanda : injeksi konjungtiva pada konjungtiva bulbar, forniks dan palpebra “ fiery red eye” , kemosis/edema
konjungtiva, terlihat sisa secret pada margo palpebra dan dapat terlihat petechi hemorrhage jika causa oleh
pneumococcus
Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. Edisi ke-4. New Delhi: New Age International. 2007.
Kanski, J. J. Clinical ophthalmology: A systematic approach. Edinburgh: Butterworth- Heinemann/Elsevier. edisi 9. 2019 .
 KONJUNGTIVITIS BAKTERI

Konjungtivitis Akut Purulent Oftalmia neonatorum ec gonorrheae

Gejala : Sekret purulent yang banyak ,nyeri, sering terjadi bilateral (infeksi dari mata satunya) Tanda : ada edema
palpebra, injeksi konjungtiva kemosis, terlihat secret banyak, dan dapat ditermukan pre-auricular limfadenopati

Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. Edisi ke-4. New Delhi: New Age International. 2007.
Kanski, J. J. Clinical ophthalmology: A systematic approach. Edinburgh: Butterworth- Heinemann/Elsevier. edisi 9. 2019 .
 KONJUNGTIVITIS BAKTERI

Konjungtivitis Membranous Konjungtivitis pseudomembran

ada edema palpebra, injeksi konjungtiva, kemosis, terdapat Gejala : mirip dengan jenis konjungtivitis akut
membrane abu-abu hingga kekuningan yang melekat mukopurulen Tanda : terdapat pseudomembrane putih
kuat di konjungtiva (jika diangkat dapat berdarah dan kekuningan yang melekat di konjungtiva (mudah
meninggalkan sikatriks) dilepas dan jika diangkat tidak berdarah).
Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. Edisi ke-4. New Delhi: New Age International. 2007.
Kanski, J. J. Clinical ophthalmology: A systematic approach. Edinburgh: Butterworth- Heinemann/Elsevier. edisi 9. 2019 .
 Konjuntivitis bakteri

Konjungtivitis kataralis kronik

sekret mukopurulen berbusa yang terbatas pada kedua sisi sudut mata serta adanya ekskoriasi kulit sekitar
sudut mata.

Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. Edisi ke-4. New Delhi: New Age International. 2007.
Kanski, J. J. Clinical ophthalmology: A systematic approach. Edinburgh: Butterworth- Heinemann/Elsevier. edisi 9. 2019 .
 KONJUNGTIVITIS VIRUS
A B

Konjungtivits Herpes zooster

Konjungtivitis Adenovirus lesi erupsi vesikel sepanjang dermatom
A. Demam faringokonjungtival, B. keratokonjuntivitis epidemika nervus opthalmika dan mencapai ujung
hidung (nervus nasosiliaris) disebut
sebagai Hutchinson sign
Weisenthal, R. W. External Disease and Cornea. American Academy of Opthalmology. 2019
 KONJUNGTIVITIS VIRUS

Ulkus dendritik Ulkus geografik

Keratokonjungtivits Herpes Simpleks

vesikel pada kulit, sering disertai keratitis herpes simpleks dan menyebabkan lesi-lesi kornea yang bersatu membentuk
ulkus dendritic/geografik/difus pungtata

Weisenthal, R. W. External Disease and Cornea. American Academy of Opthalmology. 2019

 Konjungtivitis Chlamydial

TRACHOMA PARATRACHOMA

Terdapat folikel pada konjungtiva

Tanda Klinis konjungtiva: Kongesti konjungtiva, Folikel Konjungtiva,
palpebra inferior, injeksi konjungtiva yang
Hiperplasia papiler. Papil berwarna kemerahan, penampakan kemerahan pada dominan pada fornix, dapat terjadi
konjungtiva tarsal, Jaringan parut konjungtiva. keratitis superficial, kadang-kadang
Tanda Klinis kornea :Keratitis superfisial Folikel Herbert ,Pannus ,Herbert disertai adanya pannus, dan ada
pits, Kekeruhan kornea, merupaka hasil akhir dari lesi kornea trakoma limfadenopati preauricular
Lukitasari A. Trachoma. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 2011 Agu Vol 11(2); P 89-94
 Konjungtivitis Chlamydial

KLASIFIKASI TRACHOMA BERDASARKAN WHO

Lukitasari A. Trachoma. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 2011 Agu Vol 11(2); P 89-94
 Konjungtivitis Vernal

Konjungtivitis vernal suatu peradangan

bilateral konjungtiva yang berulang menurut
musim, sebagai akibat reaksi hipersensitif tipe
I dengan gambaran spesifik hipertropi papil di
canaltarsus dan limbus.

keluhan utamanya mata

A B merahkecoklatan/kotor, pada palpebra
didapatkan hipertrofi papiler, cobble
stone, giant’s papilae. Pada konjungtiva
bulbi warna merah kecoklatan dan kotor
pada fisura interpalpebralis. Pada limbus
A. Tipe palpebral (cobble stone), didapatkan Horner-Trantas dots
B. tipe limbal (Horner-Trantas dots)

Lukitasari A. Konjungtivitis Vernal. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 2012 Apr 12 (1);
 Diagnosis banding

Keratitis uveitis Glaukoma akut

Ilyas S. Ilmu penyakit mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010

DIAGNOSIS
 TATALAKSANA konjungtivitis bakteri
Konjungtivitis Mukopurulen Akut
antibiotik spektrum luas, kloramfenikol 1%, gentamisin 0.3%.
irigasi pada sakus konjungtiva dengan larutan fisiologis hangat
satu atau dua kali sehari. Menggunakan kaca mata hitam, Tidak
membebat mata pasien, dan tidak memberikan steroid.
Konjungtivitis Membranous
Terapi topikal dapat diberikan dengan tetes mata penisilin
(1:10000 unit/ml) setiap setengah jam. Terapi sistemik berupa
penisilin kristalin 5 lac unit intramuskular 2 kali sehari selama
10 hari, ADS (50.000 unit) diberikan secara intramuskular.
Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. Edisi ke-4. New Delhi: New Age International. 2007.
Kanski, J. J. Clinical ophthalmology: A systematic approach. Edinburgh: Butterworth- Heinemann/Elsevier. edisi 9. 2019
Konjungtivitis Purulen Akut
konjungtivitis purulen (sugestif Neisseria gonorrheae), harus
segera diberikan terapi topikal dan sistemik. sistemik (Jika
kornea tidak terkena, maka ceftriaxone 1 g diberikan melalui
dosis tunggal per IM selama 7 hari , Jika kornea terkena, maka
dibutuhkan ceftriaxone parenteral, 1-2 g per hari selama 5
hari).
Konjungtivitis Kataralis Kronik
pemberian salep mata oksitetrasiklin 1% 2-3 kali sehari selama
9-14 hari untuk mengeradikasi infeksi. Zinc lotion diberikan
pada siang hari dan salep zinc oxide diberikan saat tidur
malam hari untuk mencegah fermentasi proteolitik, sehingga
mengurangi proses maserasi
.
 TATALAKSANA konjungtivitis virus , konjungtivitis chlamydia, konjungtivitis
vernal

menggunakan kompres air dingin, pemberian antibiotik baik secara lokal

artificial tears, dan pada beberapa
kasus berat digunakan topical
steroid. Topical antibiotic dapat
diberikan untuk preventif infeksi
sekunder. Paling penting
mengedukasi pasien untuk menjaga
kontak dengan orang lain dan tidak
menggunakan barang bersama
fase akut dapat diberikan
maupun sistemik, namun pemberian
kortikosteroid mata tiap 2 jam
secara topikal lebih direkomendasikan.
selama 4 hari. Obat lain :Sodium
Regimen topikal dapat diberikan; salep
cromaglycate 2%: 4-6 x 1
mata tetrasiklin 1% atau eritromisin 1% 4
tetes/hari, Iodoxamide tromethamie
kali sehari selama 6 minggu. Regiemen
0,1%, Levocabastin, Cyclosporin.
terapi sistemik; tetrasiklin 250 mg per
Pada kasus berat dapat juga
oral, 4 kali sehari selama 3-4 minggu
diberikan anti histamin dan steroid
atau doksisiklin 100 mg per oral 2 kali
oral.
sehari

konjungtivitis virus konjungtivitis chlamydia konjungtivitis vernal

Kanski, J. J. Clinical ophthalmology: A systematic approach. Edinburgh: Butterworth- Heinemann/Elsevier. edisi 9. 2019
Lukitasari A. Konjungtivitis Vernal. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 2012 Apr 12 (1);
Lukitasari A. Trachoma. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 2011 Agu Vol 11(2); P 89-94
 Prognosis DAN KOMPLIKASI

Prognosis konjungtivitis umumnya baik. Penyembuhan dapat terjadi sempurna tanpa komplikasi pada hampir
sebagian besar kasus konjungtivitis viral dan bakterial. Komplikasi pada konjungtivitis biasanya terjadi akibat
infeksi kuman tertentu seperti Neisseria gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis. Komplikasi pada kornea
juga sering terjadi pada kasus konjungtivitis virus (causa herpes simpleks dan Adenovirua tipe 8 dan 19) dan
konjungtivitis alergi (tipe vernal). Blefaritis marginal kronik dan ulkus kornea sering menyertai konjungtivitis
bakteri,

Ilyas S. Ilmu penyakit mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010

 Bakteri Virus Klamidia Vernal
Staphylococcus, Adenovirus,
Chlamidia
Etiologi Streptococcus, N Varicella Zoster, Reaksi allergi
Trachomatis
Gonorrhoeae Herpes Simpleks
Gatal Minimal Minimal Minimal Berat
Sekkret Mukopurulen/Purulen Serous/Mucous Purulen Mukoid

Pseudomembran + + - -
Adenopati
+ + +/- -
Preaurikuler
Folikel - + + +
Kesimpulan Eksudat Banyak Minimal Banyak Minimal
Badan inkulusi
Pewarnaan Kerokan
Bakteria, PMN Monosit Sel plasma, Eosinofil
Dan Eksudat
PMN

Keluhan Demam Dan

+/- + - -
Radang Tenggorok

Fase akut
Antibiotik topikal, kortikosteroid
Tatalaksana Antibiotik spektrum luas kasus berat steroid Antibiotik topikal mata, kasus berat
topikal anti histamin dan
steroid oral
Terimakasih