You are on page 1of 39

TRIA GIRI RAMDANI, S.K.M., M.A.

B Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat

Administrator Kesehatan Ahli

• GCC 2022 Speaker – HSLU, Switzerland


• OPRO 2022 SDG’s Certified – Ritsumeikan University, Japan
• IVC 2021 Institut Teknologi Bandung (ITB), Indonesia
• WHO Civil Society Working Group On NCD Mobilizing Youth during COVID-19
• International Learning Exchange 2017 Wash In School Program Phillipines
Pengalaman Kerja
- Pengelola Program dan Analis Kesehatan Keluarga, Dinkes Prov. Jawa Barat
- Pengelola dan Pengendali Diklat, Dinkes Prov. Jawa Timur
- Clinical Instruktur Perawatan Bedah RSUD Kota Bandung
- Verifikator Independent JKN Kemenkes RI Wilayah Kerja Kota Bandung
- Pelaksana Pelayanan RSI Al Ihsan Bandung
- Penulis dan Editor HU Warmasindo Bandung
Pengalaman Organisasi
- Anggota Bidang penelitian dan Pengembangan LPA Jawa Barat
- Anggota TP UKS/M Provinsi Jawa Barat
- Ketua Komisariat PPNI RSUD Kota Bandung
Kompetensi
- Fasilitator Nasional : MPDN, PP KtPA dan TPPO
- Fasititator Provinsi : Yankes Ausrem, SHK , Yankes Balita Apras, PTKIA
Publikasi
- Manpower Planning For Primary Healthcare (Puskesmas) During COVID-19 Outbreak: A Case Study at
Puskesmas Garuda Bandung City, Digilab ITB and GCC Swiss
- Identification of Factors Affecting The Workload of Primary Healthcare (Puskesmas) Officer During The Covid-19
Outbreak, ISBN: 987-623-6782-63-3)
- Reflective Learning in Childbirth Care to Improve Self-Confidence of Midwifery Student – UGM Vol 9, No. 3
- The Effect of Reflective Learning on Childbirth Care Competence on Midwifery Students – OJN China No: 09 (03):
209-220
- Pedoman Pelayanan dan Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (KTPA/A) Bagi Petugas
Kesehatan (Tim Penyusun, Kemenkes RI, 2021)
- Pedoman Pelaksanaa Kalakarya Manajemen Terpadu Pelayanan Bayi Sakit (MTBS) di Puskesmas (Kontributor,
Kemenkes RI, 2018
MATERI DASAR 1 (MD1): KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PELAYANAN KESEHATAN KASUS KEKERASAN TERHADAP
PEREMPUAN DAN ANAK (KTP/A), TERMASUK TINDAK PIDANA
PERDAGANGAN ORANG (TPPO)

Tria Giri Ramdani, S.K.M., M.A.B


Bidang Kesehatan Masyarakat

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT

Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (KtP/A)
dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)
2023
TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti materi ini, peserta memahami kebijakan dan strategi pelayanan kesehatan
korban KtP/A dan TPPO.

B. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menyebutkan kebijakan global dan nasional dalam PP-KtP/A, termasuk TPPO
2. Menjelaskan kebijakan dan strategi sektor kesehatan terkait PP-KtP/A, termasuk TPPO
3. Menjelaskan tugas dan peran sektor kesehatan dalam upaya penanganan KtP/A termasuk
TPPO
LATAR BELAKANG

• Secara global, 1 dari 3 perempuan pernah Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja

1:3
mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual SNPHAR, 2021: 
oleh pasangan intim atau bukan pasangan (dalam 12 bulan terakhir)
(WHO, 2021) • Usia 13-17 tahun: 26.58% perempuan, 20.51% laki-laki 
• 1 dari 4 remaja putri (usia 15-24) pernah • Usia 18-24 tahun: 38.56% perempuan, 37.44% laki-laki
mengalami kekerasan (seumur hidup)
• Usia 13-17 tahun: 8 dari 100 perempuan, 4 dari 100 laki-laki 
• 1 dari 4 Perempuan Indonesia, berusia 15-64 • Usia 18-24 tahun mengalami kekerasan seksual di usia <18: 7

1:4
tahun, mengalami kekerasan fisik dan/atau dari 100 perempuan, 4 dari 100 laki-laki
seksual yang dilakukan oleh pasangan atau
bukan pasangan selama hidupnya (Survei Catatan Tahunan Komnas Perempuan : 
pengalaman hidup perempuan nasional; • 338,496 kasus yang dilaporkan pada tahun 2021, meningkat >
SPHPN, 2021) 50% dari 2020 (226,062 kasus)
• Ranah kekerasan tertinggi terdapat pada ranah personal.

90%
Kasus perkosaan tidak • Bentuk kekerasan: kekerasan psikis (44%); kekerasan seksual
pernah dilaporkan (Komnas (25%)
Perempuan, 2022) • Pada kasus kekerasan seksual terbanyak pada ranah seksual: :
perkosaan (597 kasus) ; marital rape (591 kasus); incest (433
Kebutuhan Korban kasus).
 bantuan hukum,
• Remaja perempuan, perempuan muda, ras minoritas dan
 bantuan psikis, minoritas lainnya, waria, dan perempuan penyandang
 bantuan medis dan disabilitas lebih rentan mengalami berbagai jenis kekerasan
 rumah aman
Sumber: RESPECT (WHO, 2019); SPHPN, 2021; SNPHAR, 2021; Komnas Perempuan, 2022
JUMLAH KASUS KEKERASAN
DI JAWA BARAT TAHUN 2021 SUMBER : APLIKASI SIMPONI PPA
KEMEN PPPA
JUMLAH KASUS KEKERASAN
SUMBER : APLIKASI SIMPONI PPA
DI JAWA BARAT TAHUN 2022 KEMEN PPPA
(DATA DI UNDUH 3 JULI 2023 PKL. 17.00 WIB)
JUMLAH KASUS KEKERASAN
DI JAWA BARAT TAHUN 2023
SUMBER : APLIKASI SIMPONI PPA
PER 13 JULI 2023 PKL. 17.00 WIB KEMEN PPPA
DATA UPTD PPA PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2022
KEBIJAKAN GLOBAL DAN NASIONAL DALAM PP-KTP/A,
TERMASUK TPPO
GLOBAL COMMITMENTS

SDGs Goal 5:
Gender Equality

Mengakhiri Menghapuskan segala Menghapuskan


bentuk kekerasan
semua bentuk terhadap perempuan
seluruh praktek
diskriminasi berbahaya, seperti
dan anak perempuan di
pernikahan anak,
terhadap ruang publik dan privat,
pernikahan dini dan
perempuan dan termasuk perdagangan
dan eksploitasi seksual pernikahan paksa dan
anak perempuan serta jenis-jenis sunat alat kelamin
di seluruh dunia eksploitasi lainnya perempuan
PELAYANAN KESEHATAN BAGI KORBAN KEKERASAN
TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (KtPA)

UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; UU No. 35 tahun 2014 tentang
Perubahan atas UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; UU No. 17 tahun 2016
tentang Perubahan Kedua atas UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
TUGAS BIDANG KESEHATAN :
menyediakan dan memberikan
UU No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga;
pelayanan kesehatan bagi
korban Kekerasan terhadap
UU No. 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang;
Perempuan dan Anak (KTPA) dan
Tindak Pidana Perdagangan
UU No 12 tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS)
Orang (TPPO)
Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi;

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kewajiban Pemberi Layanan
Kesehatan untuk Memberikan Informasi atas Adanya Dugaan Kekerasan terhadap Anak;

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pelatihan dan


Penyelenggaraan Pelayanan Aborsi Atas Indikasi Kedaruratan Medis dan Kehamilan MITIGASI DAN PENANGANAN
Akibat Perkosaan; KASUS REHABILITASI
PENCEGAHAN
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah
Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual;

Keputusan Menteri Kesehatan No 1226/Menkes/SK/XII/2009 tentang Pedoman


Penatalaksanaan Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
di Rumah Sakit
UU TPKS: PENCEGAHAN, PELAYANAN, PELINDUNGAN, DAN PEMULIHAN

Tujuan: menghilangkan
Tujuan: memastikan hak-hak korban terpenuhi,
faktor penyebab dan
keberulangan terlindungi dan dihormati

Penangana
Pencegahan Pelindungan Pemulihan
n

Pelaku: Pemerintah Pusat, Daerah,


Masyarakat, Keluarga TANPA Pemerintah Pusat, Daerah, Masyarakat DENGAN KUALIFIKASI
KUALIFIKASI KHUSUS DAN KHUSUS DENGAN STANDARD MINIMAL
STANDAR MINIMAL

• Diselenggarakan melalui • Layanan Pengaduan • Pemenuhan hak & • Wajib dilakukan oleh pemberi
bidang tertentu • Layanan kesehatan Pemberian bantuan layanan pemerintah untuk
• Dilakukan dengan • Rehabilitasi sosial wajib dilaksanakan mengembalikan kondisi fisik,
memperhatikan situasi • Penegakan hukum LPSK, APH dan UPTD mental, spiritual dan sosial
tertentu • Layanan hukum bagi korban
• Dilakukan pada setting • Pemulangan
tempat tertentu • Reintegrasi sosial

Sumber: Presentasi “UU/12/2022 Tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual”


TINDAK LANJUT UU TPKS TERKAIT KESEHATAN

Sosialisasi kepada tenaga kesehatan tentang kewajiban untuk menginformasikan kepada UPTD PPA, unit pelaksana
1 teknis dan unit pelaksana teknis daerah di bidang sosial, Lembaga Penyedia Layanan Berbasis Masyarakat,
dan/atau kepolisian jika menemukan adanya dugaan TPKS.

2 Pemerataan fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu tatalaksana KtPA melalui penyiapan sarana prasarana dan
penyelenggaraan pelatihan pelayanan kesehatan bagi korban KtPA bagi tenaga kesehatan.

3 Penyiapan fasilitas dan tenaga kesehatan tingkat rujukan yang mampu melaksanakan pelayanan rehabilitasi medis
bagi pelaku dan melakukan penilaian personal bagi Penyandang Disabilitas sebagai saksi atau korban melalui
koordinasi dengan Direktorat Kesehatan Jiwa.

4 Pengembangan RS yang mampu melakukan pelayanan Aborsi atas Indikasi dan bagi korban perkosaan.

5 Keanggotaan Tim PAK Penyusunan RPP dan RPerpres TPKS.

6 Pembentukan tim, penyiapan pembiayaan dan perumusan kriteria penerima jaminan kesehatan/sosial bersama
KemenPPA dan Kemensos.

7 Penyusunan/Revisi Permenkes dan Juknis terkait Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtPA termasuk TPKS.
KEBIJAKAN PROVINSI JAWA BARAT

• Perda Jabar No. 3 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan anak


• Pergaturan Gubernur Jawa Barat nomor 41 tahun 2021 tentang Pembiayaan dan Jaminan
Kesehatan Daerah
• Perda Jabar No. 9 Tahun 2014 tentang Ketahanan Keluarga
• Perda Jabar No. 3 tahun 2008 tentang Pencegahan dan Penanganan Perdagangan Orang
• Pergub No. 63 Tahun 2014 Tentang SPM Bidang Layanan Terpadu Bagi Korban
Perdagangan Orang dan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
• Pergub No. 89 Tahun 2009 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Barat No. 3 Tahun 2008 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Korban Perdagangan Orang
KEBIJAKAN KABUPATEN/ KOTA
10
Terdapat sebanyak 78
9
9 regulasi dari 27 Kabupaten/
8
Kota di Jawa Barat yang
7 7 terlaporkan berupa Perda,
7
Perwal/ Perbup, Surat
6
6 Keputusan, dsb.
5 5 5
5
4 4 Terdapat 13 Kab/ Kota yang
4
telah memilki peraturan
3 3 3
3 daerah terkait perlindungan
2
2 2 2
anak, dan 1 Peraturan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Walikota Kota Bekasi terkait
1
0
perlindungan anak
0
n si ok
i or ng at an ah
i ut
n g a a
n g si
is or ng
i grta a ar u ur
o a m g r r ar
a an a y n g k b a n ka o g b u m d u n l a y n j
o m a y nj
ireb
C ta B ta
D ek ep ab
u
Bo nd
u
i Baaw ir da C m im ng
.G a l eb ia
l e Su . Be a B ka a n ed
a
ak
a
a B a ra m C i a Kebijakan di RS dan
. uk ab. B
a
u n g g an ta C u n a r a C b. u rw a b s i km a j a . b o t u B i km ta d .
a b Ko K o
b . S K b .
n d a n K o . K . K
o t
K a .S
. P u K a M Ka b
K a K ta S
ta Ta s
K o . In
K ab puskesmas berupa SK
K a a P b b K b T . o b
Ka K
. B ab. Ka Ka K a Ka
b .
a b Ka
b Ko K
ot
a Ka
Ka
b K K K internal dan pemberlakuan
SOP layanan
Laporan program dari Kab/ Kota Per September Tahun 2022
KEBIJAKAN SEKTOR KESEHATAN TERKAIT PP-KTP/A TERMASUK
TPPO
KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI KORBAN KtP/A

Arah Kebijakan KtP/A:

• Menyediakan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi korban KtP/A


• Menjalin kemitraan antar program dan sektor untuk penanganan KtP/A yang komprehensif dan sinergis
• Terpenuhinya hak-hak perempuan dan hak anak untuk tumbuh kembang secara optimal
• Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak

Strategi :

• Meningkatkan kapasitas petugas kesehatan pemberi layanan di puskesmas dan rumah sakit dalam upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
• Meningkatkan manajemen program penanggulangan KtP/A dan TPPO di tingkat Dinas Kesehatan provinsi dan
kabupaten/kota
• Meningkatkan kerja sama LP, LS, LSM dan Organisasi profesi terkait
• Meningkatkan sistem informasi dan monitoring kesehatan dalam penanggulangan KtP/A dan TPPO
• Menggerakkan dan memberdayakan keluarga/masyarakat agar ikut berperan dalam upaya promotif dan
preventif tentang KtP/A dan TPPO
• Meningkatkan peran pemerintah daerah dalam pembiayaaan pelayanan kesehatan bagi korban KtPA dan TPPO
Pra PENANGANAN PENANGANAN REHABILITASI

Aspek Aspek Psiko


Aspek Medis
Medikolegal sosial

 Kesiapsiagaan fasilitas dan sumber daya


 Pencegahan dan mitigasi  Rehabilitasi
kekerasan terhadap 1. Korban (+ Keluarga)
 Deteksi dini
perempuan termasuk Fisik dan Mental
 Penanganan
kekerasan seksual 2. Pelaku
1. Medis
2. Pemeriksaan dan penyelamatan
Barang Bukti
 Penyiapan fasilitas dan 3. Visum et Repertum dan VeRP
sumber daya 4. Rujukan medis dan non medis

 Edukasi Masyarakat
 Membangun Persepsi Masyarakat Keamanan Petugas Koordinasi Sistim Informasi
 Membangun Komitmen Masyarakat
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN
PASKA
PRA PENANGANAN PENANGANAN PENANGANAN
KIE pada : 1. Pedoman Pelayanan & Rujukan Kasus Kekerasan terhadap Pedoman Penanganan
1. Buku KIA, Perempuan dan Anak (KtPA) Bagi Petugas Kesehatan (edisi Kesehatan Jiwa pada
2. Raport Kesehatanku, revisi 2021), Korban Kekerasan terhadap
3. KIE Kesehatan Reproduksi bagi Catin dan PUS, dll. 2. Algoritma Tatalaksana Pelayanan Kesehatan Bagi Korban Perempuan dan Anak (Dit
Kekerasan Seksual (edisi revisi 2021) Keswa)
3. Panduan Tatalaksana Klinis Kasus Kekerasan Seksual pada
Situasi Krisis Kesehatan (2020)
4. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Aborsi atas Indikasi
Kedaruratan Medis dan Kehamilan Akibat Perkosaan (2021).

1. ToT Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A dan


TPPO (18 prov/ 2019, 8 prov 2020, 8 prov 2022)
2. Pelatihan
Kurikulum Modul TOT & Pelatihan Sarana
1. Yankes bagi Korban KtP/A & TPPO 1. 2.758 Puskesmas mampu PP KtPA
2. Yankes Aborsi atas Indikasi Kedaruratan Medis dan 2. 466 RS mampu tatalaksana KtPA, (232 RS dengan PPT/PKT
Kehamilan Akibat Perkosaan di Rumah Sakit, dll di 289 Kab/Kota

Koordinasi/ Diseminasi/ seminar ttg Pencegahan dan


Penanganan KtPA dengan LS/LP
Pengembangan Paket Pelayanan Awal Minimum Penggunaan Paket Pelayanan Awal Minimum Kesehatan
Kesehatan Reproduksi pada Situasi Krisis Kesehatan Reproduksi pada Bencana
Ujicoba Daerah Percontohan Mampu Tatalaksana KtPA dan TPPO di 6 Kabupaten/Kota:
Kota Administrasi Jakarta Utara, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Tangerang, Kota Palu, Kabupaten Sigi
Rencana 2023: Kabupaten Serang, Kabupaten Garut, Kabupaten Brebes, Kabupaten Jember, Kabupaten Lombok
TUGAS DAN PERAN SEKTOR KESEHATAN DALAM PP-KTP/A
TERMASUK TPPO
PERAN SEKTOR KESEHATAN DALAM KTP/A
DI SETIAP TINGKATAN

PROVINSI
PUSAT

KAB/KOTA
• Kebijakan dan Strategi • Sosialisasi, Advokasi • Menentukan
• Pedoman umum & • Pelatihan Puskesmas yang akan
pedoman teknis • Kerjasama Jejaring dikembangkan
• Standar pelayanan • • Sosialisasi, Advokasi
Sistem Rujukan
• Indikator • • Pelatihan
Sarana/prasarana
• Sosialisasi, Advokasi • • Kerjasama Jejaring
Fasilitasi & Evaluasi
• ToT • • Sistem Rujukan
Pencatatan &
• Fasilitasi & Evaluasi pelaporan • Saran/prasarana
• Litbang • Pembiayaan • Fasilitasi & Evaluasi
• Program sub gugus tugas • Pencatatan &
bidang rehabilitasi pelaporan
kesehatan • Pembiayaan
• Pembiayaan
TUGAS PENTING TENAGA KESEHATAN

Melakukan deteksi dini dan pencegahan/edukasi

Tatalaksana kegawatdaruratan dan rehabilitasi medis

Menganalisis dan menginterpretasi setiap temuan medis, serta


melakukan dokumentasi dalam rekam medis
Penanganan Medis
Penyidikan
Pembuktian

Memberikan informasi atas dugaan kekerasan terhadap anak


dan dugaan kekerasan seksual kepada pihak berwenang
PERAN TENAGA KESEHATAN

Peran Dokter Sebagai dokter pemeriksa korban


dalam Proses
Penegakan
Hukum: Sebagai saksi ahli

Peran Tenaga Membantu dalam mendeteksi adanya kemungkinan tindak pidana pada
Kesehatan Lain kasus medik yang ditangani
Dalam Proses
Penegakan Membantu melakukan pemeriksaan pada korban / tersangka
Hukum:
Menjadi saksi atas tindak pidana yang berkaitan dengan masalah kesehatan

Merawat pasien baik sebagai korban / pelaku tindak pidana

Dukungan diberikan dengan azas: ilmiah, obyektif, imparsialitas


STANDAR PELAYANAN OPERASIONAL (SPO)
UNTUK REHABILITASI KESEHATAN

Pelayanan Dasar Pelayanan Tk Rujukan


• Mengidentifikasi dan tatalaksana
• Dapat diakses 24 jam
korban
• Dilakukan secara komprehensif
• Sosialisasi pencegahan dan
(medis, psikososial dan medikolegal)
penanganan

• Kerja sama jejaring


• Sesuai standar
• Semua tindakan terdokumentasi

24
PELAKSANAAN DI TINGKAT DASAR/PUSKESMAS

o Pencegahan KtPA melalu kegiatan-kegiatan terkait seperti


UKS, PKPR, Buku KIA, kespro catin, program lansia, dll
o Mampu mendeteksi dini kasus kekerasan terhadap
perempuan dan anak yang terintegrasi dengan program
dan layanan terkait lainnya, seperti PKPR, MTBS,
imunisasi, KIA, HIV AIDS dll
o Memberikan pelayanan kasus KtPA sesuai dengan
kewenangan dan kompetensinya
o Bekerjasama dengan jejaring terkait dalam penanganan
kasus KtPA
o Pencatatan dan pelaporan
JUMLAH PUSKESMAS MAMPU KTP/A
(MEMILIKI TENAGA TERLATIH KTP/A)
DI JAWA BARAT TAHUN 2023 (158 PUSKESMAS)
45

40 39
38

35

30

25
25

20

15
15
11
10 9

5 4
3
2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0
0
SI I I I T SI
A O
K
O
R
U
M O
N
O
N
O
R
N
G YA N
G
U
R
M
IS YU N
G TA N
G AN A H YA J AR U
M N
G U AN KA A AT
K P G B B B G A L A U J IA A A AR A R M L A N B U R G G K A R
E E E N B A I A N
BE D BO KA IR IR BO ED A D IA C AM SU AK AW D C A
BA KA
D G IN E BE B
TA TA A U C C M IKM B AN C D
R W R A N T A IKM A U B AN U
N
AL N
G
T S U A S K J
KO KO KO TA TA S S
TA IN R K G KO
S T A U
O K O TA O PU AN TA KO M N
D
K P A
K T BA
KO

Sumber: data laporan program per 20 Juni 2023


PELAKSANAAN DI TINGKAT RUJUKAN/RS

 Pelayanan medis dan dukungan untuk mengurangi dampak dan mencegah cedera lebih
lanjut, penderitaan dan ancaman bahaya
 Pelayanan komprehensif (promotif, preventif, kuratif) dan mampu menjawab kebutuhan
korban baik perempuan maupun anak (medis, psikososial, medikolegal)
 Pelayanan yang melibatkan multidisiplin dan dilakukan satu atap
 Tersedia 24 jam, berkualitas, pelayanan sesuai standar, dengan sarana dan prasarana yang
memadai
 Semua tindakan terdokumentasi dengan baik
 Sistem monitoring evaluasi

27
JUMLAH RS YANG MEMILIKI PPT (PUSAT PELAYANAN TERPADU)
/PKT (PUSAT KRISIS TERPADU) DI AJWA BARAT TAHUN 2023 (14 RS)
3

0
K I A I I I A T A I
O
N
O O
R M U
R
Y M O
N S H Y N
G U IS A
N
K
A
N
G Y
U
N
G T N
G S A
T
A
N
O
R
N
G
A
R
U A U A A M A
E
B
E
P G B N
J L B E
B K
IM LA U A
R
IA
G
N
G A
M
A
B
A A
R A K A
R
A
R G U N
J
O A
IA A A E A D IN D K W E B O D A
IR
A
D B
U
K
C M
U
K IR
A
B
A
C M A
N G C N LE M
E
R
A
S
U A R
A B
G N
D B
A
N B
C IK C IK U
T S S S A T T S
B K JA U D
R
W A N A
T
A B A
O A A T O O A A S IN U K U N
G
O A O
T
K T T O K K T M P D A K T K
O K A N P O
K T A K
B
O
K

Sumber: data laporan program per 20 Juni 2023


FASILITAS KTP/A DI TINGKAT PEMDA PROVINSI JAWA BARAT

• UPTD PPA Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di Jl. L.L.R.E Martadinata No 2, Babakan Ciamis,
Sumur Bandung, Kota Bandung, Kantor pelayanan, rumah aman dan mobil perlindungan

• Rumah Sakit UPTD Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang dapat melayani korban dengan
pemanfaatan pembiayaan melalui APBD yang diatur dalam Peratuaran Gubernur Jawa Barat :

No UPTD Alamat
1 RSUD Al Ihsan Kab. Bandung
2 RS Jiwa Cisarua Kab. Bandung Barat
3 RS Paru Sidawangi Kab. Cirebon
4 RS Pameungpeuk Kab. Garut
5 RS Jampang Kulon Kab. Sukabumi
6 RSUD Kesehatan Kerja Kab. Bandung
HARAPAN
• Semua Puskesmas mampu tatalaksana kekerasan terhadap perempuan dan
anak, dan minimal 1 RS yang memiliki PPT/PKT di tiap kabupaten/kota
• Peningkatan kapasitas pemberi layanan (kesehatan dan non kesehatan) dalam
pencegahan dan penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
• Penguatan rujukan medis dalam tatalaksana kekerasan seksual/korban
perkosaan
• Jaminan keamanan bagi petugas kesehatan yang memberikan informasi
dugaan kasus kekerasan terhadap anak dan TPKS
• Penguatan koordinasi lintas sektor dalam upaya pencegahan, penanganan,
dan pemulihan bagi korban kekerasan terhadap perempuan dan anak
S A L A M S E H AT

TERIMA KASIH
Poin Penting UU TPKS Terkait Kesehatan (1)

Bab II Pasal 17
(1) Selain dijatuhi pidana, pelaku Tindak
Pidana Kekerasan Seksual dapat dikenakan Penyiapan fasilitas pelayanan
tindakan berupa Rehabilitasi.
(2) Rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada kesehatan yang mampu
ayat (1) meliputi: tatalaksana terhadap
a. Rehabilitasi medis; dan kekekerasan perempuan dan
b. Rehabilitasi sosial.
(3) Pelaksanaan Rehabilitasi sebagaimana anak (KtPA) dan tenaga
dimaksud pada ayat (2) dilakukan di bawah kesehatan yang mampu
koordinasi jaksa dan pengawasan secara melakukan tatalaksana
berkala oleh menteri yang
rehabilitasi medis bagi pelaku
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang sosial dan menteri yang TPKS
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan.
Poin Penting UU TPKS Terkait Kesehatan (2)

Bab IV Pasal 25
(4) Keterangan Saksi dan/ atau Korban Penyandang
Disabilitas mempunyai kekuatan hukum yang sama
dengan keterangan Saksi dan/ atau Korban yang
Penyiapan fasilitas
bukan Penyandang Disabilitas.
(5) Keterangan Saksi dan/ atau Korban sebagaimana pelayanan kesehatan
dimaksud pada ayat (a) wajib didukung dengan yang mampu
penilaian personal sebagaimana diatur dalam melaksanakan penilaian
peraturan perundang-undangan mengenai
akomodasi yang layak untuk Penyandang Disabilitas personal bagi
dalam proses peradilan. Penyandang
Disabilitas sebagai
Penjelasan:
Yang dimaksud dengan "penilaian personal" adalah upaya saksi atau korban
untuk menilai ragam:, tingkat, hambatan, dan kebutuhan
Penyandang Disabilitas, baik secara medis maupun psikis
untuk menentukan akomodasi yang layak.
Poin Penting UU TPKS Terkait Kesehatan (3)

Bab IV Tenaga kesehatan


Bagian Ketiga sebagai pendamping
Pendampingan Korban dan Saksi Korban yang memiliki
kompetensi tentang
Pasal 26
(1) Korban dapat didampingi oleh Pendamping pada semua tingkat Penanganan Korban yang
pemeriksaan dalam proses peradilan. berperspektif hak asasi
(2) Pendamping Korban meliputi: manusia dan sensitivitas
a. petugas LPSK;
b. petugas UPTD PPA; gender; telah mengikuti
c. tenaga kesehatan; ………… pelatihan penanganan
(3) Pendamping Korban harus memenuhi syarat: perkara Tindak Pidana
a. memiliki kompetensi tentang Penanganan Korban yang
berperspektif hak asasi manusia dan sensitivitas gender; dan Kekerasan Seksual,
b. telah mengikuti pelatihan penanganan perkara Tindak Pidana diutamakan berjenis
Kekerasan Seksual. kelamin sama dengan
(4) Pendamping diutamakan berjenis kelamin sama dengan Korban.
Korban
Poin Penting UU TPKS Terkait Kesehatan (4)

Bab IV
Tenaga kesehatan wajib
Bagian Kelima
Pasal 39 memberikan informasi kepada
UPTD PPA, unit pelaksana
(2) Tenaga medis atau tenaga teknis dan unit pelaksana teknis
kesehatan wajib menginformasikan daerah di bidang sosial,
kepada UPTD PPA, unit pelaksana teknis
Lembaga Penyedia Layanan
dan unit pelaksana teknis daerah di
bidang sosial, Lembaga Penyedia Berbasis Masyarakat, dan/atau
Layanan Berbasis Masyarakat, dan/atau kepolisian jika menemukan
kepolisian jika menemukan adanya adanya dugaan terjadinya
dugaan terjadinya Tindak Pidana TPKS.
Kekerasan Seksual.
Poin Penting UU TPKS Terkait Kesehatan (5)
Bab V
Bagian Kedua
Hak Korban Penyiapan fasilitas
Pasal 68 pelayanan kesehatan
(1) Hak Korban atas Penanganan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 yang mampu tatalaksana
ayat (1) huruf a meliputi:
d. hak atas penguatan psikologis; terhadap kekekerasan
e. hak atas pelayanan kesehatan meliputi pemeriksaan, tindakan, perempuan dan anak
dan perawatan medis; ……… (KtPA) dan tenaga
Pasal 70
kesehatan yang mampu
(1) Hak Korban atas Pemulihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67
ayat (1) huruf c meliputi: melakukan tatalaksana
a. Rehabilitasi medis; pelayanan kesehatan yang
b. Rehabilitasi mental dan sosial; ………
komprehensif
(2) Pemulihan sebelum dan selama proses peradilan meliputi:
a. penyediaan layanan kesehatan untuk Pemulihan fisik; (penanganan, pemulihan)
b. penguatan psikologis; .…… bagi korban TPKS
(3) Pemulihan setelah proses peradilan meliputi:
a. pemantauan, pemeriksaan, serta pelayanan kesehatan fisik dan
psikologis Korban secara berkala dan berkelanjutan;
Poin Penting UU TPKS Terkait Kesehatan (6)

Penyediaan layanan
jaminan kesehatan
Bab V
sesuai dengan kebutuhan
Bagian Kedua
Hak Korban berdasarkan penilaian
Pasal 70 tim terpadu:
(3) Pemulihan setelah proses peradilan meliputi: 1. Membentuk tim
a. pemantauan, pemeriksaan, serta pelayanan kesehatan fisik
terpadu terdiri dari
dan psikologis Korban secara berkala dan berkelanjutan;
b. ……. KemenPPA,
e. penyediaan layanan jaminan sosial berupa jaminan kesehatan Kemensos, Kemenkes
dan bantuan sosial lainnya sesuai dengan kebutuhan 2. Merumuskan kriteria
berdasarkan penilaian tim terpadu;
kelayakan penerima
jaminan kesehatan
3. Menyediakan jaminan
kesehatan
Poin Penting UU TPKS Terkait Kesehatan (7)
Bab VI
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Perlindungan Kementerian Kesehatan
Perempuan dan Anak di Pusat dan Daerah sebagai penyelenggara
Pasal 72
pelayanan terpadu di
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menyelenggarakan Pelayanan Terpadu tingkat pusat yang
dalam Penanganan, Pelindungan, dan Pemulihan. dikoordinasikan oleh Menteri
Pasal 73
PPPA
(1) Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu di pusat dikoordinasikan oleh Menteri.  Rencana penyiapan
(2) Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penyelenggaraan pelayanan
melibatkan:
a. kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
terpadu di kantor KemenPPA
kesehatan; sebagai rujukan akhir Korban
b. kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang yang memerlukan koordinasi
sosial;
tingkat nasional, lintas
………
Pasal 74 provinsi, dan internasional
Menteri menyelenggarakan Pelayanan Terpadu yang meliputi: termasuk Anak yang
a. penyediaan layanan bagi Korban yang memerlukan koordinasi tingkat
memerlukan perlindungan
nasional, lintas provinsi, dan internasional; dan
b. penyediaan layanan bagi Anak yang memerlukan Pelindungan khusus yang khusus
memerlukan koordinasi tingkat nasional dan internasional.
Poin Penting UU TPKS Terkait Kesehatan (8)
Bab VI
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Perlindungan
Perempuan dan Anak di Pusat dan Daerah
Penyelenggaraan
Pasal 76
Pelayanan Terpadu
(1) Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 di
daerah dilakukan oleh satuan kerja yang urusan pemerintahan di bidang Perlindungan Perempuan
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. dan Anak di Daerah
(2) Pemerintah Daerah provinsi dan kabupaten / kota wajib membentuk UPTD PPA yang
menyelenggarakan Penanganan, Pelindungan, dan Pemulihan Korban, Keluarga bekerjasama dengan
Korban, dan/ atau Saksi. fasilitas layanan kesehatan
(3) Dalam menyelenggarakan Penanganan, Pelindungan, dan Pemulihan Korban, UPTD
PPA bertugas: dalam memfasilitasi
a. menerima laporan atau penjangkauan Korban; pemberian layanan
b. memberikan informasi tentang Hak Korban;
c. memfasilitasi pemberian layanan kesehatan; kesehatan bagi korban
d. memfasilitasi pemberian layanan penguatan
psikologis;  Pelayanan satu
………………… pintu/satu atap/terpadu (??)
Pasal 77
UPTD PPA dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dapat bekerja sama dengan:
a. pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan fasilitas layanan kesehatan lainnya;
…………….

You might also like