You are on page 1of 42

MATERI INTI 2

DETEKSI DINI KORBAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK


TERMASUK TPPO

DIREKTORAT KESEHATAN USIA PRODUKTIF


DAN LANJUT USIA

Refresher Training Fasilitator


Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (KtP/A)
dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)
2023
TUJUAN PEMBELAJARAN

UMUM
• Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan deteksi dini terhadap korban
kekerasan perempuan dan anak

KHUSUS
• Setelah selesai mengikuti pelatihan ini, peserta mampu:
1. Melakukan skrining kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
2. Melakukan penggalian informasi kekerasan terhadap perempuan dan anak
POKOK BAHASAN

1. Skrining kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak

2. Penggalian informasi kekerasan terhadap perempuan dan anak

• Faktor risiko kekerasan terhadap perempuan dan anak termasuk TPPO

• Cara menggali informasi kekerasan terhadap perempuan dan anak


upaya yang dilakukan
untuk mengetahui sedini
mungkin apakah
seseorang (perempuan
DETEKSI atau anak) termasuk
DINI korban kekerasan, agar
segera dapat dilakukan
tindakan yang tepat
untuk menolong korban

• SKRINING
• PENGGALIAN
INFORMASI
POKOK BAHASAN 1:
SKRINING KASUS KEKERASAN TERHADAP
PEREMPUAN DAN ANAK
RADAR
Recognize KENALI kemungkinan kekerasan

TANYA secara langsung kemungkinan adanya


Ask & Listen
kekerasan dan DENGARKAN dengan empati

DISKUSIKAN berbagai PILIHAN yang bisa


Discuss options diambil oleh korban, termasuk soal
pelaporan

NILAI kemungkinan adanya BAHAYA dengan


Asses Danger
diketahuinya kasus kekerasan tersebut

Refer to other group that RUJUK ke lembaga yang bisa membantu


could provide assistance lebih jauh
FENOMENA TINDAK KEKERASAN
TERHADAP PEREMPUAN DEWASA

• Korban tidak memiliki pilihan lain dalam kehidupannya, secara


ekonomi dirinya sangat tergantung pada pelaku
• Dirinya memiliki hubungan yang bersifat traumatik dgn pria
(kesetiaan, tertuduh sbg pengacau, ketidakberdayaan yg
dipelajari)
• Karakteristik perempuan yang menyebabkan dirinya mengalami
KDRT
• Alasan keutuhan keluarga
• Memiliki suatu harapan bahwa pelaku akan berubah.
MITOS-MITOS

• Hanya sedikit terjadi pada pasangan yang menikah 


• Hanya pada kelompok masyarakat sosial ekonomi rendah
• Kaum perempuan memprovokasi tindak kekerasan
• Penggunaan alkohol dan obat-obatan
• Kaum perempuan teraniaya dapat terlepas dari hub dgn/dapat
terhindar dari perilaku kasar jika mereka menginginkannya
• Penganiayaan pada perempuan yang teraniaya tidak dapat
diubah
• Kaum laki-laki penganiaya bukan orang terpelajar & tidak memiliki
mekanisme pertahanan diri yang kuat
KARAKTERISTIK KORBAN PEREMPUAN DEWASA
• Ketidaknyamanan terlihat saat membicarakan • Adanya keluhan subyektif namun tidak ditemukan
hubungan dalam rumah tangga kelainan pada pemeriksaan fisiknya (keluhan somatik)
• Jika ada kehadiran pasangan (pasangan ikut • Adanya gejala post traumatic syndrome disorder
menemani dalam ruang periksa dan (PTSD)
menguasai/mendominasi wawancara, dan tidak • Bisa ditemukan adanya reaksi konversi (Histerical
akan meninggalkan korban dengan petugas
Convertion/Reaction) yaitu kejang yang diakibatkan
kesehatan, korban biasanya hanya diam/sedikit
bukan karena adanya gangguan fungsi organ.
bicara
• Adanya jeda antara sebuah luka/memar dan datang ke
• Korban berkali-kali datang meminta bantuan
puskesmas untuk mencari bantuan
kesehatan ke RS atau Puskesmas dengan keluhan
yang tidak jelas • Luka/memar di kepala, leher, dada, payudara, daerah
di bawah perut atau daerah alat kemaluan
• Korban mengeluh masalah kesehatan yang
diasosiasikan dengan kekerasan • Adanya luka/memar di beberapa tempat sekaligus
dalam kondisi kesembuhan yang bervariasi
• Luka atau memar yang tidak dapat dijelaskan
dengan baik dan tidak konsisten dengan latar
belakang kejadian
KORBAN PEREMPUAN DEWASA

• Skrining kasus kekerasan


terhadap perempuan dapat
dilakukan dengan
menggunakan form Woman
Abuse Screening
Tools/WAST (WAST), namun
tidak direkomendasikan
dilakukan secara rutin pada
setiap perempuan
FORMULIR SKRINING KEKERASAN PADA PEREMPUAN
(WOMAN ABUSE SCREENING TOOLS/WAST)

No. Responden :

Umur :

Tempat wawancara :

Berilah tanda cek (√) di depan jawaban yang sesuai dengan kondisi Ibu

1. Secara umum, bagaimana Ibu menggambarkan hubungan Ibu dengan

pasangan?

Penuh ketegangan Agak ada ketegangan

Tanpa ketegangan

2. Apakah Ibu dan pasangan Ibu mengatasi pertengkaran mulut dengan

Sangat kesulitan Agak kesulitan Tanpa

kesulitan

3. Apakah pertengkaran mulut mengakibatkan Ibu merasa direndahkan atau

merasa tidak nyaman dengan diri sendiri?

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

4. Apakah pertengkaran mulut mengakibatkan pasangan Ibu memukul,

menendang, atau mendorong?

Sering Kadang-kadang Tidak pernah


SKRINING FOR DOMESTIC VIOLENCE:
SAFE TECHNIQUE

• Inquire about Stress and Safety


• Ask if she is Afraid or Abused
• Inquire about Friends and Family
• Inquire about an Emergency Plan
KARAKTERISTIK KORBAN ANAK DAN REMAJA
• Sama dengan korban orang dewasa, ditambah dengan:
TANDA-TANDA KEMUNGKINAN TERJADINYA
EMOTIONAL ABUSE PADA ANAK
TANDA-TANDA KEMUNGKINAN TERJADINYA
PENELANTARAN (NEGLECT) PADA ANAK
KECURIGAAN ADANYA TANDA KEKERASAN
FISIK SEKSUAL PSIKIS

• Memar dan bilur • Adanya gejala/penyakit infeksi • Takut berlebihan


• Luka lecet dan luka robek menular seksual (IMS) • Siaga berlebihan
• Infeksi vagina rekuren pada anak <
• Patah tulang • Panik
12 tahun
• Luka bakar • Perubahan sikap dari periang
• Nyeri/perdarahan/secret dari
• Cedera pada kepala menjadi pendiam
vagina
• Lain-lain: • Kemunduran perkembangan
• Nyeri /Gangguan pengendalian
• Misalnya: dislokasi pada sendi bahu ( misal; kembali ngompol)
BAB dan BAK
atau pinggul dan tanda-tanda luka
yang berulang • Cedera pada buah dada, bokong,
perut bagian bawah, paha, sekitar
alat kelamin atau dubur
• Pakaian dalam robek atau bercak
darah dalam pakaian dalam
• Ditemukan cairan mani di sekitar
mulut, genital,anus atau pakaian
SKRINING KEKERASAN SEKSUAL ANAK
LATIHAN KASUS
POKOK BAHASAN 2:
CARA PENGGALIAN INFORMASI KEKERASAN
TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK
FAKTOR RISIKO/PENCETUS TINDAK KEKERASAN
TERHADAP PEREMPUAN

• Ketimpangan ekonomi antara perempuan dan laki-laki


• Penggunaan kekerasan sbg jalan penyelesaian konflik
• Otoritas dan kontrol laki-laki dlm pengambilan keputusan
• Hambatan-hambatan perempuan utk meninggalkan setting
keluarga
• Media sosial atau Media lainnya
FAKTOR RISIKO KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DEWASA

• Faktor Individu: pernah mengalami kekerasan pada masa anak-anak,


menyaksikan KDRT
• Faktor hubungan atau interaksi dengan pasangan: konflik dalam
perkawinan, tingginya kendali lelaki
• Faktor lingkungan kecil: kurangnya dukungan sosial dari lingkungan,
pengisolasian perempuan
• Faktor masyarakat luas: pemaksaan konsep gender, budaya permisif
hukuman fisik bagi anak dan perempuan
FAKTOR RISIKO KEKERASAN TERHADAP ANAK

• Faktor masyarakat atau sosial: kemiskinan, kriminalitas yang tinggi,


layanan sosial yang rendah, stress pada pengasuh anak, budaya
pola asuh anak dan hukuman badan pada anak
• Faktor orang tua atau situasi keluarga: orangtua yang masih remaja,
riwayat orangtua mendapatkan kekerasan, KDRT, anak yang
banyak, kehamilan tidak diinginkan, dll
• Faktor anak: anak dengan disabilitas atau dengan masalah
perilaku/emosi, BBLR karena kecenderungan terjadinya gangguan
pertumbuhan dan perkembangan
BEBERAPA HAL YANG HARUS DICERMATI PADA
KORBAN ANAK:
• Riwayat kecelakaan, namun, tidak cocok dengan jenis atau beratnya trauma. Misalnya
distribusi atau jenis lesi tidak sesuai dengan riwayat kejadian yang diceritakan atau
riwayat kejadian menyatakan trauma ringan tetapi dijumpai trauma yang berat.
• Riwayat bagaimana kecelakaan terjadi tidak jelas atau pengasuh (orangtua) tidak tahu
bagaimana terjadinya kecelakaan.

• Riwayat kecelakaan berubah-ubah ketika. diceritakan kepada petugas kesehatan yang


berlainan.

• Orangtua jika ditanya secara terpisah memberi keterangan yang saling bertentangan.

• Riwayat yang tidak masuk akal. Anak dikatakan mengerjakan sesuatu yang tidak mugkin
untuk tahap perkembangannya. Misalnya, anak dikatakan terjatuh ketika memanjat,
padahal duduk pun belum bisa.
OBSERVASI PADA TANDA-TANDA DUGAAN
KEKERASAN TERHADAP ANAK
FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEKERASAN TERHADAP ANAK
FAKTOR RISIKO TINDAK PIDANA
PERDAGANGAN ORANG

Orang-orang yang rentan menjadi target TPPO adalah:


BERIKAN CONTOH DARI PENGALAMAN PARA PESERTA
MELIHAT DAN MENDENGAR DARI LINGKUNGAN
SEKITAR (DISKUSI DENGAN PESERTA)
PERHATIKAN PERILAKU DAN EMOSI ANAK SEBAGAI
DAMPAK KEKERASAN

Kelompok Usia Reaksi

2-5 Tahun sangat takut terhadap hal-hal nyata dan/atau terhadap hal-hal yang dibayangkannya.
memberikan reaksi yang berlebihan terhadap semua hal yang mengingatkan mereka pada
pengalaman yang menimbulkan stres tersebut
Perilaku dan reaksi emosi yang harus diamati:
a. Cemas perpisahan,
b. Perilaku regresif, kembali ke tahap perkembangan yang lebih awal,
c. Kehilangan kemampuan lain yang baru dicapainya,
d. Mimpi buruk dan mengigau.
PERHATIKAN PERILAKU DAN EMOSI ANAK SEBAGAI
DAMPAK KEKERASAN
Kelompok
Reaksi
Usia
6-12 tahun • Mampu mengingat kejadian dengan benar dan dapat memahami makna peristiwa
yang telah menimpa mereka
• Berkhayal bahwa mereka mampu menghadapi kejadian buruk
• Setelah melewati pengalaman yang sangat mencekam, anak-anak menjadi
ketakutan terhadap lingkungan sekitarnya dan terhadap orang lain

Perilaku dan reaksi emosi yang harus diamati:


a. Kesulitan belajar, sulit konsentrasi dan kegelisahan
b. Cemas pasca trauma
c. Agresif
d. Depresi
e. Sulit tidur
f. Bertingkah laku seperti anak yang lebih kecil
PERHATIKAN PERILAKU DAN EMOSI ANAK SEBAGAI
DAMPAK KEKERASAN

Kelompok
Reaksi
Usia
13-18 tahun • Lebih mudah terpengaruh oleh kejadian yang penuh stres
• Umumnya tidak mengatasi stres dengan cara berimajinasi atau bermain. Mereka
sudah lebih mampu menceritakan kejadian yang telah menimpa mereka.
Perilaku dan reaksi emosi yang harus diamati:
a. Merusak diri sendiri,
b. Keluhan fisik yang tidak jelas penyebabnya, kecemasan yang terus menerus
serta kegugupan.
CARA PENGGALIAN INFORMASI (UMUM)

Awali dengan:
1. Membina hubungan baik dan kepercayaan (trust) dari korban untuk
menjawab pertanyaan yang kita diajukan
2. Menjaga privasi dan kerahasiaan
3. Memberi rasa aman dan nyaman
PENGGALIAN INFORMASI KEKERASAN PADA PEREMPUAN

• Jangan mengungkapkan adanya isu kekerasan terlebih dulu sebelum ada


trust, kecuali perempuan itu dalam keadaan sendiri, dan tidak ditemani
oleh orang/perempuan lain.
• Apabila petugas bertanya tentang kekerasan yang dialaminya, lakukan
dengan empati dan sikap tidak menghakimi.
• Gunakan Bahasa yang sesuai dengan budaya setempat. Beberapa
perempuan tidak suka dengan kata-kata kekerasan atau penyalahgunaan.
Sangat penting untuk menggunakan istilah yang biasa dia pakai sehari-
hari.
PENGGALIAN INFORMASI KEKERASAN PADA ANAK

Tips wawancara pada anak


1. Tanyakan pertanyaan terbuka dan konkrit yang saling berkaitan, misalnya
• Apa yang kamu rasakan?
• Apa yang kamu lihat?
• Apa yang kamu cium (Kamu membaui apa)?

2. Ketika melakukan wawancara usahakan untuk membantu anak agar ia mampu


mengingat suatu kejadian
3. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak, jangan gunakan bahasa yang
jarang digunakan atau tidak populer
4. Gunakan nama panggilan daripada nama resminya
5. Jika perlu dapat digunakan pertanyaan tertutup
FIRST LINE SUPPORT

Dengarkan, biarkan penyintas/korban bercerita dengan kata-katanya


Listen sendiri mengenai apa yang terjadi dengan dirinya

Tanyakan Lakukan assessment dan berikan respon pada kebutuhan

Inquire segera dan pahami kekhawatirannya – emosional, fisik, sosial, dan


praktis
Tunjukkan bahwa anda paham dan percaya pada penyintas / korban.
Validate Yakinkan penyintas/korban bahwa ia tidak dipersalahkan dan telah melakukan tindakan
yang tepat untuk meminta pertolongan

Enhance Rencanakan bersama tindakan keselamatan untuk melindungi


penyintas/korban dari kemungkinan terulangnya lagi kekerasan
Safety
Berikan dukungan kepada penyintas / korban melalui pemberian
Support informasi, layanan dan rujukan
RANGKUMAN
• Deteksi dini pada kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak termasuk
TPPO dapat dilakukan dengan skrining kasus KtP/A dan menggali informasi
terhadap kecurigaan kasus KtP/A.
• Pada tahap skrining, tenaga kesehatan harus mampu untuk mengenali
tanda-tanda kekerasan pada korban dewasa dan anak, termasuk eksploitasi
seksual.
• Tahap menggali informasi pada kasus KtP/A dilakukan dengan mengetahui
faktor-faktor risiko KtP/A termasuk TPPO serta dampaknya.
PEMUTARAN VIDEO
BERMAIN PERAN
KUIS SORE
https://
forms.office.com/r/
eKKnYcaXCg
TERIMA KASIH

You might also like