You are on page 1of 23

MONITORING &Trouble shooting

mechanical ventilation

Ns. AGUS HARYANTO, S Kep

HIMPUNAN PERAWAT CRITICAL CARE INDONESIA


WORKSHOP BASIC MECHANICAL VENTILATION
HIPERCCI NUSA TENGGARA BARAT (NTB)
22 JULI 2023
CV
Personal Data
Nama : Ns. Agus Haryanto, S Kep, SH
TTL : Bekasi, August 9th 1977
Alamat : Perwira Kec. Bekasi Utara , Kota Bekasi
e-Mail : haryantoagus121@yahoo.com
Riwayat Pendidikan
- Akper RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, tahun 1998
- Sarjana Keperawatan & Ners, STIKes Kesosi, 2006
- Sarjana Hukum, Universitas Bhayangkara, 2016
Institusi : RS Rawa Lumbu Bekasi
Organisasi : HIPERCCI (Ketua PP Hipercci)
Others :
- Tim Trainer/Fasilitator Pelatihan Hipercci
- Asesor Kompetensi ICU LSP Nakes Kemkes RI
- Tim Trainer/Fasilitator Satgas Covid Nasional
• Ventilator troubleshooting is the
process of identifying and solving a

DEFINISI
problem that occurs in the patient-
ventilator connection.
• This is important because, when a
problem occurs, it can cause the
patient to experience discomfort, or
even put their life at risk.
• Respiratory distress
• Ventilator alarms
• System leaks
• Circuit disconnection
various
• Inadequate oxygenation
problems • Patient-ventilator asynchrony
mechanical • Artificial airway problems
ventilation : • Secretion buildup
• Auto-PEEP
• Accidental extubation
Respiratory Distress

Respiratory distress, This includes:


• Tachypnea
• Tachycardia
• Nasal flaring
• Diaphoresis
• Paradoxical thoracic movement
• Arrhythmias
• Dyspnea on exertion
• Accessory muscle usage while breathing
• Pursed-lip breathing
• Absent cough
Ventilator Alarms

There are several different types of alarms that may sound


whenever a problem arises, including:
• High pressure
• Low pressure
• Low volume
• High frequency
• Apnea
• High PEEP
• Low PEEP
System Leaks

Some signs of a leak during mechanical


ventilation include:
• Low pressure alarm
• Low volume alarm
• Low minute ventilation alarm
• Abnormal ventilator graphics
Inadequate Oxygenation
• If the patient is not receiving enough oxygen, the low-SpO2 alarm will sound.
In this case, an arterial blood gas (ABG) should be analyzed to confirm that
hypoxemia is present. Then you can adjust the FiO2 or PEEP settings
accordingly, depending on the patient’s needs.
• This is when the patient’s SpO2 doesn’t increase despite a high FiO2 setting.
This is often a sign of acute respiratory distress syndrome (ARDS) and
requires treatment with high levels of PEEP.
Patient-Ventilator Asynchrony
• Ventilator dyssynchrony, This increases the work of breathing and makes it
more difficult for the patient to breathe comfortably on the ventilator.
• Correcting ventilator dyssynchrony depends on the specific cause of the problem. It
usually involves inappropriate ventilator settings; therefore, making proper adjustments
is the best treatment method.
• For example, you may need to adjust the flow, sensitivity, or inspiratory time.
Or, you may consider using a different ventilator mode. The less control the
ventilator has on the patient’s respiratory pattern, the less likely they will
experience dyssynchrony.
Artificial Airway Problems

• Disconnection
• Cuff leak
• Obstruction
• Incorrect placement
• Malfunctioning valve
• Tube kinking
• Tube biting
Trouble shooting on mechanical ventilation
Nursing consideration
1. Low volume (Low TV/MV) / Low Pressure

Penyebab : Tindakan :
1. Balon/cuff kempes 1. Balon/cuff diisi udara
karena bocor, bocor dari (cuff 20 - 30 mmhg),
tempat pengisian udara, Tutup ujung/port tempat
pengisian udara

2. Letak selang ETT tidak 2. Reposisi jika letak ETT


tepat tidak tepat
3. Lepas sambungan 3. Sambungkan dan
selang, kencangkan jika ada
selang lepas
4. Pecah pada humidifier 4. Ganti humidifier jika
pecah
2. High Volume (High VY/MV) / High Pressure

Penyebab : Tindakan :
1) Kaji letak ETT dan jika
1. Adanya tahanan jalan napas perlu suction. Jika ETT
( sekresi yang banyak, selang / digigit jelaskan maksud
ETT tertekuk atau tergigit, pemakaian ventilator, jika
bronchospasme, complain paru perlu pakai bite block.Jika
menurun) perlu m’ggunakan holder
2. ETT masuk ke bronchus kanan, 2) Auskultasi dan kolaborasi
jika ada penurunan suara
3. Peningkatan tekanan abdomen, napas dan jika perlu
kontraksi abdomen saat batuk lakukan pemeriksaan foto
atau pernapasan yang kuat, thorax.
3) Atur posisi pasien yang
nyaman, Hindari
tertariknya selang saat
merubah posisi dan
Evaluasi pengembangan
balon yang optimal
3. Acidosis Respiratorik
Tindakan :
Penyebab : 1) Pertahankan PaCo2 dalam level
1. Frekwensi pernapasan normal dengan cara mengatur
kurang. frekwensi dan volume tydal
2. Pemberian kalori yang
2) Monitor efek terapi nutrisi
berlebihan
3. Volume tydal dari pasien 3) Pada mode pressure sesuaikan
kurang. dengan volume yang ingin
dicapai. Kaji adanya kebocoran
dan segera perbaiki
4. Alkalosis Respiratorik
Penyebab : Tindakan :
1. Peningkatan frekwensi 1) Bantu pasien menurunkan
pernapasan dan volume kecemasan dan rasa takut
Periksa fungsi ventilator
Karena : kecemasan,
Periksa kadar PaO2 /
kurang istirahat, tidak
saturasi
nyaman, nyeri, hipoksemia, 2) Pastikan tidal
Gangguan sistem syaraf. volume/minute volume
2. Seting frekwensi dan tidal tidak berlebihan, Jika
volume yang berlebihan. menggunakan pressure,
pastikan pressure tidak
berlebihan. Pertimbangkan
untuk mengganti mode
ventilator
5. Kadar PaO2 / SaO2 Rendah

Penyebab : Tindakan :
1. Adanya gangguan 1. Kolaborasi untuk memperbaiki
penyebabnya
ventilasi-perfusi
2. Kolaborasi setting FiO2 atau
2. Setting FiO2 tidak tepat PEEP
3. Adanya kebocoran 3. Kaji adanya kebocoran
4. ETT masuk bronchus 4. Evaluasi letak ETT dan
kanan kolaborasi untuk reposisi
6. Arythmia saat atau sesudah melakukan suction
Tindakan :
Penyebab : 1) Kaji kebutuhan suction
2) Gunakan prinsip 3A (aseptik,
atraumatik, acyanosis)
• Desaturasi, 3) Kaji hemodinamik saat dan
• Kontriksi bronchus sesudah suction
4) Pertimbangkan menggunakan
• Reaksi vasovagal closed suction
7. Sekresi kental Tindakan :
1) Pertahankan pemasukan dan
Penyebab : pengeluaran cairan, Monitor tekanan
1. Kurang cairan (dehidrasi), CVP, Maksimalkan status hidrasi
2. Infeksi 2) Observasi adanya perubahan
sputum; warna, jumlah dan
konsistensinya. Lakukan suction jika
3. Suhu humidifier di seting sekret banyak, jika perlu periksa
rendah, kultur
4. Terjadi kebocoran pada 3) Pertahankan suhu humidifier 36 –
humidifier. 37˚ C, Batas toleransi 34 – 37˚, C
dan periksa sensor temperature, isi
cairan humidifier secukupnya,
Buang air pada selang

4) Auscultasi suara napas, cek


kebocoran dan rapatkan
8. Peningkatan Respirasi Rate (RR)
Penyebab : Tindakan :
1. Pasien cemas/panas/nyeri dll • Bantu pasien menurunkan
kecemasan / rasa takut
2. Pasien kurang istirahat, • Periksa fungsi ventilator : triger?
3. Tidak nyaman • Periksa kadar PaO2 / saturasi
4. Hipoksemia/gangguan sistem syaraf. • Pastikan tidal volume/ minute
volume tidak berlebihan
5. Seting frekwensi & tidal VT >>
• Jika menggunakan pressure,
6. Sensitifitas/Triger terlalu sensitif pastikan pressure tidak
berlebihan.
• Pertimbangkan untuk mengganti
mode ventilator
9. VAP (Ventilator Associated Pneumonia)
 Tindakan :
Penyebab : 1)
2)
Lakukan standar precaution
Suction rongga mulut
3) Lakukan oral care/Hygiene.
• Kontaminasi silang 4) Cegah gastric reflux: elevasi kepala
• Akumulasi sekret di 35 – 45º
5) Pastikan ketepatan NGT
atas balon ETT 6) Ganti sirkuit ventilator jika kotor
• Rongga mulut kotor, dan malfungsi.
7) Buang cairan kondensasi, jangan
mikro aspirasi, memasukan ke humidifier
• Kebersihan alat dan 8) Ambulasi sedini mungkin pada
paska operasi
kurang mobilisasi
Setting Alarm
Yang Perlu Diperhatikan :
1. Jangan dimatikan/Mute
2. Perhatikan Volume Alarm
3. Lihat target : Volume/Presure, RR,
MV, Apnoe Beckup
4. Setting Alarm Batas atas & Bawah ±
10-20% (Lihat Fisiologis/ Nilai
Aman/Toleransi)
5. Bila Alarm bunyi segera respon 
cek yang bunyi apa lihat
klinis/penunjang  setting VM &
Mode telusuri sirkuitnya ATASI
segera
6. Tanyakan ke Teknisi makna dari
Setting Alarm bila terasa asing atau
belum jelas.
KESIMPULAN

• Sebagian besar pasien yang membutuhkan ventilasi mekanik, bertujuan untuk


mengatasi kondisi hipoksemia dan terjadi peningkatan kerja nafas (WOB)
• Ventilator dibuat dengan memperhatian safety pasien, dengan tersedianya
Alarm parameter dan sensor pada Ventilator.
• Perlunya memperhatikan seting Alarm dan mengidentifikasi dari tanda-tanda
alarm yang muncul.
• Penanganan pasien dengan Ventilasi Mekanik harus juga memperhatikan
tanda-tanda bahaya saat ventilator digunakan dan harus mengerti juga cara
mengatasinya / trouble shooting, sehingga tidak menimbulkan komplikasi dari
pengunaan ventilator.
TERIMA KASIH

WASALLAM

You might also like