You are on page 1of 55

PENGADAAN BARANG/JASA BLUD

RSD DAN REGULASINYA DARI


PERSPEKTIF PEMDA

AGUS MUNAWAR SHODIQ, SH


BIRO ADMINISTRASI PENGADAAN BARANG/JASA
SETDA PROVINSI JAWA TENGAH 1
Fungsi Pemerintahan :
1. Fungsi Kebijakan (Regulator)
2. Fungsi Pelayanan Publik (Public
Service)

Reformasi Keuangan Negara :


1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
3. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengeloaan Keuangan Negara
2
Penganggaran Berbasis
Kinerja

1. Biaya Masukan (input base) menjadi output


base
2. Kebutuhan dana semakin meningkat - sumber
dana terbatas
3. Mewiraswastakan Pemerintah (enterprising the
government)
4. BLUD bukan korporasi, memberi kontribusi
demi pelayanan yang lebih baik

3
TUJUAN PBJP Menghasilkan B/J yang tepat*`
untuk setiap uang yang dibelanjakan
*kualitas, kuantitas, waktu, biaya, lokasi dan penyedia.

Meningkatkan Penggunaan produk


dalam negeri
Meningkatkan Pengadaan
berkelanjutan
Meningkatkan Peran serta UMK
Mewujudkan Pemerataan
Tujuan dan Koperasi
ekonomi dan perluasan PBJ
kesemp`atan berusaha
Meningkatkan Peran pelaku usaha
nasional
Meningkatkan
Keikutsertaan industri
kreatif Mendukung pelaksanaan penelitian
dan pemanfaatan Barang/Jasa Hasil
Penelitian

4
Tujuan Pengadaan
Mendapatkan
Barang/Jasa yang
memberikan Best
Value for Money
bagi BLU/BLUD

INDIKATOR : MENDAPATKAN BEST VALUE FOR MONEY


1. Kualitas Barang/Jasa yang lebih baik
2. Tingkat Service Level (Kinerja/pelayanan) penyedia yang lebih baik (Tepat waktu, Lokasi & Pelayanan)
3. Waktu Proses (Procure to Pay) yang lebih pendek
4. Total Biaya Pembelian (TCO) / Life Cycle Costing (LCC) yang lebih rendah 3
KEBIJAKAN PBJP

2) Melaksanakan PBJ yang


1) Meningkatkan Kualitas
lebih transparan, terbuka
Perencanaan PBJ
dan kompetitif

3) Memperkuat kapasitas 4) Mengembangkan


kelembagaan & SDM PBJ E-marketplace PBJ

5) Menggunakan teknologi 6) Mendorong penggunaan


informasi dan komunikasi Barang/Jasa dalam
serta transaksi elektronik negeri & SNI
8) Mendorong pelaksanaan
7) Memberikan kesempatan
penelitian & industri
UMKM
kreatif
9) Melaksanakan Pengadaan
Berkelanjutan

6
PRINSIP PBJ

Efisien Efektif

Transparan Terbuka

Bersaing Adil

Akuntabel

7
ETIKA PENGADAAN DALAM PBJ

Tidak menerima, Tertib &


menawarkan/
menjanjikan Tanggung
Jawab

Menghindari dan Profesional,


mencegah Mandiri &
penyalah
gunaan Etika Menjaga
Rahasia
Pengadaan
wewenang

Menghindari
Tidak
dan Mencegah
Pemborosan saling
dan Kebocoran mem-
Uang Negara pengaruhi

Menghindari Menerima &


Conflict Of tanggung
Interest jawab

8
PERTENTANGAN KEPENTINGAN PIHAK YANG TERKAIT

Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti Pengurus/Manajer koperasi merangkap


pada suatu badan usaha, merangkap sebagai sebagai PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat
Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti Pengadaan pada pelaksanaan Pengadaan
pada badan usaha lain yang mengikuti Barang/Jasa di Kementerian/Lembaga/
Tender/Seleksi yang sama Perangkat Daerah

Konsultan perencana/pengawas dalam


Pekerjaan Konstruksi bertindak sebagai PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan
pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang baik langsung maupun tidak langsung
`
direncanakannya/diawasinya, kecuali dalam mengendalikan atau menjalankan badan
pelaksanaan pengadaan pekerjaan usaha Penyedia; dan/atau
terintegrasi

Beberapa badan usaha yang mengikuti


Tender/Seleksi yang sama, dikendalikan
Konsultan manajemen konstruksi berperan baik langsung maupun tidak langsung oleh
sebagai konsultan perencana pihak yang sama, dan/atau kepemilikan
sahamnya lebih dari 50% (lima puluh
persen) dikuasai oleh pemegang saham yang
sama

9
Filosofi Pengadaan
Dikecualikan dari Perpres 16/2018
Barang/Jasa : 1. PBJ pada BLU/BLUD
1. Tidak ada suatu Peraturan yang “Fit For ALL”
2. Jika dipaksakan menggunakan aturan Pengadaan 2. Tarif yang sudah dipulikasikan
Umum (Perpres 16/2018) maka akan terjadi kegagalan 3. Dilaksanakan sesuai praktis bisnis yang sudah
(market failure), tidak tercapai tujuan pengadaan mapan
4. Diatur dalam ketentuan Perundang-
undangan
lainnya

Sambutan Kepala LKPP dikeluarkannya Perpres 16/2018


“Peraturan Presiden tersebut menekankan bahwa BUMN/BUMD dan BLU (diberi
kewenangan) penuh untuk mengatur tata cara pengadaan sendiri yang lebih sesuai
dengan karakteristik lembaga. Fleksibilitas ini dalam rangka untuk meningkatkan efisiensi
dan efektifitas pengadaan di BUMN/BUMD dan BLU. Namun demikian, hendaknya
BUMN/BUMD dan BLU dalam menyusun tata cara pengadaannya tidak terjebak sekadar
mengubah batasan pengadaan langsung dan lelang dan secara substansi tidak memiliki
perbedaan yang signifikan dengan Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.”
10
KARAKTERISTIK
BLUD
Sistem yang Mempunyai fleksibilitas
diterapkan oleh dalam pola
satuan kerja pengelolaan keuangan
perangkat daerah sebagai pengecualian
atau unit satuan 01 04 dari ketentuan
kerja perangkat Pengelolaan Keuangan
daerah pada Daerah pada umumnya
satuan kerja
perangkat daerah

02 03

Memberikan Menjalankan praktik


pelayanan kepada bisnis yang sehat
masyarakat tanpa menerapkan
pencarian keuntungan

11
Tujuan Pembuatan Sistem Pengadaan
(Transformasi Pengadaan BLU/BLUD)
DARI SISI MATURITAS – MEMATANGKAN SISTEM
1. Tersedianya pedoman dan SOP Pengadaan sebagai bagian dari SISTEM PENGADAAN
1. BLU/BLUD yang dapat diterapkan sehingga tercapainya Tujuan Pengadaan yang
REGULASI
SELARAS/Sekaligus tercapai juga Tujuan BLU/BLUD.
2. Tersedianya Sistem IT yang dapat mendukung Pengadaan BLU/BLUD sehingga
Transformasi terwujud Pengadaan MODERN dengan indikator : Berbasis Digital, Mudah, Cepat
Sistem dan Terpercaya.
4. 2.
GCG Pengadaan SISTEM IT 3. Tersedianya Program Pengembangan SDM sehingga dapat mewujudkan
(Kenaikan transformasi praktek pengadaan dari pengadaan TRANSAKSIONAL dengan
Maturitas indikator : banyak paket, kontrak jangka pendek dan pembayaran lama menjadi
pengadaan STRATEGIC dengan indikator : Paket sedikit/konsolidasi, kontrak jangka
3. panjang dan Pembayaran cepat dan berkelanjutan.
ORGANISASI
& SDM 4. Tersedianya sistem yang PELAKU nya mengikuti sistem RACI, praktek best practice
pengadaan saat ini & mempraktekan GCG (Good Corporate Governances)
Pengadaan.
Ukuran Kinerja Pengadaan
DARI SISI MENERAPKAN SISTEM – MEMONITOR KINERJA
Dengan melakukan praktek Pengadaan STRATEGIC akan terjadi Peningkatan kinerja pengadaan
BEST VALUE (terutama terjadi pada efisiensi BIAYA) yang akan meningkatkan SISA ANGGARAN yang akan
FOR MONEY memberi dampak langsung bagi BLU/BLUD dan Karyawan. 12
PERBEDAAN ANTARA TRANSACTIONAL
PROCUREMENT & STRATEGIC PROCUREMENT
NO KETERANGAN INDIKATOR TRANSACTIONAL INDIKATOR STRATEGIC PROCUREMENT
PROCUREMENT
1 PERATURAN/ FOKUS Fokus pada Administrasi Pemilihan Fokus Pada Pencapaian Tujuan PBJ
2 TUJUAN Menjalankan kegiatan sesuai aturan Berkontribusi pada pencapaian target
organisasi
3 LINGKUP Perencanaan Serah Terima Terintegrasi perencanaan pembayaran (P2P)
4 ORGANISASI Adhoc / Tidak Tetap Permanan / Tetap
5 SDM Sambilan / Pekerjaan Sampingan Profesional Kompeten & Berintegrasi
6 SISTEM INFORMASI Otomasi Proses Pengadaan, terutama Digitalisasi proses pengadaan P2P dengan
Pemilihan kemampuan analitik (cognitive)
7 INDIKATOR PRAKTEK PBJ 1. Banyak Paket 1. Sedikit paket (Konsolidasi/Shared
2. Proses Panjang / Lama Service)
3. Proses Manual / sebagian elektronik 2. Proses Pendek/Cepat
4. Kontrak Jangka Pendek / Transaksional 3. Proses Integrated P2P /full digital
5. Pembayaran Lama 4. Kontrak Jangka Panjang / Strategik
5. Pembayaran Cepat (pakai e-payment)

13
PPK BLUD
 Diberikan fleksibitas keleluasaan menerapkan praktek
bisnis yang sehat
 Praktek bisnis yang sehat : penyelenggaraan fungsi
organisasi berdasar kaidah manajemen yang baik dalam
rangka memberikan pelayanan yang bermutu dan
berkesinambungan
 Fleksibilitas diberikan dalam rangka : pelaksanaan
anggaran termasuk pengeloaan kas, pengelolaan
pendapatan dan belanja dan pengadaan barang/jasa

14
Tren perkembangan e-procurement

1.Cognitive Procurement
2.Penerapan Teknologi Digital
3.Manajemen Suplly
4.Data Analize
5.Penurunan jumlah tenaga professional
6.Keamanan Cyber

15
Tantangan Pengadaan Barang/Jasa

 Nilai pengadaan yang semakin bertambah sejalan peningkatan Anggaran


BLU/BLUD
 Waktu pemrosesan pengadaan yang sangat panjang
 Proses pengadaan melibatkan banyak pihak dalam organisasi
 Tantangan dalam menjaga prinsip-prinsip pengadaan
 Pentingnya sinkronisasi kebijakan pengadaan dengan program kerja,
penganggaran, pembayaran dan pengelolaan aset

16
Pengadaan barang/jasa pada BLU/BLUD

 Pengaturan PBJ dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi,


 Dilaksanakan sesuai dengan best practice organisasi,
 Tidak sekedar hanya dengan menaikkan ambang batas belanja,
 Menjaga Prinsip dan Etika Pengadaan,
Contoh etika :
• Menghindari benturan kepentingan
• Menghindari praktik korupsi
• Gratifikasi, jamuan dan hadiah
• Kerahasian dan informasi
• Transparansi
17
DASAR HUKUM PENGADAAN
BARANG/JASA PADA BLUD

PP Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan


01 Keuangan Daerah

Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang


02 Badan Layanan Umum Daerah

Perpres No.12 Tahun 2021 tentang Perubahan


03 atas Perpres 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah

18
PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 12 TAHUN 2019

Pasal 211
Ketentuan lebih lanjut mengenai BLUD
diatur dalam Peraturan Menteri setelah
memperoleh pertimbangan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintah di
bidang keuangan

19
PERMENDAGRI NO. 79 TAHUN 2018
(PASAL 76)

Ayat (1) Ayat (2)

Pengadaan barang dan/atau jasa Pengadaan barang dan/atau jasa pada BLUD
pada BLUD yang bersumber yang bersumber dari:
1. Jasa layanan;
dari APBD dilaksanakan 2. Hibah tidak terikat;
berdasarkan ketentuan 3. Hasil kerja sama dengan pihak lain; dan
peraturan perundang-undangan 4. Lain-lain pendapatan BLUD yang sah,
mengenai pengadaan diberikan Fleksibilitas berupa pembebasan
barang/jasa pemerintah. sebagian atau seluruhnya dari ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai
pengadaan barang dan/atau jasa pemerintah.
20
PERMENDAGRI NO. 79 TAHUN 2018
(PASAL 77)

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan


barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud
dalam pasal 76 ayat (2) diatur dengan
Peraturan Kepala Daerah.

21
PERATURAN PRESIDEN NO. 12 TAHUN 2021
tentang Perubahan atas Perpres 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

• Pengadaan barang/jasa di lingkungan K/L/PD yang menggunakan


Ruang • anggaran belanja dari APBN/APBD.
• Pengadaan barang/jasa yang menggunakan anggaran belanja dari
Lingkup APBN/APBD termasuk pengadaan barang/jasa yang sebagian atau
seluruh dananya bersumber dari pinjaman dalam negeri dan/atau
Pasal 2 hibah dalam negeri yang diterima oleh Pemerintah dan/atau
Pemerintah daerah
• Pengadaan barang/jasa yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dari
pinjaman luar negeri atau hibah luar negeri

Pengecualian • Dikecualikan dari ketentuan dalam Peraturan Presiden ini adalah


BLUD Pengadaan Barang/Jasa Badan Layanan Umum/Badan Layanan
Pasal 61 Ayat (1) Umum Daerah

22
PERATURAN PRESIDEN NO. 12 TAHUN 2021
tentang Perubahan atas Perpres 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Pasal 61)

Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4)

Pengadaan Barang/Jasa pada Dalam hal Badan Layanan Umum


Badan Layanan Umum/Badan dan Badan Layanan Umum Ketentuan lebih lanjut mengenai
Layanan Umum Daerah Daerah belum memiliki pengecualian dalam
sebagaimana dimaksud pada ayat peraturan pengadaan Pengadaan Barang/Jasa diatur
(1) huruf a diatur tersendiri barang/jasa tersendiri, dengan Peraturan Kepala
dengan pelaksanaan Pengadaan Barang/ Lembaga
peraturan pimpinan Badan Jasa pada Badan Layanan Umum
Layanan Umum/Badan dan Badan Layanan Umum
Layanan Umum Daerah Daerah berpedoman pada
Peraturan Presiden ini

23
PENGADAAN BARANG/JASA PADA BLUD
PASAL 3 PERATURAN LKPP NO 5 TAHUN 2021

01 02 03 04
Pengadaan Barang/Jasa pada Dalam hal terdapat hasil Pelaku dan organisasi Dalam hal Pengadaan
BLU/BLUD yang kajian internal BLU/BLUD Pengadaan Barang/Jasa pada Barang/Jasa pada BLU/BLUD
yang sesuai ketentuan BLU/BLUD mengacu diatur dengan peraturan
pembiayaannya
peraturan perundang- kepada Peraturan Lembaga pimpinan BLU/BLUD,
sebagian atau seluruhnya undangan, Pengadaan Kebijakan Pengadaan BLU/BLUD mengumumkan
dibebankan pada Barang/Jasa Pemerintah rencana Pengadaan
Barang/Jasa pada
APBN/APBD, dilaksanakan tentang Sumber Daya Barang/Jasa ke dalam aplikasi
BLU/BLUD sebagaimana
berdasarkan ketentuan Sistem Informasi Rencana
dimaksud pada ayat (1) dapat Manusia Pengadaan
peraturan perundang- Umum Pengadaan (SIRUP) dan
menggunakan peraturan Barang/Jasa dan Unit Kerja
menyampaikan data Kontrak
undangan mengenai pimpinan BLU/BLUD Pengadaan Barang/Jasa dalam aplikasi Sistem
pengadaan barang/jasa Pemerintah Pengadaan Secara Elektronik
pemerintah (SPSE)

24
Siklus Supply Chain

4 1
Manajemen
Perencanaan
Aset

Manajemen Pemilihan
Kontrak Penyedia
3 2

25
Pendekatan Penyusunan Pedoman PBJ pada
BLU/BLUD

SUPLLY POSITIONING SUPPLIER PERCEPTION


MODEL MODEL

CONTRACT STRATEGIC

26
SUPPLY POSITIONING
MODEL  Model yang menggambarkan
Profil barang/jasa yang
Risk diperlukan organisasi pembeli
 Mempertimbangkan factor :
High
Resiko  Jumlah Pengadaan Pertahun
Peritem
Terhadap
BOTTLENECK CRITICAL  Dampak Jika Pengadaan B/J
Kegiatan Medium Tidak Dapat Dipenuhi
( KHUSUS ) ( KRITIKAL )
Organisasi KEGUNAAAN
 Membuat skala prioritas atas
penggunaan waktu dan biaya
Low dalam pengadaan (Kompleks
ROUTINE LEVEREGE atau sederhana)
( RUTIN ) ( UMUM )  Membuat strategi pengadaan
yang diperlukan
Negligible

80 % of item = 20% of value 20 % of item = 80% of value


Value

Nilai Pengadaan Pertahun 27


RANGKUMAN
KARAKTERISTIK
KET ROUTINE B/J
LEVERAGE BOTTLENECK CRITICAL

Resiko Rendah Rendah Tinggi Tinggi


Pengadaan
Terhadap
Organisasi
Jenis B/J Standar Standar Variatif Variatif
(tidak standar) (tidak standar)

Jumlah Penyedia Banyak Banyak Sedikit Sedikit


B/J
Jumlah Pembeli Rendah Tinggi Rendah Tinggi

Daya Tarik Rendah Tinggi Tinggi Tinggi


Penyedia B/J
28
Karakteristik Kajian Strategi Strategi
Routine • Banyak penyedia dan B/J tersedia di pasar Karena nilai belanja yang rendah dan risiko rendah dengan Sederhanakan
Items • Barang standar barang standar menandakan prioritas yang rendah untuk Proses
• Nilai belanja tahunan organisasi rendah organisasi sehingga strategi pasokan untuk Routine Items
• B/J tersebut berisiko rendah untuk harus bertujuan meminimalkan effort.
organisasi

Leverage • Banyak penyedia dan B/J tersedia di pasar Karena nilai belanja yang besar dan risiko rendah, strategi Cari Harga
Items • Nilai belanja tahunan organisasi tinggi pemasok untuk Laverage Items akan fokus untuk menekan Terbaik
• B/J tersebut berisiko rendah untuk harga. Namun, strategi ini akan bervariasi serta tergantung
organisasi pada tingkat variabilitas harga antar pemasok, dengan
mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan untuk beralih
dari satu penyedia ke penyedia lainnya (switch cost).

Bottleneck • B/J tersebut berisiko tinggi untuk organisasi Karena nilai belanja rendah, sehingga tidak atraktif bagi Jadilah
Items • Hanya terdapat beberapa penyedia penyedia. Fokus strategi yang dapat diterapkan adalah Customer
• Bukan B/J standar dengan meminimalkan risiko pemasok. Harga menjadi yang baik
• Nilai belanja organisasi rendah prioritas ke-dua. Sehingga masuk akal jika organisasi akan
membayar lebih untuk sesuatu yang dianggap penting bagi
keberlangsungan organisasi.

Critical • Bukan B/J standar Dengan nilai belanja yang tinggi menjadi atraktif dimata Kemitraan
Items • Hanya terdapat beberapa penyedia penyedia. Namun karena risikonya tinggi bagi Jangka
• B/J tersebut berisiko tinggu untuk organisasi organisasi,maka critical items menjadi prioritas utama bagi Panjang
• Nilai belanja tahunan organisasi tinggi organisasi, fokus strategi yang diterapkan harus mampu
menekan biaya dan risiko.
29
 Supply Positioning Model dapat menentukan rentang
kendali dan tanggung jawab yang harus diambil oleh
masing-masing pihak dalam organisasi;
 Critical Items pada level Direktur, Bottleneck Items
pada Wakil Direktur, Leverage Items pada level Kepala
Bidang, dan Routine Items langsung oleh Kepala
Seksi/Kasubbag;
 Distribusi pekerjaan lebih terukur dan proses bisnis organisasi menjadi lebih
dinamis;
 Ketergantungan kepada satu personil bisa menghambat tujuan awal dari
pembentukan BLU, yaitu meningkatkan kualitas pelayanan.

30
Supplyer Perception Model
High

• Model untuk melihat


minat penyedia dalam
Develop Core pengadaan kita.
(Pengembangan) (Utama) • Marginal : low daya tarik,
low value
• Develop : High daya
Tarik, tetapi low Value
Interest • Exploit : High Value
tetapi low daya Tarik
Marginal Exploit • Core : High daya Tarik,
High Value
(Pendalaman)

Low

Value High
31
Contract Strategic

• Spot Procure : kontrak


paling sederhana, untuk
sekali transaksi
Fixed Contract Partnership • Fixed Contract : Mulai
diikat perjanjian dan
kesepakatan harga
• Long Term Contract :
model Fixe Contract
jangka panjang
• Partnership : Hubungan
Spot Procure Long Term Contract penjual dan pembeli
dalam betuk kemitraan,
jangka panjang dan
adanya sharing risk.

32
Routine Marginal Spot Procure

Routine Develop Long Term Contract


(Pengembangan)

Laverage Exploit Spot Procure


(Pendalaman)

Leverage Core Fixed Contract


(Utama)

Bottle Neck Develop Long Term Contract

Criticacl Core Partnership

33
KEBERHASILAN
P B J
1. Siklus waktu pengadaan • Memesan produk dalam hitungan jam,
menunggu produk dalam hitungan hari
• Otomatisasi yang terkoordinasi dengan
para vendor, mempercepat proses
pemesanan

2. Performa Vendor • Dinilai dari kualitas barang/jasa yang


ditawarkan, pemenuhan tanggung jawab
dan kerjasama yang baik
• Performa Vendor dapat meningkatkan
efisiensi dan profit serta kepuasan
pelanggan

3. Presentase Pengeluaran • Fokus pada area pengeluaran yang belum


terkelola dengan baik
• Mengurangi biaya dengan melakukan
Investasi (RoI)
34
KAJIAN INTERNAL PBJ BLU

Sedia Farmasi (Obat) E-KATALOG

Alat Kesehatan E-KATALOG & TOKO ONLINE

Bahan Medis Habis Pakai TOKO ONLINE

SARANA Alat Kantor TOKO ONLINE & TOKO GUDANG

Bahan Habis Pakai Kantor TOKO ONLINE & TOKO GUDANG


PBJ
Bahan Makanan TOKO ONLINE & TOKO GUDANG
Rumah Sakit

Baru (Gedung, Lab, dll) PROYEK KONSTRUKSI (TENDER)


PRASARANA
Gedung, Lab, dll
Lama (Perawatan) SWAKELOLA / PENYEDIA

35
Strategi Pemilihan Penyedia
Risk

III – Single Source I – Competition

II – e Catalog

Value
IV – spot purchasing
36
37
38
Dasar Penyelenggaraan Katalog Elektronik

Instruksi Presiden RI Nomor 2 Tahun 2022


Percepatan Peningkatan PDN

Keputusan Kepala LKPP Nomor 122 Tahun 2022


Tata Cara Penyelenggaraan Katalog Elektronik

Surat Edaran KPK RI Nomor 14 Tahun 2022


Pencegahan Korupsi PBJ Melalui Implementasi E-Katalog

Surat Edaran Kepala LKPP RI Nomor 6 Tahun 2022


Percepatan Belanja PDN dan Produk UMK dan Koperasi Melalui E-Katalog
Lokal
Surat Edaran Kepala LKPP RI Nomor 9 Tahun 2022
Pelaksanaan E-Purchasing Katalog Laptop PDN Hasil Konsolidasi Laptop
PDN Secara Nasional T.A. 2022

39
40
41
PERCEPATAN PEMBENTUKAN
PENGELOLA KATALOG ELEKTRONIK LOKAL
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN LAMALAMA KEBIJAKAN BARU

1. Usulan Menjadi Pengelola Katalog 1. Usulan Menjadi Pengelola Katalog


2. Penilaian Kesiapan Menjadi Pengelola Katalog 2. Penilaian Kesiapan Menjadi Pengelola
3. Pemenuhan Dokumen Kesiapan Katalog
4. Persetujuan Menjadi Pengelola Katalog 3. Pemenuhan Dokumen Kesiapan
4. Persetujuan Menjadi Pengelola Katalog

Keputusan Kepala LKPP No. 43 Tahun 2022: Seluruh Pemerintah


Memberikan persetujuan kepada seluruh Pemerintah Daerah sudah menjadi
Daerah yang belum mendapatkan Pengelola Katalog
penetapan persetujuan pengelolaan Katalog Elektronik Elektronik Lokal
Lokal

42
PERCEPATAN PENCANTUMAN BARANG/JASA KATALOG
ELEKTRONIK LOKAL
KEBIJAKAN LAMA KEBIJAKAN BARU

1. Inisiasi Pencatuman Barang/Jasa 1. Inisiasi Pencatuman Barang/Jasa


2. Usulan Produk 2. Usulan Produk
3. Evaluasi Usulan Produk 3. Evaluasi Usulan Produk
4. Penelaahan Produk 4. Penelaahan Produk
5. Pembentukan Verifikator Katalog 5. Pembentukan Verifikator Katalog
6. Pembuatan Etalase Produk 6. Pembuatan Etalase Produk
7. Verifikasi 7. Pendaftaran Penyedia Katalog Elektronik
8. Persetujuan Hasil Verifikasi 8. Persetujuan Hasil Verifikasi
9. Kontrak Katalog 9. Kontrak Katalog
10. Penayangan 10. Penayangan

Tahapan di atas khusus untuk Etalase Produk yang sudah disediakan oleh LKPP (Etalase Sudah Tersedia) maka
Pengelola Katalog Elektronik dapat langsung memulai proses Pencantuman Barang/Jasa dengan tahapan Pendaftaran
Penyedia Katalog Elektronik
43
44

JUMLAH ETALASE PRODUK E-KATALOG LOKAL


JAWA TENGAH
NO NAMA ETALASE PRODUK NO NAMA ETALASE PRODUK
NO NAMA ETALASE PRODUK
1 Alat dan/atau Mesin Pertanian 16 Jasa Keamanan. (inisiasi LKPP)
31 Servis Kendaraan
2 Alat Tulis Kantor 17 Jasa Kebersihan (inisiasi Jateng)
32 Souvenir
3 Aspal 18 Jasa Kebersihan. (inisiasi LKPP)
33 Konstruksi Biogas
4 Bahan Material 19 Jasa Pengelolaan Limbah
5 Bahan Pokok 20 Jasa Pengelolaan Sampah *Per 31 Des 2022

6 Bantuan Instalasi Listrik Rumah 21 Jasa Tenaga Pendukung Perkantoran


7 Belanja Media
22 Makanan dan Minuman
8 Benih Hortikultura
23 Meubelair/Furnitur
9 Benih Tanaman Pangan
24 Pakaian Dinas dan Kain Tradisional
10 Beton Precast
25 Pakan Ternak
11 Beton Ready Mix
26 Pekerjaan Preservasi Jalan
12 Campuran Aspal Panas – Hotmix
27 Pupuk dan Pestisida (inisiasi baru)
13 Gabah
28 Pupuk dan Pestisida (inisiasi lama)
14 Hewan Ternak
29 Seragam dan Pakaian Dinas
15 Jasa Keamanan (inisiasi Jateng)
30 Seragam Sekolah
SURAT EDARAN LKPP NOMOR 29 TAHUN 2020 TENTANG
PANDUAN PENYUSUNAN PERATURAN PENGADAAN
BARANG/JASA PADA BLU JUNTO LAMPIRAN PERKA NOMOR
5 TAHUN 2021 (PASAL 3)

45
A Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan BLU
1
Peraturan PBJ pada BLU B Peraturan PBJ Pemerintah dan best practice lainnya sebagai rujukan
dapat sepenuhnya
mengikuti atau mengacu
Tujuan, Prinsip dan Etika PBJ pada BLU disesuaikan dengan tujuan
pada ketentuan Pengadaan C
BLU dalam rangka menunjang tata kelola organisasi yang baik
Barang/Jasa Pemerintah
2 D Tahapan PBJ dan BLU secara umum meliputi perencanaan
pengadaan, persiapan pengadaan, persiapan pemilihan,
Dalam hal terdapat alasan
pelaksanaan pemilihan dan pelaksanaan kontrak
efektivitas dan/atau efisiensi
berdasarkan hasil kajian E Pengaturan Para Pihak dalam Pengadaan, Organisasi Pengadaan,
internal BLU, Pemimpin BLU
Pemaketan/Konsolidasi Pengadaan dan Metode Pengadaan diatur
dapat mengatur pengadaan
berdasarkan kewenangan
barang/jasa dengan
memperhatikan:
Pengaturan jenjang nilai pada metode pengadaan disesuaikan
F dengan kebutuhan BLU

46
(Lanjutan)

G Kriteria Penunjukan Langsung selain merujuk peraturan perundang-


undangan dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan masing-
masing sektor BLU

Dalam hal terdapat alasan H Dalam keadaan darurat, BLU dapat merujuk pada ketentuan
efektivitas dan/atau efisiensi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam penanganan Keadaan
berdasarkan hasil kajian Darurat
2
internal BLU, Pemimpin BLU
dapat mengatur pengadaan Pengumuman rencana Pengadaan melalui SiRUP dan penyampaian
barang/jasa dengan data kontrak ke dalam aplikasi SPSE harus tetap dilakukan
memperhatikan : sebagaimana diatur dalam Peraturan LKPP No. 12 Tahun 2018
J
tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa yang Dikecualikan pada
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Pengembangan sistem dan kebijakan pengadaan barang/jasa


I sebagai bentuk inovasi di bidang pengadaan barang/jasa

47
PENGADAAN BARANG/JASA (PERMEN KEU RI No. 129/PMK.05/2020 ttg PEDOMAN PENGELOLAAN BLU)
Perpres 12/2021
Pengadaan Barang/Jasa pada BLU dikecualikan dari peraturan pengadaan dikecualikan sesuai pasal 61
barang dan jasa pemerintah pada umumnya (Pemimpin BLU yang mengatur)

Pengadaan barang/jasa pada BLU ditetapkan Sumber Dana:


oleh Pemimpin BLU dengan mengikuti prinsip- untuk pengadaan barang/jasa
prinsip transparansi, adil/tidak diskriminatif, Jasa layanan yang Hibah tidak terikat yang yang sumber dananya berasal
akuntabilitas, efisiensi, ekonomis dan praktik diberikan kepada diperoleh dari dari hibah terikat dapat
bisnis yang sehat.1 masyarakat masyarakat/badan lain dilakukan dengan mengikuti
ketentuan pengadaan dari
Muatan: pemberi hibah,atau mengikuti
Hasil kerjasama BLU ketentuan pengadaan
 Perencanaan pengadaan Penerimaan anggaran
dengan pihak lain barang/jasa yang berlaku bagi
 Persiapan pengadaan yang bersumber APBN
dan/atau hanya usaha BLU sepanjang disetujui oleh
 Persiapan pemilihan (RM)
lainnya pemberi hibah dimaksud.
 Pelaksanaan pemilihan
 Pelaksanaan kontrak Penyusunan pedoman pengadaan barang/jasa yang bersumber dari RM
memperhatikan mengenai tata cara pembayaran atas beban APBN

Pedoman pengadaan barang & jasa harus ditinjau/disempurnakan sesuai kebutuhan

Dalam hal BLU belum menetapkan peraturan Pemimpin BLU, pelaksanaan pengadaan barang/jasa pada BLU berpedoman
pada peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah
Dalam proses pengadaan barang/jasa harus ada pemisahan secara jelas antara pemegang kewenangan penggunaan
anggaran, penanggung jawab kegiatan/pembuat komitmen dan penyelenggaraan barang/jasa 48
KRITERIA PENUNJUKAN LANGSUNG
Barang/Jasa yang bersifat mendesak
dalam rangka menyelamatkan pasien
dari bahaya kecacatan/kematian (life
saving)

Kriteria Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa


Sesuai Peraturan Lainnya yang dibutuhkan dalam hal
Penunjukan
Perundang-undangan timbulnya atau meningkatnya kejadian
Langsung
kesakitan dan/atau kematian pada
suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu dan merupakan keadaan yang
dapat menjurus pada terjadinya wabah
(outbreak, Kondisi sito)
Dapat ditambahkan
sesuai dengan Contoh: Barang yang spesifikasi yang
kebutuhan masing- BLU Kesehatan direkomendasikan oleh Komite Medik
masing sektor BLU secara keilmuan dan ditetapkan oleh
Pemimpin BLU

49
PENANGANAN KEADAAN DARURAT

Pasal 59 Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018


01 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

PerLKPP Nomor 13 Tahun 2018


02 Tentang Pengadaan dalam Penanganan Keadaan Darurat

Surat Edaran Kepala LKPP 3/2020


03 tentang Penjelasan Atas Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Dalam Rangka Penganganan Corona Virus Disease 2019 (Covid 19)

50
Daftar Penyedia Mampu

Apakah Daftar Penyedia Mampu


?
Harus dipastikan kesiapan infrastruktur, database, kriteria
penilaian Penyedia dll sebelum membuat pengaturan
tentang Daftar Penyedia Mampu (vendor Management
System)

51
Pengadaan Secara Elektronik

Untuk mendorong GCG, maka pengadaan


barang/jasa didorong untuk dilaksanakan secara
elektronik.

e-Procurement

52
CATATAN
DASAR PEMIKIRAN TENTANG PENGADAAN
1. Pengadaan Barang/Jasa BLU/BLUD yang selanjutnya disebut Pengadaan
adalah kegiatan penyediaan sarana, prasarana dan jasa penunjang untuk
menyelenggarakan kegiatan operasional BLU/BLUD yang prosesnya mulai
dari identifikasi kebutuhan sampai dengan serah terima dan
pembayaran.
2. Pengadaan dilaksanakan berdasarkan prinsip Pengadaan dan pola
pengadaan strategis serta menggunakan teknologi yang updated & best
practices.
3. Dana / Anggaran yang dikeluarkan melalui proses Pengadaan Barang/Jasa
adalah Modal untuk menaikan Penerimaan BLU/BLU, bukan anggaran
yang hanya sekedar dihabiskan untuk peningkatan penyerapan.
53
Proyek Fiktif

Penipuan

Penyuapa
n

STO Mark-up
54
Terimakasih
55

You might also like