Professional Documents
Culture Documents
PBJ BLU Dari Perspektif PEMDA - Terbaru
PBJ BLU Dari Perspektif PEMDA - Terbaru
3
TUJUAN PBJP Menghasilkan B/J yang tepat*`
untuk setiap uang yang dibelanjakan
*kualitas, kuantitas, waktu, biaya, lokasi dan penyedia.
4
Tujuan Pengadaan
Mendapatkan
Barang/Jasa yang
memberikan Best
Value for Money
bagi BLU/BLUD
6
PRINSIP PBJ
Efisien Efektif
Transparan Terbuka
Bersaing Adil
Akuntabel
7
ETIKA PENGADAAN DALAM PBJ
Menghindari
Tidak
dan Mencegah
Pemborosan saling
dan Kebocoran mem-
Uang Negara pengaruhi
8
PERTENTANGAN KEPENTINGAN PIHAK YANG TERKAIT
9
Filosofi Pengadaan
Dikecualikan dari Perpres 16/2018
Barang/Jasa : 1. PBJ pada BLU/BLUD
1. Tidak ada suatu Peraturan yang “Fit For ALL”
2. Jika dipaksakan menggunakan aturan Pengadaan 2. Tarif yang sudah dipulikasikan
Umum (Perpres 16/2018) maka akan terjadi kegagalan 3. Dilaksanakan sesuai praktis bisnis yang sudah
(market failure), tidak tercapai tujuan pengadaan mapan
4. Diatur dalam ketentuan Perundang-
undangan
lainnya
02 03
11
Tujuan Pembuatan Sistem Pengadaan
(Transformasi Pengadaan BLU/BLUD)
DARI SISI MATURITAS – MEMATANGKAN SISTEM
1. Tersedianya pedoman dan SOP Pengadaan sebagai bagian dari SISTEM PENGADAAN
1. BLU/BLUD yang dapat diterapkan sehingga tercapainya Tujuan Pengadaan yang
REGULASI
SELARAS/Sekaligus tercapai juga Tujuan BLU/BLUD.
2. Tersedianya Sistem IT yang dapat mendukung Pengadaan BLU/BLUD sehingga
Transformasi terwujud Pengadaan MODERN dengan indikator : Berbasis Digital, Mudah, Cepat
Sistem dan Terpercaya.
4. 2.
GCG Pengadaan SISTEM IT 3. Tersedianya Program Pengembangan SDM sehingga dapat mewujudkan
(Kenaikan transformasi praktek pengadaan dari pengadaan TRANSAKSIONAL dengan
Maturitas indikator : banyak paket, kontrak jangka pendek dan pembayaran lama menjadi
pengadaan STRATEGIC dengan indikator : Paket sedikit/konsolidasi, kontrak jangka
3. panjang dan Pembayaran cepat dan berkelanjutan.
ORGANISASI
& SDM 4. Tersedianya sistem yang PELAKU nya mengikuti sistem RACI, praktek best practice
pengadaan saat ini & mempraktekan GCG (Good Corporate Governances)
Pengadaan.
Ukuran Kinerja Pengadaan
DARI SISI MENERAPKAN SISTEM – MEMONITOR KINERJA
Dengan melakukan praktek Pengadaan STRATEGIC akan terjadi Peningkatan kinerja pengadaan
BEST VALUE (terutama terjadi pada efisiensi BIAYA) yang akan meningkatkan SISA ANGGARAN yang akan
FOR MONEY memberi dampak langsung bagi BLU/BLUD dan Karyawan. 12
PERBEDAAN ANTARA TRANSACTIONAL
PROCUREMENT & STRATEGIC PROCUREMENT
NO KETERANGAN INDIKATOR TRANSACTIONAL INDIKATOR STRATEGIC PROCUREMENT
PROCUREMENT
1 PERATURAN/ FOKUS Fokus pada Administrasi Pemilihan Fokus Pada Pencapaian Tujuan PBJ
2 TUJUAN Menjalankan kegiatan sesuai aturan Berkontribusi pada pencapaian target
organisasi
3 LINGKUP Perencanaan Serah Terima Terintegrasi perencanaan pembayaran (P2P)
4 ORGANISASI Adhoc / Tidak Tetap Permanan / Tetap
5 SDM Sambilan / Pekerjaan Sampingan Profesional Kompeten & Berintegrasi
6 SISTEM INFORMASI Otomasi Proses Pengadaan, terutama Digitalisasi proses pengadaan P2P dengan
Pemilihan kemampuan analitik (cognitive)
7 INDIKATOR PRAKTEK PBJ 1. Banyak Paket 1. Sedikit paket (Konsolidasi/Shared
2. Proses Panjang / Lama Service)
3. Proses Manual / sebagian elektronik 2. Proses Pendek/Cepat
4. Kontrak Jangka Pendek / Transaksional 3. Proses Integrated P2P /full digital
5. Pembayaran Lama 4. Kontrak Jangka Panjang / Strategik
5. Pembayaran Cepat (pakai e-payment)
13
PPK BLUD
Diberikan fleksibitas keleluasaan menerapkan praktek
bisnis yang sehat
Praktek bisnis yang sehat : penyelenggaraan fungsi
organisasi berdasar kaidah manajemen yang baik dalam
rangka memberikan pelayanan yang bermutu dan
berkesinambungan
Fleksibilitas diberikan dalam rangka : pelaksanaan
anggaran termasuk pengeloaan kas, pengelolaan
pendapatan dan belanja dan pengadaan barang/jasa
14
Tren perkembangan e-procurement
1.Cognitive Procurement
2.Penerapan Teknologi Digital
3.Manajemen Suplly
4.Data Analize
5.Penurunan jumlah tenaga professional
6.Keamanan Cyber
15
Tantangan Pengadaan Barang/Jasa
16
Pengadaan barang/jasa pada BLU/BLUD
18
PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 12 TAHUN 2019
Pasal 211
Ketentuan lebih lanjut mengenai BLUD
diatur dalam Peraturan Menteri setelah
memperoleh pertimbangan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintah di
bidang keuangan
19
PERMENDAGRI NO. 79 TAHUN 2018
(PASAL 76)
Pengadaan barang dan/atau jasa Pengadaan barang dan/atau jasa pada BLUD
pada BLUD yang bersumber yang bersumber dari:
1. Jasa layanan;
dari APBD dilaksanakan 2. Hibah tidak terikat;
berdasarkan ketentuan 3. Hasil kerja sama dengan pihak lain; dan
peraturan perundang-undangan 4. Lain-lain pendapatan BLUD yang sah,
mengenai pengadaan diberikan Fleksibilitas berupa pembebasan
barang/jasa pemerintah. sebagian atau seluruhnya dari ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai
pengadaan barang dan/atau jasa pemerintah.
20
PERMENDAGRI NO. 79 TAHUN 2018
(PASAL 77)
21
PERATURAN PRESIDEN NO. 12 TAHUN 2021
tentang Perubahan atas Perpres 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
22
PERATURAN PRESIDEN NO. 12 TAHUN 2021
tentang Perubahan atas Perpres 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Pasal 61)
23
PENGADAAN BARANG/JASA PADA BLUD
PASAL 3 PERATURAN LKPP NO 5 TAHUN 2021
01 02 03 04
Pengadaan Barang/Jasa pada Dalam hal terdapat hasil Pelaku dan organisasi Dalam hal Pengadaan
BLU/BLUD yang kajian internal BLU/BLUD Pengadaan Barang/Jasa pada Barang/Jasa pada BLU/BLUD
yang sesuai ketentuan BLU/BLUD mengacu diatur dengan peraturan
pembiayaannya
peraturan perundang- kepada Peraturan Lembaga pimpinan BLU/BLUD,
sebagian atau seluruhnya undangan, Pengadaan Kebijakan Pengadaan BLU/BLUD mengumumkan
dibebankan pada Barang/Jasa Pemerintah rencana Pengadaan
Barang/Jasa pada
APBN/APBD, dilaksanakan tentang Sumber Daya Barang/Jasa ke dalam aplikasi
BLU/BLUD sebagaimana
berdasarkan ketentuan Sistem Informasi Rencana
dimaksud pada ayat (1) dapat Manusia Pengadaan
peraturan perundang- Umum Pengadaan (SIRUP) dan
menggunakan peraturan Barang/Jasa dan Unit Kerja
menyampaikan data Kontrak
undangan mengenai pimpinan BLU/BLUD Pengadaan Barang/Jasa dalam aplikasi Sistem
pengadaan barang/jasa Pemerintah Pengadaan Secara Elektronik
pemerintah (SPSE)
24
Siklus Supply Chain
4 1
Manajemen
Perencanaan
Aset
Manajemen Pemilihan
Kontrak Penyedia
3 2
25
Pendekatan Penyusunan Pedoman PBJ pada
BLU/BLUD
CONTRACT STRATEGIC
26
SUPPLY POSITIONING
MODEL Model yang menggambarkan
Profil barang/jasa yang
Risk diperlukan organisasi pembeli
Mempertimbangkan factor :
High
Resiko Jumlah Pengadaan Pertahun
Peritem
Terhadap
BOTTLENECK CRITICAL Dampak Jika Pengadaan B/J
Kegiatan Medium Tidak Dapat Dipenuhi
( KHUSUS ) ( KRITIKAL )
Organisasi KEGUNAAAN
Membuat skala prioritas atas
penggunaan waktu dan biaya
Low dalam pengadaan (Kompleks
ROUTINE LEVEREGE atau sederhana)
( RUTIN ) ( UMUM ) Membuat strategi pengadaan
yang diperlukan
Negligible
Leverage • Banyak penyedia dan B/J tersedia di pasar Karena nilai belanja yang besar dan risiko rendah, strategi Cari Harga
Items • Nilai belanja tahunan organisasi tinggi pemasok untuk Laverage Items akan fokus untuk menekan Terbaik
• B/J tersebut berisiko rendah untuk harga. Namun, strategi ini akan bervariasi serta tergantung
organisasi pada tingkat variabilitas harga antar pemasok, dengan
mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan untuk beralih
dari satu penyedia ke penyedia lainnya (switch cost).
Bottleneck • B/J tersebut berisiko tinggi untuk organisasi Karena nilai belanja rendah, sehingga tidak atraktif bagi Jadilah
Items • Hanya terdapat beberapa penyedia penyedia. Fokus strategi yang dapat diterapkan adalah Customer
• Bukan B/J standar dengan meminimalkan risiko pemasok. Harga menjadi yang baik
• Nilai belanja organisasi rendah prioritas ke-dua. Sehingga masuk akal jika organisasi akan
membayar lebih untuk sesuatu yang dianggap penting bagi
keberlangsungan organisasi.
Critical • Bukan B/J standar Dengan nilai belanja yang tinggi menjadi atraktif dimata Kemitraan
Items • Hanya terdapat beberapa penyedia penyedia. Namun karena risikonya tinggi bagi Jangka
• B/J tersebut berisiko tinggu untuk organisasi organisasi,maka critical items menjadi prioritas utama bagi Panjang
• Nilai belanja tahunan organisasi tinggi organisasi, fokus strategi yang diterapkan harus mampu
menekan biaya dan risiko.
29
Supply Positioning Model dapat menentukan rentang
kendali dan tanggung jawab yang harus diambil oleh
masing-masing pihak dalam organisasi;
Critical Items pada level Direktur, Bottleneck Items
pada Wakil Direktur, Leverage Items pada level Kepala
Bidang, dan Routine Items langsung oleh Kepala
Seksi/Kasubbag;
Distribusi pekerjaan lebih terukur dan proses bisnis organisasi menjadi lebih
dinamis;
Ketergantungan kepada satu personil bisa menghambat tujuan awal dari
pembentukan BLU, yaitu meningkatkan kualitas pelayanan.
30
Supplyer Perception Model
High
Low
Value High
31
Contract Strategic
32
Routine Marginal Spot Procure
33
KEBERHASILAN
P B J
1. Siklus waktu pengadaan • Memesan produk dalam hitungan jam,
menunggu produk dalam hitungan hari
• Otomatisasi yang terkoordinasi dengan
para vendor, mempercepat proses
pemesanan
35
Strategi Pemilihan Penyedia
Risk
II – e Catalog
Value
IV – spot purchasing
36
37
38
Dasar Penyelenggaraan Katalog Elektronik
39
40
41
PERCEPATAN PEMBENTUKAN
PENGELOLA KATALOG ELEKTRONIK LOKAL
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN LAMALAMA KEBIJAKAN BARU
42
PERCEPATAN PENCANTUMAN BARANG/JASA KATALOG
ELEKTRONIK LOKAL
KEBIJAKAN LAMA KEBIJAKAN BARU
Tahapan di atas khusus untuk Etalase Produk yang sudah disediakan oleh LKPP (Etalase Sudah Tersedia) maka
Pengelola Katalog Elektronik dapat langsung memulai proses Pencantuman Barang/Jasa dengan tahapan Pendaftaran
Penyedia Katalog Elektronik
43
44
45
A Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan BLU
1
Peraturan PBJ pada BLU B Peraturan PBJ Pemerintah dan best practice lainnya sebagai rujukan
dapat sepenuhnya
mengikuti atau mengacu
Tujuan, Prinsip dan Etika PBJ pada BLU disesuaikan dengan tujuan
pada ketentuan Pengadaan C
BLU dalam rangka menunjang tata kelola organisasi yang baik
Barang/Jasa Pemerintah
2 D Tahapan PBJ dan BLU secara umum meliputi perencanaan
pengadaan, persiapan pengadaan, persiapan pemilihan,
Dalam hal terdapat alasan
pelaksanaan pemilihan dan pelaksanaan kontrak
efektivitas dan/atau efisiensi
berdasarkan hasil kajian E Pengaturan Para Pihak dalam Pengadaan, Organisasi Pengadaan,
internal BLU, Pemimpin BLU
Pemaketan/Konsolidasi Pengadaan dan Metode Pengadaan diatur
dapat mengatur pengadaan
berdasarkan kewenangan
barang/jasa dengan
memperhatikan:
Pengaturan jenjang nilai pada metode pengadaan disesuaikan
F dengan kebutuhan BLU
46
(Lanjutan)
Dalam hal terdapat alasan H Dalam keadaan darurat, BLU dapat merujuk pada ketentuan
efektivitas dan/atau efisiensi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam penanganan Keadaan
berdasarkan hasil kajian Darurat
2
internal BLU, Pemimpin BLU
dapat mengatur pengadaan Pengumuman rencana Pengadaan melalui SiRUP dan penyampaian
barang/jasa dengan data kontrak ke dalam aplikasi SPSE harus tetap dilakukan
memperhatikan : sebagaimana diatur dalam Peraturan LKPP No. 12 Tahun 2018
J
tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa yang Dikecualikan pada
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
47
PENGADAAN BARANG/JASA (PERMEN KEU RI No. 129/PMK.05/2020 ttg PEDOMAN PENGELOLAAN BLU)
Perpres 12/2021
Pengadaan Barang/Jasa pada BLU dikecualikan dari peraturan pengadaan dikecualikan sesuai pasal 61
barang dan jasa pemerintah pada umumnya (Pemimpin BLU yang mengatur)
Dalam hal BLU belum menetapkan peraturan Pemimpin BLU, pelaksanaan pengadaan barang/jasa pada BLU berpedoman
pada peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah
Dalam proses pengadaan barang/jasa harus ada pemisahan secara jelas antara pemegang kewenangan penggunaan
anggaran, penanggung jawab kegiatan/pembuat komitmen dan penyelenggaraan barang/jasa 48
KRITERIA PENUNJUKAN LANGSUNG
Barang/Jasa yang bersifat mendesak
dalam rangka menyelamatkan pasien
dari bahaya kecacatan/kematian (life
saving)
49
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
50
Daftar Penyedia Mampu
51
Pengadaan Secara Elektronik
e-Procurement
52
CATATAN
DASAR PEMIKIRAN TENTANG PENGADAAN
1. Pengadaan Barang/Jasa BLU/BLUD yang selanjutnya disebut Pengadaan
adalah kegiatan penyediaan sarana, prasarana dan jasa penunjang untuk
menyelenggarakan kegiatan operasional BLU/BLUD yang prosesnya mulai
dari identifikasi kebutuhan sampai dengan serah terima dan
pembayaran.
2. Pengadaan dilaksanakan berdasarkan prinsip Pengadaan dan pola
pengadaan strategis serta menggunakan teknologi yang updated & best
practices.
3. Dana / Anggaran yang dikeluarkan melalui proses Pengadaan Barang/Jasa
adalah Modal untuk menaikan Penerimaan BLU/BLU, bukan anggaran
yang hanya sekedar dihabiskan untuk peningkatan penyerapan.
53
Proyek Fiktif
Penipuan
Penyuapa
n
STO Mark-up
54
Terimakasih
55