You are on page 1of 10

Pendudukan

Herman W.
Daendels di
Indonesia

Winahyu Adha Yuniyati, SE., M.


Pd

SMA Negeri 1 Surakarta


Herman W. Daendels

diutus ke Indonesia pada tahun 1808 dengan tujuan yakni


mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris. Pada tahun 1795
Belanda dikuasi oleh Napoleon Bonaparte dari Perancis yang kemudian
menunjuk adiknya yakni Lois Napoleon 3 untuk berkuasa di Republik
Bataaf.. Sehingga dalam hal ini sebenarnya Indonesia dijajah oleh
Perancis secara tidak langsung, yakni melalui kekuasaan Belanda
Kebijakan pemerintah kerajaan Belanda yang dikendalikan oleh Perancis
sangat kentara pada masa Gubernur Jendral Daendels (1808–1811).
Kebijakan yang di ambil Daendels sangat berkaitan dengan tugas
utamanya yaitu untuk mempertahankan pulau Jawa dari serangan
pasukan Inggris
Kebijakan H. W. Daendels

Kebijakannya saat di Indonesia terdapat


beberapa bidang. Diantaranya:
1. Bidang hukum dan peradilan.
–Dalam bidang hukum Daendels membentuk 3. jenis pengadilan yaitu sebagai berikut:
(a).Pengadilan utuk orang eropa (b).Pengadilan untuk orang pribumi. dan (c).Pengadilan
untuk orang timur asing. Pengadilan untuk orang pribumi ada di setiap prefectur/daerah
dengan prefectur sebagai ketua dan para bupati sebagai anggota
–Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu termasuk pada bangsa Eropa.Akan tetapi ia
sendiri melakukan korupsi besar-besaran dalam kasus penjualan tanah kepada pihak
swasta.
Kebijakan H. W. Daendels
2. Bidang Birokrasi Pemerintahan
–Pusat pemerintahan dipindahkan kepedalaman
–Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legeslatif diganti dengan Dewan
Penasehat.
–Membentuk sekretariat negara (AlgemeneSecretarie).
–Pulau jawa dibagi pulau jawa di bagi menjadi 9 Prefektuur dan 31
kabupaten
–Para bupati di jadikan pemerintah Belanda dan di beri pangakat sesuai
dengan ketentuan kepegawaian pemerintah Belanda.
–Membatasi kekuasaan raja
–Kerajaan Banten dan Cirebon menjadi wilayah kolonial Belanda
Kebijakan H. W. Daendels
3. Bidang Militer dan Pertahanan
–Membangun jalan antara Anyer-Panarukan.
–Menambah jumlah angkatan perang dari 3000 orang menjadi 20.000
orang.
–Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang
–Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan Surabaya.
–Membangun benteng-benteng pertahanan.
–Meningkatkan kesejahteraan prajurit.
Kebijakan H. W. Daendels
4. Bidang Ekonomi dan Keuangan
–Membentuk Dewan Pengawas Keuangan negara (Algemene Rekenkaer).
–Mengeluarkan uang kertas
–Memperbaiki gaji pegawai
–Pajak in natura (contingenten) dan sistem pe-nyerahan wajib (verplichte laverantie) yang
diterapkan pada masa VOC tetap dilanjutkan.
–Mengadakan monopoli perdagangan bebas.
–Mengadakan peminjaman paksa kepada orang orang yang dianggap mampu,bagi yg
menolakakan dikenakan hukuman.
–Penjualan tanah kepada pihak swasta.
–Mengadakan Preanger Stelseel ,yaitu kewajibanbagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk
menanam tanaman eksport : Kopi
Kebijakan H. W. Daendels

5. Bidang Sosial
–Rakyat dipaksa untuk melakukan kerja Rodi untuk membangun jalan
Anyer-Panarukan.
–Perbudakan dibiarkan berkembang
–Menghapus upacara penghormatan kepada Resident, Sunan dan Sultan
–Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos
–Melakukan penjualan tanah partekelir kepada pihak swasta
–Mengadakan penyerahan wajib hasil pertanian
Akhir Pemerintahan ....

Kaisar Napoleon menganggap bahwa tindakan Daendels sangat otoriter, maka pada tahun
1811 ia di tarik kembali ke negeri Belanda untuk diberikan jabatan baru dan digantikan oleh
Gubernur Jendral Janssens. Ternyata Janssens tidak secakap dan sekuat Daendels dalam
melaksanakan tugasnya. Ketika Inggris menyerang pulau Jawa, ia menyerah dan harus
menanda tangani Perjanjian di Tuntang yang dikenal dengan nama Kapitulasi Tuntang 1811.
Alasan pencopotan Gubernur Jendral Hermann Willem Daendels adalah :
–Daendels menciptakan hubungan yang tidak harmonis antara penguasa local maupun
rakyat setempat, ini akan membahayakan pertahanan terhadap serangan Inggris , bisa jadi
Indonesia akan memihak Inggris.
–Melakukan penyimpangan dengan menjual tanah rakyat kepada pihak swasta, seperti
kepada Han Ti Ko, seorang pengusaha China, berarti telah melanggar undang-undang
negara.
Perjanjian Tuntang

a. Seluruh kekuatan militer Belanda di Asia


Tenggara harus diserahkan kepada Inggris
b. Utang pemerintah Belanda tidak diakui Inggris.
c. Pulau Jawa, Madura, dan semua pangkalan
Belanda di luar Jawa menjadi wilayah kekuasaan
Inggris.

You might also like