You are on page 1of 20

PENANGANAN

PRE- EKLAMSIA DAN EKLAMSIA

OLEH
LILI AYU NINTIAS
MARDIANTI

DOSEN PEMBIMBING
SRI RINTANI SIKUMBANG.,M.Kes
Pre - Eklamsia

Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-


tanda hipertensi, proteinuria, dan edema yang
timbul karena kehamilan. Penyakit ini
umumnya terjadi dalam triwulan ke tiga pada
kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya
misalnya pada mola hidatidosa Prawirohardjo
2005 yang dikutip oleh Rukiyah (2010).
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
 Menurut Mochtar
(2007), Etiologi penyakit
ini sampai saat ini  Menurut Mochtar (2007) Pada
belum diketahui dengan preeklamsia terjadi spasme pembuluh
pasti. darah disertai dengan retensi garam
dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan
 Beberapa penelitian
spasme hebat arteriola glomerolus.
menyebutkan ada Pada beberapa kasus, lumen arteriola
beberapa faktor yang sedemikian sempitnya sehingga
dapat menunjang hanya dapat dilalui oleh satu sel
terjadinya preeklamsia darah merah. Jadi jika semua arteriola
dan eklamsia. Faktor- dalam tubuh mengalami spasme,
faktor tersebut antara maka tekanan darah akan naik,
lain,gizi buruk, sebagai usaha untuk mengatasi
kegemukan, dan kenaikan tekanan perifer agar
gangguan aliran darah oksigenasi jaringan dapat dicukupi.
kerahim
KLASIFIKASI

a) Tekanan darah 140/90


mmHg atau lebih a) Tekanan darah 160/110
b) Edema umum, kaki mmHg atau lebih.
jari tangan, dan muka,
atau kenaikan berat
b) Proteinuria ≥ 5gr per liter.
badan ≥ 1 kg per c) Oliguria, yaitu jumlah urin
minggu. kurang dari 500 cc per 24
c) Proteinuria jam.
kwantitatif ≥ 0,3 gr d) Adanya gangguan serebral,
per liter,kwalitatif 1+ gangguan visus, dan rasa
atau 2+ pada urin
kateter
nyeri di epigastrium.
atau midstream. e) Terdapat edema paru dan
sianosis.
FAKTOR PREDISPOSISI

Faktor-faktor predisposisi untuk terjadinya


preeklamsia adalah molahidatidosa, diabetes
melitus, kehamilan ganda, hidrops fetalis,
obesitas, dan umur yang lebih dari 35 tahun
(Mochtar, 2007).
DIAGNOSA

Menurut Mochtar (2007), Diagnosis ditegakkan berdasarkan :


 Gambaran klinik : pertambahan berat badan yang
berlebihan, edema, hipertensi, dan timbul proteinuria.
 Gejala subjektif : sakit kepala didaerah frontal,nyeri
epigastrium; gangguan visus; penglihatan kabur, skotoma,
diplopia; mual dan muntah. Gangguan serebral
lainya : Oyong, reflek meningkat, dan tidak tenang.
 Pemeriksaan : tekanan darah tinggi, refleks meningkat, dan
proteinuria pada pemeriksaan laboratorium.
PENATALAKSANAAN

Terminasi Pemulihan
Lahirnya bayi sempurna
kehamilan
kesehatan ibu
 Penatalaksanaan rawat jalan pasien preeklamsia ringan,
dengan cara : ibu dianjurkan banyak istirahat
(berbaring,tidur/miring), diet : cukup protein, rendah
karbohidrat,lemak dan garam; pemberian sedativa ringan :
tablet phenobarbital 3x30 mg atau diazepam 3x2 mg/oral
selama 7 hari (atas instruksi dokter); roborantia; kunjungan
ulang selama 1 minggu; pemeriksaan laboratorium:
hemoglobin, hematokrit, trombosit, urin lengkap, asam urat
darah, fungsi hati, fungsi ginjal.
 Penatalaksanaan rawat tinggal pasien preeklamsi ringan
berdasarkan kriteria : setelah duan minggu pengobatan
rawat jalan tidak menunjukkan adanya perbaikan dari gejala-
gejala preeklamsia; kenaikan berat badan ibu 1kg atau
lebih/minggu selama 2 kali berturut-turut (2 minggu); timbul
salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklamsia
berat.
Pencegahan Preeklamsi
Menurut Cuningham dkk. (2005), Berbagai strategi
telah digunakan sebagai upaya untuk mencegah
preeklamsia. Biasanya strategi-strategi ini
mencakup manipulasi diet dan usaha farmakologis
untuk memodifikasi mekanisme patofisiologis
yang diperkirakan berperan dalam terjadinya
preeklamsia. Usaha farmakologis mencakup
pemakaian aspirin dosis rendah dan antioksidan.
EKLAMSIA

Eklampsia juga disebut sebuah komplikasi akut yang


mengancam nyawa dari kehamilan , ditandai dengan munculnya
kejang tonik - klonik , biasanya pada pasien yang telah
menderita preeklampsia . (Preeklamsia dan eklampsia secara
kolektif disebut gangguan hipertensi kehamilan dan toksemia
kehamilan.) Prawiroharjo 2005.
GEJALA
• Kenaikan tekanan darah
• Pengeluaran protein dalam urine
• Edema kaki, tangan sampai • Nyeri kepala di daerah
muka frontal
• Terjadinya gejala subjektif : • Nyeri epigastrium
• Sakit kepala
• Penglihatan semakin
• Penglihatan kabur
kabur
• Nyeri pada epigastrium
• Adanya mual muntah
• Sesak nafas
• Pemeriksaan
• Berkurangnya pengeluaran urine
menunjukkan
• Menurunnya kesadaran wanita
hiperrefleksia atau
hamil sampai koma
mudah teransang.
• Terjadinya kejang
EKLAMSIA BERDASARKAN WAKTU

Eklampsia gravidarum
• Kejadian 50% sampai 60 %
• Serangan terjadi dalam keadaan hamil
Eklampsia parturientum
• Kejadian sekitar 30 % sampai 50 %
• Saat sedang inpartu
• Batas dengan eklampsia gravidarum sukar di tentukan
terutama saat mulai inpartu
Eklampsia puerperium
• Kejadian jarang 10 %
• Terjadi serangan kejang atau koma seletah persalinan
berakhir
TINGKATAN EKLAMSIA

Tingkat awal atau aura


• Berlangsung 30 – 35 detik
• Tangan dan kelopak mata gemetar
• Mata terbuka dengan pandangan kosong
• Kepala di putar ke kanan atau ke kiri
Tingkat kejang tonik
• Berlangsung sekitar 30 detik
• Seluruh tubuh kaku : wajah kaku, pernafasan berhenti, dapat
diikuti sianosis, tangan menggenggam, kaki di putar
kedalam, lidah dapat tergigit.
• Tingkat kejang klonik
• Berlangsung 1 sampai 2 menit
Kejang tonik berubah menjadi kejang klonik
• Konsentrasi otot berlangsung cepat
• Mulut terbuka tertutup dan lidah dapat tergigit sampai
putus
• Mata melotot
• Mulut berbuih
• Muka terjadi kongesti dan tampak sianosis
• Penderita dapat jatuh, menimbulkan trauma tambahan
Tingkat koma
• Setelah kejang klonik berhenti penderita menarik
nafas
• Diikuti,yang lamanya bervariasi
KOMPLIKASI
EKLAMSI

IBU

– Aspirasi air ludah menambah JANIN


gangguan fungsi paru
– Tekanan darah meningkat
menimbulkan perdarahan otak – Asfiksia
dan kegagalan jantung mendadak
– Lidah dapat tergigit mendadak
– Jatuh dari tempat tidur – Solusio plasenta
menyebabkan fraktura dan luka –
luka – Persalinan
– Gangguan fungsi ginjal prematuritas
– Perdarahan
• Diagnosis eklampsia
Eklampsia selalu didahului oleh pre eklampsia.
Perawatan prenatal untuk kehamilan dengan
predisposisi pre eklampsia perlu ketat dilakukan
agar dapat dideteksi sedini mungkin gejala –
gejala eklampsia.
• Prognosa eklampsia
Eklampsia di Indonesia masih merupakan
penyakit pada kehamilan yang meminta korban
besar dari ibu dan bayi ( Hanifa dalam
Prawiroharjo, 2005 ).
PENCEGAHAN

Usaha – usaha untuk menurunkan eklampsia terdiri


atas meningkatkan jumlah balai pemeriksaan
antenatal dan mengusahakan agar semua wanita
haiml memeriksa diri sejak hamil muda, mencari
pada tiap pemeriksaan tanda – tanda pre eklampsia
dan mengobatinya segera apabila ditemukan,
mengakhiri kehamilan sedapatnya pada kehamilan 37
minggu ke atas apabila dirawat tanda – tanda pre
eklampsia tidak juga dapat hilang. ( Hanifa dalam
Prawiroharjo, 2005 )
AN AN
A N G
PEN

Beri obat anti konvulsan


Perlengkapan untuk penanganan
kejang
Lindungi pasien dari kemungkinan
trauma
Aspirasi mulut dan tenggorokan
Baringkan pasien pada sisi kiri
Posisikan secar trandelenburg untuk
mengurangi resiko aspirasi
Berikan oksigen 4 – 6 liter / menit.
Pengobatan eklampsia
Eklampsia merupakan gawat darurat kebidanan
yang memerlukan pengobatan di rumah sakit untuk memberikan
pertolongan yang adekuat.
Konsep pengobatannya :
Menghindari terjadinya :
– Kejang berulang
– Mengurangi koma
– Meningkatkan jumlah dieresis
Perjalanan kerumah sakit dapat diberikan :
– Obat penenang dengan injeksikan 20 mgr valium
– Pasang infuse glukosa 5 % dan dapat di tambah dengan valium 10 sampai
20 mgr
Sertai petugas untuk memberikan pertolongan:
– Hindari gigitan lidah dengan memasang spatel pada lidah
– Lakukan resusitasi untuk melapangkan nafas dan berikan O2
– Hindari terjadinya trauma tambahan
TERIMA KASIH

You might also like