You are on page 1of 20

TRAUMA TUMPUL PADA KASUS

PENGANIAYAAN CHAIRULLAH
SIDQI, 15 TAHUN, CM 0-95-48-07

MUHAMMAD REVA FLOREAN


WIRYANTI AMBARITA
PUTRI WULAN TIKA
NOVI INTAN MELANI
MOLLA ANDRISKA DEWI

Pembimbing :
Dr. dr. H. Taufik Suryadi, S. Ked, Sp. F, Dipl-BE
Bagian Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
RSUD dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh
2017
ABSTRAK
Penganiayaan dapat menyebabkan banyak jenis perlukaan,
salah satunya trauma tumpul. Berikut laporan kasus pasien, seorang
laki-laki usia 15 tahun datang ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Umum dr. Zainoel Abidin dengan ditemukan luka memar di kepala
kanan, dahi, pelipis kiri, ujung mata kanan, pipi kanan, lengan bawah
kiri bagian belakang, pinggang kanan bawah bagian depan dan luka
lecet di siku kiri. Dari anamnesis, ketika kejadian, korban dipukul,
ditendang, dan diantukkan kepalanya ke dinding oleh pamannya. Hasil
pemeriksaan fisik pasien di temukan tujuh buah luka memar satu buah
luka lecet. Ketujuh luka memar dan satu luka lecet pada pasien akibat
trauma tumpul ketika pasien mengalami penganiayaan.
PENDAHULUAN

Penganiayaan merupakan istilah hukum, yaitu dengan sengaja


melukai atau menimbulkan perasaan nyeri pada seseorang

Perkembangan zaman sekarang tidak hanya membawa pengaruh


besar pada Negara Indonesia, melainkan juga berdampak
terhadap perkembangan masyarakat, perilaku dan pergeseran
budaya dalam masyarakat

Masalah ini menyebabkan semakin tingginya angka kriminalitas,


maraknya terjadi pelanggaran dan perbuatan tindak pidana yang
dapat terjadi ditengah-tengah lingkungan masyarakat maupun di
lingkungan keluarga.

Meningkatnya angka kriminalitas di masyarakat banyak


menimbulkan tindakan kejahatan, yang sering dialami oleh
masyarakat yaitu kejahatan kekerasan (penganiayaan).
PENDAHULUAN

Trauma tumpul (blunt force trauma) adalah suatu ruda


paksa yang diakibatkan oleh benda tumpul pada
permukaan tubuh dan mengakibatkan luka.

Trauma tumpul ini, disebabkan oleh benda-benda yang


mempunyai permukaan tumpul seperti batu, kayu,
martil, kepalan tinju (penganiayaan), jatuh dari tempat
yang tinggi, kecelakaan lalu lintas, luka tembak (dengan
peluru karet/ bukan peluru tajam) dan sebagainya.
PENDAHULUAN
Kewajiban dokter dalam membuat VeR yaitu menentukan secara objektif adanya
luka, dan bila ada luka, dokter harus menentukan derajatnya.

Luka derajat pertama yaitu luka yang tidak berakibat penyakit maupun halangan
bagi seseorang untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian.

Luka derajat kedua, yaitu apabila seseorang itu mendapat luka atau menimbulkan
penyakit atau halangan di dalam melakukan pekerjaan jabatan atau pencaharian,
akan tetapi hanya untuk sementara waktu saja

Luka derajat ketiga, yaitu apabila penganiayaan tersebut mengakibatkan luka


berat seperti yang dimaksud dalam pasal 90 KUHP,
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS PASIEN

▰Nama : Tn. U
▰Umur : 52 tahun
▰No. CM : 1-16-16-98
▰Jenis Kelamin : Pria
▰Pekerjaan :-
▰Alamat : Jl. Klambir V Gg. Albadar LK II No. 2
Tanjung Gusta, Medan Helvetia.
▰Tanggal Pemeriksaan : 13 Februari 2018
KRONOLOGIS & ANAMNESIS

KRONOLOGIS RPS
Berdasarkan keterangan dari petugas Menurut keterangan
kantor kesehatan pelabuhan yang keluarga, korban tidak
mengantarkan jenazah pada pukul dua memiliki riwayat penyakit
lewat tiga puluh dini hari telah ditemukan jantung, dan lain-lain.
kepala kamar mesin. MV Oceanic
Success (Tn. Usaha Ginting) dalam
kondisi duduk bersiladiatas sajadah
dengan tangan tertelungkup kedepan
dan dalam kondisi tidak bernafas dengan
kondisi badan yang sudah membiru
PEMERIKSAAN UMUM
 Dijumpai sesosok jenazah laki-laki dengan perawakan
besar berusia lima puluh dua tahun, warna kulit kuning
langsat, rambut ikal berwarna hitam pendek disertai
beberapa helai rambut putih, tidak mudah dicabut.
Panjang badan seratus delapan puluh tiga sentimeter.
 Dijumpai jenazah dalam keadaan tertutup Selembar
kain putih berukuran panjang dua ratus lima puluh tiga
sentimeter dan lebar seratus lima puluh sentimeter.
Jenazah dalam keadaan mengenakan Baju kemeja
seragam lengan pendek berwarna putih.
 mengenakan Baju kemeja seragam lengan pendek
berwarna putih berlabel ukuran XL dengan dua saku di
dada depan, pada bagian atas saku sebelah kiri
bertuliskan huruf IBT dengan kancing depan sebanyak
tujuh anak kancing berukuran panjang tujuh puluh
sembilan sentimeter dan lebar baju seratus lima belas
PEMERIKSAAN UMUM

 Dijumpai pada seluruh wajah,


leher, dada depan, kedua
lengan, pinggang, punggung
belakang, bokong, serta kedua
paha bagian belakang yang
tidak hilang dengan penekanan,
Kaku mayat pada seluruh tubuh,
sukar dilawan, Tubuh teraba
dingin, Dijumpai pengelupasan
kulit ari di bagian betis sebelah
kiri dan kanan.
PEMERIKSAAN UMUM
 Kepala dan wajah : Rambut ikal pendek berwarna hitam disertai
beberapa helai rambut putih, tidak mudah dicabut.

 Mata : Tidak ada kelainan

 Hidung : Hidung simetris, tidak ada kelainan

 Telinga : Bentuk telinga simetris dan tidak ada kelainan

 Mulut : Terdapat kumis berwarna hitam disertai beberapa helai


bulu berwarna putih, sukar dicabut

 Gigi :Berwarna putih kekuningan, jumlah sulit dinilai karena


kaku mayat

 Rahang Atas : Tidak ada kelainan


PEMERIKSAAN UMUM

 Leher : Tampak simetris, terdapat lebam mayat di seluruh


leher, tidak hilang dengan penekanan

 Bahu : Tampak simetris, tidakadakelainan

 Dada : Dada simetris,terdapat lebam mayat dibagian dada


depan, tidak hilang dengan penekanan

 Perut : Tampak simetris, tidak ada kelainan

 Punggung : Tampak simetris, terdapat lebam mayat di


punggung bagian bawah, tidak hilang dengan penekanan

 Pinggang : Tampak simetris, terdapat lebam mayat pada


pinggang kiri dan kanan, tidak hilang dengan penekanan.
PEMERIKSAAN UMUM

 Alat Kelamin : Tidak ada kelainan

 Dubur : Tidak terlihat adanya


pengeluaran tinja.

 Kulit : Tidak terlihat adanya


pengeluaran tinja
PEMERIKSAAN UMUM

Anggota Gerak Atas :

 Terdapat lebam mayat pada lengan atas, tidak


hilang dengan penekanan

 Kuku tampak kebiruan

 Terdapat kaku mayat pada anggota gerak atas


PEMERIKSAAN UMUM

Anggota Gerak Bawah :

 Dijumpai pengelupasan kulit ari di bagian betis


sebelah kiri dan kanan

 Kuku tampak pucat

 Terdapat kaku mayat pada anggota gerak bawah


PEMBAHASAN

KASUS TEORI
• Dijumpai pada seluruh wajah, leher, • Terdapat empat tanda kematian
dada depan, kedua lengan, pinggang, molekuler yang selalu dididapati
punggung belakang, bokong, serta yaitu penuruanan suhu tubuh,
kedua paha bagian belakang yang lebam mayat (Livor Mostis), kaku
tidak hilang dengan penekanan, Kaku mayat (Rigor Mortis, Cardaveric
mayat pada seluruh tubuh, sukar Rigidity), pembusukan
dilawan, Tubuh teraba dingin, (Decongposition), adiposere, dan
Dijumpai pengelupasan kulit ari di mumifikasi.
bagian betis sebelah kiri dan kanan.
PEMBAHASAN

KASUS TEORI
• Pada kasus, Kaku mayat • Perubahan post mortem yang disebabkan oleh
pada seluruh tubuh, sukar kontraksi otot pada mayat adalah kaku mayat
dilawan dapat (Rigor mortis), Kehilangan total ATP
menyebabkan kontraksi. ATP diperlukan dalam
disimpulkan perkiraan
proses pemisahan jembatan silang filament
waktu kematian terjadi 8- aktin. Otot akan tetap kaku sampai protein otot
10 jam sebelum hancur yang disebabkan autolisis oleh enzim
pemeriksaan. yang dilepaskan oleh lisosom. Kaku mayat
terjadi 2-3 jam setelah kematian dan berlanjut
sampai 8-12 jam. Kaku mayat hilang dalam 24-
36 jam.
K
PEMBAHASAN
A
S TEORI
U
• Pada
peme
• Gambaran postmortem pada asfiksia : 10
• Muka dan ujung-ujung ekteremitas sianotik (warna biru

S
riksa
an
keunguan) yang disebabkan tubuh mayat lebih membutuhkan
HbCO2 dari pada HbO2.
• Tardiue’s spot pada konjungtiva bulbi dan palpebra. Tardiue’s
fisik
di spot merupakan bintik-bintik perdarahan (petekie) akibat
dapat pelebaran kapiler darah setempat.
• Lebam mayat cepat timbul, luas, dan lebih gelap karena
kan
terhambatnya pembekuan darah dan meningkatnya fragilitas
waja
atau permeabilitas kapiler,. Hal ini akibat meningkatnya kadar
h dan
CO2. Sehingga darah dalam keadaan lebih cair. Lebam mayat
bibir
lebih gelap karena menigkatnya kadar HbCO 2.
berw • Busa halus keluar dari hidung dan mulut. Busa halus ini
arna
disebakan adanya fenomena kocokan pada pernafasan kuat.
kebir
uan,
lidah
PEMBAHASAN

KASUS TEORI
• Berdasarkan hasil pemeriksaan, ada • Pembusukan terutama dimulai dari
didapatkan tanda pembusukan dapat caecum. Proses ini dipengaruhi oleh
disimpulkan perkiraan kematian kerja dari bakteri yang ada pada
tubuh korban.
korban belum mencapai 16-18 jam
ketika pemeriksaan dilakukan.
TERIMA
KASIH

You might also like