Professional Documents
Culture Documents
SLIDE LAPKAS FORENSIK Penganiayaan
SLIDE LAPKAS FORENSIK Penganiayaan
PENGANIAYAAN CHAIRULLAH
SIDQI, 15 TAHUN, CM 0-95-48-07
Pembimbing :
Dr. dr. H. Taufik Suryadi, S. Ked, Sp. F, Dipl-BE
Bagian Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
RSUD dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh
2017
ABSTRAK
Penganiayaan dapat menyebabkan banyak jenis perlukaan,
salah satunya trauma tumpul. Berikut laporan kasus pasien, seorang
laki-laki usia 15 tahun datang ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Umum dr. Zainoel Abidin dengan ditemukan luka memar di kepala
kanan, dahi, pelipis kiri, ujung mata kanan, pipi kanan, lengan bawah
kiri bagian belakang, pinggang kanan bawah bagian depan dan luka
lecet di siku kiri. Dari anamnesis, ketika kejadian, korban dipukul,
ditendang, dan diantukkan kepalanya ke dinding oleh pamannya. Hasil
pemeriksaan fisik pasien di temukan tujuh buah luka memar satu buah
luka lecet. Ketujuh luka memar dan satu luka lecet pada pasien akibat
trauma tumpul ketika pasien mengalami penganiayaan.
PENDAHULUAN
Luka derajat pertama yaitu luka yang tidak berakibat penyakit maupun halangan
bagi seseorang untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian.
Luka derajat kedua, yaitu apabila seseorang itu mendapat luka atau menimbulkan
penyakit atau halangan di dalam melakukan pekerjaan jabatan atau pencaharian,
akan tetapi hanya untuk sementara waktu saja
▰Nama : Tn. U
▰Umur : 52 tahun
▰No. CM : 1-16-16-98
▰Jenis Kelamin : Pria
▰Pekerjaan :-
▰Alamat : Jl. Klambir V Gg. Albadar LK II No. 2
Tanjung Gusta, Medan Helvetia.
▰Tanggal Pemeriksaan : 13 Februari 2018
KRONOLOGIS & ANAMNESIS
KRONOLOGIS RPS
Berdasarkan keterangan dari petugas Menurut keterangan
kantor kesehatan pelabuhan yang keluarga, korban tidak
mengantarkan jenazah pada pukul dua memiliki riwayat penyakit
lewat tiga puluh dini hari telah ditemukan jantung, dan lain-lain.
kepala kamar mesin. MV Oceanic
Success (Tn. Usaha Ginting) dalam
kondisi duduk bersiladiatas sajadah
dengan tangan tertelungkup kedepan
dan dalam kondisi tidak bernafas dengan
kondisi badan yang sudah membiru
PEMERIKSAAN UMUM
Dijumpai sesosok jenazah laki-laki dengan perawakan
besar berusia lima puluh dua tahun, warna kulit kuning
langsat, rambut ikal berwarna hitam pendek disertai
beberapa helai rambut putih, tidak mudah dicabut.
Panjang badan seratus delapan puluh tiga sentimeter.
Dijumpai jenazah dalam keadaan tertutup Selembar
kain putih berukuran panjang dua ratus lima puluh tiga
sentimeter dan lebar seratus lima puluh sentimeter.
Jenazah dalam keadaan mengenakan Baju kemeja
seragam lengan pendek berwarna putih.
mengenakan Baju kemeja seragam lengan pendek
berwarna putih berlabel ukuran XL dengan dua saku di
dada depan, pada bagian atas saku sebelah kiri
bertuliskan huruf IBT dengan kancing depan sebanyak
tujuh anak kancing berukuran panjang tujuh puluh
sembilan sentimeter dan lebar baju seratus lima belas
PEMERIKSAAN UMUM
KASUS TEORI
• Dijumpai pada seluruh wajah, leher, • Terdapat empat tanda kematian
dada depan, kedua lengan, pinggang, molekuler yang selalu dididapati
punggung belakang, bokong, serta yaitu penuruanan suhu tubuh,
kedua paha bagian belakang yang lebam mayat (Livor Mostis), kaku
tidak hilang dengan penekanan, Kaku mayat (Rigor Mortis, Cardaveric
mayat pada seluruh tubuh, sukar Rigidity), pembusukan
dilawan, Tubuh teraba dingin, (Decongposition), adiposere, dan
Dijumpai pengelupasan kulit ari di mumifikasi.
bagian betis sebelah kiri dan kanan.
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
• Pada kasus, Kaku mayat • Perubahan post mortem yang disebabkan oleh
pada seluruh tubuh, sukar kontraksi otot pada mayat adalah kaku mayat
dilawan dapat (Rigor mortis), Kehilangan total ATP
menyebabkan kontraksi. ATP diperlukan dalam
disimpulkan perkiraan
proses pemisahan jembatan silang filament
waktu kematian terjadi 8- aktin. Otot akan tetap kaku sampai protein otot
10 jam sebelum hancur yang disebabkan autolisis oleh enzim
pemeriksaan. yang dilepaskan oleh lisosom. Kaku mayat
terjadi 2-3 jam setelah kematian dan berlanjut
sampai 8-12 jam. Kaku mayat hilang dalam 24-
36 jam.
K
PEMBAHASAN
A
S TEORI
U
• Pada
peme
• Gambaran postmortem pada asfiksia : 10
• Muka dan ujung-ujung ekteremitas sianotik (warna biru
S
riksa
an
keunguan) yang disebabkan tubuh mayat lebih membutuhkan
HbCO2 dari pada HbO2.
• Tardiue’s spot pada konjungtiva bulbi dan palpebra. Tardiue’s
fisik
di spot merupakan bintik-bintik perdarahan (petekie) akibat
dapat pelebaran kapiler darah setempat.
• Lebam mayat cepat timbul, luas, dan lebih gelap karena
kan
terhambatnya pembekuan darah dan meningkatnya fragilitas
waja
atau permeabilitas kapiler,. Hal ini akibat meningkatnya kadar
h dan
CO2. Sehingga darah dalam keadaan lebih cair. Lebam mayat
bibir
lebih gelap karena menigkatnya kadar HbCO 2.
berw • Busa halus keluar dari hidung dan mulut. Busa halus ini
arna
disebakan adanya fenomena kocokan pada pernafasan kuat.
kebir
uan,
lidah
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
• Berdasarkan hasil pemeriksaan, ada • Pembusukan terutama dimulai dari
didapatkan tanda pembusukan dapat caecum. Proses ini dipengaruhi oleh
disimpulkan perkiraan kematian kerja dari bakteri yang ada pada
tubuh korban.
korban belum mencapai 16-18 jam
ketika pemeriksaan dilakukan.
TERIMA
KASIH