Professional Documents
Culture Documents
MATERI KULIAH
Secara Etimology :
Berarti bersengaja (al qashdu)
Secara Terminology :
Mazhab Syafi’i : Mengusap wajah dan tangan sebagai pengganti wudhu, mandi sesuai
dengan syarat-syarat tertentu
Mazhab Hanafi : bentuk prosesi bersuci dengan menggunakan debu suci untuk dua anggota
yang dikhususkan muka dan tangan dengan syarat-syarat tertentu
Mazhab Maliki : debu yang suci dipakai untuk mengusap wajah dan tangan dengan tertentu
Mazhab Hambali : mengusap wajah dan tangan dengan debu yang suci dengan cara khusus
yang telah ditentukan
Syarat Tayammum
1. Menggunakan debu yang suci ( tidak musta’mal, tidak bercampur )
2. Membersihkan najis di badan
3. Mengusap wajah dan dua tangannya dengan dua kali tepukan
4. Ijtihad menentukan kiblat
5. Telah masuk waktu shalat
6. Tayammum sekali untuk tiap shalat fardhu
Rukun Tayammum
1. Niat dimulai sejak memindahkan debu ke wajah
نويت التيمم الستباحة الصالة فرضا هلل تعالي .2
“Sengaja aku bertayammum untuk kebolehan mendirikan shalat karena Allah Ta’ala”
2 Mengusap wajah
3 Mengusap kedua tangan sampai siku
4 Tertib (berurutan)
YANG MEMBATALKAN TAYAMMUM
2. Murtad
3. Ragu-ragu terdapatnya air, apabila dia bertayammum karena tidak ada air. Apabila
tayammum karena sakit, maka tidak batal dengan melihat ada air
PENGERTIAN ISTINJA
Secara etimology Istinja yang berasal dari bahasa arab ini berarti menghilangkan
kotoran
Secara terminology istinja memiliki beberapa arti diantaranya :
Menghilangkan najis dengan air
Menghilangkan najis yang keluar dari qubul (kemaluan) dan dubur (pantat)
Menghilangkan najis dengan menggunakan air atau batu
Selain istilah istinja ada dua istilah lain yang merep dan terkait erat yaitu istijmar dan
istibra’.
Istijmar : menghilangkan sisa buang air dengan menggunakan batu atau benda-benda
yang semisalnya
Istibra’ : menghabiskan sisa kotoran atau air kencing hingga yakin sudah keluar semua
TATA CARA ISTINJA
1. Menggunakan air dan batu sekaligus. Ini adalah cara yang paling utama, karena batu
dapat menghilangkan bentuk/benda/’ain najisnya, sedangkan air menghilangkan sisa-
sisa/bekasnya.
3. Hanya menggunakan batu dan hukumnya jaiz meskipun ada air, dengan syarat ;
a. Suci, tidak najis atau terkena najis
b. Padat
c. Dapat menghilangkan najis
d. Tidak dimuliakan oleh syariat ( tidak menggunakan seumpama tulang/makanan
/pakaian dan sejenisnya)
ADAB DALAM BERISTINJA
1. Memakai sandal
2. Menutup kepala
3. Membaca do’a dengan kaki kiri ketika masuk ke WC
4. Tidak membawa sesuatu yang bertuliskan nama Allah
5. Tidak menghadap kiblat atau membelakanginya
6. Tidak berbicara
7. Tidak melihat ke atas, ke kemaluan, ke najis yang keluar, namun memandang ke depan
8. Tidak meludah
9. Menjaga baju dan badan agar tidak terkena najis
10. Mendahulukan kaki kanan ketika keluar WC dan membaca do’a