You are on page 1of 7

KAIFIYAT TAYAMMUM

MATERI KULIAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


SYEKH MUHAMMAD NAFIS TABALONG
Pengertian dan Dasar Hukum Tayammum

 Secara Etimology :
Berarti bersengaja (al qashdu)
 Secara Terminology :
 Mazhab Syafi’i : Mengusap wajah dan tangan sebagai pengganti wudhu, mandi sesuai
dengan syarat-syarat tertentu
 Mazhab Hanafi : bentuk prosesi bersuci dengan menggunakan debu suci untuk dua anggota
yang dikhususkan muka dan tangan dengan syarat-syarat tertentu
 Mazhab Maliki : debu yang suci dipakai untuk mengusap wajah dan tangan dengan tertentu
 Mazhab Hambali : mengusap wajah dan tangan dengan debu yang suci dengan cara khusus
yang telah ditentukan

 Dasar Hukum Tayammum Al Quran Surah An Nisa ayat 43 :


‫ وان كنتم مرضي او علي سفر او جاء احد منكم من الغائط او لمستم النساء فلم تجدوا ماء فتيمموا صعيدا طيبا فامسحوا بوجوهكم وايديكم ان هللا كان‬
‫عفوا غفورا‬
“ ….Jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan atau sehabis buang air atau kamu telah menyentuh
perempuan, sedang kamu tidak mendapat air , maka bertayammumlah kamu dengan debu baik (suci),
usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Sungguh Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun
SYARAT DAN RUKUN TAYAMMUM

 Syarat Tayammum
1. Menggunakan debu yang suci ( tidak musta’mal, tidak bercampur )
2. Membersihkan najis di badan
3. Mengusap wajah dan dua tangannya dengan dua kali tepukan
4. Ijtihad menentukan kiblat
5. Telah masuk waktu shalat
6. Tayammum sekali untuk tiap shalat fardhu

 Rukun Tayammum
1. Niat dimulai sejak memindahkan debu ke wajah
‫نويت التيمم الستباحة الصالة فرضا هلل تعالي‬ .2
“Sengaja aku bertayammum untuk kebolehan mendirikan shalat karena Allah Ta’ala”
2 Mengusap wajah
3 Mengusap kedua tangan sampai siku
4 Tertib (berurutan)
YANG MEMBATALKAN TAYAMMUM

1. Semua yang membatalkan wudhu

2. Murtad

3. Ragu-ragu terdapatnya air, apabila dia bertayammum karena tidak ada air. Apabila

tayammum karena sakit, maka tidak batal dengan melihat ada air
PENGERTIAN ISTINJA

 Secara etimology Istinja yang berasal dari bahasa arab ini berarti menghilangkan
kotoran
 Secara terminology istinja memiliki beberapa arti diantaranya :
 Menghilangkan najis dengan air
 Menghilangkan najis yang keluar dari qubul (kemaluan) dan dubur (pantat)
 Menghilangkan najis dengan menggunakan air atau batu
 Selain istilah istinja ada dua istilah lain yang merep dan terkait erat yaitu istijmar dan
istibra’.
 Istijmar : menghilangkan sisa buang air dengan menggunakan batu atau benda-benda
yang semisalnya
 Istibra’ : menghabiskan sisa kotoran atau air kencing hingga yakin sudah keluar semua
TATA CARA ISTINJA

1. Menggunakan air dan batu sekaligus. Ini adalah cara yang paling utama, karena batu
dapat menghilangkan bentuk/benda/’ain najisnya, sedangkan air menghilangkan sisa-
sisa/bekasnya.

2. Hanya menggunakan air. Cara ini derajatnya di bawah cara pertama

3. Hanya menggunakan batu dan hukumnya jaiz meskipun ada air, dengan syarat ;
a. Suci, tidak najis atau terkena najis
b. Padat
c. Dapat menghilangkan najis
d. Tidak dimuliakan oleh syariat ( tidak menggunakan seumpama tulang/makanan
/pakaian dan sejenisnya)
ADAB DALAM BERISTINJA

1. Memakai sandal
2. Menutup kepala
3. Membaca do’a dengan kaki kiri ketika masuk ke WC
4. Tidak membawa sesuatu yang bertuliskan nama Allah
5. Tidak menghadap kiblat atau membelakanginya
6. Tidak berbicara
7. Tidak melihat ke atas, ke kemaluan, ke najis yang keluar, namun memandang ke depan
8. Tidak meludah
9. Menjaga baju dan badan agar tidak terkena najis
10. Mendahulukan kaki kanan ketika keluar WC dan membaca do’a

You might also like