You are on page 1of 10

DINAMIKA POPULASI IKAN

1.1. Tujuan Utama Pengkajian Stok Ikan


Maksud dari pengkajian stok ikan adalah memberikan saran tentang pemanfaatan yang optimum, sumber daya
hayali perairan seperti ikan dan udang. Sumber daya hayati bersifat terbatas tapi dapat memperbaharui dirinya, dan
pengkajian stok ikan dapat diartikan sebagai upaya pencarian tingkat pemanfaatan yang daiam jangka panjang memberikan
hasil tangkapan maksimum perikanan daiam bentuk bobot

Gambar . Tujuan dasar dari pengkajian stok. Tingkat upaya penangkapan yang daiam jangka panjang memberikan hasil
tertinggi dicirikan oleh Fm8y dan hasil tangkapannya dicirikan oleh MSY, yaitu singkatan dari Maximum Sustainable Yield.
Ungkapan "daiam jangka panjang" digunakan karena seseorang dapat memperoleh hasil yang tinggi daiam tahun tertentu
lalu serentak meningkatkan upaya penangkapan. tapi diikuti dengan hasil yang makin berkurang pada tahun-tahun
berikutnya karena sumber dayanya telah ditangkap. Biasanya. kita tidak tertuju kepada hasil tertinggi pada satu tahun
tertentu, tapi pada suatu strategi penangkapan yang memberikan hasil tertinggi secara tetap tahun demi tahun.
1.2. Konsep Stok
Konsep dasar dalam mendiskripsikan dinamika suatu sumber daya perairan yang dieksploitasi adalah stok. Suatu stok
adalah sub gugus dari suatu "spesies" yang umumnya dianggap sebagai unit taksonomi dasar. Prasyarat untuk identifikasi stok
adalah kemampuan untuk memisahkan spesies yang berbeda. Karena sangat banyaknya spesies ikan yang ditemukan di
perairan tropis dan seiing mirip satu sama lain, identifikasinya dapat menimbulkan masalah. Karena itu, ilmuwan perikanan
harus menguasai teknik-teknik identifikasi spesies jika harus menghasilkan pengkajian stok yang bermanfaat dari data yang
dikumpulkan. Stok diartikan sebagai suatu sub gugus dari satu spesies yang mempunyai parameter pertumbuhan dan
mortalitas yang sama, dan menghuni suatu wilayah geografis tertentu. Terhadap definisi ini dapat kita tambahkan bahwa stok
adalah kelompok hewan yang terpisah yang menunjukkan sedikit percampuran dengan kelompok sekelilingnya. Satu sifat
parameter pertumbuhan dan mortalitas tetap konstan untuk seluruh wilayah sebaran Stok tersebut.
Definisi yang paling cocok dalam konteks pengkajian stok adalah yang dikemukakan oleh Gulland (1983) yang rrienyatakan
bahwa untuk keperluan pengelolaan perikanan, definisi suatu stok merupakan masalah operasional, yakni suatu
subkelompok dari satu spesies dapat diperlakukan sebagai satu stok jika pcrbedaan-perbedaan dalam kelompok tersebut dan
"pencampuran" dengan kelompok lain mungkin dapat diabaikan tanpa membuat kesimpulan yang tidak absah.
Pengkajian stok ikan harus dilakukan secara terpisah bagi tiap stok. Kemudian hasilnya mungkin (atau tidak) digabung ke
dalam suatu pengkajian perikanan miltispesies. Oleh karena itu, data masukan untuk tiap stok dari spesies yang dtkaji harus
tersedia. Konsep stok berkaitan erat dengan konsep parameter pertumbuhan dan mortalitas. Parameter pertumbuhan
merupakan nilai numerik dalam persamaan di mana kita dapat memprediksi ukuran badan ikan setelah mencapai umur
tertentu. Parameter mortalitas mencerminkan suatu laju kematian hewan, yakni jumiah kematian per unit waktu, Parameter
mortalitas dalam modul ini adalah mortalitas penangkapan, yang mencerminkan kematian yang dikarenakan oleh
penangkapan dan mortalitas alami yang merupakan kematian karena sebab-sebab lain (pemangsaan, penyakit dll.). Sifat
utama suatu stok adalah jika parameter pertumbuhan dan mortalitas tetap konstan di seluruh wilayah penyebarannya.
1. Faktor yang mengatur Pertumbuhan
Pertumbuhan individu ikan didefinisikan sebagai pertambahan panjang atau berat ikan dalam periode waktu tertentu.
Pertumbuhan adalah salah satu parameter populasi yang banyak digunakan untuk analisis stok perikanan. Kecepatan atau
besarnya pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: (1) ketersediaan makanan yang sesuai dalam jumlah yang
cukup; (2) faktor stress yang disebabkan oleh kepadatan (density dependent factor); (3) penyakit dan parasit; (4) faktor genetis;
dan (5) lingkungan alami lainnya seperti kualitas air.
2. Model Pertumbuhan Panjang
Panjang merupakan salah satu ukuran praktis dari ikan yang mudah diukur. Panjang ikan diukur dengan alat penggaris
yang sangat mudah dibawa oleh peneliti karena harganya yang relatif murah. Sedangkan timbangan pengukur berat tidak
praktis dan mahal. Umumnya ukuran berat dari ikan diduga dari ukuran panjang. Dalam hal ini, panjang dijadikan sebagai
indikator untuk menduga berat ikan.
Terdapat beberapa cara untuk memperoleh data masukan bagi metode-metode yang digunakan
untuk mendapatkan parameter-parameter pertumbuhan (k, L∞ , to). Metode tersebut dapat
dikelompokkan dalan tiga kelompok:
1. Pembacaan umur yang dikombinasikan dengan pengukuan panjang.
a. data berasal dari survei daya penggunaan sebuah kapal penelitian.
b. data berasal dari sejumlah sampel yang ditarik dari hasil tangkapan komersial.

2. Hanya dari pengukuran panjang saja


c. data berasal dari survei daya penggunaan sebuah kapal penelitian.
b. data berasal dari sejumlah sampel yang ditarik dari hasil tangkapan komersial.

3. Percobaan penandaan {mark-recapture, tagging), dimana diperoleh dua pengukuran panjang, yakni pada saat pemberian
tanda dan pada saat ikan bertanda ditangkap kembali. Dari segi teoritis metode ini sangat bagus tetapi sulit dan mahal
untuk diimplementasikan.
ESTIMASI LAJU MORTALITAS
Mortalitas Alami Mortalitas alami yakni mortalitas yang terjadi karena berbagai sebab selain penangkapan, seperti:
pemangsaan, kanibalisme, penyakit, stes pemijahan, kelaparan, dan usia tua. Mortalitas tersebut terkait dengan ekosistem.
Spesies yang sama yang berada pada daerah yang berbeda mungkin mempunyai laju mortalitas yang berbeda, tergantung
dari kepadatan, pemangsaan dan persaingan yang kelimpahannya dipengaruhi oleh kegiatan penangkapan. Karena
pengukuran M tidak mungkin diperoleh, maka telah dicoba untuk menentukan kualitas yang didapat dianggap proposional
dengan M dan yang lebih mudah untuk diukur (atau diduga).
Rumus empiris Pauly Pauly (1980) menyusun analisis regresi M (pertahun) terhadap K(pertahun), L (cm) dan T (rata-rata
suhu permukaan air tahunan dalam derajat celcius).
In M = -0,152 - 0,279 * In L + 0,6543* In K+ 0,463*
In T Nilai M (pertahun) yang dihitung dengan "rumus Pauly" untuk berbagai kombinasi dari L , K dan T. Persamaan diatas
memberi suatu dugaan M yang termasuk ke dalam kategori "taksiran yang kualifaid".
Persamaan diatas mungkin benar untuk rata-rata ikan, tapi mungkin meleset jauh untuk stok ikan tertentu. Rumus tersebut
menunjukkan:
1. Ikan kecil mempunyai mortalitas yang tinggi.
2. Spesies ikan yang tumbuh cepat mortalitas alaminya tinggi.
3. Makin hangat suhu lingkungan perairan makin tinggi mortalitas alami.

Rumus Pauly didasarkan hanya atas data stok ikan, dan hasilnya tergantung kepada cara bagaimana kita mengukur
panjang (panjang total, panjang standart, panjang cagak dan sebagainya). Karena persamaan pauly hanya memberikan
dugaan kasar dari M rinciannya dapat kita abaikan. Jangan menggunakan rumus Pauly untuk krustacea, moluska, atau
chepalopod atau invertebrata lainnya, karena rumus tersebut tidak mencakup kelompok tersebut.
ANALISIS DATA CATCH-EFFORT

Kata "fishery" dengan terjemahan "perikanan" mempunyai arti khusus "perikanan tangkap". Penggunaan kata
perikanan pada konteks ini selanjutnya berarti perikanan tangkap, baik untuk perikanan laut maupun perikanan tawar
(danau, waduk perairan alami lainnya). Manajemen penkanan menghadapi masalah yang paling esensial tentang
"optimal control”. Metode perhitungan usaha penangkapan optimal adalah tentang penerapan model dinamika
perikanan. Kemudian dianalisis dengan matematika dan statistika ataupun metode numerik lainnya. Hasil estimasi ini
kemudian dijadikan dasar kebijaksanaan dalam penerapan jumlah usaha penangkapan untuk suatu stok perikanan.
Sayangnya, model untuk menduga manajemen penangkapan yang optimal ini memerlukan penyederhanaan kondisi
dinamika perikanan yang sangat kompleks, dan kita harus berasumsi bahwa manajemen penangkapan optimal yang
didapat dan model tersebut mendekati kondisi perikanan yang sebenarnya.
Kebanyakan perikanan tangkap dikelola berdasarkan data historis tentang jumlah effort dan total catch. Data "time-series"
masa lalu ini, bersama dengan pengalaman, digunakan untuk mempelajari pengaruh tekanan penangkapan terhadap stok
ikan, dan pola manajemen yang harus diterapkan sehubungan dengan penurunan hasil tangkap (yang berarti penurunan
stok ikan). Selain model catch dan effort, altematif pendekatan yang lain juga banyak digunakan untuk pengelolaan
perikanan. Jika umur stok (cohort) dan catch bisa ditentukan, virtual population analysis" atau "cohort analysis" sering
digunakan untuk menduga potensi stok perikanan. Metode tersebut diatas bisa digunakan untuk menduga parameter
populasi dan status dari "system", dan bahkan bisa menggambarkan kondisi yang lebih detail dibandingkan dengan data
catch dan effort Pada jenis perikanan tertentu "larval sampling program" atau "echo sounding studies" dapat memberikan
petunjuk yang berharga tentang kondisi stok.
Model Perikanan
Dalam arti yang sangat sederhana, suatu perikanan adalah eksploitasi sumberdaya yang mana kapal nelayan pergi ke laut dan
kembali ke darat membawa ikan. Data reflektif dari program ini adalah laporan tentang jumlah effort dan hasil tangkapan.
Baranoy (1925) dalam Schnute (1977) pertama menggunakan sistem ini secara sistematik dan menyatakan bahwa kegiatan
perikanan bukanlah secara sederhana pengambilan dari stok ikan seperti bunga terhadap kapital dalam kegiatan ekonomi.
Sebaliknya, Kegiatan perikanan justru menurunkan jumlah stok ikan. Dia memberikan contoh dengan menunjukkan
perbedaan catch per unit effort sebelum dan sesudah perang dunia I. Dari contoh tersebut dapat dipahami bahwa stok ikan
bisa pulih kembali setelah beberapa lama tidak mengalami tekanan dari kegiatan perikanan. Dari penjelasan diatas, dapat
dikatakan bahwa hasil tangkap pada waktu tertentu merupakan indikator dari ukuran biomas stok pada saat itu. Secara
teoritis, jika kita membuat seimbang pengaruh emigrasi dan imigrasi, perubahan biomas populasi pada tahun tertentu
dengan satu tahun berikutnya bisa ditufiskan secara sederhana sebagai berikut:

P(t+1)=P(t) + (R+G)-(C+M)

Dimana :
P(t+1) = biomas populasi pada saat (t+1)
Pt = biomas populasi awal, pada saat t
R = Rekruitmen selama waktu t
G = Pertumbuhan selama waktu t
C = jumlah hasil tangkap selama waktu t
M = mortalitas alami selama waktu t
Pada kondisi tidak ada kegiatan perikanan dan dengan menyatukan nilai rekruitmen dan pertumbuhan sebagai produksi, maka
persamaan diatas bisa ditulis kembali sebagai berikut:

P(M)=P(t)+Pd-M
Dimana: Pd = produksi (R+G) selama waktu, t

You might also like