You are on page 1of 19

BELAJAR KONSEP

BELAJAR KONSEP

1. Pengertian Konsep
2. Pentingnya Belajar Konsep
3. Merencanakan Pembelajaran
4. Discovery Belajar Penemuan
5. Penemuan Belajar Bermakna,
Tuntas

PSIKOLOGI BELAJAR
PENGERTIAN KONSEP
• Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas objek, kejadian,
kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama (Croser,
1984).
• Rosser, 1984 :
– Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek,
kejadian-kejadian, kegiatan2, atau hubungan2, yang mempunyai
atribut2 yang sama.
• Suatu konsep merupakan suatu abstraksi mental yang mewakili satu kelas
stimulus2.
• Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan.
• Suatu konsep telah dipelajari, bila yang diajar dapat menampilkan perilaku2
tertentu.

2
PENTINGNYA BELAJAR
KONSEP F(x)=2x+1
F(x)=2x+1
c2=a2+b2
c2=a2+b2 ??
??#*$
??#*$
•• Konsep-konsep
Konsep-konsepmerupakan
merupakanbatu-batu
batu-batu
pembangunan
pembangunan(building
(buildingblocks)
blocks)berpikir.
berpikir.
•• Konsep-konsep
Konsep-konsepmerupakan
merupakandasardasarbagi
bagiproses-
proses-
proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan
proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan
prinsip-prinsip
prinsip-prinsipdan
dangeneralisasi-generalisasi.
generalisasi-generalisasi.
•• Konsep-konsep
Konsep-konsepinilah
inilahyang
yangdijadikan
dijadikandasar
dasaroleh
oleh
seseorang
seseorangdalam
dalammemecahkan
memecahkanmasalah,
masalah,mengetahui
mengetahui
aturan-aturan
aturan-aturanyang
yangrelevan,
relevan,dan
danhal-hal
hal-hallain
lainyang
yang
ada
adaketerkaitannya
keterkaitannyadengan
denganapaapayang
yangharus
harus
dilakukan oleh individu.
dilakukan oleh individu.
•• Untuk
Untukmemecahkan
memecahkanmasalah,
masalah,seorang
seorangsiswa
siswaharus
harus
mengetahui aturan-aturan yang relevan dan
mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan-aturan-
aturan
aturanini
inididasarkan
didasarkanpadapadakonsep-konsep
konsep-konsepyangyang
diperolehnya.
diperolehnya.

3
7 Dimensi dari Konsep
By : Flavell (1970)

1. Atribut  dapat berupa fungsional dan fisik, seperti warna, tinggi,


bentuk.
2. Struktur  cara terkaitnya atau tergabungnya atribut-atribut
tersebut. Terdiri atas 3 struktur :
a. Konsep konjunktif
b. Konsep disjunktif
c. Konsep relasional.
3. Keabstrakan  konsep-konsep itu dapat dilihat dan konkret.
4. Keinklusifan  jumlah contoh-contoh yang terlibat dalam konsep
itu.
5. Generalitas atau keumuman.
6. Ketepatan.
7. Kekuatan (power).

4
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Belajar Konsep : Aku buat
konsep
tentang
1. Pola reinforsemen dan umpan balik apa ya ??
2. Jumlah contoh-contoh negatif dan
positif.
3. Jumlah atribut-atribut.

• Guru hendaknya menentukan konsep-konsep yang akan diajarkannya


pada para siswa, tingkat-tingkat pencapaian konsep yang diharapkan
dari para siswa dan metode mengajar yang akan digunakan.
• Analisa konsep dapat digunakan untuk merencanakan pengajaran dan
untuk menentukan apakah para siswa telah mencapai konsep-konsep
pada tingkat yang sesuai.
• Pencapaian konsep memperlancar belajar melalui proses-proses
transfer.
5
PEROLEHAN KONSEP
• Ausubel (1968) :
Konsep2 diperoleh dengan 2 cara :
1. Formasi konsep (concept formation)
Merupakan bentuk perolehan konsep2 sebelum
anak-anak masuk sekolah.
2. Asimilasi Konsep (concept assimilation)
Cara utama untuk memperoleh konsep2 selama
dan sesudah sekolah.

6
TEORI BELAJAR KONSEP
1. Pendekatan Perilaku
• Dasar belajar konsep adalah asosiasi stimulus dan respon
• Dalam belajar respon anak yang belajar memberikan satu
respon terhadap sejumlah stimulus yang berbeda.
2. Pendekatan Kognitif
• Memusatkan pada proses perolehan konsep-konsep, pada
sifat dari konsep2, dan bagaimana konsep2 itu disajikan
dalam struktur kognitif.

7
Menurut Gagne, belajar konsep merupakan satu bagian
daru suatu hirarki dari 8 bentuk belajar :

1. Belajar tanda (signal)


2. Belajar stimulus-respons
3. Chaining
4. Asosiasi verbal
5. Belajar diskriminasi
6. Belajar konsep konkret
7. Konsep terdefinisi dan aturan
8. Pemecahan masalah

8
TINGKAT-TINGKAT
PENCAPAIAN KONSEP
(By : Klausmeier, 1977)
1. Tingkat Konkret
Bahwa seseorang telah mencapai konsep pada tingkat
konkret apabila orang itu mengenal suatu benda yang
telah dihadapinya sebelumnya.
2. Tingkat Identitas
Seseorang akan mengenal objek :
(a) Sesudah selang suatu waktu,
(b) bila orang itu mempunyai orientasi ruang (spatial
orientation) yang berbeda terhadap objek itu, atau
(c) bila objek itu ditentukan melalui suatu cara indera yang
berbeda.

9
3. Tingkat Klasifikasi
• Siswa mengenal persamaan dari 2 contoh yang berbeda
dari kelas yang sama.
4. Tingkat Formal
• Siswa harus dapat menentukan atribut2 yang membatasi
konsep.
• Siswa stelah mencapai suatu konsep pada tingkat formal,
bila siswa itu dapat memberi nama konsep itu,
mendefinisikan konsep itu dalam atribut2 kriterianya,
mendeskriminasi dan memberi nama atribut2 yang
membatasi, serta mengevaluasi.

10
MENENTUKAN KONSEP
• Penunutun2 kurikulum dan buku2 teks
menyediakan suatu kerangka untuk konsep2
yang akan diajarkan, dan perilaku para siswa
akan menentukan konsep2 lain.
• Pengetahuan, pengalaman guru tentang
perkembangan kognitif dan perkembangan
bahasa itu sendiri akan menyediakan
informasi tambahan, bukan hanya untuk
menentukan konsep2 yang diajarkan,
melainkan juga untuk menentukan tingkat2
yang dapat kita harapkan dicapai oleh para
siswa

11
MERENCANAKAN PELAJARAN
a. Menentukan tingkat pencapaian konsep
Tingkat2 pencapaian konsep yang diharapkan tercemin dari
tujuan-tujuan pengajaran yang dirumuskan bagi para siswa.
b. Analisis konsep
Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang
dikembangkan untuk menolong guru dalam merencanakan
urutan2 pengajaran bagi pencapaian konsep.

12
BELAJAR PENEMUAN
By : Jerome Bruner
4 Tema tentang Pendidikan : Belajar sebagai proses kognitif,
1. Pentingnya arti struktur melibatkan 3 proses :
pengetahuan. 1. Memperoleh informasi baru.
2. Kesiapan (readiness) untuk 2. Trasformasi informasi.
belajar. 3. Menguji relevansi dan ketepatan
3. Nilai intuisi dalam proses pengetahuan
pendidikan.
4. Motivasi.
Motivasi
 Belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan.
 Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan bertahan
lama dan mempunyai efek transfer yang lebih baik serta
meningkatkan penalaran dan kemampuan berpikir secara bebas dan
melatih ketrampilan2 kognitif.
13
Peranan Guru
dalam Belajar Penemuan
1. Merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran
itu terpusat pada masalah2 yang tepat untuk diselidiki oleh
para siswa.
2. Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar
bagi para siswa untuk memecahkan masalah.
3. Memperhatikan 3 cara penyajian materi pembelajaran yaitu
cara enaktif, ikonik dan cara simbolik.
4. Bila siswa memecahkan masalah di laboratorium atau secara
teoritis, guru hendaknya berperan sebagai pembimbing.
5. Menilai hasil belajar

14
BELAJAR BERMAKNA
(BY : David Ausubel)

• 2 dimensi belajar menurut D. Ausubel :


1. Dimensi belajar penerimaan/penemuan.
2. Dimensi belajar bermakna/hafalan.
• BELAJAR BERMAKNA merupakan suatu proses
mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan
yang terdapat dalam struktur kognitif.
• BELAJAR HAFALAN terjadi bila informasi baru tidak
dapat dikaitkan pada konsep-konsep yang telah ada pada
struktur kognitif, karena konsep-konsep ini tidak mirip
dengan informasi baru ini.

 Page 15
• Berlangsung tidaknya belajar bermakna tergantung
pada struktur kognitif yang ada, serta kesiapan dan niat
anak didik untuk belajar bermakna dan kebermaknaan
materi pelajaran secara potensial.
• Faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna 
Ausubel, 1963 :
a. Struktur kognitif yang ada
b. Stabilitas
c. Kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang tertentu
dan pada waktu tertentu
• Prasyarat belajar bermakna :
a. Materi yang akan dipelajari harus bermakna secara
potensial
b. Anak yang akan belajar atau siswa harus bertujuan
(kesiapan dan niat) untuk melaksanakan belajar
bermakna.
16
BELAJAR TUNTAS
• Belajar tuntas (mastery learning) adalah filosofi
pembelajaran yang berdasar pada anggapan bahwa
semua siswa dapat belajar bila diberi waktu yang cukup
dan kesempatan belajar yang memadai.
• Selain itu, dipercayai bahwa siswa dapat mencapai
penguasaan akan suatu materi bila standar kurikulum
dirumuskan dan dinyatakan dengan jelas, penilaian
mengukur dengan tepat kemajuan siswa dalam suatu
materi, dan pembelajaran berlangsung sesuai dengan
kurikulum.
• Dalam metoda belajar tuntas, siswa tidak berpindah ke
tujuan belajar selanjutnya bila ia belum menunjukkan
kecakapan dalam materi sebelumnya.
17
18
Belajar tuntas berdasar pada beberapa premis, diantaranya:
• Semua individu dapat belajar
• Orang belajar dengan cara dan kecepatan yang berbeda
• Dalam kondisi belajar yang memadai, dampak dari
perbedaan individu hampir tidak ada
• Kesalahan belajar yang tidak dikoreksi menjadi sumber
utama kesulitan belajar.
Dua permasalahan yang sering muncul dalam pelaksanaan
belajar tuntas:
a. Pengelompokan dan pengaturan jadwal bisa memunculkan
kesukaran. Guru sering merasa lebih mudah meminta siswa
untuk belajar dalam kecepatan tetap dan menyelesaikan
tugas dalam waktu tertentu dibandingkan bila ada variasi
yang besar dalam kegiatan di suatu kelas.
b. Karena siswa yang lambat memerlukan waktu yang lebih
banyak dalam standar minimum, siswa yang cepat akan
terpaksa menunggu untuk maju ke tingkat yang lebih tinggi.
Permasalahan-permasalahan bisa diatasi dengan pemberian
perhatian yang bersifat perorangan, menetapkan standar yang
tinggi tapi bisa dicapai, dan menyediakan materi tambahan bagi
siswa yang belajar dengan cepat. 19

You might also like