You are on page 1of 30

“PERAN TENAGA PROMOSI

KESEHATAN DALAM BIDANG


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

GUNA KEBERHASILAN
PROGRAM”
SHRIMARTI RUKMINI DEVY
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
OKTOBER, 2023
PEMBANGUNAN KESEHATAN DI INDONESIA
PROMOSI KESEHATAN
KEMENKES:
“Promosi kesehatan adalah proses untuk memampukan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka. Atau upaya yang dilakukan terhadap
masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri”
Visi Promkes Misi Promkes
1. Advokat (advocate): kegiatan advokasi
Masyarakat mau dan mampu dilakukan terhadap para pengambil
memelihara dan meningkatkan
Kesehatannya keputusan dari berbagai tingkat dan sektor
terkait kesehatan.
2. Menjembatani (mediate) : promkes
menjembatani sektor kesehatan dengan
sektor lain sebagai mitra.
3. Memampukan (enable): memampukan
masyarakat baik secara langsung maupun
melalui tokoh-tokoh masyarakat
Lanjutan….

Piagam Ottawa 1986


1.Mengembangkan kebijakan public
berwawasan Kesehatan
(healthy public policy) Shanghai Declaration 2016
2. Menciptakan lingkungan yang 1. Health Literacy
mendukung (supportive 2.Good Governance *)
environment)
-
3. Healthy in all setting
3. Memperkuat aksi/gerakan
masyarakat ( strengthening *) suatu konsep yg mengacu pd proses
community action) pencapaian keputusan dan pelaksanaan
4. Pengembangan ketrampilan individu yg dapat dipertanggungjawabkan secara
(personal skills) bersama ( pemerintah, warga,swasta).
5. Reorientasi system pelayanan
kesehatan (reorient health services)
Misi Promosi Kesehatan:
1. Enable (Memampukan)
Memberikan keterampilan kepada masyarakat agar mandiri di bidang
Kesehatan.
2. Mediate (Menjembatani)
Menjembatani sektor kesehatan dengan non kesehatan (kemitraan).
3. Advocate (Mengadvokasi)
Meyakinkan pembuat kebijakan bahwa program kesehatan yang akan
dijalankan tsb penting.
5 HAL SYARAT PENTING ADVOKASI
(Pusat Promosi Kesehatan ,2009)

1. Credible, program yang diajukan dapat dipercaya.


2. Feasible, secara teknis program layak untuk dilaksanakan.
3. Relevant, program memenuhi kebutuhan masyarakat dan
berpotensi sebagai problem solving.
4. Urgent, program harus segera dilaksanakan.
5. High priority, program mempunyai prioritas tinggi
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT BIDANG
KESEHATAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2019 TENTANG
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BIDANG KESEHATAN

BAB I , Pasal 1

Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan, yang selanjutnya disebut

Pemberdayaan Masyarakat adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan,

kesadaran dan kemampuan individu, keluarga serta masyarakat untuk

berperan aktif dalam upaya kesehatan yang dilaksanakan dengan cara

fasilitasi proses pemecahan masalah melalui pendekatan edukatif dan

partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensi dan sosial budaya

setempat.
BAB II
STRATEGI DAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

Pasal 3 , Strategi Pemberdayaan Masyarakat meliputi:

a. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali


dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi;
b. Peningkatan kesadaran masyarakat melalui penggerakan masyarakat;
c. Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat;
d. Penguatan dan peningkatan advokasi kepada pemangku kepentingan;
e. Peningkatan kemitraan dan partisipasi lintas sektor, lembaga
kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, dan swasta;
f. Peningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya berbasis kearifan
lokal; dan
g. Pengintegrasian program, kegiatan, dan/atau kelembagaan Pemberdayaan
Masyarakat yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan
masyarakat.
PROMOSI KESEHATAN
BAB II
STRATEGI DAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

Pasal 4 , (1) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat meliputi:


a. kesehatan ibu, bayi dan balita;
b. kesehatan anak usia sekolah dan remaja;
c. kesehatan usia produktif;
d. kesehatan lanjut usia;
e. kesehatan kerja;
f. perbaikan gizi masyarakat;
g. penyehatan lingkungan;
h. penanggulangan penyakit menular dan tidak menular;
i. kesehatan tradisional;
j. kesehatan jiwa;
k. kesiapsiagaan bencana dan krisis kesehatan; dan
l. kegiatan peningkatan kesehatan lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat.
(2) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dengan mengutamakan pendekatan promotif dan preventif.
BAB III
PENYELENGGARAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pasal 5

(1) Masyarakat menyelenggarakan Pemberdayaan Masyarakat dengan


didampingi oleh Tenaga Pendamping.
(2) Tenaga Pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, lembaga
kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, swasta, perguruan
tinggi, dan/atau anggota masyarakat.
(3) Tenaga Pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
memiliki kemampuan sebagai Tenaga Pendamping yang didapat
melalui pelatihan.
(4) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diselenggarakan
oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah atau masyarakat sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB III
PENYELENGGARAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pasal 6

Tenaga pendamping sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)


berperan sebagai:
a. katalisator dalam proses Pemberdayaan Masyarakat;
b. pemberi dukungan dalam proses penyelenggaraan Pemberdayaan
Masyarakat;
c. penghubung dengan sumber daya yang dapat dimanfaatkan;
d. pendamping dalam penyelesaian masalah kesehatan;
e. pendamping dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi; dan
f. pendamping masyarakat dan/atau melakukan pendekatan kepada
pemangku kepentingan terkait.
BAB III
PENYELENGGARAAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

Pasal 8
Penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat dilakukan
dengan tahap:
a. pengenalan kondisi desa/kelurahan;
b. survei mawas diri;
c. musyawarah di desa/kelurahan;
d. perencanaan partisipatif;
e. pelaksanaan kegiatan; dan
f. pembinaan kelestarian.
LANGKAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
KEGIATAN PEMBERDAYAAN
YG DILAKUKAN TENAGA PROMOSI KESEHATAN

1. Kegiatan yang ditujukan pada faktor predisposisi adalah


dalam bentuk pemberian informasi atau pesan kesehatan
dan penyuluhan kesehatan. Contoh : Penyuluhan kesehatan
mengenai 5 M pada masyarakat.
2. Kegiatan promkes yang ditujukan untuk faktor enabling
adalah memberdayakan masyarakat melalui
pengorganisasian atau pengembangan masyarakat.
Contoh : Pembentukan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo.
Lanjutan….

3.Kegiatan promkes yang ditujukan pada faktor reinforcing


adalah berupa pelatihan kepada para tokoh masyarakat baik
formal maupun informal. Contoh : Tokoh masyarakat
merupakan role model bagi masyarakat, maka dilakukan
TOT mengenai 5 M sebagai pencegahan penularan Covid -
19.
TUJUAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
BIDANG KESEHATAN

1. Memperkuat gaya hidup sehat

2. Memampukan warga untuk memobilisasi kekuatan sosial

3. Menciptakan kondisi yang kondusif pada kehidupan sehat

4. Meningkatkan kemandirian masyarakat dan keluarga


dalam bidang kesehatan
REFERENSI

1. Adi, Isbandi Rukminto. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat sebagai


Upaya Pemberdayaan Masyarakat, Rajawali, Jakarta.
2. Candrana, Bambang P., 2022, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Dalam Penguatan
Deteksi Dini Kanker, Direktorat PROMKES dan PM Kementerian Kesehatan RI.
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 8 Tahun 2019 Tentang Pemberdayaan Masyarakat
Bidang Kesehatan.
4. https://www.who.int/teams/health-promotion/enhanced-wellbeing/first-global-conference.
5.https://www.who.int/publications/i/item/WHO-NMH-PND-17.5.
6. Davies, Maggie; Wendy Macdowell. 2006. Health Promotion Theory. London School of
Hygiene & Tropical Medicine, USA.
7. US Department of health and human services. 2005. Theory at a Glance: A Guide For
Health Promotion Practice. The National Institute of Health, US.
TERIMA
KASIH

You might also like