You are on page 1of 39

Library

2.0 - 5.0

Fahma Rianti, M.Hum


Web 2.0

• Istilah generasi web kedua atau web 2.0 mulai dikenal pada bulan Oktober
2004.
• Web 2.0 ini merupakan generasi baru dari teknologi web yang sebelumnya
dikenal dengan web 1.0.
• Web 2.0 ini secara umum lebih canggih dan lebih banyak menawarkan berbagai
fasilitas baru yang belum dimiliki oleh generasi sebelumnya.
• Jika web 1.0 dikenal dengan paradigma situs web, surat elektronik (email),
mesin pencari, dan penjelajahan internet (surfing), maka web 2.0 merupakan
web dengan sentuhan aspek interaksi yang lebih manusiawi.
• Web 2.0 memfasilitasi manusia untuk lebih banyak melakukan percakapan,
membangun jejaring, dan memberi ruang untuk personalisasi dan
individualisme
• Bentuk-bentuk aplikatif web 2.0 dapat dengan mudah dijumpai sekarang,
seperti: wikis, blog, jejaring sosial (Facebook, Twitter, MySpace, Friendster),
photo/music/file sharing (Flickr, YouTube), streaming media, dan kehidupan
virtual, seperti Second Life.
Ciri-ciri web 2.0

1. Web sebagai platform


Aplikasi yang dikembangkan berbasis web
Pertukaran data dan layanan juga dilakukan berbasis pelayanan web
Konsep ini juga dinamakan Web Service
Format data yang populer untuk Web Service, antara lain basis XML, JSON,
dan YAML
2. Web sebagai pengumpul kecerdasan kolektif
 Dari sisi komunikasi, Web 2.0 mendorong interaksi web dengan pengguna
 Web juga menjadi tempat dikumpulkannya pengetahuan bersama yang di-
share oleh pengguna melalui beragam fitur di dalam aplikasi web. Ini yang
disebut wisdom of crowds
3. Software as a service
 layanan web yang tidak harus berdiri sendiri, tetapi menjadi layanan yang
digunakan untuk mendukung pelayanan web lain secara langsung atau
tidak langsung
 Untuk login ke suatu aplikasi, pengguna dapat menggunakan username
dan password dari akun yang didaftarkan pada Facebook, Yahoo, Google,
OpenID, dan lain-lain tanpa harus melakukan registrasi di aplikasi tersebut.
– Ketiga ciri Web 2.0 di atas bisa terwujud karena saat ini partisipasi orang
menggunakan Internet (web pada khususnya) sudah tinggi
– Tingginya pengguna inilah yang mengakibatkan sistem dituntut semakin canggih
semacam single sign-on agar dengan satu ID dapat login ke banyak layanan web
– Model komunikasi baru yang sangat intensif ini menghasilkan output yang luar
biasa, yaitu pengetahuan
– Model komunikasi Web 2.0 mendorong orang untuk aktif belajar (dalam arti
luas) dan berbagi pengetahuan baru yang didapat.
Apa itu Lib 2.0?

– Library 2.0 adalah implementasi Web 2.0 dalam lingkup perpustakaan


– Istilah library 2.0 kali pertama digunakan oleh Michael Casey dalam blognya,
LibraryCrunch, pada bulan September 2005
– library 2.0 berupaya menyediakan informasi yang tersedia dimana pun dan
kapan pun pengguna membutuhkannya.
– Semangat interaksi multi arah yang dibawa oleh web 2.0 dijelmakan menjadi
terjalinnya interaksi erat via online antara pustakawan dan penggunanya.
library 2.0 memiliki 4 (empat) elemen pokok,
yaitu:

1. Berpusat pada pengguna (user-centered) : Pengguna berpartisipasi dalam


menciptakan konten pada layanan yang mereka gunakan, misalnya pada web
perpustakaan, OPAC, dan sebagainya
2. Memberikan pengalaman multi media : Koleksi maupun layanan library 2.0
memuat komponen video maupun audio.
3. Membangun hubungan sosial : Web perpustakaan juga melibatkan kehadiran
pengguna
4. Merupakan sebuah komunitas yang inovatif : perpustakaan juga perlu
memberi ruang bagi pengguna untuk “mengubah” perpustakaan.
Penerapan fitur web 2.0 pada Lib 2.0

– Aplikasi perpustakaan tidak sekadar tempat mencatat transaksi sirkulasi, tempat


menyimpan atau mencari koleksi, tetapi sebagai sarana bagi pengguna perpustakaan
untuk berinteraksi, berkolaborasi, belajar, berdiskusi, dan berbagi pengetahuan.
– Aplikasi perpustakaan menjadi media sosial untuk interaksi antara pustakawan dan
pengguna. Interaksi dapat dilakukan secara sinkronus (misalnya, berupa fasilitas
chatting) atau asinkronus (misalnya, fasilitas kirim pesan/ personal message).
– Pengguna diberi keleluasaan dalam memberikan added-value bagi sumber daya
informasi, misalnya penambahan fitur untuk memberikan kata kunci secara bebas
atau lebih dikenal dengan tagging, pre-define tangging (seperti tautan “Like This” di
Facebook), dan memberikan komentar.
Librarian 2.0

– librarian 2.0 harus memiliki kemauan untuk berbagi, bersahabat, gaul, mahir
menulis, dan aktif dalam berbagai jejaring sosial.
– Jargon “berbagi pengetahuan” yang merupakan prinsip dasar dari web 2.0
– Mereka harus bergerak aktif membangun kemampuan literasi pengguna, baik
di dunia nyata maupun maya, bersikap proaktif, dan mampu melakukan transfer
pengetahuan.
Karakter Librarian 2.0

1. memahami benar-benar berbagai manfaat yang ditawarkan oleh web 2.0


2. mau mempelajari alat dan perangkat utama web 2.0 dan library 2.0
3. mampu memadukan format koleksi digital dan tercetak
4. mampu mengakses informasi dalam berbagai format
5. mampu menggunakan informasi non tekstual, seperti gambar, suara, citra bergerak
6. menggunakan dan mengembangkan jejaring sosial untuk memperoleh manfaat
maksimal
7. mampu berkomunikasi dengan orang lain melalui beragam teknologi, seperti
telepon, Skype, IM, SMS, texting, email, referensi virtual, dan lain sebagainya.
Librarian di era web 2.0

Perpustakaan McMaster University telah mengangkat 7 pustakawan baru, yaitu:


(1) gaming librarian,
(2) digital strategist
(3) digital technologist
(4) e-resources librarian
(5) archivist librarian
(6) marketing and communication librarian
(7) teaching and learning librarian.
Library 3.0

• library 3.0 merupakan kelanjutan dari konsep sebelumnya yaitu library 1.0, dan
library 2.0.
• pengaruh teknologi terutama teknologi web, perubahan prilaku user,
pentingnya kolaborasi merupakan bagian penting dalam pembangunan
perpustakaan generasi ketiga atau library 3.0.
Karakteristik Lib 3.0

Beberapa karakteristik penting untuk dimasukan dalam membangun perpustakaan


generasi ketiga, yaitu mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. User-generated content
2. Federated Search and Beyond
3. Mobile library catalogues
4. Downloadables
5. Print on Demand
6. QR Codes
7. Cloud Computing
Pendapat yang lain

1. Adanya layanan referensi virtual (Virtual Reference Service)


2. Pustawakan 3.0
3. Mobile libraries
4. Mobile OPACs
5. Short messaging service (SMS)
6. GeoTagging (suatu proses yang memberikan suatu identitas metadata
terhadap media video, gambar atau foto maupun website dimana akan
disisipkan suatu koordinat suatu tempat secara detail. Koordinat dan
keterangan posisi berupa letak koordinat bujurnya, jadi detail sekali)
– Perpustakaan generasi ketiga atau library 3.0 tidaklah semata-mata merupakan
desain teknologi perpustakaan, akan tetapi menggabungkan aspek sosial
budaya ke dalam pengembangan sistem perpustakaan.
– Perubahan prilaku pemustaka juga menjadi perhatian serius dalam
pengembangan perpustakaan generasi ketiga ini.
– Sistem perpustakaan tidak hanya dibangun agar dapat diakses secara online
dari luar perpustakaan (remote access) karena sumber-sumber informasinya
berbentuk elektronik atau digital, akan tetapi juga menyediakan ‘ruang’ bagi
pemustaka untuk terlibat dalam suatu sistem.
– Penyediaan ruang ini jelas memberikan kesempatan yang luas bagi
perpustakaan untuk mendapatkan feedback (umpan balik) dalam pengelolaan
perpustakaan
– Melalui karakteristik lib 3.0, sistem perpustakaan didesain laksana database
besar yang menampung sejumlah besar informasi, baik yang ‘dimiliki’
perpustakaan maupun yang berada di luar ‘kepemilikan’ perpustakaan, yang
dapat diakses saat penelusuran informasi
– Dalam hal ini, sistem mampu menyajikan informasi dari berbagai
sumbersumber informasi melalui layanan informasi yang saling terhubung atau
interconnected information service.
– Melalui sistem penelusuran federasi (federated search system), pemustaka
cukup memasukan satu permintaan, dan sistem akan bekerja mencari berbagai
sumber informasi yang terhubung oleh sistem, meskipun sumber tersebut di
luar koleksi miliki perpustakaan, dan menyajikan untuk pemustaka.
Perkembangan web 1.0 sampai Web
3.0
Web 1.0 Web 2.0 Web 3.0
Websites Citizen journalism sites Networking Computing
Online media (online newspapers) Blogs, wikis, Social Networks World Wide Database
(Facebook, MySpace, Google+)
Video on demand Media sharing sites (Flickr, The Intelligent Web (The
YouTube) computer can understand your
request)
Digital broadcasting Social bookmarking sites Intelligent Applications
(e.g.Delicious) (Through artificial intelligence, the
computer can sort out useful
suggestion/solution for you from the
database)
IPTV (Internet Protocol Television) Microblogging services (e.g. Wireless Access (iPhone, iPad,
Twitter, Weibo) tablet)
Library 4.0

Ciri Revolusi Industri 4.0


1. artificial intelligence (AI)
2. big data
3. internet of things (loT)
4. layanan berbasis cloud
5. alat-alat cerdas
The features of Library 4.0 as:
– intelligence-based
– massive data
– augmented reality
– context aware
– cutting-edge displays
– infinite creative space
The keywords that best explain Library 4.0 are:
– Intelligent
– Makerspace
– Context-Aware Technology
– Open Source
– Big Data
– Cloud Service
– Augmented Reality
– State-of-the-art Display
– Librarian 4.0.
Perpustakaan di era 4.0

Perpustakaan di era 4.0


– Workingspace and virtual office, not only collection space
– Mobile Library
– Library automation
– Library collaboration
– pustakawan-pustakawan juga berperan sebagai trigger atau stimulator
pengembangan konten-konten local (content creator)
Library 5.0
Apa itu Society 5.0?

– Menurut Fukuyama (2019) sasaran society 5.0 adalah untuk menjadikan


masyarakat lebih makmur secara ekonomi dan tujuan akhirnya adalah untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat itu sendiri.
– Di dalam society 5.0 juga berdampak pada suatu industry dan juga membuat
suatu tatanan sosial menjadi kompleks.
– Apabila revolusi industry 4.0 lebih memanfaatkan kecanggihan teknologi
sebagai komponen utama dalam membuat perubahan dalam dunia
perpustakaan, maka konsep society 5.0 lebih menekankan penggunaan
teknologi modern dengan lebih mengandalkan manusia sebagai komponen
utamanya untuk mengendalikan perkembangan teknologi.
– Society 5.0 adalah ide dan konsep yang menjelaskan ini bagaimana revolusi
terjadi di masyarakat dengan memanfaatkan teknologi dengan lebih melihat sisi
kemanusiaan aspek manusia dan humaniora, masyarakat dalam society 5.0
disebut super smart society
– “Masyarakat 5.0” disajikan sebagai konsep inti dalam 5th 5th Science and
Technology Basic Plan, diadopsi oleh Kabinet Jepang pada Januari 2016.
– Itu diidentifikasi sebagai salah satu strategi pertumbuhan untuk Jepang
– Society 5.0 atau masyarakat 5.0 didefinisikan sebagai konsep teknologi
masyarakat yang menggunakan masyarakat sebagai pusat kegiatan dan
berkolaborasi dengan teknologi informasi, baik Artificial Intelegence (AI) atau
Internet of Think (IoT) gunya menyelesaikan permasalahan sosial yang
terintegrasi pada dunia nyata dan maya.
– Definisi lain yakni masyarakat yang berpusat pada manusia yang
menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaikan masalah sosial
dengan sistem yang sangat terintegrasi ruang nyata dan ruang maya.
https://www.ruangguru.com/blog/revolusi-industri-4.0
https://www8.cao.go.jp/cstp/english/society5_0/index.html
– Society 5.0 menekankan pada kehidupan yang terintegrasi, mudah dan
cepat. Sebagai contoh penggunaan robot yang dapat membantu
restoran, membersihkan rumah dan lain-lain dapat dikendalikan
dengan komputer dan internet.
– Society 5.0 membuat kehidupan manusia menjadi praktis dan otomatis.
Sehingga teknologi tidak menguasai manusia melainkan manusia dapat
mendapatkan kualitas hidup yang baik dan nyaman.
Library 5.0?

– konsep masyarakat 5.0 atau biasa disebut dengan society 5.0 menuntut
perpustakaan untuk dapat berinovasi dan berbenah.
– Yang perlu dilakukan Perpustakaan
1. Memahami pelanggan asli dari pengguna digital. Hal ini mencangkup:
a. Model fisik dunia digital
b. Multitasking pengguna
c. Ekonomi yang mapan
d. Hidup dengan Game
e. Pengunjung online
2. Menata ulang strategi, dari basis tradisional ke basis pengalaman
a. Desain gaya hidup > belajar dari pusat perbelanjaan
b. Pengalaman pertama (kesenangan, terhubung, fisik digital, penemuan, nyaman, dll)

3. Model Manajemen dan Layanan terbaru


a. Struktur organisasi yang lebih fleksibel
b. Kolaborasi global dalam menyediakan platform sumber daya & pakar (web semantik terintegrasi, layanan referensi virtual,
penandaan geografis, konten di mana-mana)
c. 24 Jam selama 7 hari dalam pelayanan, baik online & offline
d. Dari penguasa ke pembantu > Hubungan Pengacara dan Client
e. Ruang belajar satu atap
f. Ruang belajar yang menyenangkan
4. Individu dan Budaya Kerja
a. Pustakawan sebagai pekerja kreatif & konsultan
b. Empati & Kolegialitas
c. 24 / 7 jam kerja d. Bekerja dari mana saja
e. Bergantung pada kepercayaan
f. Menjunjung integritas
g. Program perhatian pustakawan
5. Sadar akan masalah kemanusiaan & ekologis
a. Lebih banyak bangunan hijau dan gerakan sosial
b. Lebih banyak kegiatan komunitas > perilaku berkelompok
c. Program kemanusiaan yang bermakna
d. Perhatian penuh di tempat kerja
Questions

– Bagaimana kalian mendefinisikan Library 5.0?


– Silahkan diskusikan aspek yang terkait dengan Otomasi di Perpustakaan di era
society 5.0
 Berdasarkan materi Library 5.0 yang telah disampaikan, silahkan lakukan diskusi dari pertanyaan berikut :

– “Bagaimana kalian mendefinisikan Library 5.0? Silahkan diskusikan aspek yang terkait dengan Otomasi di
Perpustakaan di era society 5.0”

 Hasil diskusi berupa essay lepas. Boleh ditambah literatur atau image / picture pendukung
 Tidak ada minimal halaman, atau ketentuan font dll. namun tetap cantumkan di cover
TUGAS DISKUSI KELOMPOK LIBRARY 5.0
Mata kuliah
Nama anggota kelompok

 Dikumpulkan pada hari Sabtu, 26 Juni 2021 pk.23.59


Sumber

Rifai, Agus. 2014. Pengembangan perpustakaan akademik berbasis library


3.0. Jurnal Iqra. Vol. 8: 2.
Wicaksono, Hendro. 2010. Library 2.0 dan dampaknya dalam
pengembangan aplikasi dan layanan perpustakaan. Jurnal BACA. Vol. 3: 1.
Zuntriana, Ari. 2010. Peran pustakawan di era library 2.0. Visi Pustaka,
Vol.12: 2.
http://digilib.undip.ac.id/v2/2012/06/04/peran-pustakawan-di-era-library-20/
http://news.unika.ac.id/2018/05/library-4-0-untuk-perpustakaan-masa-depan/
http://news.unika.ac.id/2018/04/agar-bertahan-perpustakaan-harus-masuk-library
-4-0/
– https://ristekdikti.go.id/siaran-pers/hadapi-revolusi-industri-4-0-perpustakaan-dituntut-bertransformasi/
– https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0099133315001780
– http://dip.fisip.unair.ac.id/id_ID/peran-perpustakaan-dalam-information-gaining-di-society-5-0/
– http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/4469/1/DESAIN%20PERPUSTKAAN%20DI%20ERA%205.0%20revisi.pdf
– https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/62213365/soc_5.020200227-84216-1291i85.pdf?
1582801794=&response-content-disposition=inline%3B+filename
%3DSoc_5.pdf&Expires=1623646208&Signature=VLO1KreMU2S0ETTDwK3FuH0lLqp3D42jm6AfRmuLj5o6~
qI3exO1rXhtFovxmgWeqYD4E8xMPfcAlH6LAEAwHWhIfp3K6W5ycICZ3hJSJLhUPLfqm4aRxnNMhhYcU-
NEoZMeBDMtZJY2gSMIocF19Mrn6yd9o0116EjWFFut6on55cNVKiq7M1dUz1vn014VVW9GKPzSdLbR-
JCHp0AIbajo6vmqqlZkAhd3eEM9SLb-
5nID4hLr5beUGZMHMT27Ez0Ms3HZQI87j04uqzgdXyjUI6RKhN3n~QW1EsalF~TTAkZrLJ0Y80jPtKhcMJFeqJw
UOiO1jgIC3cpEjK09Zw__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
– http://journal2.um.ac.id/index.php/bibliotika/article/view/11594/5023

You might also like