You are on page 1of 103

Pengelolaan Posyandu

Dan
Kunjungan Rumah
Nama : JUNITA
SINAGA,SKM,M.K.M

T.TGL LAHIR : 5 JUNI 1977

PENDIDIKAN : - D3 GIZI L.PAKAM


- S1 STIKES
MEDISTRA
- S2 FKM USU

T.TINGGAL : KOMP. LEGACY


RESIDENCE
NO.2 PINANG BARIS MEDAN

T.TUGAS : DINAS KESEHATAN PROV.


SUMUT

NO.HP : 0813 9781 0445

MOTTO : HE WHO IS NOT READY


TODAY
1 Peningkatan keterampilan kader dengan 25 keterampilan dasar kesehatan

Keterampilan Usia Sekolah & Keterampilan Usia Produktif &


Keterampilan Pengelolaan Posyandu Keterampilan Bayi dan Balita Keterampilan Ibu Hamil, Menyusui
Remaja Lansia

Menjelaskan pengelolaan Melakukan penyuluhan


Posyandu Melakukan penyuluhan Melakukan penyuluhan
1 menggunakan Buku KIA menggunakan Buku KIA Melakukan penyuluhan isi Germas
bagian balita bagian ibu hamil, nifas piringku dan aktivitas fisik

Melakukan penyuluhan ASI Melakukan penyuluhan penyakit


Melakukan penyuluhan Isi Menjelaskan program terbanyak (hipertensi, DM, Stroke,
2 Melakukan kunjungan rumah Eksklusif, MP ASI dan Pemberian Piringku Ibu Hamil dan Ibu pencegahan anemia (TTD kanker, TB, kesehatan jiwa,
Makan Kaya Protein Hewani sesuai Menyusui
umur balita remaja putri dan skrining Hb)

Melakukan penimbangan, Melakukan penyuluhan Menjelaskan deteksi dini usia


3 Melakukan pencatatan dan
pengukuran panjang/ tinggi badan Pemeriksaan Ibu Hamil dan Melakukan penyuluhan produktif (hipertensi, DM,
pelaporan Ibu Nifas bahaya merokok dan napza PPOK, Indera, TB, kesehatan
dan lingkar kepala serta ploting dalam
Buku KIA jiwa)

Menjelaskan hasil pengukuran berat dan Menjelaskan bahwa ibu hamil Menjelaskan deteksi dini usia
4 Melekukan komunikasi efektif tinggi badan normal, kurang, dan perlu memantau berat badan dan lanjut (hipertensi, DM, PPOK,
tindaklanjut tekanan darah dengan kurva Buku Indera, TB, kesehatan jiwa,
KIA geriatri)

Melakukan penyuluhan stimulasi


5 perkembangan, vit A dan obat cacing Menjelaskan anjuran minum Melakukan penyuluhan
sesuai umur anak TTD setiap hari selama hamil keluarga berencana

6 Melakukan penyuluhan layanan Melakukan penyuluhan


imunisasi rutin lengkap dan PD3i pemantauan tanda bahaya ibu
hamil, ibu nifas

7 Melakukan penyuluhan pemantauan


tanda bahaya bayi dan balita

AU

AU

AU
AT

AT

AT
Tanda kecakapan kader berdasarkan 25 keterampilan dasar

Kader Purwa;
1. wajib menguasai 2 kompetensi dasar
Pengelolaan Posyandu dan layanan Balita.
2. Ditambahkan dengan 1 kemampuan dasar
lain pilihan (layanan bumil busui, remaja,
atau upro/lansia)

Kader Madya;
1. wajib menguasai 3 kopetensi dasar
Pengelolaan Posyandu, layanan Balita, serta
Bumil dan Busui.
2. Ditambahkan dengan 1 kemampuan dasar
lain pilihan (remaja, atau upro/lansia)

Kader Utama;
Wajib menguasai seluruh kompetensi kader
PERENCANAAN

1. Tempat Pelaksanaan 2. Prasarana 3. Peralatan

a. Hari buka Posyandu Tempat pelaksanaan Posyandu Jenis peralatan:


dilakasanakan di tingkat memiliki ruangan untuk a. Alat kesehatan
dusun/RT/RW/ Nagari/ melaksanakan kegiatan b. Perbekalan kesehatan
Banjar atau level setara Posyandu, sbb: c. Instrumen
yang disepakati bersama
a. Pendaftaran d. Logistik
untuk melaksanakan
kegiatan pelayanan b. Penimbangan,
kesehatan pengukuran panjang/TB,
LiLA/Kepala/Perut
b. Diluar hari buka Posyandu
dilakukan baik melalui c. Pencatatan hasil
kunjungan rumah dan penimbangan
masyarakat diwilayah d. Pelayanan kesehatan
Posyandu e. Penyuluhan dan PMT
PELAKSANAAN
SASARAN DAN PAKET PELAYANAN KESEHATAN
Sasaran Layanan hari buka dan di luar hari buka Posyandu Sasaran Layanan hari buka dan di luar hari buka Posyandu
 Ibu Hamil, 1. Penimbangan, pengukuran lingkar lengan atas  Usia 9. Deteksi dini dan penyuluhan risiko PTM
Bersalin, 2. Penyuluhan Penggunaan Buku KIA, Isi Piringku, Produktif (hipertensi, DM)
Nifas Pemeriksaan kehamilan dan nifas, minum tablet 10. Deteksi dini dan penyuluhan risiko PPOK
tambah darah, pemantauan tanda bahaya dan
11. Deteksi dini dan penyuluhan risiko obesitas
3. Pemantauan Pemberian Makanan Tambahan Lansia 12. Deteksi dini dan penyuluhan risiko gangguan
Lokal pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) penglihatan
13. Deteksi dini dan penyuluhan risiko kesehatan jiwa
14. Deteksi dini dan penyuluhan masalah geriatric
 Bayi dan 4. Penimbangan, pengukuran panjang/ tinggi 15. Penyuluhan skrining TBC
anak pra badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala 16. Penyuluhan skrining layak hamil bagi PUS
sekolah 5. Penyuluhan Penggunaan Buku KIA, ASI, MP ASI 17. Penyuluhan Pelayanan KB
kaya protein hewani, pentingnya imunisasi,
vitamin A dan obat cacing, stimulasi
perkembangan, dan pemantauan tanda bahaya
6. Pemantauan Pemberian Makanan Tambahan
Lokal pada Balita masalah berat badan  Layanan 18. Pemeriksaan rapid diagnosis test oleh tenaga
lainnya kesehatan (gula darah, kolesterol darah, asam
urat)
19. Kunjungan rumah
 Usia 7. Penyuluhan Isi piringku, aktifitas fisik, bahaya 20. Penggerakan masyarakat (seperti: kelas ibu hamil,
sekolah rokok dan NAPZA, kelas ibu balita, kegiatan pengembangan,
dan 8. Pencegahan anemia remaja puteri pertemuan/forum desa, SMD-MMD)
Remaja

6
KADER POSYANDU
PERAN TUGAS DAN FUNGSI
1. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai siklus hidup (ibu hamil nifas dan
bersalin, bayi balita dan anak usia pra sekolah, usia sekolah dan remaja,
Peran:
usia produktif dan lansia) secara terintegrasi
1. Pendata/Pencatat 2. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat
2. Pendamping 3. Melakukan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
3. Penyuluh 4. Melaksanakan kegiatan Posyandu dengan bimbingan teknis petugas
4. Penggerak kesehatan dan kader pemberdayaan masyarakat Pustu
5. Melakukan kegiatan sebelum hari buka posyandu
5. Pelapor 6. Menyelenggarakan hari buka posyandu minimal 1 kali dalam sebulan atau
sesuai kebutuhan
7. Melakukan Survei Mawas Diri (SMD) bersama kader Pemberdayaan
Masyarakat Pustu
8. Menghadiri Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) jika diperlukan
9. Menyusun perencanaan partisipatif untuk disampaikan ke Pustu dan Pokja
Posyandu
10. Melakukan kunjungan rumah secara rutin dan terencana serta melakukan
kegiatan lainnya sebagai tindak lanjut dari PWS serta melaporkan hasilnya
kepada Pustu dan Pokja Posyandu melalui Kepala Desa/Lurah seminggu
sekali
11. Melakukan monitoring dan evaluasi bersama kader Pemberdayaan
Masyarakat Posyandu Prima
12. Menggerakkan masyarakat untuk berperan serta dalam upaya kesehatan
sesuai kewenangannya dengan memanfaatkan Posyandu, Pustu,
Puskesmas, dan pelayanan kesehatan lainnya
ALUR PELAYANAN DAN KEGIATAN HARI BUKA POSYANDU
PERAN KADER POSYANDU

1. Sebelum Hari Buka Posyandu

Melakukan pendataan sasaran Menyiapkan tempat/alat/buku


berkoordinasi dengan Dasawisma/ register, membagi tugas kader
ketua RT/RW/Dusun

Melakukan koordinasi dengan Menyiapkan bahan PMT


Pokja Desa dan petugas kesehatan Penyuluhan berbahan dasar
Pustu/Puskesmas lokal untuk balita

Pendekatan kepada tokoh Menginformasikan kepada


masyarakat untuk menggerakkan masyarakat hari buka Posyandu
masyarakat ke Posyandu
RT/RW/Dusun
PERAN KADER POSYANDU
2. Hari Buka Posyandu
Langkah 1 Langkah 2

Menimbang/Mengukur
Mendaftar sasaran pada
sasaran dan plotting data/IMT
kartu register Posyandu

Langkah 3 Langkah 4
Mencatat hasil
penimbangan dan
pengukuran pada buku KIA
atau buku catatan
kesehatan/kartu
pemeriksan sasaran

Langkah 5 Memberikan pelayanan kesehatan seperti PMT Pemulihan/ Oralit/Deteksi Dini


pada remaja ≥15 tahun, usia produktif, lansia serta rujukan jika diperlukan
Memberikan Penyuluhan
kepada sasaran sesuai
kebutuhan Melengkapi pancatatan dan validasi data hasil
pelayanan
PERAN KADER POSYANDU
3. Setelah Hari Buka Posyandu

Melakukan kunjungan rumah dan setiap minggu melakukan • Melakukan kegiatan diskusi kelompok,
evaluasi bersama tenaga kesehatan dan Kader Pustu • Membantu kader kesehatan/tokoh masyarakat dalam
melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan
didampingi petugas kesehatan

• Menyampaikan hasil kegiatan Posyandu pada Pokja


Posyandu
• Merencakan kegiatan pengembangan/inovatif sesuai
kearifan local bersama kader Pustu
• Bersama kader Pustu Menyampaikan hasil SMD
pada Musyawarah Desa, bersama masyarakat dan
tokoh masyarakat menyusun perencanaan
partisipatif
KUNJUNGAN RUMAH
Pengertian:
Kegiatan memantau kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh
kader dengan mendatangi rumah warga di wilayah kerja
Posyandu.
Tujuan dan Manfaat:
1. Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai
standar dan sesuai kelompok siklus hidup
2. Mengidentifikasi sasaran yang tidak patuh dalam
pengobatan (termasuk minum obat)
3. Mengidentifikasi sasaran yang memiliki tanda bahaya (ibu
hamil, nifas, bayi dan balita)
Sasaran:
Anggota keluarga di wilayah Posyandu

Tugas Kader:
1. Melakukan kunjungan rumah secara rutin dan terencana
2. Memberikan penyuluhan/edukasi kesehatan
3. Mendampingi sasaran yang mempunyai masalah kesehatan.
4. Melakukan pendataan dan pencatatan sederhana.
5. Menggerakkan masyarakat untuk periksa kesehatan dengan
memanfaatkan Posyandu, Pustu, Puskesmas, dan pelayanan
kesehatan terdekat lainnya.
6. Melaporkan hasil kunjungan rumah kepada tenaga
kesehatan di Pustu dan Pokja tingkat Desa/Kelurahan
seminggu sekali. 12
LANGKAH-LANGKAH KUNJUNGAN RUMAH

a.
Persiapan
1 2 3 4
• Pengumpulan • Membagi tugas • Menyusun jadwal • Menyiapkan
Data Sasaran kunjungan rumah alat dan
kunjungan dan kesepakatan
(Jumlah KK) bahan
rumah dengan sasaran

Jenis-jenis form/checklist:
1. Formulir data keluarga  Tanda pengenal kader
2. Checklist sasaran:  Checklist perkelompok
a. Ibu hamil, d. Usia sekolah dan remaja, sasaran
b. Ibu bersalin dan nifas, e. Usia produktif,  Buku KIA
c. Bayi-balita dan anak prasekolah, f. Lanjut usia  Kartu bantu pemeriksaan
3. Pengendalian Penyakit Menular (TBC) sasaran di Posyandu
4. Rekapitulasi hasil kunjungan rumah  Buku percakapan kader
5. Tindak lanjut kunjungan rumah  Media KIE
b.
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan kunjungan rumah kader melakukan pemantauan, wawancara dan diskusi
(membimbing, mengingatkan, mengapresiasi dan memotivasi sasaran)

1 2 3
• Laporkan ke tenaga kesehatan di • Rekap hasil kunjungan rumah
• Lakukan SAJI: Pustu jika ditemui permasalahan dan laporkan ke Pustu
kesehatan yang harus ditindaklanjuti
oleh nakes

 Salam dan tanyakan kabar


 Ajak bicara (gunakan cheklist sesuai kelompok sasaran, dan minta sasaran meminjamkan KK, dan menunjukkan buku
catatan kesehatannya)
 Jelaskan dengan memberikan edukasi/penyuluhan sesuai kebutuhahannya, dan berikan apresiasi jika perilaku sasaran
sesuai dengan harapan, berikan motivasi untuk memberikan semangat pada sasaran agar berperilaku sesuai harapan.
 Ingatkan sasaran untuk menerapkan perilaku yang diharapkan dan mengakses Posyandu/Pustu/Puskesmas/Fasyankes
terdekat lainnya.

14
LANGKAH-LANGKAH “SAJI”

15
Merupakan metode dalam Pendekatan Keluarga sesuai Permenkes 36/2016 tentang PIS-PK
PENCATATAN dan PELAPORAN
Pencatatan Manual: Pencatatan Digital:
1. Posyandu:
Saat ini sedang dikembangkan system informasi
a. Kartu pencatatan ibu hamil, melahirkan/nifas
b. Kartu pencatatan kesehatan bayi, balita dan anak kesehatan secara online melalui ASIK (Aplikasi
pra sekolah Sehat IndonesiaKu), pelaporan Posyandu akan
c. Kartu pencatatan kesehatan anak usia sekolah terhubung dengan Pustu dan Puskesmas melalui
dan remaja data Dashboard
d. Kartu pencatatan kesehatan usia produktif dan
lansia
e. Kartu Rekapitulasi hari buka (jumlah sasaran
datang/tidak, normal/masalah)
2. Kunjungan rumah menggunakan checklist
perkelompok sasaran

Pelaporan:
1. Pelaporan kegiatan Posyandu disampaikan kepada Kepala Desa dan sebagai Pokja Posyandu setiap
bulan sesuai ketentuan.
2. Pelaporan masalah kesehatan (kematian dan kesakitan serta KLB)/hasil kunjungan rumahdi wilayah
Posyandu disampaikan ke petugas kesehatan Pustu/Puskesmas
16
CONTOH FORM REGISTER/KARTU BANTU SASARAN DI POSYANDU
CONTOH CHECKLIST KUNJUNGAN RUMAH
Layanan Dasar
Bayi & Balita di Posyandu
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1919/2022
tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/1182/2022 tentang Standar Alat Antropometri dan Alat
Deteksi Dini Perkembangan Anak

Alat ukur berat badan bayi (baby Alat ukur panjang badan Alat ukur tinggi badan
scale) dan balita (infantometer/length board) (stadiometer)

Alat ukur lingkar lengan atas dan


lingkar kepala
Pengukuran
Penimbangan berat badan bayi dan balita lingkar kepala
Pengukuran
lingkar lengan atas (LiLA)

Pengukuran panjang badan

Pengukuran tinggi badan


Alat antropometri yang digunakan :
Timbangan berat badan bayi

Penimbangan Persiapan :
Berat Badan Bayi 1. Letakkan timbangan di tempat yang rata, datar, dan keras sehingga tidak
mudah bergerak dan ruangan cukup terang.
2. Pastikan timbangan harus bersih dan tidak ada beban lain di atas timbangan.
3. Baterai dipasang pada tempatnya dengan memperhatikan posisi baterai
jangan sampai terbalik.
4. Tekan tombol Power/On dan pastikan angka pada jendela baca menunjukan
angka nol. Posisi awal harus selalu berada diangka nol (jendela baca 0,00 kg)

22
Langkah-Langkah :

MATERI POKOK
1. Pastikan bayi memakai pakaian seminimal mungkin (tidak memakai
popok) dan tidak memegang sesuatu.
2. Letakkan bayi diatas mangkok timbang bayi hingga angka berat badan
muncul pada layar timbangan.
3. Tekan tombol UNIT HOLD, tunggu hingga tulisan “HOLD” pada display
berhenti berkedip untuk mendapatkan berat bayi.
4. Catat berat badan bayi dalam satuan kg dengan ketelitian dua angka
dibelakang koma (ketelitian 10 gram) dan plot hasil penimbangan BB Penimbangan
pada grafik pertumbuhan sesuai jenis kelamin dan usia Berat Badan Bayi

23
Alat antropometri yang digunakan :
Timbangan berat badan balita
dapat menggunakan timbangan berat badan bayi (baby scale) yang dilepas
mangkok timbangnya

Penimbangan
Berat Badan Balita
Persiapan :
1. Lepaskan mangkok timbang bayi pada baby scale untuk digunakan menjadi timbangan
injak.
2. Letakkan timbangan di tempat yang rata, datar, dan keras sehingga tidak mudah bergerak
dan ruangan cukup terang.
3. Pastikan timbangan harus bersih dan tidak ada beban lain di atas timbangan.
4. Baterai dipasang pada tempatnya dengan memperhatikan posisi baterai jangan sampai
terbalik.
5. Tekan tombol Power/On dan pastikan angka pada jendela baca menunjukan angka nol.

24
Langkah-Langkah :
1. Pastikan balita memakai pakaian seminimal mungkin (tidak memakai
MATERI POKOK
popok), tidak memegang sesuatu dan tidak memakai sepatu/alas kaki.
2. Balita berdiri tepat di tengah timbangan saat angka pada layar timbangan
menunjukkan angka 0,00 kg, serta tetap berada di atas timbangan
sampai angka berat badan muncul pada layar timbangan dan sudah tidak
berubah.
3. Petugas berdiri di depan layar baca timbangan untuk membaca hasil
penimbangan.
4. Catat berat badan balita dalam satuan kg dengan ketelitian dua angka
dibelakang koma (ketelitian 10 gram) dan plot hasil penimbangan BB Penimbangan
pada grafik pertumbuhan sesuai jenis kelamin dan usia Berat Badan Balita

25
Pengukuran Panjang Badan (PB) dan Tinggi Badan (TB)

Pengukuran panjang badan dan tinggi badan pada balita


dibedakan berdasarkan :

Kemampuan Balita
Umur Balita
untuk Berdiri
Pengukuran
Panjang Badan
dan
Jika pengukuran panjang badan balita usia < 2 tahun dilakukan secara berdiri, maka
hasil pengukuran yang diperoleh ditambahkan 0,7 cm
Tinggi Badan

Jika pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 2 tahun dilakukan secara telentang/berbaring,
maka hasil pengukuran yang diperoleh dikurangi 0,7 cm

26
Alat antropometri yang digunakan :
Alat ukur panjang badan (Infantometer/Length board)

Pengukuran
Panjang Badan Persiapan :
1. Alat ditempatkan pada tempat yang datar, rata dan keras.
2. Alat harus dipastikan dalam kondisi baik dan lengkap, alat penunjuk
ukuran (meteran) dapat terbaca jelas dan tidak terkelupas atau
tertutup.
3. Pasang infantometer sesuai petunjuk.
4. Harus dipastikan bahwa papan geser kaki dapat digerakkan dengan
lancar.
5. Siapkan alas kain tipis pada alat ukur untuk bagian kepala balita.

27
Langkah-Langkah :
1. Lepaskan sepatu/alas kaki, kaus kaki, hiasan rambut, tutup kepala, dan aksesoris
lainnya pada balita yang dapat menghambat proses pengukuran.
MATERI POKOK
2. Balita dibaringkan telentang pada papan dengan puncak kepala menempel pada
panel bagian kepala (yang tetap).
3. Pengukuran dilakukan oleh dua orang. Pengukur utama memegang dan menekan
lutut balita agar tungkai bawah lurus dengan permukaan alat ukur. Asisten
pengukur memastikan kepala anak menempel pada papan kepala.
4. Pengukur utama menggerakkan papan geser kaki ke arah telapak kaki balita
hingga posisi telapak kaki tegak lurus menempel pada papan geser kaki. Jika
balita menangis dan kaki kaku, usap telapak kaki bayi agar lemas, segera
tempelkan papan geser kaki pada telapak kaki balita.
5. Pengukur utama membaca hasil pengukuran dalam satuan cm dengan ketelitian
satu angka di belakang koma (ketelitian 1 mm).
6. Catat dan plot hasil pengukuran panjang badan balita pada grafik pertumbuhan
sesuai umur dan jenis kelamin

Prinsip pengukuran panjang badan balita usia 0-23 bulan diukur secara
telentang/berbaring
Untuk plotting di Grafik pertumbuhan PB/U atau TB/U
Bila pengukuran panjang badan balita usia dibawah 2 tahun dilakukan secara berdiri,
maka hasil pengukuran yang diperoleh ditambahkan 0,7 cm

28
Alat antropometri yang digunakan :
Alat ukur tinggi badan (Stadiometer)

Pengukuran
Tinggi Badan
Persiapan :
1. Alat harus dipastikan dalam kondisi baik dan lengkap, alat penunjuk ukuran (meteran)
dapat terbaca jelas dan tidak terkelupas atau tertutup.
2. Alat ditempatkan pada tempat yang datar, rata dan keras.
3. Pasang stadiometer sesuai petunjuk.
4. Harus dipastikan bahwa papan geser kepala dapat digerakkan dengan lancar.
5. Perhatikan adanya sandaran tumit untuk ketepatan pengukuran tinggi badan.
Langkah-Langkah :
1. Lepaskan sepatu/alas kaki, kaus kaki, hiasan rambut, tutup kepala, dan aksesoris
MATERI
lainnya padaPOKOK
balita.
2. Pengukuran dilakukan oleh dua orang. Pengukur utama memposisikan balita
berdiri tegak membelakangi tiang ukur.
3. Asisten pengukur memastikan bagian tubuh balita menempel di 5 titik pada tiang
ukur yaitu: bagian belakang kepala, punggung, bokong, betis dan tumit.
4. Posisi kepala balita dipastikan berada dalam garis imajiner yang ditarik dari liang
telinga ke batas bawah mata.
5. Tangan kiri pengukur utama memegang dagu balita dan melihat skala ukur.
Pastikan pandangan balita lurus ke depan.
6. Pengukur utama menarik papan geser kepala pada stadiometer sampai Pengukuran
menyentuh puncak kepala balita. Tinggi Badan
7. Pengukur utama membaca angka pada jendela baca dalam satuan cm dengan
ketelitian satu angka di belakang koma (ketelitian 1 mm).
8. Catat dan plot hasil pengukuran tinggi badan balita pada grafik pertumbuhan
sesuai umur dan jenis kelamin.

Prinsip pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 24 bulan diukur secara berdiri

Untuk plotting di Grafik pertumbuhan PB/U atau TB/U


Bila pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 2 tahun dilakukan secara telentang/berbaring,
maka hasil pengukuran yang diperoleh dikurangi 0,7 cm 30
Alat antropometri yang digunakan:
Alat ukur lingkar lengan atas dan lingkar kepala

Pengukuran
Lingkar Kepala
Persiapan:
1. Pastikan alat ukur tidak kusut, tidak terlipat atau tidak sobek.
2. Alat ukur lingkar kepala dan lengan atas dalam kondisi bersih
sehingga angkanya terlihat jelas.

31
Langkah-Langkah :
1. Lepaskan tutup kepala, hiasan/aksesoris rambut yang dikenakan balita.
MATERI POKOK
2. Alat pengukur dilingkarkan pada kepala balita melewati dahi, di atas alis
mata, di atas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol,
tarik agak kencang.
3. Baca angka yang tertera pada ujung pita yang terlihat.
4. Catat hasil pengukuran lingkar kepala balita dalam satuan cm dengan
ketelitian 1 angka di belakang koma (1 mm) dan plot hasil pengukuran
pada grafik pertumbuhan sesuai usia dan jenis kelamin.
Pengukuran
Lingkar Kepala

Hasil ukur LK :
54,9 cm 32
Alat antropometri yang digunakan :
Alat ukur lingkar lengan atas dan lingkar kepala
atau Pita LiLA

Pengukuran
Lingkar Lengan
Atas
Persiapan :
1. Pastikan alat ukur tidak kusut, tidak terlipat atau tidak sobek.
2. Alat ukur dalam kondisi bersih sehingga angkanya terlihat jelas.
3. Pengukuran dilakukan pada lengan kiri atau lengan yang tidak dominan.
4. Pastikan lengan yang akan diukur tidak tertutup pakaian.

33
Langkah-Langkah :
1. Tentukan titik tengah lengan atas dengan cara:
MATERI POKOK
a. Tekuk lengan balita hingga membentuk sudut 90o, telapak tangan menghadap
ke atas.
b. Cari titik ujung bahu dan ujung siku lengan.
c. Ukur panjang antara kedua titik tersebut dan bagi dua untuk mendapatkan nilai
tengah.
d. Tandai titik tengah dengan menggunakan pena/spidol.
2. Luruskan lengan anak, tangan santai, sejajar dengan badan.
3. Lingkarkan alat ukur/pita LiLA di titik tengah yang sudah ditandai.
4. Pastikan alat ukur/pita LiLA menempel rata sekeliling kulit dan tidak terlalu ketat Pengukuran
atau terlalu longgar.
5. Baca dan catat hasil pengukuran dalam satuan cm dengan ketelitian 1 angka di Lingkar Lengan
belakang koma (1 mm). Atas

34
Hasil pengukuran dan plotting Berat Badan pada KMS
Berat Badan Naik (N), yaitu apabila hasil penimbangan
berat badan bulan ini meningkat dari berat badan
bulan lalu dan mengikuti arah garis pertumbuhan
normal

C Berat Badan Tidak Naik (T), terdiri dari :


B
A A : Berat Badan Naik Tidak Adekuat yaitu apabila
hasil penimbangan berat badan bulan ini meningkat
dari berat badan bulan lalu, namun kenaikannya
tidak cukup sesuai usia dan jenis kelamin,
ditunjukkan dengan arah garis pertumbuhan tidak
mengikuti grafik pertumbuhan normal (sedikit
menjauh)

B : Berat Badan Tetap yaitu apabila hasil penimbangan


berat badan bulan ini sama dengan berat badan bulan
lalu, ditunjukkan dengan arah garis pertumbuhan
mendatar

C : Berat Badan Turun yaitu apabila hasil


penimbangan berat badan bulan ini mengalami
penurunan dibandingkan berat badan bulan lalu,
ditunjukkan dengan arah garis pertumbuhan menurun
memotong garis pertumbuhan di bawahnya
(menjauh dari garis pertumbuhan normal)
Bawah Garis Merah (BB Kurang)
Status pertumbuhan dan tindak lanjut Atas Garis Oranye (Risiko BB Lebih)

Bawah Garis Merah (Berat Badan Kurang) Atas Garis Oranye (Risiko Berat Badan Lebih)

Tindak lanjut :
Kader menginformasikan balita dengan masalah pertumbuhan Berat Badan di Bawah Garis Merah (BB Kurang) atau Berat Badan di Atas Garis Oranye
(Risiko BB Lebih) ke Tenaga Kesehatan 36
Status pertumbuhan dan tindak lanjut Berat Badan Tidak Naik (T)

Berat Badan Naik Tidak Adekuat Berat Badan Tetap Berat Badan Turun

Tindak lanjut :
Kader menginformasikan balita dengan masalah pertumbuhan Berat Badan Tidak Naik (T) ke Tenaga Kesehatan
37
Bawah Garis Merah (BB Kurang)
Status pertumbuhan dan tindak lanjut Atas Garis Oranye (Risiko BB Lebih)

Bawah Garis Merah (Berat Badan Kurang) Atas Garis Oranye (Risiko Berat Badan Lebih)

Tindak lanjut :
Kader menginformasikan balita dengan masalah pertumbuhan Berat Badan di Bawah Garis Merah (BB Kurang) atau Berat Badan di Atas Garis Oranye
(Risiko BB Lebih) ke Tenaga Kesehatan 38
Interpretasi Status Pertumbuhan
BB naik melebihi
garis oranye ,
artinya
BB turun : Pertumbuhan
Pertumbuhan tidak baik tidak baik

BB naik tapi tidak


memadai :
BB naik mengikuti garis
Pertumbuhan
pertumbuhan, artinya Tidak baik
Pertumbuhan baik

BB tetap /
mendatar :
Pertumbuhan
Tidak baik

39
Apa yang harus dilakukan kader?

Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK

• Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke posyandu dan sampaikan bahwa
kenaikan berat badan balita merupakan keberhasilan ibu mengasuh balita.
• Berikan umpan balik untuk mempertahankan kondisi balita dan nasihat tentang pemberian
makan sesuai rekomendasi menurut usianya
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader?

Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK,


tetapi tren pertumbuhannya naik terus menerus mendekati GARIS ORANYE

• Berikan nasihat tentang aktivitas fisik agar status pertumbuhan balita tidak diatas garis
oranye
• Tetap berikan pujian dan umpan balik tentang pemberian makan
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader?

Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK,


tetapi garis pertumbuhannya di ATAS GARIS ORANYE

• Berikan nasihat tentang aktivitas fisik sesuai usia agar status pertumbuhan tidak diatas garis
oranye
• Laporkan ke tenaga kesehatan untuk dilakukan intervensi dini dan anjuran evaluasi 2
minggu, jika tidak ada perbaikan segera dirujuk
• Tetap berikan pujian, edukasi tentang pemberian makan, asupan gizi disesuaikan dengan
aktivitas anak
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader?

Jika balita dengan status pertumbuhan TIDAK NAIK

• Tanyakan dan catat keadaan balita bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel, dll),
kebiasaan makan balita dan hal lainnya seperti faktor lingkungan dan sosial
• Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa
menyalahkan ibu
• Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke Puskemas/Fasilitas Kesehatan
• Tetap berikan pujian dan umpan balik tentang pemberian makan
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader?
Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK,
tetapi garis pertumbuhannya di BAWAH GARIS MERAH
• Tanyakan dan catat keadaan balita bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel, dll), kebiasaan
makan balita dan hal lainnya seperti faktor lingkungan dan sosial
• Berikan penjelasan tentang kemungkinan kenaikan berat badan balita masih belum cukup
tanpa menyalahkan ibu
• Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke Puskemas/Fasilitas Kesehatan
• Pada balita dengan BB Bawah Garis Merah, setelah dirujuk dan dikonfirmasi, tidak perlu dirujuk
kembali jika garis pertumbuhannya mengikuti garis pertumbuhan diatasnya (N). Namun jika
berat badan tidak mengalami kenaikan (T) maka harus dirujuk
• Tetap berikan pujian dan umpan balik tentang pemberian makan
• Anjurkan datang kembali pada penimbangan berikutnya
Layanan Dasar
Ibu Hamil, Ibu Nifas
dan Ibu Menyusui
PENTINGNYA PEMANTAUAN
KESEHATAN IBU
(LANGKAH 2)
Penimbangan Pengukuran
Pengukuran LiLA
Berat Badan Tekanan Darah
• Mengetahui status gizi • Sebagai skrining awal • Sebagai skrining awal
ibu hamil selama status gizi, terutama terjadinya hipertensi
kehamilan kondisi Kurang Energi dalam kehamilan
• Bila berisiko/ masalah Kronis/ KEK) (>140/90 mmHg)
gizi  penanganan tepat • Mengurangi terjadinya
 ibu sehat  bayi lahir kasus preeklamsi
sehat (penyebab utama
kematian ibu)

berisiko/ masalah gizi  penanganan tepat  ibu sehat 


pertumbuhan dan perkembangan janin optimal --> BAYI LAHIR SEHAT
keterampilan Pelayanan Ibu

Buku KIA Kepada Ibu Hamil dan Menyusui


Menjelaskan isi dan penggunaan buku KIA, yang terdiri dari:
1. Pencatatan Tentang:
a. Pernyataan Pelayanan Kesehatan Ibu
b. Kartu Kontrol Minum Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil
c. Amanat Persalinan
d. Pelayanan Dokter
e. Pelayanan Kehamilan
f. Pemantauan Mingguan Ibu Hamil
g. Pemantauan Harian Ibu Nifas
h. Catatan Pelayanan Kesehatan Ibu
i. Ringkasan Pelayanan Persalinan
j. Ringkasan Pelayanan Nifas
k. Rujukan
2. Jenis-jenis Informasi Tentang:
a.Ibu Hamil
b.Kelas Ibu Hamil
c.Ibu Bersalin
d.Ibu Nifas
e.Ibu Menyusui
f. Keluarga Berencana
PETUNJUK PENGGUNAAN
BUKU KIA
keterampilan Pelayanan Ibu

Pemeriksaan Ibu Hamil dan Ibu Nifas

Bila pada usia kehamilan ibu,


ada pemeriksaan belum lengkap
Kader menganjurkan:
• Ibu hamil periksa sedikitnya 6X,
termasuk pemeriksaan
laboratorium untuk mengetahui
Kader mengingatkan ibu dan
ada/tidaknya masalah/ penyakit
pada ibu hamil keluarga, untuk melengkapi
• Pemeriksaan dengan USG pada pelayanan kesehatan dan
kunjungan 1 dan 5 memberikan edukasi manfaat
pemeriksaan tersebut
Dengan memiliki BPJS,
pemeriksaan gratis

Kader menganjurkan ibu nifas untuk:


1. Melakukan perawatan 4 kali oleh
tenaga kesehatan
2. Menggunakan alat kontrasepsi
langsung sesudah melahirkan
sampai 42 hari setelah melahirkan
Pengawasan Minum TTD/Kontak Kontrol Minum TTD
pada Ibu Hamil

Pengawas Ibu hamil


memberi tanda V
pada setiap kotak bila
sudah meminum
tablet tambah darah
(TTD)
keterampilan Pelayanan Ibu

Anjuran minum Tablet Tambah Darah

Kader menganjurkan ibu hamil


untuk:
1. Memeriksa kandungan
TTD (dari kemasan)
sedikitnya mengandung
60 mg zat besi dan 400
mcg asam folat
2. Minum tablet tambah darah
(TTD) setiap hari selama
kehamilan
3. Mencatat pada kartu
kontrol minum TTD setiap
setelah minum TTD
Tablet tambah Darah
• Berapa banyak tablet tambah darah diberikan?
Tablet tambah darah diminum selama hamil (sejumlah hari hamil)
• Kapan sebaiknya meminum tablet tambah darah? Sebaiknya diminum malam hari, untuk mengurangi efek
samping seperti mual muntah
• Bagaimana cara minum tablet tambah darah agar khasiatnya optimal dalam mencegah anemia/kurang darah
a. Barengi dengan asupan tinggi vitamin C
b. Jangan minum dengan asupan berkafein seperti teh, kopi, soda, cokelat, dll. Selain itu, jangan mengonsumsinya
dengan susu, obat maag, dan tablet kalk karena bisa menghambat penyerapan zat besi.
c. Hindari minum tablet tambah darah saat perut kosong
d. Karena salah 1 Efek tablet tambah darah untuk ibu hamil terkadang menyebabkan perut perih dan nyeri ulu hati.

• Apa saja efek samping minum tablet tambah darah? Mual, BAB hitam, gigi bernoda dll
IKUTI KELAS IBU HAMIL
Dengan mengikuti kelas ibu hamil akan diperoleh informasi
tentang kehamilan, persalinan, perawatan masa nifas dan
perawatan bayi baru lahir serta kebutuhan dan pemenuhan gizi
dan pelayanan kesehatan yang diterima. Ibu harus mengikuti
kelas ibu hamil dan minimal 1 kali diikuti oleh suami

Di era Pandemi, Kelas Ibu Hamil dilaksanakan secara


online melalui zoom/WAG
PEMANTAUAN TANDA BAHAYA
IBU HAMIL DAN IBU NIFAS
Pemantauan ibu Hamil Pemantauan Ibu Nifas

• Pemantauan dilakukan oleh ibu/ • Pemantauan dilakukan oleh ibu/


keluarga keluarga
• Pemantauan setiap minggu • Pemantauan setiap hari (0-42 hari
sesudah melahirkan

• Diberi tanda ceklis pada kolom kondisi sesuai keadaan ibu

• Apabila ditemukan kondisi ibu hamil/ ibu Nifas pada kolom merah, maka rujuk ke
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan
WASPADA JIKA
TERJADI TANDA
BAHAYA
KEHAMILAN
Segera hubungi Nakes/Fasyankes
terdekat
EDUKASI GIZI
• ISI PIRINGKU IBU HAMIL
• ISI PIRINGKU IBU MENYUSUI
keterampilan Pelayanan Ibu
Isi Piringku Ibu Hamil
Isi Piringku Ibu Menyusui keterampilan Pelayanan Ibu
Layanan Dasar
Usia Sekolah & Remaja
Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja
Aktivitas fisik
Rekomendasi Aktivitas Fisik untuk Anak Usia Sekolah dan Remaja
Aktivitas fisik adalah segala macam kegiatan yang
menggunakan otot tubuh
Aktivitas fisik
Perbedaan Aktivitas Fisik dan Olahraga sebaiknya dilakukan
Aktivitas Fisik Olahraga selama kurang lebih
60 menit secara
Bentuk kegiatan yang tidak teratur Bentuk kegiatan yang teratur terus-menerus /
Dapat dilakukan menggunakan alat- Umumnya terencana dan
alat yang ditemukan sehari-hari memerlukan alat khusus kontinyu
Contoh: naik-turun tangga, Contoh: berenang, jogging, senam,
menyapu, mencuci, mengepel, bersepeda, bermain bola, dll.
berkebun, dll.

Manfaat Aktivitas Fisik untuk Anak Contoh Aktivitas fisik untuk Anak Usia Sekolah
dan Remaja:
1. Menjaga berat badan ideal dan mencegah kegemukan saat • Senam Kesegaran Jasmani (SKJ)
dewasa • Gerakan peregangan pada pergantian jam
2. Melancarkan aliran darah dan menjaga kesehatan jantung pelajaran
• Optimalisasi 4L (lompat, lari, lempar,
3. Menstimulasi pertumbuhan dan kepadatan tulang loncat) melalui permainan rakyat dan
4. Meningkatkan kekebalan tubuh olahraga tradisional pada jam istirahat
5. Mencerahkan suasana hati dan mengatasi kebosanan saat • Pembiasaan jalan kaki
belajar • Menari, baik menari tradisional atau
moder
Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja

Pencegahan anemia (TTD) untuk remaja putri


Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja
Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja
Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja
enis NAPZA berdasarkan Efek Ketubuh

Jenis Efek
Stimulan
Kokain, Amphetamine, Shabu-shabu, Gangguan sistem saraf (termasuk stroke) atau
Ektasi serangan jantung.
(jenis NAPZA yang merangsang fungsi Memacu kerja otak dan meningkatkan aktivitas
tubuh dan meningkatkan gairah kerja, pada tubuh, penggunanya menjadi gembira dan
golongan ini membuat pengguna menjadi waspada secara berlebihan karena
aktif, segar, dan beremangat) meningkatnya aktivitas tubuh,

Depresan Mengantuk dan kelelahan, penurunan fungsi


Morfin, Heroin (Putaw), Alkohol kognitif dan memori (Menghambat kerja otak
(jenis NAPZA yang menyebabkan dan memperlambat aktivitas tubuh, rasa nyeri
mengurangi aktifitas fungsional tubuh, dan stress hilang sementara)
sehingga membuat penggunanya menjadi
tenang dan membuat tertidur bahkan bias
tak sadarkan diri)

Halusinogen Mengubah fungsi saraf panca indra.


Tanaman Ganja dan inhalan Mengakibatkan halusinasi dan dapat mengubah
(golongan NAPZA yang membuat daya perseps, pikiran dan lingkungan.
penggunanya berhalusinasi yang bersifat Mengakibatkan rasa terror dan kekacauan indra
merubah perasaan, dan pikiran sehingga seperti mendengar atau melihat sesuatu,
perasaan dapat terganggu) paranoid, meningkatkan risiko gangguan mental

Bahan adiktif lain Menimbulkan ketergantungan dan mengubah


Nikotin pada rokok, kafein pada kopi, perilaku
teh dan beberapa obat, alkohol
Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja

Kandungan zat
berbahaya dalam rokok
• Acetone (Penghapus Cat) • Hydrogen Cyanide (racun
untuk hukuman mati)
• Naphtylamine (Zat
Karsinogenik) • Toluidine (Zat
Karsinogenik)
• Methanol (Bahan Bakar
• Ammonia (pembersih
Roket) lantai)
• Pyrene (Pelarut Industri) • Urethane (Zat
• Dimethylnitrosamine (Zat Karsinogenik)
Karsinogenik) • Toluene (Pelarut Industri)
• Naphtalene (Kapur barus) • Arsenic (Racun Semut
• Cadmium (Dipakai accu Putih)
mobil) • Dibenzacridine (Zat
Karsinogenik)
• Carbon Monoxide (Gas
dari knalpot) • Phenol
(antiseptik/pembunuh
• Benzopyrene (Zat kuman)
Karsinogenik) • Butane (Bahan Bakar
• Vinyl Chloride (Bahan Korek Api)
Plastik PVC) • Polonium -210 (bahan
radioaktif)
Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja

Dampak Gangguan Penggunaan NAPZA Bahaya NAPZA


Terhadap Kesehatan
termasuk Rokok
Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja

Tahapan Penyalahgunaan Narkoba


Hanya karena ingin tahu, Sudah melewati tahap coba- Setelah beberapa kali Tahap selanjutnya, pemakai

Tahap Ketergantungan
Tahap Coba-Coba

Tahap Pemula

Tahap Berkala
pengaruh teman dan coba, mulai memakai secara memakai secara insidentil, Narkoba serinng memakai
pergaulan. Pada saat ini insidentil karena sudah pemakai narkoba akan narkoba disertai dengan
masih sulit untuk mengenali merasakan kenikmatannya. terdorong untuk memakai dosis yang semakin
gejala. Gejala yang mungkin Gejala seperti: lebih sering lagi dan teratur bertambah. Bila tidak ia
dapat terlihat dari orang- Sikap menjadi tertutup misal setiap malam minggu, akan mengalami
orang terdekatnya seperti: sebelum belajar, sebelum penderitaan dan tidak bisa
Jiwanya resah, gelisah, tampil dll. Gejal seperti: melakukan apa-apa. Gejala
Perubahan sikap dan kurang tenang dan lebih
perilaku Sulit bergaul dengan seperti:
sensitive
Lebih sensitive teman baru Sulit bergaul dengan
Hubungan dengan teman baru
Tampak sering resah dan keluarga renggang Menjadi lebih tertutup,
gelisah sensitif, mudah Menjadi lebih tertutup,
Hanya memiliki satu atau tersinggung mudah tersinggung,
Merasa berdosam beberapa teman akrab malas, sering bangun
bersalah dan bingung Bangun siang, agak malas,
gemar berbohong siang, lebih menyukai
hidup malam
Keakraban dengan orang
tua dan keluarga sangat Pandai berbohong, gemar
kurang menupu, mencuri atau
merampas
Demi mendapatkan
narkoba rela menjadi
pelacur, bandar,
merampok dll
Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja

Upaya Pencegahan Penyalahgunaan


NAPZA kepada Masyarakat
Memberikan Edukasi kepada Memberikan Edukasi dan
Masyarakat Umum Keterampilan kepada Orang Tua
• Melalui kegiatan ceramah, seminar, • Mampu melakukan deteksi dini adanya perubahan
emosi dan perilaku pada remaja
media sosial cetak dan elektronik • Dialog yang berkelanjutan antara orang tua dan anak
• Selalu memberi contoh pada anak
• Melibatkan diri pada aktivitas anak
• Miliki jadwal kebersamaan
• Mampu mengajarkan konsekuensi atas suatu
perbuatan
• Penanaman disiplin dan membuat kesepakatan
• Mampu mengajarkan teknik pemecahan masalah
yang efektif
• Doakan anak
Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja

Pencegahan Terhadap
Gangguan Penggunaan NAPZA

Bagaimana jika anak terpapar


CERIA NAPZA?
Cerdas intelektual, emosional dan spiritual
Empati dalam berkomunikasi efektif
Rajin beribadah sesuai agama dan keyakinan
I nteraksi yang bermanfaat bagi kehidupan
Asah, Asih dan Asuh Tumbuh Kembang
dalam Keluarga & Masyarakat

74
Layanan Dasar Usia
Produktif dan Lanjut
Usia di Posyandu
FAKTOR RISIKO PTM UTAMA
Hipertensi

Stroke

GIF: Gangguan Indera Dan Fungsional


76
FAKTOR RISIKO PTM
 USIA
 JENIS KELAMIN
 GENETIK

YANG TIDAK BISA DIRUBAH YANG BISA DIRUBAH

YANG TIDAK BISA DIRUBAH YANG BISA DIRUBAH

 MEROKOK
 KURANG AKTIFITAS FISIK
 POLA MAKAN TIDAK SEHAT
 OBESITAS
 PENINGKATAN TEKANAN DARAH
 PREDIABETES
KEGIATAN DAN TAHAPAN DETEKSI DINI PTM
DAN FAKTOR RISIKONYA
Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 3 Kegiatan 4 Kegiatan 5

• Pendaftaran
/Registrasi
• Wawancara Riwayat
• Pengukuran TB
Penyakit PTM • Pengukuran Gula • Edukasi/
• Pengukuran BB
• Wawancara Faktor Darah Sewaktu Penyuluhan
Risiko Perilaku • Pengukuran
• Konseling / • Tindak Lanjut
○ Merokok Lingkar Perut • Pencatatan Pemantauan
○ Aktifitas Fisik • Tekanan Darah • Validasi
kepatuhan minum
○ Konsumsi Sayur • DD Tajam Pencatatan dan
obat
dan Buah penglihatan Pelaporan
○ Konsumsi Alkohol • DD tajam
• Wawancara pendengaran
Kuesioner PUMA
2
STOP PENYAKIT TIDAK
MENULAR DENGAN GERMAS

TUJUAN

Kesehatan Produktif Lingkungan


Terjaga Biaya untuk
Bersih
berobat
kurang
SIAPA YANG MELAKSANAKAN
SELURUH LAPISAN MASYARAKAT

Mempraktekkan pola
hidup sehat sehari-
hari
Individu Keluarga Masyarakat

Menggerakkan institusi dan organisasi


masing-masing

Menyediakan : kurikulum pendidikan, Akademisi Dunia Usaha Organisasi


fasilitas olahraga, sayur dan buah, Masyarakat
fasilitas kesehatan, transportasi,
Kawasan Tanpa Rokok, taman untuk
beraktivitas, Iklan Layanan Pemerintah
Masyarakat, car free day, dsb Pusat dan
Daerah
DETEKSI DINI PTM DAN FAKTOR RISIKONYA
Pesan Kunci Jenis Kegiatan

● PTM sering muncul tanpa gejala → penting dilakukan


● Identifikasi Riwayat Penyakit PTM
deteksi dini untuk mengetahui kondisi tubuh sejak
awal, agar bisa dilakuakan pencegahan dan ● Identifikasi Faktor Risiko Perilaku PTM
pengendalian ● Deteksi dini Obesitas (Umum dan Sentral)
● Deteksi dini → minimal 1 kali setahun untuk ● Deteksi Dini Hipertensi
populasi sehat, ● Deteksi Dini Diabetes Melitus
● Populasi berisiko → kunjungan ulang setiap 3-6 ● Deteksi Dini PPOK (Wawancara Kuesioner PUMA)
bulan ke posyandu ● Deteksi Dini Indera
● Penderita PTM melakukan pengobatan secara ● Edukasi
teratur dan memantau kondisi tubuh setiap bulannya ● Pencatatan dan Pelaporan
ke faskyankes

2
KEGIATAN
Edukasi/Tindak Lanjut/Pencatatan Pelaporan

POSYANDU/
INDIVIDU KELUARGA KOMUNITAS
1.Melakukan aktivitas 1. Membudayakan 1. Olahraga Bersama
fisik rutin minimal 30 aktifitas fisik Setiap kegiatan
menit sehari (150 bersama minimal 1x posyandu/ setiap
menit dalam seminggu Jumat di
seminggu) 2. Membagi pekerjaan Instansi/kegiatan
2.Aktivitas fisik rutin rumahtangga komunitas
dan intensitas kepada semua
sedang per minggu anggota keluarga
KEGIATAN
Edukasi/Tindak Lanjut/Pencatatan Pelaporan

Porsi dan Komposisi Sajian Sekali Makan


Yang di Anjurkan untuk orang dengan berat
Porsi dan Komposisi Sajian Sekali Makan badan lebih/obesitas
Yang di Anjurkan untuk mencegah obesitas
KEGIATAN
Edukasi/Tindak Lanjut/Pencatatan Pelaporan
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Hipertensi
❖ Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah secara menetap
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg DAN / ATAU tekanan darah diastolik ≥ 90 mmhg .
❖ Hipertensi sering terjadi tanpa gejala, sehingga penderita tidak merasa sakit.

GEJALA DAN TANDA:


1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual dan muntah
4. Sesak napas
5. Napas pendek (terengah-engah)
6. Gelisah
7. Pandangan menjadi kabur
8. Mata berkunang-kunang
9. Mudah marah
10. Telinga berdengung
11. Sulit tidur
12. Rasa berat di tengkuk
KEGIATAN
Edukasi Hipertensi
KEGIATAN
Edukasi Penyakit Jantung Koroner

Keringat dingin

Rasa
terbakar

Nyeri dada
Tertekan di
daerah dada
Rasa berat di dada
Rasa mual atau
nyeri ulu hati
KEGIATAN
Edukasi Penyakit Jantung Koroner (Lokasi Nyeri Dada)
KEGIATAN
Edukasi Stroke
KEGIATAN
Edukasi Stroke (Tanda dan Gejala Stroke)
KEGIATAN
Edukasi Diabetes Melitus

Diabetes
Melitus adalah
suatu penyakit
menahun yang
ditandai oleh
kadar glukosa
darah yang
melebihi nilai
normal secara
menahun.
KEGIATAN
Edukasi Kanker
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker

Tanda & Gejala

96
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker

97
KEGIATAN/TAHAPAN 5 TES IVA
Dimana?
Edukasi Kanker

PUSKESMAS/RUMAH SAKIT
Oleh Siapa?

BIDAN/DOKTER
Kapan?
❖ Setiap saat
❖ Setiap 3-5 tahun sekali
98
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi PPOK

99
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi PPOK

100
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi PPOK (Gejala)

101
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Gangguan Penglihatan
Gangguan penglihatan yaitu kondisi yang ditandai
dengan penurunan tajam penglihatan seperti tidak bisa
melihat jauh/dekat dengan jelas, atau penglihatan
kabur.
Beberapa penyakit penyebab gangguan penglihatan
yang sering ditemui di masyarakat yaitu :
▪ kelainan refraksi
▪ katarak
▪ glaukoma
▪ retinopati diabetikum

102

You might also like