Professional Documents
Culture Documents
Posyandu Labura
Posyandu Labura
Dan
Kunjungan Rumah
Nama : JUNITA
SINAGA,SKM,M.K.M
Menjelaskan hasil pengukuran berat dan Menjelaskan bahwa ibu hamil Menjelaskan deteksi dini usia
4 Melekukan komunikasi efektif tinggi badan normal, kurang, dan perlu memantau berat badan dan lanjut (hipertensi, DM, PPOK,
tindaklanjut tekanan darah dengan kurva Buku Indera, TB, kesehatan jiwa,
KIA geriatri)
AU
AU
AU
AT
AT
AT
Tanda kecakapan kader berdasarkan 25 keterampilan dasar
Kader Purwa;
1. wajib menguasai 2 kompetensi dasar
Pengelolaan Posyandu dan layanan Balita.
2. Ditambahkan dengan 1 kemampuan dasar
lain pilihan (layanan bumil busui, remaja,
atau upro/lansia)
Kader Madya;
1. wajib menguasai 3 kopetensi dasar
Pengelolaan Posyandu, layanan Balita, serta
Bumil dan Busui.
2. Ditambahkan dengan 1 kemampuan dasar
lain pilihan (remaja, atau upro/lansia)
Kader Utama;
Wajib menguasai seluruh kompetensi kader
PERENCANAAN
6
KADER POSYANDU
PERAN TUGAS DAN FUNGSI
1. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai siklus hidup (ibu hamil nifas dan
bersalin, bayi balita dan anak usia pra sekolah, usia sekolah dan remaja,
Peran:
usia produktif dan lansia) secara terintegrasi
1. Pendata/Pencatat 2. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat
2. Pendamping 3. Melakukan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
3. Penyuluh 4. Melaksanakan kegiatan Posyandu dengan bimbingan teknis petugas
4. Penggerak kesehatan dan kader pemberdayaan masyarakat Pustu
5. Melakukan kegiatan sebelum hari buka posyandu
5. Pelapor 6. Menyelenggarakan hari buka posyandu minimal 1 kali dalam sebulan atau
sesuai kebutuhan
7. Melakukan Survei Mawas Diri (SMD) bersama kader Pemberdayaan
Masyarakat Pustu
8. Menghadiri Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) jika diperlukan
9. Menyusun perencanaan partisipatif untuk disampaikan ke Pustu dan Pokja
Posyandu
10. Melakukan kunjungan rumah secara rutin dan terencana serta melakukan
kegiatan lainnya sebagai tindak lanjut dari PWS serta melaporkan hasilnya
kepada Pustu dan Pokja Posyandu melalui Kepala Desa/Lurah seminggu
sekali
11. Melakukan monitoring dan evaluasi bersama kader Pemberdayaan
Masyarakat Posyandu Prima
12. Menggerakkan masyarakat untuk berperan serta dalam upaya kesehatan
sesuai kewenangannya dengan memanfaatkan Posyandu, Pustu,
Puskesmas, dan pelayanan kesehatan lainnya
ALUR PELAYANAN DAN KEGIATAN HARI BUKA POSYANDU
PERAN KADER POSYANDU
Menimbang/Mengukur
Mendaftar sasaran pada
sasaran dan plotting data/IMT
kartu register Posyandu
Langkah 3 Langkah 4
Mencatat hasil
penimbangan dan
pengukuran pada buku KIA
atau buku catatan
kesehatan/kartu
pemeriksan sasaran
Melakukan kunjungan rumah dan setiap minggu melakukan • Melakukan kegiatan diskusi kelompok,
evaluasi bersama tenaga kesehatan dan Kader Pustu • Membantu kader kesehatan/tokoh masyarakat dalam
melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan
didampingi petugas kesehatan
Tugas Kader:
1. Melakukan kunjungan rumah secara rutin dan terencana
2. Memberikan penyuluhan/edukasi kesehatan
3. Mendampingi sasaran yang mempunyai masalah kesehatan.
4. Melakukan pendataan dan pencatatan sederhana.
5. Menggerakkan masyarakat untuk periksa kesehatan dengan
memanfaatkan Posyandu, Pustu, Puskesmas, dan pelayanan
kesehatan terdekat lainnya.
6. Melaporkan hasil kunjungan rumah kepada tenaga
kesehatan di Pustu dan Pokja tingkat Desa/Kelurahan
seminggu sekali. 12
LANGKAH-LANGKAH KUNJUNGAN RUMAH
a.
Persiapan
1 2 3 4
• Pengumpulan • Membagi tugas • Menyusun jadwal • Menyiapkan
Data Sasaran kunjungan rumah alat dan
kunjungan dan kesepakatan
(Jumlah KK) bahan
rumah dengan sasaran
Jenis-jenis form/checklist:
1. Formulir data keluarga Tanda pengenal kader
2. Checklist sasaran: Checklist perkelompok
a. Ibu hamil, d. Usia sekolah dan remaja, sasaran
b. Ibu bersalin dan nifas, e. Usia produktif, Buku KIA
c. Bayi-balita dan anak prasekolah, f. Lanjut usia Kartu bantu pemeriksaan
3. Pengendalian Penyakit Menular (TBC) sasaran di Posyandu
4. Rekapitulasi hasil kunjungan rumah Buku percakapan kader
5. Tindak lanjut kunjungan rumah Media KIE
b.
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan kunjungan rumah kader melakukan pemantauan, wawancara dan diskusi
(membimbing, mengingatkan, mengapresiasi dan memotivasi sasaran)
1 2 3
• Laporkan ke tenaga kesehatan di • Rekap hasil kunjungan rumah
• Lakukan SAJI: Pustu jika ditemui permasalahan dan laporkan ke Pustu
kesehatan yang harus ditindaklanjuti
oleh nakes
14
LANGKAH-LANGKAH “SAJI”
15
Merupakan metode dalam Pendekatan Keluarga sesuai Permenkes 36/2016 tentang PIS-PK
PENCATATAN dan PELAPORAN
Pencatatan Manual: Pencatatan Digital:
1. Posyandu:
Saat ini sedang dikembangkan system informasi
a. Kartu pencatatan ibu hamil, melahirkan/nifas
b. Kartu pencatatan kesehatan bayi, balita dan anak kesehatan secara online melalui ASIK (Aplikasi
pra sekolah Sehat IndonesiaKu), pelaporan Posyandu akan
c. Kartu pencatatan kesehatan anak usia sekolah terhubung dengan Pustu dan Puskesmas melalui
dan remaja data Dashboard
d. Kartu pencatatan kesehatan usia produktif dan
lansia
e. Kartu Rekapitulasi hari buka (jumlah sasaran
datang/tidak, normal/masalah)
2. Kunjungan rumah menggunakan checklist
perkelompok sasaran
Pelaporan:
1. Pelaporan kegiatan Posyandu disampaikan kepada Kepala Desa dan sebagai Pokja Posyandu setiap
bulan sesuai ketentuan.
2. Pelaporan masalah kesehatan (kematian dan kesakitan serta KLB)/hasil kunjungan rumahdi wilayah
Posyandu disampaikan ke petugas kesehatan Pustu/Puskesmas
16
CONTOH FORM REGISTER/KARTU BANTU SASARAN DI POSYANDU
CONTOH CHECKLIST KUNJUNGAN RUMAH
Layanan Dasar
Bayi & Balita di Posyandu
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1919/2022
tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/1182/2022 tentang Standar Alat Antropometri dan Alat
Deteksi Dini Perkembangan Anak
Alat ukur berat badan bayi (baby Alat ukur panjang badan Alat ukur tinggi badan
scale) dan balita (infantometer/length board) (stadiometer)
Penimbangan Persiapan :
Berat Badan Bayi 1. Letakkan timbangan di tempat yang rata, datar, dan keras sehingga tidak
mudah bergerak dan ruangan cukup terang.
2. Pastikan timbangan harus bersih dan tidak ada beban lain di atas timbangan.
3. Baterai dipasang pada tempatnya dengan memperhatikan posisi baterai
jangan sampai terbalik.
4. Tekan tombol Power/On dan pastikan angka pada jendela baca menunjukan
angka nol. Posisi awal harus selalu berada diangka nol (jendela baca 0,00 kg)
22
Langkah-Langkah :
MATERI POKOK
1. Pastikan bayi memakai pakaian seminimal mungkin (tidak memakai
popok) dan tidak memegang sesuatu.
2. Letakkan bayi diatas mangkok timbang bayi hingga angka berat badan
muncul pada layar timbangan.
3. Tekan tombol UNIT HOLD, tunggu hingga tulisan “HOLD” pada display
berhenti berkedip untuk mendapatkan berat bayi.
4. Catat berat badan bayi dalam satuan kg dengan ketelitian dua angka
dibelakang koma (ketelitian 10 gram) dan plot hasil penimbangan BB Penimbangan
pada grafik pertumbuhan sesuai jenis kelamin dan usia Berat Badan Bayi
23
Alat antropometri yang digunakan :
Timbangan berat badan balita
dapat menggunakan timbangan berat badan bayi (baby scale) yang dilepas
mangkok timbangnya
Penimbangan
Berat Badan Balita
Persiapan :
1. Lepaskan mangkok timbang bayi pada baby scale untuk digunakan menjadi timbangan
injak.
2. Letakkan timbangan di tempat yang rata, datar, dan keras sehingga tidak mudah bergerak
dan ruangan cukup terang.
3. Pastikan timbangan harus bersih dan tidak ada beban lain di atas timbangan.
4. Baterai dipasang pada tempatnya dengan memperhatikan posisi baterai jangan sampai
terbalik.
5. Tekan tombol Power/On dan pastikan angka pada jendela baca menunjukan angka nol.
24
Langkah-Langkah :
1. Pastikan balita memakai pakaian seminimal mungkin (tidak memakai
MATERI POKOK
popok), tidak memegang sesuatu dan tidak memakai sepatu/alas kaki.
2. Balita berdiri tepat di tengah timbangan saat angka pada layar timbangan
menunjukkan angka 0,00 kg, serta tetap berada di atas timbangan
sampai angka berat badan muncul pada layar timbangan dan sudah tidak
berubah.
3. Petugas berdiri di depan layar baca timbangan untuk membaca hasil
penimbangan.
4. Catat berat badan balita dalam satuan kg dengan ketelitian dua angka
dibelakang koma (ketelitian 10 gram) dan plot hasil penimbangan BB Penimbangan
pada grafik pertumbuhan sesuai jenis kelamin dan usia Berat Badan Balita
25
Pengukuran Panjang Badan (PB) dan Tinggi Badan (TB)
Kemampuan Balita
Umur Balita
untuk Berdiri
Pengukuran
Panjang Badan
dan
Jika pengukuran panjang badan balita usia < 2 tahun dilakukan secara berdiri, maka
hasil pengukuran yang diperoleh ditambahkan 0,7 cm
Tinggi Badan
Jika pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 2 tahun dilakukan secara telentang/berbaring,
maka hasil pengukuran yang diperoleh dikurangi 0,7 cm
26
Alat antropometri yang digunakan :
Alat ukur panjang badan (Infantometer/Length board)
Pengukuran
Panjang Badan Persiapan :
1. Alat ditempatkan pada tempat yang datar, rata dan keras.
2. Alat harus dipastikan dalam kondisi baik dan lengkap, alat penunjuk
ukuran (meteran) dapat terbaca jelas dan tidak terkelupas atau
tertutup.
3. Pasang infantometer sesuai petunjuk.
4. Harus dipastikan bahwa papan geser kaki dapat digerakkan dengan
lancar.
5. Siapkan alas kain tipis pada alat ukur untuk bagian kepala balita.
27
Langkah-Langkah :
1. Lepaskan sepatu/alas kaki, kaus kaki, hiasan rambut, tutup kepala, dan aksesoris
lainnya pada balita yang dapat menghambat proses pengukuran.
MATERI POKOK
2. Balita dibaringkan telentang pada papan dengan puncak kepala menempel pada
panel bagian kepala (yang tetap).
3. Pengukuran dilakukan oleh dua orang. Pengukur utama memegang dan menekan
lutut balita agar tungkai bawah lurus dengan permukaan alat ukur. Asisten
pengukur memastikan kepala anak menempel pada papan kepala.
4. Pengukur utama menggerakkan papan geser kaki ke arah telapak kaki balita
hingga posisi telapak kaki tegak lurus menempel pada papan geser kaki. Jika
balita menangis dan kaki kaku, usap telapak kaki bayi agar lemas, segera
tempelkan papan geser kaki pada telapak kaki balita.
5. Pengukur utama membaca hasil pengukuran dalam satuan cm dengan ketelitian
satu angka di belakang koma (ketelitian 1 mm).
6. Catat dan plot hasil pengukuran panjang badan balita pada grafik pertumbuhan
sesuai umur dan jenis kelamin
Prinsip pengukuran panjang badan balita usia 0-23 bulan diukur secara
telentang/berbaring
Untuk plotting di Grafik pertumbuhan PB/U atau TB/U
Bila pengukuran panjang badan balita usia dibawah 2 tahun dilakukan secara berdiri,
maka hasil pengukuran yang diperoleh ditambahkan 0,7 cm
28
Alat antropometri yang digunakan :
Alat ukur tinggi badan (Stadiometer)
Pengukuran
Tinggi Badan
Persiapan :
1. Alat harus dipastikan dalam kondisi baik dan lengkap, alat penunjuk ukuran (meteran)
dapat terbaca jelas dan tidak terkelupas atau tertutup.
2. Alat ditempatkan pada tempat yang datar, rata dan keras.
3. Pasang stadiometer sesuai petunjuk.
4. Harus dipastikan bahwa papan geser kepala dapat digerakkan dengan lancar.
5. Perhatikan adanya sandaran tumit untuk ketepatan pengukuran tinggi badan.
Langkah-Langkah :
1. Lepaskan sepatu/alas kaki, kaus kaki, hiasan rambut, tutup kepala, dan aksesoris
MATERI
lainnya padaPOKOK
balita.
2. Pengukuran dilakukan oleh dua orang. Pengukur utama memposisikan balita
berdiri tegak membelakangi tiang ukur.
3. Asisten pengukur memastikan bagian tubuh balita menempel di 5 titik pada tiang
ukur yaitu: bagian belakang kepala, punggung, bokong, betis dan tumit.
4. Posisi kepala balita dipastikan berada dalam garis imajiner yang ditarik dari liang
telinga ke batas bawah mata.
5. Tangan kiri pengukur utama memegang dagu balita dan melihat skala ukur.
Pastikan pandangan balita lurus ke depan.
6. Pengukur utama menarik papan geser kepala pada stadiometer sampai Pengukuran
menyentuh puncak kepala balita. Tinggi Badan
7. Pengukur utama membaca angka pada jendela baca dalam satuan cm dengan
ketelitian satu angka di belakang koma (ketelitian 1 mm).
8. Catat dan plot hasil pengukuran tinggi badan balita pada grafik pertumbuhan
sesuai umur dan jenis kelamin.
Prinsip pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 24 bulan diukur secara berdiri
Pengukuran
Lingkar Kepala
Persiapan:
1. Pastikan alat ukur tidak kusut, tidak terlipat atau tidak sobek.
2. Alat ukur lingkar kepala dan lengan atas dalam kondisi bersih
sehingga angkanya terlihat jelas.
31
Langkah-Langkah :
1. Lepaskan tutup kepala, hiasan/aksesoris rambut yang dikenakan balita.
MATERI POKOK
2. Alat pengukur dilingkarkan pada kepala balita melewati dahi, di atas alis
mata, di atas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol,
tarik agak kencang.
3. Baca angka yang tertera pada ujung pita yang terlihat.
4. Catat hasil pengukuran lingkar kepala balita dalam satuan cm dengan
ketelitian 1 angka di belakang koma (1 mm) dan plot hasil pengukuran
pada grafik pertumbuhan sesuai usia dan jenis kelamin.
Pengukuran
Lingkar Kepala
Hasil ukur LK :
54,9 cm 32
Alat antropometri yang digunakan :
Alat ukur lingkar lengan atas dan lingkar kepala
atau Pita LiLA
Pengukuran
Lingkar Lengan
Atas
Persiapan :
1. Pastikan alat ukur tidak kusut, tidak terlipat atau tidak sobek.
2. Alat ukur dalam kondisi bersih sehingga angkanya terlihat jelas.
3. Pengukuran dilakukan pada lengan kiri atau lengan yang tidak dominan.
4. Pastikan lengan yang akan diukur tidak tertutup pakaian.
33
Langkah-Langkah :
1. Tentukan titik tengah lengan atas dengan cara:
MATERI POKOK
a. Tekuk lengan balita hingga membentuk sudut 90o, telapak tangan menghadap
ke atas.
b. Cari titik ujung bahu dan ujung siku lengan.
c. Ukur panjang antara kedua titik tersebut dan bagi dua untuk mendapatkan nilai
tengah.
d. Tandai titik tengah dengan menggunakan pena/spidol.
2. Luruskan lengan anak, tangan santai, sejajar dengan badan.
3. Lingkarkan alat ukur/pita LiLA di titik tengah yang sudah ditandai.
4. Pastikan alat ukur/pita LiLA menempel rata sekeliling kulit dan tidak terlalu ketat Pengukuran
atau terlalu longgar.
5. Baca dan catat hasil pengukuran dalam satuan cm dengan ketelitian 1 angka di Lingkar Lengan
belakang koma (1 mm). Atas
34
Hasil pengukuran dan plotting Berat Badan pada KMS
Berat Badan Naik (N), yaitu apabila hasil penimbangan
berat badan bulan ini meningkat dari berat badan
bulan lalu dan mengikuti arah garis pertumbuhan
normal
Bawah Garis Merah (Berat Badan Kurang) Atas Garis Oranye (Risiko Berat Badan Lebih)
Tindak lanjut :
Kader menginformasikan balita dengan masalah pertumbuhan Berat Badan di Bawah Garis Merah (BB Kurang) atau Berat Badan di Atas Garis Oranye
(Risiko BB Lebih) ke Tenaga Kesehatan 36
Status pertumbuhan dan tindak lanjut Berat Badan Tidak Naik (T)
Berat Badan Naik Tidak Adekuat Berat Badan Tetap Berat Badan Turun
Tindak lanjut :
Kader menginformasikan balita dengan masalah pertumbuhan Berat Badan Tidak Naik (T) ke Tenaga Kesehatan
37
Bawah Garis Merah (BB Kurang)
Status pertumbuhan dan tindak lanjut Atas Garis Oranye (Risiko BB Lebih)
Bawah Garis Merah (Berat Badan Kurang) Atas Garis Oranye (Risiko Berat Badan Lebih)
Tindak lanjut :
Kader menginformasikan balita dengan masalah pertumbuhan Berat Badan di Bawah Garis Merah (BB Kurang) atau Berat Badan di Atas Garis Oranye
(Risiko BB Lebih) ke Tenaga Kesehatan 38
Interpretasi Status Pertumbuhan
BB naik melebihi
garis oranye ,
artinya
BB turun : Pertumbuhan
Pertumbuhan tidak baik tidak baik
BB tetap /
mendatar :
Pertumbuhan
Tidak baik
39
Apa yang harus dilakukan kader?
• Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke posyandu dan sampaikan bahwa
kenaikan berat badan balita merupakan keberhasilan ibu mengasuh balita.
• Berikan umpan balik untuk mempertahankan kondisi balita dan nasihat tentang pemberian
makan sesuai rekomendasi menurut usianya
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader?
• Berikan nasihat tentang aktivitas fisik agar status pertumbuhan balita tidak diatas garis
oranye
• Tetap berikan pujian dan umpan balik tentang pemberian makan
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader?
• Berikan nasihat tentang aktivitas fisik sesuai usia agar status pertumbuhan tidak diatas garis
oranye
• Laporkan ke tenaga kesehatan untuk dilakukan intervensi dini dan anjuran evaluasi 2
minggu, jika tidak ada perbaikan segera dirujuk
• Tetap berikan pujian, edukasi tentang pemberian makan, asupan gizi disesuaikan dengan
aktivitas anak
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader?
• Tanyakan dan catat keadaan balita bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel, dll),
kebiasaan makan balita dan hal lainnya seperti faktor lingkungan dan sosial
• Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa
menyalahkan ibu
• Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke Puskemas/Fasilitas Kesehatan
• Tetap berikan pujian dan umpan balik tentang pemberian makan
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader?
Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK,
tetapi garis pertumbuhannya di BAWAH GARIS MERAH
• Tanyakan dan catat keadaan balita bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel, dll), kebiasaan
makan balita dan hal lainnya seperti faktor lingkungan dan sosial
• Berikan penjelasan tentang kemungkinan kenaikan berat badan balita masih belum cukup
tanpa menyalahkan ibu
• Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke Puskemas/Fasilitas Kesehatan
• Pada balita dengan BB Bawah Garis Merah, setelah dirujuk dan dikonfirmasi, tidak perlu dirujuk
kembali jika garis pertumbuhannya mengikuti garis pertumbuhan diatasnya (N). Namun jika
berat badan tidak mengalami kenaikan (T) maka harus dirujuk
• Tetap berikan pujian dan umpan balik tentang pemberian makan
• Anjurkan datang kembali pada penimbangan berikutnya
Layanan Dasar
Ibu Hamil, Ibu Nifas
dan Ibu Menyusui
PENTINGNYA PEMANTAUAN
KESEHATAN IBU
(LANGKAH 2)
Penimbangan Pengukuran
Pengukuran LiLA
Berat Badan Tekanan Darah
• Mengetahui status gizi • Sebagai skrining awal • Sebagai skrining awal
ibu hamil selama status gizi, terutama terjadinya hipertensi
kehamilan kondisi Kurang Energi dalam kehamilan
• Bila berisiko/ masalah Kronis/ KEK) (>140/90 mmHg)
gizi penanganan tepat • Mengurangi terjadinya
ibu sehat bayi lahir kasus preeklamsi
sehat (penyebab utama
kematian ibu)
• Apa saja efek samping minum tablet tambah darah? Mual, BAB hitam, gigi bernoda dll
IKUTI KELAS IBU HAMIL
Dengan mengikuti kelas ibu hamil akan diperoleh informasi
tentang kehamilan, persalinan, perawatan masa nifas dan
perawatan bayi baru lahir serta kebutuhan dan pemenuhan gizi
dan pelayanan kesehatan yang diterima. Ibu harus mengikuti
kelas ibu hamil dan minimal 1 kali diikuti oleh suami
• Apabila ditemukan kondisi ibu hamil/ ibu Nifas pada kolom merah, maka rujuk ke
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan
WASPADA JIKA
TERJADI TANDA
BAHAYA
KEHAMILAN
Segera hubungi Nakes/Fasyankes
terdekat
EDUKASI GIZI
• ISI PIRINGKU IBU HAMIL
• ISI PIRINGKU IBU MENYUSUI
keterampilan Pelayanan Ibu
Isi Piringku Ibu Hamil
Isi Piringku Ibu Menyusui keterampilan Pelayanan Ibu
Layanan Dasar
Usia Sekolah & Remaja
Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja
Aktivitas fisik
Rekomendasi Aktivitas Fisik untuk Anak Usia Sekolah dan Remaja
Aktivitas fisik adalah segala macam kegiatan yang
menggunakan otot tubuh
Aktivitas fisik
Perbedaan Aktivitas Fisik dan Olahraga sebaiknya dilakukan
Aktivitas Fisik Olahraga selama kurang lebih
60 menit secara
Bentuk kegiatan yang tidak teratur Bentuk kegiatan yang teratur terus-menerus /
Dapat dilakukan menggunakan alat- Umumnya terencana dan
alat yang ditemukan sehari-hari memerlukan alat khusus kontinyu
Contoh: naik-turun tangga, Contoh: berenang, jogging, senam,
menyapu, mencuci, mengepel, bersepeda, bermain bola, dll.
berkebun, dll.
Manfaat Aktivitas Fisik untuk Anak Contoh Aktivitas fisik untuk Anak Usia Sekolah
dan Remaja:
1. Menjaga berat badan ideal dan mencegah kegemukan saat • Senam Kesegaran Jasmani (SKJ)
dewasa • Gerakan peregangan pada pergantian jam
2. Melancarkan aliran darah dan menjaga kesehatan jantung pelajaran
• Optimalisasi 4L (lompat, lari, lempar,
3. Menstimulasi pertumbuhan dan kepadatan tulang loncat) melalui permainan rakyat dan
4. Meningkatkan kekebalan tubuh olahraga tradisional pada jam istirahat
5. Mencerahkan suasana hati dan mengatasi kebosanan saat • Pembiasaan jalan kaki
belajar • Menari, baik menari tradisional atau
moder
Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja
Jenis Efek
Stimulan
Kokain, Amphetamine, Shabu-shabu, Gangguan sistem saraf (termasuk stroke) atau
Ektasi serangan jantung.
(jenis NAPZA yang merangsang fungsi Memacu kerja otak dan meningkatkan aktivitas
tubuh dan meningkatkan gairah kerja, pada tubuh, penggunanya menjadi gembira dan
golongan ini membuat pengguna menjadi waspada secara berlebihan karena
aktif, segar, dan beremangat) meningkatnya aktivitas tubuh,
Kandungan zat
berbahaya dalam rokok
• Acetone (Penghapus Cat) • Hydrogen Cyanide (racun
untuk hukuman mati)
• Naphtylamine (Zat
Karsinogenik) • Toluidine (Zat
Karsinogenik)
• Methanol (Bahan Bakar
• Ammonia (pembersih
Roket) lantai)
• Pyrene (Pelarut Industri) • Urethane (Zat
• Dimethylnitrosamine (Zat Karsinogenik)
Karsinogenik) • Toluene (Pelarut Industri)
• Naphtalene (Kapur barus) • Arsenic (Racun Semut
• Cadmium (Dipakai accu Putih)
mobil) • Dibenzacridine (Zat
Karsinogenik)
• Carbon Monoxide (Gas
dari knalpot) • Phenol
(antiseptik/pembunuh
• Benzopyrene (Zat kuman)
Karsinogenik) • Butane (Bahan Bakar
• Vinyl Chloride (Bahan Korek Api)
Plastik PVC) • Polonium -210 (bahan
radioaktif)
Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja
Tahap Ketergantungan
Tahap Coba-Coba
Tahap Pemula
Tahap Berkala
pengaruh teman dan coba, mulai memakai secara memakai secara insidentil, Narkoba serinng memakai
pergaulan. Pada saat ini insidentil karena sudah pemakai narkoba akan narkoba disertai dengan
masih sulit untuk mengenali merasakan kenikmatannya. terdorong untuk memakai dosis yang semakin
gejala. Gejala yang mungkin Gejala seperti: lebih sering lagi dan teratur bertambah. Bila tidak ia
dapat terlihat dari orang- Sikap menjadi tertutup misal setiap malam minggu, akan mengalami
orang terdekatnya seperti: sebelum belajar, sebelum penderitaan dan tidak bisa
Jiwanya resah, gelisah, tampil dll. Gejal seperti: melakukan apa-apa. Gejala
Perubahan sikap dan kurang tenang dan lebih
perilaku Sulit bergaul dengan seperti:
sensitive
Lebih sensitive teman baru Sulit bergaul dengan
Hubungan dengan teman baru
Tampak sering resah dan keluarga renggang Menjadi lebih tertutup,
gelisah sensitif, mudah Menjadi lebih tertutup,
Hanya memiliki satu atau tersinggung mudah tersinggung,
Merasa berdosam beberapa teman akrab malas, sering bangun
bersalah dan bingung Bangun siang, agak malas,
gemar berbohong siang, lebih menyukai
hidup malam
Keakraban dengan orang
tua dan keluarga sangat Pandai berbohong, gemar
kurang menupu, mencuri atau
merampas
Demi mendapatkan
narkoba rela menjadi
pelacur, bandar,
merampok dll
Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja
Pencegahan Terhadap
Gangguan Penggunaan NAPZA
74
Layanan Dasar Usia
Produktif dan Lanjut
Usia di Posyandu
FAKTOR RISIKO PTM UTAMA
Hipertensi
Stroke
MEROKOK
KURANG AKTIFITAS FISIK
POLA MAKAN TIDAK SEHAT
OBESITAS
PENINGKATAN TEKANAN DARAH
PREDIABETES
KEGIATAN DAN TAHAPAN DETEKSI DINI PTM
DAN FAKTOR RISIKONYA
Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 3 Kegiatan 4 Kegiatan 5
• Pendaftaran
/Registrasi
• Wawancara Riwayat
• Pengukuran TB
Penyakit PTM • Pengukuran Gula • Edukasi/
• Pengukuran BB
• Wawancara Faktor Darah Sewaktu Penyuluhan
Risiko Perilaku • Pengukuran
• Konseling / • Tindak Lanjut
○ Merokok Lingkar Perut • Pencatatan Pemantauan
○ Aktifitas Fisik • Tekanan Darah • Validasi
kepatuhan minum
○ Konsumsi Sayur • DD Tajam Pencatatan dan
obat
dan Buah penglihatan Pelaporan
○ Konsumsi Alkohol • DD tajam
• Wawancara pendengaran
Kuesioner PUMA
2
STOP PENYAKIT TIDAK
MENULAR DENGAN GERMAS
TUJUAN
Mempraktekkan pola
hidup sehat sehari-
hari
Individu Keluarga Masyarakat
2
KEGIATAN
Edukasi/Tindak Lanjut/Pencatatan Pelaporan
POSYANDU/
INDIVIDU KELUARGA KOMUNITAS
1.Melakukan aktivitas 1. Membudayakan 1. Olahraga Bersama
fisik rutin minimal 30 aktifitas fisik Setiap kegiatan
menit sehari (150 bersama minimal 1x posyandu/ setiap
menit dalam seminggu Jumat di
seminggu) 2. Membagi pekerjaan Instansi/kegiatan
2.Aktivitas fisik rutin rumahtangga komunitas
dan intensitas kepada semua
sedang per minggu anggota keluarga
KEGIATAN
Edukasi/Tindak Lanjut/Pencatatan Pelaporan
Keringat dingin
Rasa
terbakar
Nyeri dada
Tertekan di
daerah dada
Rasa berat di dada
Rasa mual atau
nyeri ulu hati
KEGIATAN
Edukasi Penyakit Jantung Koroner (Lokasi Nyeri Dada)
KEGIATAN
Edukasi Stroke
KEGIATAN
Edukasi Stroke (Tanda dan Gejala Stroke)
KEGIATAN
Edukasi Diabetes Melitus
Diabetes
Melitus adalah
suatu penyakit
menahun yang
ditandai oleh
kadar glukosa
darah yang
melebihi nilai
normal secara
menahun.
KEGIATAN
Edukasi Kanker
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
96
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
97
KEGIATAN/TAHAPAN 5 TES IVA
Dimana?
Edukasi Kanker
PUSKESMAS/RUMAH SAKIT
Oleh Siapa?
BIDAN/DOKTER
Kapan?
❖ Setiap saat
❖ Setiap 3-5 tahun sekali
98
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi PPOK
99
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi PPOK
100
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi PPOK (Gejala)
101
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Gangguan Penglihatan
Gangguan penglihatan yaitu kondisi yang ditandai
dengan penurunan tajam penglihatan seperti tidak bisa
melihat jauh/dekat dengan jelas, atau penglihatan
kabur.
Beberapa penyakit penyebab gangguan penglihatan
yang sering ditemui di masyarakat yaitu :
▪ kelainan refraksi
▪ katarak
▪ glaukoma
▪ retinopati diabetikum
102