You are on page 1of 15

PENDIDIKAN LINTAS BUDAYA

ANAK USIA DINI


- HARYATI,S.Pd.,M.Pd -
PENGERTIAN BUDAYA
• Tokoh pendidikan nasional bapak Ki Hajar Dewantara (1977) memberikan
definisi budaya sebagai berikut: Budaya berarti buah budi manusia, adalah
hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh yang kuat, yakni alam
dan jaman (kodrat dan masyarakat), dalam mana terbukti kejayaan hidup
manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam
hidup penghidupannya, guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan,
yang pada akhirnya bersifat tertib dan damai.

• Sedangkan Soelaeman Soemardi mengatakan bahwa kebudayaan adalah


semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Dan Koentjoroningrat
mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan milik
diri manusia dengan belajar. Jadi, budaya atau kebudayaan menyangkut
keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non material
PERWUJUDAN KEBUDAYAAN
Koentjoroningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu digolongkan dalam
tiga wujud, yaitu :
1. Ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan peraturan.
Wujud ini bersifat abstrak dan memiliki fungsi mengatur, mengendalikan,
dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan, dan perbuatan manusia
dalam masyarakat.

2. Aktivitas/ tindakan.
Wujud ini merupakan system social, karena menyangkut tindakan dan
kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Contoh : memberi salam,

3. Benda-benda hasil karya manusia


Merupakan perwujudan kebudayaan fisik seperti : candi Borobudur, kain
batik, rumah adat, dsb.
SUBSTANSI (ISI) BUDAYA
Substansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan
gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat, yaitu :
1. SIstem pengetahuan seperti alam sekitar, flora dan fauna, tubuh manusia, dsb,
2. Nilai, adalah sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai
kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral-etis), religious (nilai agama).
3. Pandangan Hidup, merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam
menjawab dan mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya.
4. Kepercayaan, yaitu naluri untuk menghambakan diri kepada Tuhan yang mampu
mengendalikan hidup manusia
5. Persepsi, ialah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun yang dituangkan dalam
kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan.
6. Etos kebudayaan yang berarti watak khas, etos sering tampak pada gaya perilaku
masyarakat, serta berbagai benda budaya hasil mereka, dilihat dari luar oleh orang
asing. Contoh, budaya batak dinilai oleh orang Jawa sebagai orang yang agresif,
kasar dan kurang sopan.
KEBUDAYAAN BANGSA INDONESIA
Substansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan
gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat, yaitu :
1. Sistem pengetahuan seperti alam sekitar, flora dan fauna, tubuh manusia, dsb,
2. Nilai, adalah sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai
kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral-etis), religious (nilai agama).
3. Pandangan Hidup, merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam
menjawab dan mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya.
4. Kepercayaan, yaitu naluri untuk menghambakan diri kepada Tuhan yang mampu
mengendalikan hidup manusia
5. Persepsi, ialah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun yang dituangkan dalam
kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan.
6. Etos kebudayaan yang berarti watak khas, etos sering tampak pada gaya perilaku
masyarakat, serta berbagai benda budaya hasil mereka, dilihat dari luar oleh orang
asing. Contoh, budaya batak dinilai oleh orang Jawa sebagai orang yang agresif,
kasar dan kurang sopan.
KEBUDAYAAN BANGSA INDONESIA
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional.
Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:

“Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya


dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia
Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta
diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional
dalam segenap bidang kehidupan bangsa”

Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang


berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak
Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukukungnya, Semarang: P&K, 1999

Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh


daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda.
KEBUDAYAAN BANGSA INDONESIA
• Rumah adat, seperti rumah gadang di Sumatra Barat, Joglo di Jawa
• Tarian, dari Aceh : Tari Saman, Tari Seudati, dari Jakarta : Tari Yapong, Cokek, dari
Bali : Tari Kecak
• Lagu, dari Maluku : Rasa Sayange, dari Riau : Soleram, Tanjung Katung, Kalimatan
Barat : Cik-cik Periuk
• Musik, Jakarta : Keroncong Tugu, Makassar : Gandrang Bulo
• Alat Musik, Jawa: Gamelan, Kendang Jawa.Nusa TenggTimur: Sasando, Gong dan
Tambur.
• Pakaian, Jawa: Batik. Sumatra Utara: Ulos, Suri-suri, Gotong. Sumatra Barat/ Minang
:Anak Daro & Marapule. Riau/ Melayu:Baju Kurung Melayu, Kebaya Laboh, Cekak
Musang, Teluk Belanga. Sumatra Selatan :Songket.

Makanan, Riau : Asam Pedas , Bolu Kemojo , Kue Bangkit , Lempuk, durian, Galopung,
Rendang Dodo,Jangko Duyan. Sumatera Barat: Sate Padang, Rendang. Sumatera
Selatan: Pempek Palembang, Celimpungan, Laksan. Jakarta: Soto Betawi. Jogjakarta:
Gudeg. Jawa Timur: Rawon, Pecel
PENDIDIKAN BUDAYA UNTUK ANAK USIA DINI
Terkait keberagaman budaya yang ada di Indonesia seperti yang disebutkan di
atas, maka kurikulum pada jalur pendidikan anak usia dini perlu dikemas dengan
pemberian muatan untuk menanamkan jiwa nasionalisme yaitu mengakui adanya
perbedaan ras, cultural, suku, dsb. Dalam upaya mengakui perbedaan budaya dan
pluralisme budaya perlu dilakukan kegiatan nyata, termasuk pelestarian budaya
lokal kedaerahan, seperti penggunaan dan pengajaran bahasa, wayang kulit,
ketoprak, ludruk dan sebagainya. Melalui pelestarian budaya lokal semacam itu
akan dapat diwujudkan integrasi nasional dan nasionalisme yang mengakui
perbedaan budaya lokal. Konsep integrasi harus dipahami bukan meleburkan
menjadi satu Indonesia tetapi bersama-sama menjadi Indonesia dengan menjaga
keseimbangan dan keberadaan etnis-etnis yang ada.
PENDIDIKAN BUDAYA UNTUK ANAK USIA DINI
Tahapan kegiatan yang perlu dilakukan melalui pendidikan anak usia dini dalam rangka
pembelajaran budaya yang diarahkan pada penyadaran dan pemberdayaan
masyarakat tentang pentingnya integrasi bangsa, yaitu melalui :
1. Menetapkan kebutuhan riil yang secara nyata dan faktual dianggap memerlukan
adanya pemenuhan yang sangat mendesak. Hal yang perlu diidentifikasikan
meliputi ciri-ciri budaya masyarakat, struktur ekonomi, pendidikan, jenis pekerjaan
dan lingkungan fisik.
2. Menetapkan prioritas kebutuhan berdasarkan pada keadaan kebutuhan secara
objektif yang penting dan mendesak, serta dikehendaki oleh sebagian besar
masyarakat.
3. Perumusan tujuan berdasarkan urutan prioritas kebutuhan yang kemudian
dilanjutkan dengan penyusnan program yang hendak dicapai, meliputi aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Tujuan program berfungsi sebagai dasar
yang mengarahkan seluruh kegiatan program, karena itu tujuan yang ber-sifat
khusus harus dirumuskan secara jelas dan spesifik sehingga dapat diukur tingkat
keberhasilannya.
PENDIDIKAN BUDAYA UNTUK ANAK USIA DINI
4. Penetapan alternatif pemecahan masalah, yaitu menyusun alternatif pemecahan
kebutuhan masyarakat yang paling tepat sesuai dengan kriteria pemilihan yang
ditetapkan, dengan mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya pendukung yang
tersedia di lingkungan setempat, murah dan fungsional, mengandung sedikit
mungkin faktor kendala; dan
5. Pelaksanaan kegiatan, yaitu kegiatan nyata yang dipilih berdasarkan alternatif yang
muncul yang diarahkan pada pengembangan swadaya dan kemandirian
masyarakat, sehingga peran pendidikan nonformal lebih pada pemberdayaan,
motivator, inisiator, fasilitator, mediator dalam proses perubahan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap termasuk didalamnya sikap tentang tanggung jawab
sebagai warga negara yang mempunyai semangat untuk tetap bersatu dalam
negara kesatuan Republik Indonesia.
KONSEP LINTAS BUDAYA
Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan konsep lintas budaya, yaitu cross cultural
understanding, cross cultural communications, cross cultural awareness, cross cultural
knowledge, cross cultural sensitivity, dan croos cultural competenceCross Cultural
Knowledge.
1. Cross cultural understanding (Pengetahuan lintas budaya)
Pengetahuan lintas budaya sangat penting bagi dasar pemahaman lintas budaya.
Tanpa hal ini apresiasi lintas budaya tidak akan terjadi. Ia merujuk kepada
pengenalan tingkat permukaan dengan karakteristik budaya, nilai, kepercayaan, dan
perilaku.
2. Cross Cultural Awareness (Kesadaran lintas budaya)
Berkembang dari pengetahuan lintas budaya kala pembelajar memahami dan
mengapresiasi secara internal suatu budaya. Ini mungkin akan disertai dengan
perubahan pada perilaku dan sikap pembelajar, seperti fleksibilitas dan
keterbukaan yang lebih besar.
KONSEP LINTAS BUDAYA
3. Cross Cultural Sensitivity (Kepekaan lintas budaya)
Merupakan hasil yang wajar dari kesadaran, dan merujuk kepada kemampuan
untuk membaca situasi, konteks, dan perilaku yang secara budaya berakar dan
dapat bereaksi kepadanya dengan tepat. Respons yang cocok menuntut bahwa
pelaku tidak lagi membawa secara budaya tafsirannya sendiri yang telah ditentukan
terhadap situasi atau perilaku (misalnya baik/buruk, benar/salah), yang hanya
dapat dirawat dengan pengetahuan dan kesadaran lintas budaya.
4. Cross Cultural Competence (Kompetensi lintas budaya)
Kompetensi Lintas Buadaya haruslah menjadi tujuan bagi mereka yang berhadapan
dengan klien, pelanggan atau kolega multibudaya. Kompetensi merupakan tahap
final dari pemahaman lintas budaya, dan menunjukkan kemampuan pelaku untuk
mengerjakan lintas budaya secara efektif. Kompetensi lintas budaya melampaui
pengetahuan, kesadaran dan kepekaan karena ia merupakan pencernaan, per-
paduan dan transformasi dari semua keterampilan dan informasi yang dicari,
diterapkan untuk menciptakan sinergi budaya di tempat kerja.
KONSEP LINTAS BUDAYA
5. Cross cultural understanding (Pemahaman lintas budaya)
Pemahaman lintas budaya merujuk kepada kemampuan dasar orang dalam
mengenal, menafsirkan, dan bereaksi dengan benar terhadap kejadian atau situasi
yang dapat menimbulkan kesalahfahaman disebabkan perbedaan budaya.
PENTINGNYA PEMAHAMAN LINTAS BUDAYA
1. Memahami konsep - konsep Budaya agar kita mampu mengapresiasikan
budayasendiri dan budaya lain untuk mengetahui tujuan budaya itu sendiri.
2. Untuk memahami konsep dan istilah cultural agar kita mampu
mengapresiasikan budaya sendiri dan budaya Negara lain.
3. Untuk mengikis arogansi budaya, yaitu menganggap budaya sendiri paling
luhur dan berpandangan negatif terhadap budaya lain.
S E K I A N

You might also like