You are on page 1of 8

Sengketa PTUN, Objek & Subjek

PTUN, dan Upaya Hukum

NANDINI AULIA FARADILLA


B011181028
Sengketa PTUN
Berdasarkan Pasal 1 angka 4 UU Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha negara, yang
dimaksud dengan Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha
Negara antara orang atau badan hukum perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di
pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara, termasuk sen-
gketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pada perubahan kedua melalui UU No. 51 Tahun 2009 difinisi sengketa PTUN terdapat pada Pasal 1
angka 10 UU, difinisinya sama hanya berubah pada kedudukan angka yang semula terdapat pada Pasal
1 angka 4 UU 5/1986, berubah pada Pasal 1 angka 10 pada UU 51/2009.
OBJEK PTUN

Berdasarkan ketentuan Paal 53 ayat (1) jo Pasal 1 angka 4 jo Pasal 3 UU No. 5 Tahun 1986, Objek
PTUN berupa sengketa tata usaha negara, antara lain:

Pasal 1 angka 3: Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final,yang menim-
bulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata;
Pasal 3 UU No.5/1986, antara lain:
a. Apabila Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak mengeluarkan keputusan, sedangkan hal itu men-
jadi kewajibannya,maka hal tersebut disamakan dengan Keputusan Tata Usaha Negara.
b. Jika suatu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak mengeluarkan keputusan yang dimohon, sedan-
gkan jangka waktu sebagaimana ditentukan data peraturan perundang-undangan dimaksud telah
lewat,maka Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tersebut dianggap telah menolak mengeluarkan
keputusan yang dimaksud.
SUBJEK PTUN

- Penggugat

Bila memperhatikan Subjek PTUN di atas, dan berdasarkan Pasal 53 ayat (1) jo Pasal 1 angka 4
UU No. 5 Tahun 1986, Pihak Penggugat dalam Perkara PTUN adalah subjek hukum baik Seseo-
rang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan
Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang berisi
tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak
sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitasi.
- Tergugat

Bila memperhatikan subjek hukum di atas, dan difinisi dari sengketa PTUN yang terdapat di
dalam Pasal 1 angka 4 UU No.5 tahun 1986, Pihak Tergugat adalah Badan atau Pejabat Tata Us-
aha Negara, baik di pusat maupun di daerah, yang menerbitkan Keputusan Tata Usaha Negara
dan dianggap merugikan oleh orang atau badan hukum (Penggugat).
- Pihak lain selain Penggugat dan Tergugat

Berdasarkan Pasal 83 UU No. 5 Tahun 1986 dikatakan “Selama pemeriksaan berlangsung, setiap
orang yang berkepentingan dalam sengketa pihak lain yang sedang diperiksa oleh Pengadilan,
baik atas prakarsa sendiri dengan mengajukan permohonan, maupun atas prakarsa Hakim, dapat
masuk dalam sengketa Tata Usaha Negara, dan bertindak sebagai: a) pihak yang membela
haknya; atau; b) peserta yang bergabung dengan salah satu pihak yang bersengketa.
UPAYA HUKUM PTUN

Pihak yang tidak setuju dengan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara, dapat menga-
jukan upaya hukum terhadapnya dalam jangka waktu tertentu yang telah ditentukan
Undang-undang. Upaya hukum yang dikenal dalam sistem hukum Indonesia, yakni:

- Upaya Hukum Biasa, yang diajukan terhadap suatu putusan yang belum berkeku-
atan hukum tetap dan belum dilaksanakan. Upaya Hukum ini terdiri dari Banding
yang diajukan ke Pengadilan Tinggi TUN dan Kasasi, yang diajukan ke Mahkamah
Agung;
- Upaya Hukum Luar Biasa, yang diajukan terhadap suatu putusan yang telah
berkekuatan hukum tetap, baik yang sudah ataupun belum dilaksanakan. Peninjauan
Kembali (PK) merupakan satu-satunya Upaya Hukum Luar Biasa.
TERIMA KASIH

You might also like