You are on page 1of 152

QHSE

AWARENESS
TRAINING
TRAINING OUTLINES

1. PENGERTIAN QHSE DAN SISTEM STANDARD ISO TERKAIT.


2. SEJARAH ISO.
3. ANNEX SL.
4. ISO 9001:2015
5. ISO 14001:2015.
6. ISO 45001:2018.
7. PERBEDAAN SISTEM STANDARD ISO YANG LAMA DENGAN YANG
BARU.
8. BEBERAPA CONTOH PENERAPAN KLAUSUL ISO 9001:2015, ISO
14001:2015 DAN ISO 45001:2018.
PENGERTIAN QHSE
DAN SISTEM
STANDARD ISO
TERKAIT
QHS
E
QHSE

Quality Management

Quality
Management
ISO 9001

Health & Safety

IMS
Health and Environmental
Safety Management Environment Management
ISO 45001 ISO 14001

Integrated Management System


SEJARAH ISO
SEJARAH ISO
 ISO bukan singkatan, pada awalnya, singkatan dari nama lembaga tersebut adalah
IOS dalam bahasa Inggris (International Organization for Standardization) atau
OIN dalam bahasa Perancis (Organisation internationale de normalisation)
sebelum akhirnya ditetapkan menggunakan nama ISO, diambil dari bahasa
Yunani ISOS yang berarti sama.
 Pengembang Standar Internasional terbesar dunia.
 Standar Internasional memberi spesifikasi mutakhir untuk produk, jasa, dan praktek
terbaik.
 Membantu menjadikan organisasi/industri lebih efisien & efektif.
 Standar ini dikembangkan melalui konsensus global.
 Standar ini menghilangkan hambatan perdagangan internasional.
 Indonesia BSN (Badan Standardisasi Nasional).
ANNEX SL
ANNEX SL (STRUKTUR TINGKAT TINGGI)
ANNEX SL ADALAH ISTILAH UNTUK KERANGKA SISTEM MANAJEMEN SECARA UMUM
UNTUK SEMUA STANDAR SISTEM MANAJEMEN BARU DI MASA MENDATANG.

ANNEX SL TELAH MENETAPKAN STRUKTUR SEMUA STANDARD SISTEM MANAJEMEN


KEDEPAN DALAM 10 KLAUSUL.

STANDARD YANG SUDAH DAN SEDANG MENERAPKAN ANNEX SL ADALAH ISO 9001:2015, ISO
14001:2015, ISO 45001:2018.
ANNEX SL (STRUKTUR TINGKAT TINGGI)
ISO 9001:2015
ISO 14001:2015
ISO 45001:2015
APA CIRI-CIRI DARI MANAJEMEN SISTEM ?
 Adanya perintah yang berbentuk kebijakan, pedoman, prosedur, program, dsb.
 Implementasi terhadap perintah - kebijakan, pedoman, prosedur, program, dsb.
 Internal audit.
 Tinjauan manajemen/Tinjauan ulang manajemen/management review/RTM-Rapat Tinjauan
Manajemen.

Perintah Implementasi

Audit
Internal

Tinjauan
Manajemen
MENGAPA PERLU MENERAPKAN ISO 9001 ?

ISO-9001 bertujuan untuk


menjamin konsistensi organisasi
dalam menghasilkan produk
bermutu yang dapat memuaskan
pelanggannya
ISO-9001 berisi persyaratan
bagaimana organisasi harus
mengendalikan berba- gai proses
yang dapat mempengaruhi mutu,
baik langsung maupun maupun
tidak langsung
Persyaratan tsb pada dasarnya adalah saduran dari
prak- tek kegiatan sehari-hari yang “mengalami
penyesuaian” dengan tuntutan ISO 9001 sehingga
MANFAAT PENERAPAN ISO 9001
(1) Adanya keteraturan
sistem administrasi dan
dokumen dalam
perusahaan atau
organisasi (4) Memastikan setiap proses dan
tahapan telah dilakukan sesuai
(2) Adanya aturan prosedur maupun standar
pengelolaan risiko dan baku yang telah ditetapkan
peluang yang dapat
muncul dalam sebuah
perusahaan maupun
organisasi

(3) Membangun sistem dasar


dalam perusahaan atau (5) Melakukan kontrol terhadap top
organisasi, mulai dari aturan
manajemen (puncak organisasi) agar
yang berhubungan dengan
manusia, sampai dengan hal lebih fokus dan konsisten dalam
yang mengatur tentang proses mencapai sasaran mutu perusahaan yang
(produksi) telah ditetapkan
MANFAAT PENERAPAN ISO 14001
Meningkatkan kinerja lingkungan organisasi / perusahaan.
Memenuhi persyaratan pelanggan/ pasar.
Memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku berkaitan dengan
bisnis/industri yang memiliki dampak lingkungan yang signifkan, baik
secara nasional/internasional.
Mendapatkan pedoman kerja yang standar dalam pelaksanaan proses
operasi manajemen perusahaan dengan pendekatan lingkungan.
Memelihara dan meningkatkan citra perusahaan.
Mengantisipasi persaingan dengan perusahaan sejenis / kompetitor.
MANFAAT PENERAPAN ISO 45001
 Mengurangi dan meminimalisir kecelakaan kerja atau sakit akibat kerja
 Mengidentifikasi bahaya dan resiko yang terkait dengan aktivitasnya dan berusaha
untuk menghilangkannya, atau melakukan kontrol untuk meminimalkan dampak
potensial resiko dan bahayanya.
 Meningkatkan kesadaran akan risiko K3
 Membantu dan mematuhi peraturan pemerintah
 Menetapkan pengendalian operasional untuk mengelola risiko Kesehatan dan
keselamatan kerja dan persyaratan hukum dan lainnya
 Mengevaluasi kinerja kesehatan dan keselamatan kerja dan berusaha untuk
memperbaikinya, melalui tindakan yang tepat dan secara berkesinambungan
MANFAAT PENERAPAN ISO 45001

 Memastikan pekerja berperan aktif dalam masalah K3


 Memaksimalkan Efektifitas dan Efisiensi pekerja dan alat dengan mengurangi
downtime karena cedera atau sakit akibat kerja
 Membuka pasar baru terutama bagi customer yang mensyaratkan K3
 Memenuhi persyaratan Tender , dll
 Mengurangi keseluruhan biaya insiden
 Mengurangi downtime dan biaya gangguan operasi
 Mengurangi biaya premi asuransi
 Mengurangi ketidakhadiran dan tingkat turnover karyawan
PROSES SERTIFIKASI ISO 9001, 14001, 45001

Badan Akreditasi

Badan sertifikasi

Organisasi
CONTOH SERTIFIKAT
ISO 9001:2015
OVERVIEW ISO 9001:2015
PERBEDAAN ISO 9001 VERSI 2008 DAN VERSI 2015
1. Klausul Bertambah di ISO 9001:2015 - lebih terstruktur dan rapi
ISO 9001:2008 memiliki 8 klausul sedangkan ISO 9001:2015 memiliki 10 klausul. Bila
diperhatikan, struktur klausul ISO 9001:2015 lebih rapi karena telah dikelompokkan
dengan baik.

2. Manajemen risiko menjadi fondasi standar ISO 9001:2015


Pada ISO 9001:2015 ini, istilah "preventive action" berubah menjadi "risk management".
Seperti kita ketahui, target dari sistem manajemen adalah mencapai kesesuaian dan
kepuasan pelanggan. Dalam mewujudkannya, ISO 9001:2015 fokus pada performa
perusahaan dengan pendekatan pemikiran berbasis risiko (risk based thinking) dan konsep
PDCA atau Plan-Do-Check-Action.
PERBEDAAN ISO 9001 VERSI 2008 DAN VERSI 2015
3. Istilah produk dan jasa dibedakan

Produk menurut ISO 9001:2008 bisa berupa barang dan jasa sebagaimana yang
tercantum pada klausul 3 Istilah dan Definisi. Pada versi ISO 9001:2015, keduanya
dibedakan untuk memberikan batasan yang jelas antara barang dengan jasa.

4. Management Representative Tidak Harus Ada


ISO 9001:2015 tidak mewajibkan keberadaan management representative yang
harus ditunjuk secara resmi. Ini bisa jadi agar penerapan ISO 9001 diharapkan tidak
hanya bertumpu pada seorang penanggug jawab saja.
PERBEDAAN ISO 9001 VERSI 2008 DAN VERSI 2015
5. Manual Mutu Tidak Wajib
Banyak yang merasa manual mutu hanyalah dokumen formalitas yang tidak memberi
manfaat tambahan. Oleh karena itu, keberadaan manual mutu di ISO 9001:2015 tidak
wajib. Ini bukan berarti manual mutu yang sudah dibuat harus dihapus.

6. Tidak ada istilah 6 prosedur wajib dan form wajib


6 Prosedur wajib dimaksud adalah : 1.) Pengendalian dokumen dan data. 2.)
Pengendalian catatan mutu. 3.) Internal audit. 4.) Pengendalian Produk tidak sesuai. 5.)
Tindakan perbaikan. 6.) Tindakan pencegahan.
PERBEDAAN ISO 9001 VERSI 2008 DAN VERSI 2015
7. Konteks Organisasi
Klausul 4 ISO 9001:2015 membahas mengenai konteks organisasi. Standar terbaru ini
memperkenalkan persyaratan yang berkaitan dengan konteks organisasi, yaitu:
4.1 Understanding the organization and its context.
4.2 Understanding the needs and expectation of interested parties.
Klausul konteks organisasi juga menjelaskan, meski ISO 9001:2015 menyatakan
bahwa seluruh klausul pada standar ini dapat diterapkan untuk seluruh jenis organisasi
tanpa pengecualian, klausul 4.3 ISO 9001:2015 tetap mengizinkan adanya
pengecualian sepanjang ada justifikasi yang diterima.
PERBEDAAN ISO 9001 VERSI 2008 DAN VERSI 2015

8. Mengganti beberapa Istilah

Ada beberapa istilah yang diganti pada versi ISO 9001:20015. Diantaranya:
“supplier” diganti dengan “external provider”.
“Purchased Product” diganti dengan “Externally provided products and services”.
“Work Environment” diganti dengan “Environment for the operation of the process”.
7 (TUJUH) PRINSIP ISO 9001:2015
1. Fokus Pada pelanggan
– Tujuan utama dari manajemen mutu adalah untuk memenuhi persyaratan
pelanggan dan berusaha untuk melebihi ekspektasi/harapan pelanggan.

2. Kepemimpinan
– Pemimpin di semua level membangun tujuan dan arahan yang menyatu dan
menciptakan kondisi dimana semua orang terlibat dalam mencapai sasaran
mutu organisasi.

3. Keterlibatan Orang
– Orang yang kompeten, terberdayakan, dan terlibat pada setiap level
organisasi penting untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam
menciptakan dan memberikan nilai.
7 (TUJUH) PRINSIP ISO 9001:2015
4. Pendekatan Proses
– Hasil yang konsisten dan terprediksi dicapai lebih efektif dan efisien saat aktivitas-
aktivitas dipahami dan dikelola sebagai proses-proses yang saling berkaitan sebagai
fungsi sebuah sistem yang utuh dan melekat pada organisasi.

5. Peningkatan
– Organisasi yang sukses memiliki fokus pada peningkatan.

6. Pengambilan Keputusan berdasarkan Bukti


– Keputusan berdasarkan analisis dan evaluasi data dan informasi lebih berpeluang
menghasilkan hasil yang diinginkan.

7. Manajemen Hubungan
– Untuk sukses yang berkelanjutan, suatu organisasi harus mengelola hubungannya dengan
pihak yang berkepentingan, seperti pemasok.
STRUKTUR ISO 9001:2015
KLAUSUL 4

4.1. Memahami organisasi dan konteksnya.


4.2 Memahami kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan.
4.3. Menetapkan lingkup sistem manejemen mutu.
4.4. Sistem manajemen mutu dan proses prosesnya.
4.1. Memahami organisasi dan konteksnya

Organisasi harus:
Menetapkan isu- isu internal dan eksteral
Memonitor dan meninjau informasi tentang isu-isu internal dan eksternal

Faktor –faktor isu positif dan negatif serta kondisi sebagai pertimbangan
Memahami konteks eksternal (hukum, tech,kompetitif, pasar, lingk budaya, sosial
sd ekonomi)
Memahami konteks internal (nilai, budaya, pengetahuan dan kinerja organisasi)
4.2. Memahami kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan

Organisasi harus:
 Menetapkan pemangku kepentingan terkait sistem manajemen mutu(supplier, klien,

dll)
 Persyaratan pemangku kepentingan

 Memonitor dan meninjau informasi pemangku kepentingan dan persyaratan-

persyaratannya
4.3. Menetapkan lingkup aplikasi sistem manajemen mutu

Organisasi harus mempertimbangkan batas-batas penerapan mulai dari;

Isu-Isu Persyaratan
Barang & Lingkup
internal dan pemangku
Jasa Aplikasi ISO
eksternal kepentingan
KLAUSUL 5
5.1 Kepemimpinan & Komitmen

5.1.1 Umum

 Menyatakan tanggungjawab terhadap efektifitas QMS/SMM.


 Memastikan bahwa kebijakan mutu dan sasaran mutu ditetapkan.
 Memastikan integrasi persyaratan SMM dengan bisnis proses organisasi.
 Mendukung tugas manajemen lain yang relevan untuk menunjukan
kepemimpinan mereka sesuai dengan area tanggung jawabnya.
 Menetapkan dan memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan perundangan
terkait.
 Hal yang berbeda dari ISO 9001:2015 adalah tidak ada lagi kewajiban menunjuk
management representative (say good bye to MR) meskipun keberadaannya tentu
tidak melanggar klausul ISO 9001:2015.
5.2 Kebijakan
Top manajemen harus menetapkan

5.2.1. Kebijakan Mutu


5.2.2. Mengkomunikasikan Kebijakan Mutu

5.3 Aturan-aturan, Tanggungjawab , dan Wewenang

Top Manajemen menugaskan tanggung jawab dan wewenang untuk:

• Memastikan kesesuaian terhadap persyaratan


• Memastikan kesesuaian proses sesuai dengn output yang dimaksud
• Melaporkan kinerja SMM dan peluang peningkatan kepada top manajemen
• Mempromosikan fokus pelanggan di area kerjanya
• Memastikan bahwa integritas SMM dipelihara
KLAUSUL 6

6.1 Menyebutkan tindakan tentang Risiko dan Peluang

Mempertimbangkan :
isu utama, persyaratan persyaratan, menetapkan risiko dan peluang

− Memberikan jaminan bahwa SMM dapat dicapai sesuai hasil yang dimaksud.
− Meningkatkan pengaruh yang diinginkan.
− Mencegah atau menghilangkan pengaruh yang tidak diinginkan.
− Peningkatan/improvement.
6.2. Sasaran mutu dan rencana pencapaian

Ditetapkan pada seluruh level , fungsi dan proses

Perencanaan meliputi:
• Apa yang harus dikerjakan.
• Apa sumber daya yang dipersyaratkan.
• Siapa yang bertanggungjawab.
• Kapan waktu penyelesaian.
• Bagaimana hasil akan dievaluasi.
• Rencana tindakan perbaikan berkelanjutan,
6.3. Rencana Perubahan

Ketika organisasi membutuhkan perubahan harus mempertimbangkan

• Tujuan perubahan dan konsekuensi potensialnya.


• Integritas QMS/SMM.
• Ketersediaan sumber daya.
• Alokasi dan realokasi tanggungjawab dan wewenang.
KLAUSUL 7

7.1 Sumber daya

7.1.1. Umum
7.1.2. Sumber daya manusia
7.1.3 Infrastruktur
7.1.4 Lingkungan proses operasi
7.1.5 Monitoring dan pengukuran sumberdaya
7.1.6 Pengetahuan organisasi
7.2. Kompetensi

Pemenuhan kompetensi dapat melalui :

• Training/pelatihan Pendidikan
• Mentoring
• Penerimaan pegawai baru
• Kontrak Pelatihan
• dll

Pengalaman
7.3. Awareness / Pemahaman / Kesadaran

Organisasi memastikan personal yang bekerja memahami:

— kebijakan mutu
— sasaran mutu
— kontribusi terhadap SMM dan manfaat terhadap peningkatan kinerja
— implikasi ketidaksesuaian terhadap persyaratan SMM
7.4. Komunikasi

Organisasi menetapkan komunikasi internal dan eksternal meliputi:

— Apa yang akan dikomunikasikan


— Kapan komunikasi dilakukan
— Kepada siapa dikomunikasikan
— Bagaimana komunikasi dilakukan
— Siapa yang mengkomunikasikan
7.5. Informasi yang terdokumentasi

7.5. 1. Informasi yang terdokumentasi meliputi:


• dokumen yang dipersyaratkan oleh standar
• dokumen sesuai dengan kebutuhan organisasi

sesuai ukuran organisasi dan type proses baik aktifitas, proses, produk maupun jasa
kompleksitas proses dan interaksinya
kompetensi dari personal

7.5.2. Penyusunan dan update dokumen


• Identifikasi dan deskripsi (judul, tanggal, kewenangan, atau jumlah referensi
• Format (Bahasa, versi software, grafik) dan media (hardcopy maupun softcopy)
• Tinjauan dan pengesahan untuk kelengkapan dan kecukupan

7.5.3. Pengendalian dokumen informasi


• Dokumen informasi diperlukan SMM dan Standar Internasional harus dikendalikan
• Format (Bahasa, versi software, grafik) dan media (hardcopy maupun softcopy)
• Tinjauan dan pengesahan untuk kelengkapan dan kecukupan
KLAUSUL 8

8.1. Pengendalian dan perencanaan operasional


8.2. Persyaratan produk dan layanan
8.3. Desain dan pengembangan produk dan layanan
8.4. Pengendalian penyedia proses, produk dan jasa eksternal
8.5. Ketentuan produksi dan layanan
8.6. Pelepasan produk dan layanan
8.7. Pengendalian ketidaksesuaian output
8.1. Pengendalian dan perencanaan operasional

Organisasi harus merencanakan, menjalankan dan mengendalikan:


Diuraikan
• Proses yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan
4.4

• Menjalankan tindakan yang menunjukkan risiko dan peluang

• Termasuk proses yang di pihak ketigakan Ditetapkan


6.1
persyaratan 8.4

(Risk Based Thinking)

berpikir berbasis risiko lebih eksplisit dan terwujud dalam persyaratan untuk
pembentukan, pelaksanaan, pemeliharaan dan peningkatan terus-menerus dari
sistem manajemen mutu.
8.2. Persyaratan produk dan layanan

8.2.1 Komunikasi Pelanggan  Menyediakan informasi produk dan jasa


 Penanganan keterangan, kotrak, order
8.2.2. Menetapakan persyaratan produk dan jasa termasuk perubahan
 Umpan balik dan komplain
 Penanganan barang milik pelanggan
8.2.3. Tinjauan persyaratan produk dan jasa  Spesifik persyaratan

 Perundang undangan dan aturan yang berlaku


 Pertimbangan kepentingan orgaisasi
8.3. Desain dan pengembangan produk dan layanan

8.3.2
8.3.3 Input
Perencanaan

8.3.4 8.3.5
Pengendalian Output

8.3.6.
Perubahan
8.4. Pengendalian penyedia proses, produk , jasa eksternal

8.4.1 Umum

8.4.2. Jenis dan Jangkauan Pengendalian

8.4.3. Informasi penyedia eksternal


Baraang milik
pelanggan/ Pemeliharaan/
penjagaan
penyedia

Identifikasi
Aktifitas pasca
dan pengiriman
ketelusuran

8.5 Produksi
Pengendalian
dan Pengendalian
penyediaan perubahan
layanan
8.6. Pelepasan produk dan layanan

 Melaksanakan kegiatan yang direncanakan pada tahap yang sesuai untuk


memverifikasi bahwa produk dan layanan persyaratan telah dipenuhi

 Pengiriman tidak akan dilakukan sampai dengan pengaturan yang direncanakan


diverifikasi kesesuaiannya, kecuali disetujui oleh yang pihak yang memiliki
kewenangan dan berlaku juga bagi pelanggan

 Informasi yang terdokumentasi harus mampu telusur dan tersedia bagi personal yang
menyetujui pelepasan dan pengiriman produk dan jasa ke pelanggan
8.7. Pengendalian Ketidaksesuaian Output

Koreksi
Pemisahan, penahanan, pengembalian atau skorsing produk dan jasa
Menginformasikan kepada pelanggan
Kejelasan kewenangan untuk persetujuan

Menjelaskan ketidaksesuaian
Menjelaskan tindakan koreksi yang di ambil
Menjelaskan konsesi secara jelas
Mengidentifikasi kewenangan memutuskan tindakan
KLAUSUL 9
9.1. Pemantauan, pengukuran, anilisis, dan evaluasi

9.1.1 Menetapkan 9.1.2. Kepuasan 9.1.3. Analisis dan


kebutuhan Pelanggan evaluasi
• Metode • Informasi • Hasil Analisis dan
• Kapan dilakukan pandangan dan opini evaluasi
• Kapan dianalisis dan terhadap organisasi • Hasil Tinjauan
dievaluasi Manajemen
9.2. AUDIT INTERNAL

Sasaran Hasil Audit


Mutu sebelumnya

Perubahan
Proses Penting
Organisasi

Umpan
Balik
9.3. Tinjauan Manajemen

9.3. Tinjauan Manajemen


• Perencanaan dan pelaksanaan berkaitan dengan perubahan lingkungan bisnis dan strategi
direksi
• Mempertimbankan informasi kinerja mutu , tren dan indikator:
• Ketidaksesuaian dan tindakan korektif
• Hasil pengukuran dan pemantauan
• Hasil Audit
• Kepuasan pelanggan
• Isu-isu tentang penyedia eksternal dan pihak pihak terkait
• Kecukupan sumber daya
• Kinerja proses dan kesesuaian barang dan jasa

• Efektifitas tindakan terhadap risiko dan peluang


• Peluang pengembangan yang baru untuk peningkatan berkesinambungan
KLAUSUL 10
10.1. Umum

• Menetapkan dan menyeleksi kesempatan peningkatan


• Mengimplementasikan tindakan yang penting untuk:
• Peningkatan proses
• Peningkatan produk dan layanan
• Peningkatan hasil hasil SMM

10.2. Ketidaksesuian dan Tindakan Korektif

• Reaksi terhadap ketidaksesuian:


• Mengambil tindakan pengendalian dan koreksi
• Memahami konsekuensi
• Evaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk mengeliminasi
• Rekam tindakan yang telah dilakukan
10.3. Peningkatan berkesinambungan

 Peningkatan kesinambungan terhadap:


 Kesesuaian
 Kecukupan
 Efektivitas SMM
 Mempertimbangkan analisis dan evaluasi serta hasil tinjauan Manajemen
 Memilih alat dan metodologi untuk menginvestigasi sistem kinerja yang menurun
INFORMASI TERDOKUMENTASI ISO 9001:2015
INFORMASI TERDOKUMENTASI 9001:2015
ISO 14001:2015
PERBEDAAN ISO 14001:2004 VS 14001:2015
DOKUMEN DALAM ISO 14001:2015

MAINTAIN DOCUMENTED
1. DOKUMEN WAJIB INFORMATION
(MANDATORY)
RETAIN DOCUMENTED INFORMATION
2. DOKUMEN TIDAK
WAJIB (NECESSARY)
DOKUMEN DALAM ISO 14001:2015
MAINTAIN DOCUMENTED
INFORMATION
 Risiko dan Peluang untuk ditangani beserta proses yang diperlukan (klausul 6.1.1)
 Rekaman data kepatuhan terhadap perundangan (klausul 6.1.3 dan 9.1.2)
 Rekaman data pelatihan, keterampilan, pengalaman dan kualifikasi (klausul 7.2)
 Rekaman komunikasi internal / eksternal (klausul 7.4)
 Pemantauan dan pengukuran hasil (klausul 9.1.1)
 rekaman kalibrasi alat yang digunakan (klausul 9.1.1)
 Program audit internal (klausul 9.2)
 Hasil audit internal (klausul 9.2)
 Tinjauan manajemen (klausul 9.3)
 Rekaman ketidaksesuaian dan tindakan korektif (klausul 10.2)
DOKUMEN DALAM ISO 14001:2015
RETAIN DOCUMENTED INFORMATION

 Lingkup Sistem Manajemen Lingkungan (klausul 4.3)


 Kebijakan lingkungan (klausul 5.2)
 Prosedur Identifikasi dan evaluasi aspek lingkungan yang signifikan (klausul
6.1.2)
 Aspek lingkungan dengan dampak lingkungan yang terkait (klausul 6.1.2)
 Sasaran Lingkungan dan rencana pencapaian (klausul 6.2)
 Pengendalian operasional (klausul 8.1)
 Kesiapan dan tanggap darurat (klausul 8.2)
DOKUMEN DALAM ISO 14001:2015
DOKUMEN TIDAK WAJIB (NECESSARY)

 Prosedur untuk menentukan konteks organisasi dan pihak yang berkepentingan (pasal 4.1
dan 4.2)
 Daftar Kompetensi karyawan, pelatihan dan Prosedur Kesadaran terkait Sistem
Manajemen Lingkungan ISO 14001(klausul 7.2 dan 7.3)
 Bukti komunikasi internal ataupun eksternal terkait Sistem Manajemen
Lingkungan(klausul 7.4)
 Prosedur untuk pengendalian dokumen dan rekaman (klausul 7.5)
 Prosedur untuk pemantauan dan pengukuran (4.5.1)
 Prosedur untuk Evaluasi Kepatuhan terhadap Perundangan ataupun Persyaratan yang
lain (9.1.2)
 Prosedur untuk audit internal (klausul 9.2)
 Prosedur untuk pengelolaan ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan (klausul 10.2)
KLAUSUL 4
4.1. Memahami organisasi dan konteksnya
Organisasi harus:
menetapkan isu isu internal dan eksternal yang relevan untuk mencapai tujuan dan yang
mempengaruhi kemampuan dalam mencapai dampak dari sistem manajemen lingkungan yang
dimiliki.

4.2. Memahami kebutuhan dan harapan pihak yang berkepentingan


Organisasi harus menentukan :
 Pihak yang berkepentingan yang relevan dengan SML.
 Kebutuhan dan harapan dari pihak yang berkepentingan.
 Yang merupakan kebutuhan dan harapan menjadi kewajiban kepatuhan.
4.3. Menetapkan lingkup aplikasi sistem manajemen lingkungan

Organisasi harus mempertimbangkan:


 Isu-isu internal dan ekstenal yang diutamakan
 Kesesuaian kewajiban yang di utamakan
 Batasan unit-unit organisasi, fungsi dan fisik
 Aktifitas, produk dan jasa
 Wewenang dan kemampuan untuk mencoba mengendalikan dan mempengaruhi
4.4. Sistem manajemen lingkungan

Untuk mencapai dampak yang diinginkan termasuk di dalamnya adalah kinerja lingkungan
organisasi harus menetapkan, mengimplementasikan, merawat dan meningkatkan secara
kesinambungan sebuah sisterm manajemen lingkungan termsuk proses-proses yang dan butuhkan
dan interaksinya untuk memenuh persyaratan internasional standar ISO 14001:2015
KLAUSUL 5
5.1 Kepemimpinan & Komitmen

Top manajemen harus :

 Tanggungjawabnya terhadap efektifitas dari SML


 Memastikan bahwa kebijakan lingkungan dan sasaran lingkungan ditetapkan sesuai dengan
arahan strategi dan konteks organisasi
 Memastikan ketersediaan sumberdaya yang dibutuhkan untuk SML
 Mengkomunikasikan pentingnya SML yang efektif dan memenuhi persyaratan
 Memastikan bahwa pencapaian SML sesuai dengan dampak yang diinginkan
 Mengarahkan dan mendukung personal untuk memberikan kontribusi dalam efektifitas
SML
 Mempromosikan peningkatan secara berkesinambungan
 Mendukung aturan-aturan manajemen lainnya untuk menunjukkan kepemimpinannya
dilaksanakan sesuai area tanggungjawabnya
5.2 Kebijakan Lingkungan

Terbuka Kontek
Organisasi
alam

Skala dan dampak


Produk &Jasa

Kerangka Kerja
Kebijakan

Komitmen

Sasaran Target Melindungi


Dikomunikasikan seluruh Pencegahan
Karyawan

Perbaikan berkesinambungan Peraturan perundang-undangan


5.3 Aturan-aturan, Tanggungjawab , dan Wewenang

Top Manajemen menugaskan tanggung jawab dan wewenang untuk:

• Memastikan bahwa SML sesuai dengan Internasional Standar


• Melaporkan kinerja SML termasuk kinerja lingkungan kepada top manajemen
KLAUSUL 6

6.1. Tindakan untuk Risiko dan Peluang


6.1.1. Umum
Organisasi harus mempertimbangkan :
isu utama,
persyaratan persyaratan yang
diutamakan,
menetapkan lingkup SML

Informasi yang terdokumentasi


Risiko dan Peluang yang dibutuhkan
Proses proses yang dibutuhkan
6.1.2 Aspek Lingkungan

Mempertimbangkan :
a. Perubahan, perencanaan, pembangunan baru,
aktivitas baru, modifikasi aktifitas,produk dan
service
b. Kondisi abnormal

Informasi yang terdokumentasi


Aspek lingkungan dan dampak lingkungan
Kriteria yang digunakan
Aspek lingkungan yang signifikan
6.1.3 Pemenuhan terhadap kewajiban
Organisasi harus :
a. Menetapkan dan memiliki akses untuk pemenuhan terhadap
kewajiban
b. Menetapkan cara untuk pemenuhan kewajiban
c. Pemenuhan kewajiban sebagai alasan ketika membangun
menerapkan , memelihara dan meningkatkan SML

Informasi yang terdokumentasi

Catatan: Pemenuhan terhadap kewajiban dapat berupa hasil dari risiko


dan peluang organisasi
6.1.4 Tindakan Perencanaan

Organisasi harus :
a. Mengambil tindakan
 aspek lingkungan yang signifikan
 pemenuhan kewajiban
 risko dan peluang yang diidentifasi

b. Mengintegrasikan dengan SML dan bisnis proses organisasi


c. Melakukan evaluasi dari tindakan tersebut
6.2. Sasaran dan Perencanaan Lingkungan

6.2.1 Sasaran

Konsisten dengan Kebijakan Lingkungan


Terukur
Dimonitor
Dikomunikasikan
Di-update

Informasi yang terdokumentasi di buat


6.2.2. Rencana sasaran lingkungan

Perencanaan meliputi:
• Apa yang harus dikerjakan
• Apa sumber daya yang dipersyaratkan
• Siapa yang bertanggungjawab
• Kapan waktu penyelesaian
• Bagaimana hasil akan dievaluasi
KLAUSUL 7

7.1 Sumber Daya


organisasi harus menentukan dan menyediakan sumberdaya yang diperlukan
dalam implementasi, perawatan, dan pengembangan secara berkesinambungan
terhadap sistem manajemen lingkungan

7.2. Kompetensi
Organisasi harus:
a. menentukan kompetensi yang diperlukan terhadap individu yang
bertanggungjawab terhadap kinerja lingkungan dan kemampuannya untuk memenuhi
kepatuhan dan tanggungjawab
b. Meyakinkan bahwa personal yang bertanggungjawab memenuhi kriteria dasar
dalam pendidikan, pelatihan dan pengalaman.
c. Menentukan pelatihan yang diperlukan dan berhubungan dengan aspek lingkungan
dan sistem manajemen lingkungan
d. Ketika aplikasi, diperlukan tindakan untuk mendapatkan kompetensi yang
diperlukan dan mengevaluasi efektifitas tindakan yang dilakukan
7.3 Kesadaran

Organisasi harus memastikan setiap personal yang bertanggungjawab sadar terhadap:


a. Kebijakan lingkungan
b. Aspek lingkungan yang signifikan dan berhubungan, baik mempunyai dampak
lingkungan potensial atau aktual yang berhubungan dengan pekerjaannya
c. Berkontribusi terhadap efektifitas dari sistem manajemen lingkungan, termasuk
keuntungan yang didapat dari kinerja terhadap lingkungan
d. Dampak ketika tidak memenuhi persyaratan sistem manajemen lingkungan, termasuk
tidak memenuhi kewajiban kepatuhan organisasi
7.4. Komunikasi: internal & eksternal

7.4.1 Umum
organisasi harus menetapkan, mengimplementasikan dan menjalankan proses-
proses yang diperlukan untuk komunikasi internal dan eksternal yang relevan terhadap
sistem manajemen lingkungan termasuk
a. apa yang akan dikomunikasikan
b. kapan dikomunikasikan
c. kepada siapa dikomunikasikan
d. bagaimana dikomunikasikan

Dalam melakukan proses komunikasi organisasi harus:


• menganggap kewajiban terhadap kepatuhan adalah hal yang penting
• meyakinkan komunikasi informasi lingkungan berjalan secara konsisten dengan
mengumpulkan informasi pada sistem manajemen lingkungan dan dapat diandalkan
7.4.2 Komunikasi internal

Organisasi harus:
a. berkomunikasi secara internal terhadap informasi yang relevan terhadap sistem
manajemen lingkungan di berbagai tingkatan dan fungsi dari organisasi, termasuk
perubahan terhadap sistem manajemen lingkungan
b. meyakinkan proses komunikasi memudahkan individu yang bekerja pada organisasi
untuk berkontribusi terhadap perkembangan berkesinambungan.

7.4.3 Komunikasi eksternal

Organisasi harus melakukan komunikasi eksternal terhadap informasi yang relevan


terhadap sistem manajemen lingkungan
7.5. Informasi yang terdokumentasi
7.5.1 Umum
Sistem manajemen lingkungan organisasi harus memasukkan:
a. informasi yang terdokumentasi yang dibutuhkan oleh standar ini
b. informasi yang terdokumentasi yang ditentukan oleh organisasi dalam mendukung
efektifitas sistem manajemen lingkungan
7.5.2 Membuat dan melakukan update
Ketika melakukan organisasi harus memastikan:
a. identifikasi dan deskripsi
b. format
c. review dan persetujuan untuk kesesuaian dan kecukupan
7.5.3 Mengendalikan informasi yang terdokumentasi
Informasi terdokumentasi harus dikendalikan untuk memastikan:
a. tersedia dan cocok ketika digunakan, kapan dan dimana dibutuhkan
b. Terlindungi secara memadai
KLAUSUL 8
8.1 Perencanaan dan pengendalian operasional
Organisasi harus menetapkan, mengimplementasikan, mengendalikan dan memelihara proses
yang diperlukan dalam persyaratan sistem manajemen lingkungan, dan mengimplementasi
identifikasi tindakan dalam:
- menetapkan kriteria operasi untuk proses
- mengimplementasikan pengendalian terhadap proses, yang sesuai dengan kriteria
operasi

Konsisten terhadap siklus hidup produk/jasa , organisasi harus:


a. menetapkan pengendalian, untuk memastikan persyaratan terhadap lingkungan terpenuhi
dalam desain dan perkembangan proses dari produk atau jasa sesuai dengan siklus hidup
b. menetapkan persyaratan lingkungan untuk pengadaan produk dan jasa
c. mengkomunikasikan persyaratan lingkungan yang relevan untuk penyedia (provider)
d. mempertimbangkan kebutuhan untuk menyediakan informasi tentang dampak lingkungan
yang signifikan sehubungan dengan pngiriman, penggunaan, akhir hidup produk atau jasa
dan limbahnya
8.2. Kesiagaan Emergensi dan Respon

Organisasi harus:
a. menyiapkan respon dengan merencanakan tindakan untuk mencegah atau mitigasi
dampak lingkungan dari situasi berbahaya
b. merespon keadaan kritis yang terjadi
c. mengambil tindakan untuk mencegah atau mitigasi konsekuensi dari keadaan kritis,
sesuai dengan derajat kekritisan dan dampak lingkungan yang potensial
d. mengecek secara berkala tindakan respon yang telah direncanakan
e. melakukan review dan revisi secara periodik proses dan tindakan respon yang telah
direncanakan
f. menyediakan informasi relevan dan pelatihan sehubungan dengan persiapan keadaan
bahaya kepada pihak yang terkait
KLAUSUL 9

9.1 Monitoring, Pengukuran, analisis dan evaluasi


9.1.1 Umum
Organisasi harus menetapkan:
a. hal yang perlu diukur dan dimonitor
b. metode dalam monitoring, mengukur, analisis dan evaluasi untuk memastikan hasil yang
valid
c. kriteria untuk mengevaluasi kinerja lingkungan beserta indikatornya
d. waktu pengukuran dan monitoring dilaksanakan
e. waktu analisis dan evaluasi hasil kegiatan pengukuran dan monitoring

9.1.2 Evaluasi Pemenuhan

Organisasi harus:
a. menentukan frekuensi evaluasi kepatuhan
b. evaluasi kepatuhan dan pengambilan tindakan jika diperlukan
c. memelihara pengetahuan dan pemahaman dari status kepatuhan
9.2. Audit Internal
9.2.1 Umum
Organisasi harus melakukan audit internal pada interval yang direncanakan untuk
menyediakan informasi pada sistem manajemen lingkungan
a. mematuhi terhadap:
1. persyaratan organisasi untuk sistem manajemen lingkungan
2. persyaratan terhadap standar ini
b. diimplementasi dan dijaga secara efektif

9.2.1 Program Audit Internal


Organisasi harus:
a. menetapkan kriteria audit dan lingkup audit
b. memilih auditor dan mengharuskan audit untuk memenuhi tujuan proses audit
c. meyakinkan hasil dari audit dilaporkan kepada manajemen yang berkaitan
9.3. Tinjauan Manajemen
tinjauan manajemen harus termasuk:
a. status tindakan dari tinjauan manajemen sebelumnya
b. perubahan dalam
1. isu internal dan eksternal yang relevan terhadap sistem manajemen lingkungan
2. kebutuhan dan harapan dari pihak yang terkait
3. aspek lingkungan yang signifikan
4. risiko dan peluang
c. tujuan lingkungan yang telah dan hendak dicapai
d. informasi pada kinerja lingkungan organisasi termasuk:
1. tindakan korektif dan nonkonformity
2. hasil pengukuran dan monitoring
3. pemenuhan terhadap kewajiban dan kepatuhan
4. hasil audit
e. kecukupan sumber daya
f. komunikasi relevan dari pihak terkait, termasuk keluhan
g. peluang untuk perkembangan berkesinambungan
KLAUSUL 10
10.1. Umum
Organisasi harus menetapkan peluang untuk perkembangan dan mengimplementasi
tindakan yang diperlukan untuk mencapai keluaran yang diharapkan oleh sistem
manajemen lingkungan

10.2. Ketidaksesuaian dan Tindakan Korektif


ketika ketidaksesuaian muncul organisasi harus:
a. bereaksi terhadap ketidaksesuaian dan dalam aplikasinya
1. mengambil tindakan untuk mengendalikan dan mengkoreksi
2. menghadapi konsekuensi termasuk mitigasi dan dampak lingkungan
b. mengevaluasi kebutuhan untuk tindakan untuk menghilangkan sebab untuk
ketidaksesuaian, jika muncul kasus baru
1. melakukan telaah ketidaksesuaian
2. menentukan sebab ketidaksesuaian
3. menentukan kemungkinan munculnya ketidaksesuaian yang sama
c. Menjalankan tindakan yang diperlukan
d. Melakukan review efektifitas dari tindakan korektif yang diambil
e. Melakukan perubahan terhadap sistem manajemen lingkungan jika diperlukan
10.3 Peningkatan berkesinambungan

Organisasi harus melakukan perkembangan berkesinambungan untuk kesesuaian,


kecukupan dan efektifitas dari sistem manajemen lingkungan untuk meningkatkan
kinerja lingkungan
ISO 45001:2018
PERBEDAAN OHSAS 18001:2007, ISO 45001:2018 & SMK3
DESKRIPSI OHSAS ISO 45001:2018 SMK3 KETERANGAN
18001:2007
Sekretaris P2K3
OHS MR/SAFETY MGR/
wajib memiliki
MR HSE MGR/ TIDAK WAJIB SEKRETARIS P2K3
HSE COORDINATOR sertifikat AK3U
Kemnaker
Lampiran 1 PP
50/2012
MANUAL/PEDOMAN TIDAK WAJIB TIDAK WAJIB WAJIB
Pedoman berbeda
dengan Manual
5 Prinsip dasar
JUMLAH BAB 4 10 12 Elemen
166 kriteria

BS OHSAS 18001:2007 PP 50/2012 DARI DALAM


STANDAR ISO DARI LUAR NEGERI
DARI LUAR NEGERI NEGERI

WAJIB KETIKA KARYAWAN


SIFAT TIDAK WAJIB TIDAK WAJIB BERJUMLAH LEBIH DARI
100 ATAU BERISIKO TINGGI
STRUKTUR OHSAS 18001:2007
STRUKTUR ISO 45001:2018
OHSAS 18001:2007 VS ISO 45001:2018
OHSAS 18001:2007 ISO 45001:2018
BEBERAPA PERUBAHAN : Published Mar 2018

1. Perbedaan struktur
Perbedaan pertama adalah terkait dengan struktur. ISO 45001 berdasarkan kepada ISO Guide 83 (annex SL)
yang mengatur struktur umum level tinggi, teks dan istilah umum serta definisi untuk generasi sistem manajemen
yang baru (ISO 9001, ISO 14001 dan lain-lain). Struktur ini bertujuan untuk memfasilitasi proses dan integrasi
dengan beberapa sistem manajemen yang terharmonisasi, terstruktur dan efisien. Struktur ISO 45001 adalah
sebagai berikut:
1. Scope
2. Normative References
3. Terms and Definitions
4. Context of the Organization
5. Leadership
6. Planning
7. Support
8. Operation
9. Performance Evaluation
10. Improvement
OHSAS 18001:2007 VS ISO 45001:2018
OHSAS 18001:2007 ISO 45001:2018
Published Mar 2018
Sedangkan struktur OHSAS 18001 adalah:
1. Scope
2. Referensi Publikasi
3. Terms and Definitions
4. OH&S management system requirements

Terlihat jelas dalam perbandingan struktur di atas bahwa terdapat penambahan klausul dalam ISO 45001. Hal ini
berarti ada beberapa pembahasan klausul yang baru atau lebih detail dalam ISO 45001.

2. Perbedaan Definisi

ISO 45001 menyertakan beberapa konsep fundamental yang berubah seperti “risiko”, “pihak terkait (interested
party)” dan “tempat kerja (workplace)”.
Contoh perbedaan istilah terdapat pada contoh di bawah:
Istilah “risk” dalam ISO 45001 disebutkan sebagai: “effect of uncertainty”
OHSAS 18001:2007 VS ISO 45001:2018
OHSAS 18001:2007 ISO 45001:2018
Published Mar 2018
3. Klausul management of change
Management of change (manajemen perubahan) bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan
kesehatan kerja dengan cara mengurangi bahaya dan risiko baru dalam lingkungan kerja sebagai
akibat dari terjadinya perubahan/pergantian. Contoh penggantian yang bisa terjadi dalam organisasi
adalah tekhnologi, peralatan, fasilitas, praktek kerja, prosedur, spesifikasi desain, bahan baku, staf,
serta standard dan regulasi.

4. Klausul Improvement
Organisasi dapat meningkatkan (improve) kesesuaian, kecukupan dan efektifitas dari manajemen K3 dengan:
 Meningkatkan performa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
 Promosi budaya yang mendukung sistem manajemen K3.
 Promosi partisipasi pekerja dalam menerapkan tindakan untuk peningkatan berkelanjutan dari sistem
manajemen K3.
 Mengkomunikasikan hasil yang relevan dari peningkatan berkelanjutan kepada pekerja atau wakil dari
pekerja.
 Memelihara documented information sebagai bukti peningkatan berkelanjutan.
INTI Dari Sistem Manajemen K3 ISO 45001:2018

1 . Ruang Lingkup Sistem Manajemen K3


2. Kebijakan K3
3. Peran dan tanggung jawab
4. Peluang dan Risiko K3 serta
Peanganannya
5.Proses untuk menangani Peluang dan Risiko K3
6. Metodologi dan kriteria penilaian risiko K3
7. Tujuan dan Rencana K3
8.Komunikasi & Operasional Kontrol
9. Proses kesiapsiagaan dan respon tanggap
darurat
Klausal 1 : Scope

Organisasi menentukan ruang lingkup Sistem

Manajeme K3 , apakah akan menetapkan


seluruh area orhanisasi atau hanya sebagian
dalam menerapkan ISO 45001:2018
Klausal 2 : Normative references

Persyaratan normative yang dimaksud :

Semua Informasi terdokumentasi yang

dijadikan Acuan Dalam menerapkan Sistem

Manajemen K3 ISO45001:2018
Klausal 3 : Terms and Defenitions

Istilah dan definisi yand dimaksud :

Penjelasan definisi secara detail atas beberapa

istilah yang digunakan Dalam klausal ISO

45001:2018 Sistem Manajemen k3 itu sendiri

Dan menghindari kesalahpahaman organisasi

dalam mempelajari ISO 45001


Klausal 4 : Context of the Organization

1. Memahami organisasi dan konteksnya


2. Memahami kebutuhan dan harapan pihak yang

berkepentingan
3.Menentukan ruang lingkup sistem manajemen K3
4.4 sistem manajemen K3
Klausal 5 : Leadership

Kepemimpinan

5.1 Kepemimpinan dan


komitmen 5.2 Kebijakan K3
5.3 Peran, tanggung jawab,
akuntabilitas dan otoritas

organisasi
K ebijakan K 3 (OH&S
Policy )
Kebijakan K3 harus:

Sesuai dengan sifat dan skala resiko OH&S perusahaan.

Termasuk komitmen untuk melakukan continual improvement

Termasuk komitmen untuk mematuhi peraturan perundangan OH&S dan
persyaratan lain.

Didokumentasikan, diimplementasikan dan dipelihara.

Dikomunikasikan ke semua karyawan dengan maksud agar karyawan
mengetahui tanggung jawab mereka secara individu dalam OH&S.

Tersedia untuk pihak yang berkepentingan.

Di-review secara periodik untuk memastikan bahwa kebijakan tetap relevan
dan sesuai untuk organisasi.
S tructure & responsibilities
1. Organisasi harus mendefinisikan peran, tanggung jawab dan peningkatan dari
sistem manajemen OH&S, untuk:
• Memastikan bahwa persyaratan sistem manajemen OH&S ditetapkan,
diimplementasikan dan dipelihara sesuai spesifikasi ISO 45001.
• Memastikan bahwa laporan kinerja sistem manajemen OH&S disampaikan
kepada top management untuk di-review dan menjadi dasar bagi peningkatan
sistem manajemen OH&S.

2. Semua yang memiliki tanggung jawab manajemen harus menunjukkan


komitmen mereka pada peningkatan kinerja OH&S secara terus menerus.
Klausal 6 : Planning

Perencanaan
1. Tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang
6.1.1 Umum
2. Identifikasi bahaya
3. Penentuan persyaratan hukum & lainnya
6.1.4 Penilaian risiko
5. Merencanakan perubahan
6.Merencanakan untuk mengambil tindakan 6.2
OH & S tujuan dan perencanaan untuk mencapainya
Planning For Hazard Identification, Risk Assessment And Risk
Control

Organisasi harus:

Menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi bahaya, menilai
resiko dan melaksanakan langkah pengendalian yang diperlukan secara
terus- menerus (on-going), yang meliputi:
• Aktivitas rutin dan non-rutin.
• Aktivitas semua personil yang mempunyai akses ke tempat kerja
(termasuk
sub-kontraktor dan tamu).
• Fasilitas di tempat kerja, yang disediakan oleh organisasi atau pihak lain.

Organisasi harus mempertimbangkan hasil Identifikasi Bahaya dan Penilaian


Resiko dalam menetapkan Tujuan OH&S.
Legal & other requirements

Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi


dan mengakses peraturan dan persyaratan OH&S lain yang applicable.

Organisasi harus menjaga informasi ini up-to-date. Informasi tentang peraturan


dan persyaratan lain ini harus dikomunikasikan kepada karyawan dan pihak
lain yang relevan.
Planning for hazard identification, ris k
assessment and ris k control

Metodologi organisasi dalam melakukan identifikasi bahaya & penilaian resiko


harus:

Didefinisikan sesuai dengan ruang lingkup, skala dan waktu untuk
memastikan lebih pro-aktif dari pada reaktif.

Memberikan klasifikasi resiko yang dapat dieliminasi atau dikendalikan dengan
langkah-langkah pada Objective & Program OH&S.

Memberikan input untuk menentukan persyaratan fasilitas, identifikasi
kebutuhan
pelatihan dan/atau penyusunan pengendalian operasional.

Memberikan monitoring dari langkah yang diperlukan untuk memastikan
efektifitas dan ketepatan dari implementasi.
Objectives

Organisasi harus menetapkan dan memelihara tujuan (objective) OH&S pada setiap
fungsi dan tingkat dari organisasi.

Saat menetapkan dan me-review tujuan OH&S, organisasi harus


mempertimbangkan peraturan dan persyaratan lain yang berlaku, bahaya dan
resiko OH&S, pilihan teknologi, persyaratan finansial, operational dan bisnis, dan
pandangan dari pihak yang berkepentingan.

Tujuan harus konsisten dengan kebijakan OH&S, termasuk komitmen untuk


continual improvement.
OH& S Manag ement Programme
• Organisasi harus menetapkan dan memelihara OH&S
management programme untuk mencapai tujuan.
•Hal ini meliputi:

Tanggung jawab dan wewenang untuk mencapai tujuan pada
fungsi dan tingkat yang relevan dari organisasi.

Cara dan skala waktu untuk mencapai tujuan tersebut.
• Program harus di-review secara berkala dan terencana. Jika
perlu, program harus diubah untuk mengantisipasi perubahan
dalam aktivitas, produk, jasa atau kondisi operasional dari
organisasi.
Klausal 7 : Support

Dukungan
7.1 Sumber Daya
7.2 Kompetensi
7.3 Kesadaran

7.4 Informasi, komunikasi, partisipasi dan konsultasi


7.5 Informasi yang didokumentasikan
Training, Awareness & C
ompetence
Personel yang ada harus memiliki kompetensi untuk melakukan tugas-tugas yang
berdampak pada OH&S di tempat kerja.

Diperlukan identifikasi kebutuhan pelatihan, peningkatan awareness secara terus-


menerus dan penetapan prosedur peningkatan kompetensi yang
memperhitungkan:

1. Tanggung jawab dan kemampuan dari setiap karyawan

2. Resiko yang terkait.


Consultation & Communication

Organisasi harus memiliki prosedur yang memastikan bahwa informasi


OH&S yang penting dikomunikasikan kepada karyawan dan pihak lain yang
berkepentingan.
Keterlibatan karyawan dan pengaturan konsultasi harus didokumentasikan
dan
pihak yang berkepentingan diberikan informasi.
Karyawan harus:
1.Terlibat dalam penyusunan dan pengkajian kebijakan dan prosedur untuk
mengelola resiko.
2.Dikonsultasikan dimana terdapat perubahan yang dapat mempengaruhi
kesehatan & keselamatan di tempat kerja.
3.Diwakili dalam masalah-masalah OH&S dan diinformasikan siapa perwakilan
OH&S mereka dan wakil manajemen OH&S.
Documentation

Organisasi harus menetapkan dan memelihara informasi, dalam media yang tepat
seperti kertas atau elektronik yang:
a. Mendefinisikan elemen inti dari sistem manajemen dan interaksi mereka.
b. Memberikan arahan bagi dokumentasi yang berkaitan.

Note: penting untuk menjaga dokumentas i pada tingkat yang minimum untuk
efektifitas dan efis iensi.
Document and Data Control

Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengendalikan


semua dokumen dan data yang diperlukan oleh spesifikasi OHSAS 18001 untuk
memastikan bahwa:
a. Dapat diketahui lokasinya.
b. Secara periodik di-review, direvisi bila diperlukan dan disetujui kecukupannya oleh
personel yang di-otorisasi.
c.Versi terakhir dari dokumen dan data yang relevan tersedia di semua lokasi dimana
operasi yang penting bagi sistem OH&S dilakukan.
d. Dokumen dan data yang usang disingkirkan dari semua isu dan penggunaannya.
e. Arsip dokumen dan data yang disimpan untuk keperluan legal dan pemeliharaan
pengetahuan diidentifikasi.
Organisasi harus menetapkan dan memelihara
prosedur dan program audit untuk mengaudit sistem
manajemen OH&S secara reguler untuk memastikan:

a. Kesesuaian sistem manajemen OH&S dengan perencanaan.


b. Adanya review dari audit sebelumnya.
c. Penyajian informasi tentang hasil dari audit kepada
manajemen.

Sejauh memungkinkan, audit harus dilakukan oleh pers onel yang independen, tidak terkait
lang sung dengan aktivitas yang diaudit.
Klausal 8 : Operations

Operasi
8.1 Perencanaan dan kendali
operasional 8.1.1 Umum
8.1.2 Hirarki Kontrol
8.2 Manajemen
perubahan 8.3
Outsourcing
8.4
Pengadaan
8.5 Kontraktor
8.6
Kesiapsiagaan
Operational Control

Organisasi harus merencanakan aktivitas ini, termasuk


pemeliharaannya, untuk memastikan dilakukan dalam kondisi yang
dipersyaratkan dengan cara:
a.Menetapkan dan memelihara prosedur terdokumentasi.
b.Mempersyaratkan kriteria operasi dalam prosedur.
c. Menetapkan dan memelihara prosedur yang berkaitan dengan resiko OH&S teridentifikasi dari
barang, peralatan dan jasa yang digunakan/dibeli oleh organisasi dan mengkomunikasikan prosedur
yang relevan serta persyaratan bagi suplier & kontraktor.
d. Menetapkan dan memelihara prosedur untuk desain dari tempat kerja, proses, instalasi,
permesinan, prosedur operasi dan organisasi kerja, termasuk adaptasi mereka pada kemampuan
manusia, untuk mengeliminasi atau mengurangi resiko OH&S pada sumbernya.
Emerg Ency Preparedness & Response

Organisasi harus menetapkan dan memelihara rencana dan prosedur untuk


mengidentifikasi potensi dan respons dari insiden dan situasi darurat dan
untuk mencegah dan mengurangi dampak yang ditimbulkan (luka & kerugian).

Organisasi harus mengkaji rencana tanggap darurat sesudah terjadinya insiden


atau situasi emergency.

Organisasi harus secara periodik melakukan pengujian terhadap prosedur

tersebut yang practicable.


Klausal 9 : Performance Evaluation

Evaluasi kinerja
9.1 Pemantauan, pengukuran, analisis, dan evaluasi
9.1.1 Umum
9.1.2 Evaluasi kepatuhan
9.2 Audit internal
9.2.1 Tujuan audit
internal 9.2.2 Proses
audit internal
9.3 Tinjauan manajemen
Performance Measurement And Monitoring

Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk memantau dan


mengukur kinerja OH&S secara berkala. Prosedur ini harus memberikan:

a. Pengukuran kualitatif dan kuantitatif, sesuai dengan kebutuhan organisasi.

b. Pemantauan sejauh mana tujuan OH&S organisasi dipenuhi.


c.Pengukuran secara pro-aktif kinerja yang memantau pemenuhan dari program
manajemen OH&S, kriteria operasional dan persyaratan perundangan yang
applicable.
d.Pengukuran secara reaktif kinerja untuk memantau accident, penyakit dan
insiden (termasuk near-miss) dan bukti historis lain atau kekurangan dari kinerja
OH&S.
e.Pencatatan data dan hasil dari monitoring dan pengukuran yang memadai untuk
memfasilitasi analisis corrective & preventative action yang diperlukan.
Audit

Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur dan program


audit untuk mengaudit sistem manajemen OH&S secara reguler untuk
memastikan:

a. Kesesuaian sistem manajemen OH&S dengan


perencanaan. b. Adanya review dari audit sebelumnya.
c. Penyajian informasi tentang hasil dari audit kepada
manajemen.

Sejauh memungkinkan, audit harus dilakukan oleh personel yang


independen, tidak terkait langsung dengan aktivitas yang diaudit.
Management Review

Top Management harus secara berkala mengkaji sistem manajemen OH&S untuk
memastikan kesesuaiannya, kecukupannya dan efektifitasnya.
Proses management review harus memastikan bahwa informasi yang diperlukan
terkumpul untuk memungkinkan manajemen melakukan evaluasi. Review ini
harus didokumentasi.
Management review harus melihat kemungkinan kebutuhan untuk perubahan pada
kebijakan, objective dan elemen lain dari sistem manajemen OH&S, dengan melihat
hasil audit OH&S, kondisi yang berubah dan komitmen untuk continual
improvement.
Klausal 10 : I m p r o v m e n t

Perbaikan

10.1 Insiden, ketidaksesuaian, dan tindakan korektif

10.2 Perbaikan berkelanjutan


Accidents, Incidents , Non-conformances And Corrective
And Preventive Action

Organisasi harus menetapkan dan memelihara


prosedur untuk mendefinisikan tanggung jawab dan
wewenang untuk:

a. Menangani dan menyelidiki:



accident

incident

non-conformance
b. Mengambil tindakan untuk mengurangi dampak yang timbul dari accident, incident
atau non-conformance.
c. Memulai dan menyelesaikan tindakan korektif dan preventif.
d. Memastikan bahwa tindakan korektif & preventif yang efektif diambil.
R ecords & R ecords Manag
ement

Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi,


memelihara dan mendisposisi catatan OH&S, serta hasil dari audit dan review.

Catatan OH&S harus jelas, dapat diidentifikasi dan dapat ditelusuri pada
aktivitas terkait. Catatan OH&S harus disimpan dan dipelihara dengan cara
yang baik.

Catatan harus dipelihara, sesuai dengan sistem dan organisasi


untuk mendemonstrasikan pemenuhan pada spesifikasi ISO 45001.
Langkah Implementasi & Sertifikasi Sistem
Manajemen K3 ISO 45001:2018

Tahap I. Persiapan

Pembentukan Tim ISO 45001:2018 di organisasi

Melakukan analisa kondisi awal ( gap Analisis )

Menentukan ruang lingkup SMK3 ISO 45001:2018 yang akan di terapkan
( Manual Mutu atau Company profile )

Pelatihan Pemahaman SMK3 ISO 4501:2018 ke seluruh karyawan

Pelatihan Pembuatan Dokumen

Tahap II. Pengembangan



Melakukan pembuatan dokumen yang menunjang sistem Manajemen K3
ISO 45001:2018 di organisasi
Dokumen Wajib

1. Ruang Lingkup Sistem Manajemen K3 (klausul 4.3)


2. Kebijakan K3 (klausul 5.2)
3. Peran dan tanggung jawab (klausul 5.3)
4. Peluang dan Risiko K3 (klausul 6.1.1)
5. Proses yang diperlukan untuk menangani Peluang dan Risiko K3 (klausul 6.1.1)
6. Metodologi dan kriteria penilaian risiko K3 (klausul 6.1.2)
7. Tujuan dan rencana K3 (klausul 6.2.2)
8. Komunikasi (klausul 7,4)
9. Operasional kontrol (klausul 8.1.1)
10. Proses kesiapsiagaan dan respon
tanggap darurat (klausul 8.6)
Rekaman Wajib

1. Hukum yang berlaku dan persyaratan lain (klausul 6.1.3)


2.Catatan pelatihan, keahlian, pengalaman dan kualifikasi (klausul 7,2)
3. Hasil pemantauan dan pengukuran (klausul 9.1)
4. Kalibrasi dan verifikasi pemantauan dan mengukur peralatan (klausul 9.1)
5. Evaluasi kewajiban (klausul 9.1.2)
6. Program internal audit (klausul 9.2.2)
7. Hasil audit internal (klausul 9.2.2)
8. Hasil kajian manajemen (klausul 9.3)
9.Insiden dan nonconformities (klausul 10.1)
10. Hasil tindakan korektif (klausul 10.1)
Tahap III. Audit Internal
proses sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti
audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai
sejauhmana kriteria audit dipenuhi. Audit m u tu didefinisikan sebagai proses
sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan
mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai sejauhmana
kriteria audit dipenuhi

Tujuan audit m u tu adalah untuk mendapatkan data dan informasi faktual dan
signifikan sebagai dasar pengambilan keputusan, pengendalian
manajemen, perbaikan dan/atau perubahan.

Tahap IV. Audit Eksternal ( Sertifikasi oleh Badan


Sertifikasi )
Setelah melakukan rapat tinjauan manajemen dilakukan sertifikasi
BEBERAPA CONTOH
PENERAPAN ISO
9001:2015, 14001:2015, &
45001:2018
MEMBUAT KEBIJAKAN
KEBIJAKAN MUTU
- Sesuai dengan tujuan dan konteks organisasi dan mendukung arah strategis (lingkup),
- Menyediakan kerangka kerja untuk sasaran mutu,
- Komitmen untuk persyaratan yang berlaku,
- Mencakup perbaikan berkesinambungan.
Dokumen: Kebijakan mutu
Klausul ISO 9001: 5.2
CONTOH KEBIJAKAN MUTU

KEBIJAKAN LINGKUNGAN
- Sesuai dengan tujuan dan konteks organisasi, termasuk jenis/sifat, skala dan pengaruh lingkungan untuk
kegiatan, produk dan jasa.
- Komitmen perlindungan lingkungan hidup, pencegahan polusi dan komitmen lain sesuai konteks
organisasi, misal penggunaan sumber daya berkelanjutan, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,
perlindungan keanekaragaman hayati dan ekosistem.
- Menyediakan kerangka kerja untuk sasaran lingkungan,
- Komitmen untuk memenuhi kewajiban kepatuhan.
- Mencakup perbaikan berkesinambungan.
Dokumen: Kebijakan lingkungan
Klausul ISO 14001: 5.2 CONTOH KEBIJAKAN LINGKUNG
AN
MEMBUAT KEBIJAKAN
Kebijakan K3, memuat paling sedikit:
• Lingkup perusahaan,
• Komitment untuk menyediakan kondisi kerja yang aman dan sehat,
• Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja,
• Menghilangkan bahaya dan mengurangi resiko K3,
• Perbaikan terus menerus terhadap sistem manajemen K3,
• Mematuhi peraturan perundangan K3 dan ketentuan yang lain,
• Komitment untuk konsultasi dan partisipasi pekerja ( jika ada, perwakilan pekerja/serikat
pekerja),
• Menetapkan rencana K3/Sasaran K3.

Pengusaha harus menyebarluaskan kebijakan K3 yang telah ditetapkan kepada seluruh pekerja/buruh,
orang lain selain pekerja/buruh yang berada di perusahaan, dan pihak lain yang terkait.

Klausul OHSAS : 4.2 CONTOH KEBIJAKAN WORKSHOP #1


Klausul ISO 45001 : 5.2 K3
MEMBUAT BISNIS PROSES/MAPING PROSES

SUPPLY HR, HSE, ENGINEERIN


CHAIN/ FINANCE, SECURITY G
PURCHASIN ADMIN,
G

SUPPLIERS MATERIAL RAW PRODUCTIO QA/QC


RECEIVING MATERIAL N
DEPT WAREHOUS
E

DISTRIBUTO SALES/ FINISH


RS/ MARKETING GOOD
CUSTOMERS WAREHOUS
E
CONTOH BISNIS PROSES/MAPING PROSES
IDENTIFIKASI RISIKO & PELUANG UNTUK
MUTU, LINGKUNGAN, K3
CONTOH PROSEDUR CONTOH FORM - LINGKUNGA
IDENTIFIKASI - LINGKUNGAN N

WORKSHOP #2 WORKSHOP #3

Klausul ISO 9001 : 6.1.2, 9.1.1


Klausul ISO 14001 : 6.1.2, 9.1.1
Klausul OHSAS : 4.3.1
Klausul ISO 45001 : 6.1.2, 8.1.2
SASARAN, TARGET & PROGRAM
MUTU,LINGKUNGAN, K3

1. ADA SASARAN, TARGET & PROGRAM MUTU,LINGKUNGAN, K3


PERUSAHAAN YANG MENGACU PADA KEBIJAKAN YANG TELAH
DIBUAT (BERPRINSIP SMART – SPECIFIC, MEASUREABLE,
ACHIEVABLE, RELEVANT, TIMEBOUND),
2. ADA SASARAN, TARGET & PROGRAM MUTU TIAP DEPARTEMEN, DAN
PERUSAHAAN,
3. DIREVISI BILA PERLU,
4. DIBUAT SETAHUN SEKALI
CONTOH DANK3DI
FORM & REVIEW SETIAP BULAN.
RENCANA KERJA K3
Dokumen: Prosedur sasaran, target dan program mutu & lingkungan, sasaran, target dan program mutu &
lingkungan yang dibuat
Klausul ISO 9001 : 6.2
ISO 14001 : 6.2
ISO 45001 : 6.2
KOMPETENSI, PELATIHAN & KEPEDULIAN
1. PERUSAHAAN HARUS MEMBUAT PERSYARATAN JABATAN DAN
DESKRIPSI PEKERJAAN UNTUK SETIAP JABATAN.
2. KOMPETENSI ADALAH MEMBANDINGKAN PERSYARATAN JABATAN
DENGAN CV UPDATE.
3. MEMBUAT TRAINING MATRIX/RENCANA PELATIHAN TAHUNAN.
4. MELAKSANAKAN PELATIHAN DARI RENCANA PELATIHAN
5. MENGEVALUASI HASIL PELATIHAN.
6. MEMBUAT REKAMAN PELATIHAN SETIAP KARYAWAN.
7. KARYAWAN BARU, TAMU, KONTRAKTOR, MAGANG HARUS DIINDUKSI.

Dokumen: Prosedur Kompetensi, pelatihan dan kepedulian


Klausul ISO 9001 : 5.3, 7.1, 7.2, 7.3
Klausul ISO 14001 : 5.3, 7.1, 7.2, 7.3 WORKSHOP #4
Klausul OHSAS: 4.4.1 & 4.4.2
Klausul ISO 45001 : 7.1, 7.2, 7.3
PERATURAN PERUNDANGAN & STANDAR UNTUK MUTU,
LINGKUNGAN, K3
1. DIBUAT LIST PERATURAN PERUNDANGAN DAN STANDAR TERKAIT
OPERASI.
2. PEMENUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANGAN DAN
STANDAR TERSEBUT.
3. JIKA ADA YANG BELUM DIPENUHI, TERBITKAN NCR/CAR.

CONTOH PROSEDUR & HSE LEGAL REGISTER

Dokumen: Prosedur peraturan perundangan dan standar serta pemenuhannya, daftar peraturan
perundangan dan standar serta pemenuhannya
Klausul ISO 9001 : 9.1.3
Klausul ISO 14001 : 6.1.3, 9.1.2
Klausul OHSAS : 4.3.2 & 4.5.2
Klausul ISO 45001 : 6.1.3
MANAJEMEN PERUBAHAN/MANAGEMENT OF CHANGE
SETIAP PERUBAHAN HARUS DIIDENTIFIKASI, ANTARA LAIN PERUBAHAN-PERUBAHAN:
Perencanaan;
Peraturan perundangan, standar;
Persyaratan produk atau jasa;
Disain dan pengembangan;
Penawaran, kontrak dan pesanan;
Peralatan, instalasi, proses, produk, lokasi kerja, jadwal kerja, jabatan, pesonil dan kegiatan
perusahaan;
Struktur organisasi;
Dokumen informasi;
Sistem manajemen, keuangan, Informasi Tehnologi (IT).

DAN IDENTIFIKASI TERHADAP PELUANG DAN RISIKO JUGA BERUBAH


Dokumen: Prosedur Manajemen perubahan, hasil-hasil perubahan dan perubahan
identifikasinya
Klausul ISO 9001 : 6.3
Klausul ISO 14001 : 6.1.2
Klausul OHSAS : 4.3.1
Klausul ISO 45001 : 8.1.3
KALIBRASI
1. SEMUA ALAT UKUR & PEMANTAUAN DI LIST/REGISTRASI DAN ADA
MAMPU TELUSURNYA,
2. ALAT UKUR & PEMANTAUAN DIKALIBRASI SESUAI DENGAN KEBUTUHAN,
3. ALAT UKUR & PEMANTAUAN HARUS SELALU TERKALIBRASI APABILA
AKAN DIGUNAKAN,
4. DISIMPAN DAN DIJAGA ATAS KERUSAKAN,
5. MENGAMBIL TINDAKAN APABILA ADA ALAT UKUR & PEMANTAUAN
YANG TIDAK ABSAH.

Dokumen: Prosedur kalibrasi, sertifikat kalibrasi yang valid dan


recordnya
Klausul ISO 9001 : 7.1.5
Klausul ISO 14001 : 9.1.1
Klausul OHSAS : 4.5.1
Klausul ISO 45001 : 9.1
PENGENDALIAN DOKUMEN & REKAMAN
(DOKUMEN INFORMASI)
1. ADA 4 LEVEL DOKUMEN (TIDAK WAJIB),
2. DOKUMEN YG DIGUNAKAN HARUS ADA YANG MEMERIKSA DAN YANG
MENGESAHKAN,
3. DOKUMEN YG DIGUNAKAN DITANDAI “CONTROLLED DOCUMENT”,
4. DOKUMEN USANG DITANDAI “OBSOLETE”,
5. DOKUMEN YG DIBERIKAN KE PIHAK LAIN DITANDAI “UNCONTROLLED
DOCUMENT”,
6. DOKUMEN HARUS MUDAH DIDAPAT DAN REKAMAN ADA MASA
PENYIMPANANNYA,
7. ADA REKAMAN YG TIDAK BOLEH DIMUSNAHKAN,
8. HARUS ADA DAFTAR DOKUMEN INTERNAL DAN EKSTERNAL
4 LEVEL DOKUMEN : 1.) MANUAL 2.) PROSEDUR 3.) INSTRUKSI KERJA 4.) REKAMAN
Dokumen: Prosedur pengendalian dokumen informasi, daftar dokumen internal dan eksternal, tanda terima dokumen (jika
dokumen berbentuk hard copy)
Klausul ISO 9001, 14001, 45001 :7.5
Klausul OHSAS: 4.4.5 & 4.5.4
PENANGANAN LIMBAH
1 PRODUK HARUS DIIDENTIFIKASI BAGAIMANA AGAR TIDAK MENCEMARI
LINGKUNGAN.
2 PENGGUNAAN MATERIAL DSB. DIIDENTIFIKASI.
3 LIMBAH DIIDENTIFIKASI.
4 MATRIKS PENANGANAN LIMBAH.
5 LIMBAH DICATAT JUMLAHNYA DAN PENGGUNAAN ENERGY.
6 PEMISAHAN/PEMILAHAN LIMBAH.
7 PENANGANAN LIMBAH DENGAN 5 R (REDUCE, REUSE, RECYCLE,
RECOVERY, REVALUE atau 2R TERAKHIR ADALAH REPLACE, REPLANT).
8 MEMPERTIMBANGKAN KEBUTUHAN UNTUK MEMBERIKAN INFORMASI
TENTANG DAMPAK LINGKUNGAN YANG SIGNIFIKAN TERKAIT DENGAN
TRANSPORTASI ATAU PENGIRIMAN, PENGGUNAAN, PENGOLAHAN AKHIR
DAN PEMBUANGAN AKHIR DARI PRODUK DAN LAYANAN.
Dokumen: Prosedur siklus hidup dan penanganan limbah, pemilahan limbah, dokumen manifes
Klausul 14001:8.1
KESIAPAN KONTIJENSI/TANGGAP DARURAT

1. DIIDENTIFIKASI APA SAJA YG DITANGGAP DARURATKAN JUGA UNTUK


MUTU (MISALNYA TERJADI KERUSAKAN MESIN, PEMASOK TIDAK ADA
ATAU JUMLAH PASOKAN KURANG, WARANTY, DSB),
2. ADA DRILL/SIMULASI MINIMAL SETAHUN SEKALI,
3. ADANYA TEAM TANGGAP DARURAT,
4. NO TELP DARURAT TERSEDIA, MEDIVAC, SERTA PETA LOKASI,
5. RUANGAN/KANTOR MAUPUN PROYEK TERSEDIA,
6. ADANYA APAR & FIRST AID KIT SERTA PERALATAN LAINNYA SESUAI
PERATURAN PERUNDANGAN.

Dokumen: Prosedur tanggap darurat/kontijensi, simulasi/drill


Klausul ISO 9001 : 8.2.1
Klausul ISO 14001 : 8.2
Klausul OHSAS : 4.5.3.1
Klausul ISO 45001 : 5.4, 7.3, 10.2
KELUHAN DAN SURVEY KEPUASAN PELANGGAN DAN
PIHAK YANG BERKEPENTINGAN

1. JIKA ADA KELUHAN PELANGGAN KELUAR NCR/CAR,


2. PELANGGAN DI SURVEY KEPUASANNYA/CUSTOMER FEED BACK
SETELAH SELESAI PROYEK/DIBERIKAN PRODUK,
3. PELANGGAN INTERNAL DISURVEY MAKSIMAL SETAHUN SEKALI,
4. HASIL SURVEY DIANALISA DAN DIEVALUASI.

Dokumen: Prosedur survey & penanganan keluhan pelanggan dan pihak terkait, survey kepuasan pelanggan,
analisa survey kepuasan pelanggan
Klausul 9001: 9.1.2
PENGENDALIAN TERHADAP KETIDAKSESUAIAN &
TINDAKAN KOREKTIF
FORMULIR NCR/CAR KELUAR JIKA:

1. BARANG YG DITERIMA TIDAK SESUAI PO YANG DIKELUARKAN/ BERDASARKAN


INFORMASI PEMASOK ADA KETIDAKSESUAIAN PADA PRODUK MEREKA
2. ADA KETIDAKSESUAIAN PADA SAAT INSPEKSI & PENGUJIAN SERTA OUTPUT
3. ADANYA NC PADA INTERNAL AUDIT
4. PROPERTY MILIK PELANGGAN DAN PEMASOK RUSAK/HILANG
5. ADANYA KELUHAN
6. ADANYA KECELAKAAN LINGKUNGAN & ADA PERATURAN PERUNDANGAN LINGKUNGAN
YANG BELUM DIPENUHI
7. EFEK PADA PRODUK DAN JASA

SEMUA NCR/CAR HARUS DIANALISA SETIAP TAHUNNYA

Dokumen: Prosedur pengendalian ketidaksesuaian & tindakan korektif, NCR/CAR dan analisanya
Klausul ISO 9001, 14001, 45001 : 10.2
Klausul OHSAS : 4.5.3.2
INTERNAL AUDIT
1. ADALAH SEBUAH ACARA YANG DILAKUKAN MINIMAL SEKALI DALAM
12 BULAN,
2. ADA YANG MENGKOORDINASI KEGIATAN INTERNAL AUDIT
3. AUDITOR HARUS SUDAH IKUT PELATIHAN INTERNAL AUDIT
4. AUDITOR TIDAK BOLEH MENGAUDIT DEPARTEMENNYA SENDIRI
5. ADA MEMBUAT RENCANA AUDIT/AUDIT PLAN
6. AUDITOR DILENGKAPI AUDIT CHECKLIST
7. MEMBUAT LAPORAN AUDIT
8. AUDITOR DIEVALUASI
9. NCR/CAR DIANALISA DAN DIEVALUASI

Dokumen: Prosedur audit, rencana audit, audit checklist, laporan audit, NCR/CAR
Klausul ISO 9001, 14001, 45001 : 9.2
Klausul OHSAS : 4.5.5 CONTOH CHECKLIST INTERNAL AUDIT ISO 9001:2015

CONTOH CHECKLIST INTERNAL AUDIT ISO 14001:201


TINJAUAN MANAJEMEN
ADALAH SEBUAH RAPAT YANG DILAKUKAN MINIMAL SEKALI DALAM 12 BULAN,
YANG BERISI :
1. Status tindakan dari tinjauan manajemen sebelumnya;
2. Perubahan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan SMT;
3. Kebutuhan dan harapan dari pihak yang berkepentingan, termasuk kewajiban kepatuhan;
4. Aspek Lingkungan penting;
5. Risiko dan peluang yang baik;
6. Informasi tentang kinerja dan efektivitas, termasuk kecenderungan di:
a. Kepuasan pelanggan dan umpan balik dari pihak yang berkepentingan;
b. Pemenuhan kewajiban kepatuhan;
c. Komunikasi yang relevan dari pihak yang berkepentingan, termasuk keluhan;
d. Sejauh mana sasaran mutu dan lingkungan telah dipenuhi;
e. Kinerja proses dan kesesuaian produk dan jasa;
f. Ketidaksesuaian dan tindakan korektif;
g. Hasil-hasil pemantauan dan pengukuran;
h. Hasil-hasil audit;
i. Kinerja penyedia eksternal;
j. Kecukupan sumber daya;
k. Efektivitas tindakan yang diambil untuk risiko dan peluang;
l. Peluang untuk perbaikan.
TINJAUAN MANAJEMEN - Lanjutan
OUTPUT:
1. Peluang untuk perbaikan dan meningkatkan sistem manajemen dengan bisnis proses
lainnya;
2. Yang diperlukan untuk perubahan pada sistem manajemen;
3. Sumber daya yang dibutuhkan;
4. Kesimpulan pada kesesuaian, kecukupan dan efektivitas sistem manajemen;
5. Tindakan, jika diperlukan, ketika sasaran sistem manajemen belum tercapai;
6. Implikasi bagi arah strategis PT. XXX.

Dokumen: Prosedur tinjauan manajemen dan hasil Rapat Tinjauan


Manajemen
Klausul ISO 9001,14001, 45001 :9.3
Klausul OHSAS : 4.6

You might also like