You are on page 1of 10

The 15

th
FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012


OPTIMISASI TERMINAL TIPE A HARJAMUKTI KOTA
CIREBON TERKAIT DENGAN RENCANA
PERUBAHAN FUNGSI TERMINAL AKDP
Bambang Sukoco
Program Diploma IV Transportasi Darat
Sekolah Tinggi Transprtasi Darat
Jln. Raya Setu km.3,5 17001,
Cibitung, Bekasi
Telp: (021) 8254640



Abstract
Harjamukti Terminal is one of the transport nodes located in the city of Cirebon, therefore,
accessibility and convenience are important aspects to be considered, so that public transport
passengers can travel easily. The high demand for passenger transport services originating either from
outside or from within the City Cirebon who travel by public transport, can lead to demand for
passenger transport needs to be facilitated by the road infrastructure, particularly the terminal which
has an effective performance and efficient service.

In the present study was undertaken to analyze the existing terminal kondition who then conducted an
analysis of the conditions of the plan, so we get an ideal wide demand for land terminal, followed by
terminal design plan taking account of existing land availability and circulation plan that will be
applied.

From the analysis has been done, it is widely known that the total land requirement plans are ideal
terminal is an area of 42136.92 m2 of the total availability of the remaining land area of 48 071 m2. So
that the calculation of the final result can be seen that the remaining vacant land (open space) area of
5934.608 m2 obtained from the reduction of the total availability of the remaining land area minus
total terminal area needs a plan.

Thus the development of the terminal can be done to improve the service terminal is effective and
efficient because the analysis has been done indicates that sufficient land area available to do the
development of an ideal terminal in order to meet passenger demand will be the availability of
terminals which can support the smooth and comfort in traveling.

Key words: Optimization, Passenger Terminal Facilities, Circulation, Effective and Efficient




The 15
th
FSTPT International Symposium, STTD Bekasi November 23-24. 2012

PENDAHULUAN
Salah satu infrastruktur yang diperlukan guna mendukung kemudahan mobilisasi
masyarakat adalah terminal penumpang yang berfungsi sebagai prasarana transportasi
dan sekaligus sebagai simpul untuk memberikan kenyamanan kepada penumpang
dalam berpindah moda.

Terminal Harjamukti Kota Cirebon merupakan terminal tipe A dimana terminal ini
melayani angkutan kota antar propinsi (AKAP), angkutan kota dalam propinsi
(AKDP), dan angkotan kota. Oleh karena itu terminal ini mempunyai peranan penting
dalam memberikan pelayanan angkutan penumpang umum di Kota Cirebon dan
sekitarnya.

Terminal Harjamukti dituntut dapat memberikan pelayanan yang optimal dalam
rangka mewujudkan sistem transportasi yang efektif dan efisien bagi kota Cirebon
pada khususnya dan wilayah-wilayah lain. Hal ini terkait aktivitas penduduk Kota
Cirebon yang bukan hanya terjadi di dalam lingkup satu wilayah kota saja
(pergerakan internal), tetapi juga hingga/antarwilayah lainnya (pergerakan eksternal).
Kegiatan tersebut membutuhkan prasarana, sarana, dan fasilitas transportasi yang
mencukupi dan handal hingga dapat memberikan kemudahan berinteraksi
antarwilayah tersebut yang pada akhirnya akan diperoleh manfaat ekonomi, sosial
dan semakin terbukanya hubungan dengan wilayah lainnya. Oleh karena itu baik dari
proses naik turun penumpang hingga perpindahan moda transportasi lanjutan harus
dapat terlayani dengan baik. Namun demikian keberadaan Terminal Harjamukti
sebagai salah satu unsur transportasi jalan dalam memberikan pelayanannya belum
optimal, dimana terjadi ketidaktertiban di sekitar wilayah terminal sehingga
menimbulkan efek negatif pada terminal yang menyebabkan pelayanan angkutan
menjadi tidak efektif dan efisien.

Di terminal Harjamukti sendiri pada saat ini terdapat suatu wacana mengenai rencana
pembangunan stasiun pengisisan bahan bakar gas di dalam wilayah terminal, yaitu
tepatnya berlokasi pada terminal AKDP sehingga dapat dipastikan bahwa keadaan
tersebut akan mempengaruhi pola pergerakan bus AKDP pada khususnya dan
keseluruhan aktivitas terminal pada umumnya. Sehingga untuk mewujudkan fungsi
terminal yang diharapkan tersebut, terminal Harjamukti di Kota Cirebon dalam
penyelenggaraannya perlu dilakukan peningkatan kinerjanya dalam memberikan jasa
pelayanan angkutan umum.


The 15
th
FSTPT International Symposium, STTD Bekasi November 23-24. 2012

TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
menyebutkan bahwa untuk menunjang kelancaran perpindahan orang/dan atau barang
serta keterpaduan intermodal dan antar moda di tempat tertentu dapat dibangun dan
diselenggarakan terminal.
Berdasarkan pada KM No 31 Tahun 1995 tentang Terminal Angkutan Jalan ,
menyebutkan bahwa : Pembangunan terminal penumpang harus dilengkapi dengan
rencana umum tata ruang, kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal,
keterpaduan moda transportasi baik intra maupun antar moda, kondisi topografi
lokasi terminal, kelestarian lingkungan.
Terminal penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan
menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan antar moda
transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.
Jalur kedatangan kendaraan umum yaitu pelataran yang disediakan bagi kendaraan
angkutan penumpang umum untuk menurunkan penumpang yang dapat pula
merupakan akhir perjalanan.
Jalur pemberangkatan yaitu pelataran yang disediakan bagi kendaraan angkutan
penumpang umum untuk menaikkan dan memulai perjalanan.
Jalur tunggu kendaraan yaitu pelataran yang disediakan bagi kendaraan angkutan
penumpang umum untuk beristirahat dan siap menuju jalur pemberangkatan.
Areal tunggu penumpang yaitu pelataran tempatr menunggu yang disediakan bagi
orang yang akan melakukan perjalanan dengan kendaraan angkutan penumpang
umum.
Jalur lintas yaitu pelataran yang disediakan bagi kendaraan angkutan oenumpang
umum yang akan langsung melanjutkan perjalanan setelah menurunkan/menaikkan
penumpang.
ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA
Analisa kondisi eksisting terminal
Pada kondisi eksisting terminal Harjamukti Kota Cirebon memiliki luas total 52.480
m
2
yang di dalamnya terdapat dua bangunan terminal yang terpisah, yaitu terminal
AKAP dan terminal AKDP. Angkutan kota antar propinsi (AKAP) yang ada di kota
Cirebon memiliki 8 trayek yang dimana semua trayek tersebut merupakan trayek
tetap dan teratur atau dengan taryek-trayek tersebut merupakan trayek yang terjadwal
dengan asal dan tujuan perjalanan dari kota Cirebon sehingga trayek-trayek
tersebutlah yang masuk ke dalam diterminal Harjamukti. Terminal Harkamukti kota
The 15
th
FSTPT International Symposium, STTD Bekasi November 23-24. 2012

Cirebon melayani angkutan kota dalam propinsi sebanyak 14 trayek yang
menggunakan kendaraan kecil (elf dan bus sedang) dan 4 trayek yang menggunakan
bus besar. Trayek AKDP tersebut secara keseluruhan memiliki asal dan tujuan dari
kota Cirebon dengan dilayani oleh 658 armada kendaraan kecil (elf dan bus sedang)
dan 103 armada bus besar. Sedangkan untuk angkot yang beroperasi di kota Cirebon
terdapat 9 trayek angkutan kota (angkot) yang dilayani oleh 885 armada dengan
trayek tipe melingkar.
Analisa kondisi rencana terminal
Adanya pembangunan SPBG di terminal AKDP menyebabkan diperlukannya
pengembangan terminal Harjamukti untuk melayani bus AKDP. Pengembangan
terminal tersebut adalah untuk melayani seluruh armada angkutan di kota Cirebon.
Penentuan kebutuhan fasilitas terminal dilakukan dengan menghitung luas lahan yang
dibutuhkan untuk tiap-tiap fasilitas utama dan fasilitas penunjang dengan
menggunakan panduan perhitungan dari referensi buku Menuju Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Yang Tertib. Dari perhitungan fasilitas utama dan fasilitas penunjang
terminal yang telah dilakukan maka diperoleh hasil berupa luas lahan ideal yang
diperlukan serta desain rencana.
Luasan per jalur pemberangkatan adalah :
(a) Angkot :
1 Jalur : 198 m
2

2 Jalur : 297 m
2

Sudut 45 : 4939,2 m
2

Sudut 60 : 5207 m
2

Sudut 90 : 5005,8 m
2

(b) AKDP :
1 Jalur : 242 m
2

2 Jalur : 363 m
2

Sudut 45 : 6036,8 m
2

Sudut 60 : 6364,16 m
2

Sudut 90 : 6118,2 m
2

(c ) AKAP
1 Jalur : 264 m
2

2 Jalur : 396 m
2

Sudut 45 : 6585,6 m
2

Sudut 60 : 6942,72 m
2

Sudut 90 : 6674,4 m
2


Jalur pemberangkatan yang akan digunakan di terminal rencana adalah jalur
pemberangkatan pola 45 selain karena menghemat luas lahan yang digunakan tapi
The 15
th
FSTPT International Symposium, STTD Bekasi November 23-24. 2012

dengan model sudut 45 juga akan lebih memudahkan sopir melakukan manuver
untuk memarkirkan kendaraannya di jalur keberangkatan.

Luasan per jalur kedatangan adalah :
(a) Angkot :
1 Jalur : 198 m
2

2 Jalur : 297 m
2

Sudut 0 : 1260 m
2

Sudut 90 : 1539 m
2

(b) AKDP :
1 Jalur : 242 m
2

2 Jalur : 363 m
2

Sudut 0 : 1540 m
2

Sudut 90 : 1881 m
2

(c ) AKAP
1 Jalur : 264 m
2

2 Jalur : 396 m
2

Sudut 0 : 1680 m
2

Sudut 90 : 2052 m
2


Pola yang digunakan pada jalur kedatangan adalah pola 90 karena penentuan
fasilitas jalur kedatangan tersebut disesuaikan dengan tata letak fasilitas terminal
rencana. Sehingga dengan pola tersebut maka setelah turun dari kendaraan AKAP,
penumpang akan dapat langsung menuju tempat yang diinginkan seperti ruang
tunggu penumpang bagi yang akan berganti moda angkutan umum,maupun menuju
tempat parkir bagi yang akan berganti moda dengan kendaraan pribadi tanpa harus
mengalami konflik dengan kendaraan angkutan umum yang datang seperti yang dapat
terjadi apabila menerapkan pola jalur kedatangan yang lain. Ruang tunggu
penumpang untuk angkot seluas 68,04 m
2
, AKDP seluas 172,62 m
2
, dan AKAP
seluas 393,12 m
2
. Luas areal loket penjualan karcis untuk angkot seluas 13,5 m
2
,
AKDP seluas 16,5 m
2
, dan untuk AKAP seluas 18 m
2
. Kebutuhan luas areal
bangunan kantor di Terminal Harjamukti adalah seluas 200m
2
. Luas minimal dari
bangunan ini adalah seluas 6 m
2
. Jalur lintas kendaraan Berdasarkan hasil analisa
perhitungan yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa untuk angkot
membutuhkan total jalur lintas seluas 585 m
2
, AKDP seluas 715 m
2
, dan AKAP
seluas 780 m
2
.

Luas areal kios adalah 40% dari luas total ruang tunggu penumpang dengan hasil
perhitungan untuk angkot seluas 27,216 m
2
, AKDP seluas 69,05 m
2
, dan AKAP
seluas 157,248 m
2
. Luas kebutuhan minimal untuk musholla ditetapkan dengan
menggunakan ketentuan menurut jumlah fasilitas jalur (n) yang ada, sehingga dapat
The 15
th
FSTPT International Symposium, STTD Bekasi November 23-24. 2012

diketahui bahwa untuk kebutuhan musholla idealnya seluas 87,5 m
2
. Luas ideal
kebutuhan kamar mandi atau WC adalah 80% dari luas musholla sehingga hasil
idealnya nya adalah seluas 70 m
2
. Kebutuhan luas dari ruang informasi ditetapkan
seluas 10 m
2
. luas total terminal sehingga hasil ideal yang diperoleh seluas 15744 m
2
.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka diketahui bahwa luas total kebutuhan
lahan terminal rencana yang ideal adalah seluas 42.136,92 m
2
dari luas total
ketersediaan lahan sisa seluas 48.071 m
2
yang sebelumnya luas total ketersediaan
lahan terminal adalah seluas 52480 m
2
yang kemudian dikurangi dengan luas lahan
yang dipakai untuk pembangunan SPBG seluas 4.409 m
2
. Sehingga dari hasil akhir
perhitungan dapat diketahui bahwa masih tersisa lahan kosong (open space) seluas
5.934,608 m
2
yang diperoleh dari hasil pengurangan luas total ketersediaan lahan sisa
dikurangi luas total kebutuhan lahan terminal rencana.
Kebutuhan Luas Ideal Terminal Rencana :
TABEL V.20
KEBUTUHAN IDEAL LUAS LAHAN TERMINAL RENCANA



















Sumber : Hasil Analisis
IASILI1AS 1LkMINAL
IASILI1AS U1AMA
1 Ia|ur kedatangan (90 dera[at)
8us AkA & Aku 2032
Aku(Llf& 3/4) 1881
AngkoL 1339
2 Ia|ur emberangkatan (4S dera[at)
8us AkA & Aku 6383.6
Aku(Llf& 3/4) 6036.8
AngkoL 4939.2
3 8angunan kantor 200
4 1empat 1unggu enumpang
8us AkA & Aku 393.12
Aku(Llf& 3/4) 172.62
AngkoL 68.04
S Loket en[ua|an karc|s]1|ket 18
6 os emer|ksaan kartu engawas 6
7 Ia|ur L|ntas
8us AkA & Aku 780
Aku(Llf& 3/4) 713
AngkoL 383
2S971.38
LUAS (m2)
1 Musho||a 87.3
2 kamar Mand| 70
3 k|os
8us AkA & Aku 137.248
Aku(Llf& 3/4) 69.03
AngkoL 27.216
4 kuang Informas| 10
S 1aman 13744
1616S.012
42136.392
48071
S934.608
IASILI1AS LNUNIANG
No.
1C1AL LAnAN 1LkMINAL
IUMLAn LAnAN kCSCNG (CLN SACL)
LUAS (m2)
Ium|ah
Ium|ah
1C1AL kL8U1UnAN LAnAN
The 15
th
FSTPT International Symposium, STTD Bekasi November 23-24. 2012


Gambar V.1
Desain Rencana Terminal Harjamukti Kota Cirebon
The 15
th
FSTPT International Symposium, STTD Bekasi November 23-24. 2012

Penggunaan listrik dapat diketahui dari perhitungan yang telah dilakukan pada
fasilitas bangunan kantor terminal yang terdapat dalam terminal rencana berdasarkan
Konversi Energi Listrik Pada Bangunan (Siswoyo dan Zulkarnain):
IKE =
IKE = 2,25 kWh/ m
2
/bulan
Dari perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh besar konsumsi daya listrik
untuk bangunan kantor terminal yang memiliki luas 200 m
2
adalah sebesar 2,25 kWh/
m
2
/bulan. Konsumsi daya listrik minimal yang diperlukan oleh terminal rencana
untuk beroperasi secara keseluruhan adalah sebesar 7,91 kWh/ m
2
/bulan dengan
kategori sangat efisien.

Penggunaan air berdasarkan Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996
dapat diketahui bahwa standar kebutuhan air bersih untuk satu orang adalah sebesar
10 liter yang dimana kebutuhan akan air bersih untuk terminal rencana dapat dihitung
berdasarkan jumlah penumpang yang masuk ke dalam terminal dengan contoh
perhitungan sebagai berikut :
Kebutuhan air bersih : Qmd =
= 1,17 liter/detik
Kebutuhan total air bersih : Qt = 1,17 x
= 1,46 liter/detik
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa total distribusi air bersih yang
diperlukan (Qt) pada terminal rencana adalah sebesar 1,46 liter/detik dengan toleransi
kehilangan distribusi sebesar 20% dari kebutuhan air bersih (Qmd).

KESIMPULAN
Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan, bahwa :
1. Pada terminal Harjamukti terdapat dua bangunan yang terpisah yaitu terminal
AKAP dan terminal AKDP, namun pada kondisi eksisting terminal AKDP tidak
berfungsi karena sedang dibangun SPBG.
2. Diperlukan pengembangan terminal AKAP agar dapat melayani seluruh trayek
AKDP, yaitu dengan pembangunan jalur kedatangan, pemberangakatan, tempat
tunggu penumpang, dan fasilitas-fasilitas lainnya baik fasilitas utama maupun
fasilitas penunjang terminal yang terkait dengan pelayanan armada AKDP.
3. Luas lahan ideal yang diperlukan dalam pengembangan terminal Harjamukti
seluas 42.136,392 m
2
.
The 15
th
FSTPT International Symposium, STTD Bekasi November 23-24. 2012

4. Kebutuhan daya listrik terminal rencana adalah sebesar 7,91 7,91 kWh/ m
2
/bulan
dan kebutuhan air bersih sebesar 1,46 liter/detik.

B. SARAN
1. Pengembangan terminal dapat dilakukan secara bertahap dengan melakukan
pengembangan untuk tiap fasilitas yang dirasa perlu untuk dilakukan pengembangan
terlebih dahulu. Misalnya dengan mengembangkan terminal AKDP terlebih dahulu
dibandingkan terminal angkutan umum yang lain apabila terkait dengan ketersediaan
anggaran untuk pengembangan.
2. Perlu dibangun jembatan penyeberangan untuk memisahkan pergerakan (sirkulasi) orang
dengan kendaraan di terminal agar tidak terjadi konflik antara orang dengan kendaraan.
3. Perlu dilakukan pengawasan oleh petugas agar tidak terjadi proses naik-turun penumpang
di sekitar pintu masuk maupun pintu keluar terminal Harjamukti.


DAFTAR PUSTAKA
, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.
, 1995, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 tahun 1995 tentang
Terminal Transportasi Jalan.
, 1993, Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1993 tentang Prasarana Dan
Lalu Lintas Jalan.
, 2012, Pola Umum Transportasi Darat Kota Cirebon dan Identifikasi
Permasalahannya. PKL Taruna/i STTD Angkatan XXX.
Ir. Iskandar Abubakar, MSc., 1995, Menuju Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Yang
Tertib.
The 15
th
FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012

You might also like