You are on page 1of 9

Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat-

Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012




139

Pelatihan Kepemimpinan pada Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Madrasah Aliyah Se-Kabupaten Lampung Timur
Oleh:
Dian Kagungan, Yulianto, Rahayu Sulistiowati, dan S. Indriyati Caturiani.
Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Unila


ABSTRACT

The courses of training based on fundamental leadership concepts that said leadership
is activity or exertion to influence people to obtain the group goal voluntarily.
Because of that, a leader needs knowledge and skill in communication and also
motivation. Communication, in brief, means process of sending and aceppting
message from someone to other (s). Motivation is efforts that cause a person or
people does/do certain thing that she/he/they wants/want to do. Nowadays, leader is
meant as a servant not a boss. She/he should serves everyone in organization, include
their subordinates.

This training was run on Tuesday, 17 July 2012 at Madrasah Aliyah Negeri 1,
Batanghari, Lampung Timur. The participant number 35 students, concist of 16 girls
and 19 boys. The method of training are giving a lectures and games. The result that
is reached by the participants, is raising in cognitive aspects. The lowest is 15 % and
the highest is 50 %.

The conclusion of this leadership training for board of OSIS are first, generaly they
joined this activity enthusiasticly and were motivated to implement this courses in
their organization. Second, the average of cognitive improvement is 29,09 %. Base on
this experience, there are two suggestions, firstly, it is necessary to continue
leadership training for board of OSIS both of senior high school and yunior high
school. Secondly, the operation of training can cooperate to universities.

Key words : Leadership, Ability, Board of OSIS

A. PENDAHULUAN

Para remaja setingkat sekolah menengah atas merupakan kaum muda yang
penuh energi dan rasa ingin tahu yang kuat. Dalam situasi yang demikian, diperlukan
wadah bagi mereka untuk beraktivitas dan berdinamika. Organisasi Siswa Intra
Sekolah atau OSIS merupakan wadah bagi para siswa siswi SMA berorganisasi.
OSIS semestinya menjadi wadah yang dapat membantu para siswa siswi paham
dalam berorganisasi dan mengelolanya. Oleh karena itu, para pengurus OSIS perlu
dibekali beberapa pengetahuan dan ketrampilan manajemen organisasi termasuk
didalamnya adalah kepemimpinan.
Kebutuhan akan pengetahuan dan ketrampilan manajemen organisasi
khususnya kepemimpinan, bukan hanya penting bagi mereka ketika beraktivitas di
Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat-
Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012


140

OSIS tetapi juga organisasi di luar sekolah, misalnya organisasi keagamaan,
organisasi di kampung, bahkan organisasi hobi dan sebagainya. Disamping itu, bekal
yang mereka pelajari ini akan berguna untuk jangka panjang saat mereka melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi atau bekerja di masa yang akan datang. Dengan
generasi muda yang berkualitas, berarti kita berinvestasi calon-calon pemimpin yang
bermutu di masa depan.
Pelatihan ini diselenggarakan bekerjasama dengan Kelompok Kerja Madrasah
(KKM) Lampung Timur. Dalam pelatihan ini para peserta yang berasal dari
Madrasah Aliyah (MA) dan kecamatan yang berbeda semakin memperkaya para
peserta karena mereka dapat saling berbagi pengalaman berdasarkan lingkungan
sekolah dan kampung yang berlainan. Pengetahuan dan pengalaman yang telah
mereka miliki menjadi modal dasar bagi upaya peningkatan kapasitas melalui
pelatihan ini.

B. TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah :
1. Meningkatkan pengetahuan tentang kepemimpinan para pengurus OSIS.
2. Meningkatkan ketrampilan tentang kepemimpinan para pengurus OSIS.
3. Mempererat persahabatan para pengurus OSIS se-KKM Lampung Timur.

C. KONSEP-KONSEP

1. Kepemimpinan

Kepemimpinan berakar pada kata pimpin yang berarti bimbing atau tuntun.
Situasi ini mengandaikan ada yang dibimbing dan ada yang membimbing. Dalam
keadaan dimana terdapat lebih dari satu orang, maka kepemimpinan muncul.
(Syafiie:1). Dalam konteks umum, kepemimpinan diperlukan untuk memberikan
bimbingan atau tuntunan dalam suatu kelompok, termasuk kelompok yang dianggap
tidak positif, misalnya kelompok para pencopet di terminal bis. Dalam konteks
organisasi, kepemimpinan diperlukan demi pencapaian tujuan organisasi beserta
seluruh anggotanya.
Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan? Terry dalam Hersey dan Blanchard
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah aktivitas memengaruhi orang-orang untuk
berusaha mencapai tujuan kelompok secara sukarela. (2000:98). Pada literatur yang
sama, Koontz dan ODonnel mengemukakan, kepemimpinan merupakan upaya
memengaruhi orang-orang untuk ikut dalam pencapaian tujuan bersama. (2000:99).
Pendapat yang serupa disampaikan oleh Stephen P. Robbins yaitu kemampuan untuk
memengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan. (2000:40). Sementara ahli
yang lain yaitu dan Miftah Thoha memasukan unsur seni dalam pendapatnya, bahwa
kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain, atau seni
memengaruhi manusia baik perorangan maupun kelompok.(2006:9). Aktivitas
kepemimpinan dilakukan oleh manusia yang disebut pemimpin. Pemimpin adalah
orang yang melakukan kegiatan (berupaya) memengaruhi perilaku orang atau
Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat-
Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012


141

kelompok lain. Pemimpin adalah orang yang memengaruhi pihak lain melalui
kewibawaan komunikasi sehingga pihak tersebut bertindak sesuai dalam mencapai
tujuan tertentu. (Syafiie:1).
Seorang pemimpin memiliki tugas, fungsi dan peran. Tugas seorang pemimpin
adalah :
1. Menyusun kebijakan, didalamnya terdapat kegiatan-kegiatan menyeleksi
alternative-alternatif dan mengambil keputusan.
2. Menjabarkan ide, konsep, kebijakan dalam bahasa aksi/kegiatan/perintah. (dalam
konteks manajer atau pimpinan). (Kartono:136).
Sementara itu pimpinan dapat menjalankan fungsi dengan cara :
1. Memberi/membangun motivasi (kerja) anggota/bawahan.
2. Mengemudikan organisasi.
3. Menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik.
4. Melakukan pengawasan.
5. Mengorganisasi.
6. Menengahi/memediasi (Kartono:81, Winardi:4,7 )

Menurut Henry Mintzberg dalam Thoha, pemimpin memiliki tiga peran utama,
yaitu :
1. Hubungan antar pribadi, peran ini meliputi peran figurehead (mewakili
organisasi pada setiap kesempatan dan persoalan), peran leader (fungsi- fungsi
pokok pemimpin), dan peran liaison manager atau pejabat perantara.
2. Berhubungan dengan informasi, peran ini mencakup peran monitor (penerima
dan pengumpul informasi), peran disseminator (penyebar), serta spokesman (juru
bicara).
3. Pembuat keputusan, termasuk didalamnya adalah peran entrepreneur
(pemrakarsa dan perancang), peran disturbance handler (penghalau gangguan),
dan peran resource allocator (pembagi sumberdaya), dan negosiator. (2006:12-
20)

Dalam melakukan aktivitas kepemimpinan yang efektif, seorang pemimpin
memerlukan beberapa kemampuan dan ketrampilan, salah satunya adalah
komunikasi. Komunikasi merupakan proses penyampaian dan penerimaan berita /
informasi dari seseorang ke orang lain. Komunikasi juga dapat didefinisikan sebagai
perpindahan dan pemahaman pada makna. (Thoha:167, Robbins: 4). Komunikasi
dalam organisasi berfungsi sebagai kendali (kontrol, pengawasan), motivasi,
pengungkapan emosi dan pengungkapan informasi. (Robbins: 4-5)
Proses komunikasi dalam kenyataannya tidak selalu berjalan lancar. Terdapat
berbagai hambatan yang muncul, beberapa hambatan dalam membangun komunikasi
yang efektif, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Penyaringan (filtering), merupakan hambatan yang terjadi karena adanya
manipulasi pengirim atas informasi sehingga oleh penerima, informasi tersebut
terlihat lebih menyenangkan.
2. Persepsi selektif, merupakan hambatan yang terjadi karena penerima hanya
bersedia mendengarkan informasi sesuai dengan persepsinya yang telah tertentu.
Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat-
Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012


142

3. Kelebihan informasi (overload)
4. Defensif
5. Bahasa
6. Kegelisahan komunikasi, merupakan hambatan yang terjadi karena adanya
ketegangan dan kecemasan yang tidak pada temptnya dalam komunikasi lisan,
tertulis atau keduanya. (Robbins: 7-10)

Dalam mengelola komunikasi organisasi diperlukan hal- hal yang mendasar yang
perlu dipahami oleh setiap individu yang terlibar di dalam organisasi tersebut, yaitu :
1. Arah komunikasi, arah komunikasi dapat mengarah keatas (pengurus) dan
kebawah (anggota)/vertikal. Meskipun dalam sebuah organisasi masyarakat
ketegasan struktur organisasi tidak seketat dalam organisasi formal tetaplah
terjadi komunikasi vertikal ini. Komunikasi antar anggota organisasi/horizontal.
2. Jaringan formal dan informal, dalam konteks organisasi masyarakat, jaringan
formal- informal juga tidak seketat organisasi pemerintah atau perusahaan, namun
tetap penting untuk diberi perhatian.
3. Komunikasi non verbal
4. Pilihan saluran komunikasi, hal ini berkaitan dengan sarana yang digunakan
termasuk kemudahan teknologi komunikasi saat ini. (Robbins: 11-18)

2. Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa Latin, mavere yang berarti dorongan atau daya
penggerak. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan motivasi sebagai
:
1. Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. (KBBI:666)
2. (psi) usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang
tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendpt kepuasan dengan perbuatannya. (KBBI:666)

Sementara itu, motivasi juga berarti suatu dorongan psikis dalam diri seseorang
yang menyebabkannya berperilaku demikian, terutama dalam lingkungan pekerjaan.
(Kadarman:137). Motivasi dapat diberikan langsung kepada anggota atau tidak
langsung, dalam hal ini berbentuk fasilitas. Dalam proses pemberian motivasi kepada
para anggota atau bawahan, hendakanya seorang pemimpin memperhatikan prinsip-
prinsip dalam pemberian motivasi, yaitu :
1. Mengikut sertakan anggota atau bawahan.
2. Komunikasi yang lancar dan sehat.
3. Pengakuan terhadap prestasi yang diperoleh.
4. Adanya saling pengakuan antara pemimpin dan bawahan.
5. Prinsip wewenang yang didelegasikan.
6. Prinsip adil dan layak. (Syamsi : 71-72, Hasibuan:221)
Secara umum model motivasi memiliki tiga pendekatan, yaitu :
1. Tradisional, motivasi dilakukan melalui insentif material.
Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat-
Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012


143

2. Hubungan manusia, motivasi diterapkan dengan mengakui kebutuhan sosial dan
membuat mereka merasa berguna dan penting.
3. Sumber daya man; kbutuhan ak pcapaian & pkerjaan yg barti.tdorong o rs
tjawab. (Hasibuan:222-223)

3. Kepemimpinan Pelayan

Memimpin adalah melayani, namun melayani belum tentu memimpin.Yang
tidak mau melayani, tidak boleh dan tidak berhak memimpin. Pemimpin adalah
pelayan, namun pelayan belum tentu pemimpin.Yang tidak rela menjadi pelayan,
tidak layak menjadi pemimpin.(www.sarapanpagi.org ). Demikian sebuah pepatah
untuk Servant Leadership. Pada konsep kepemimpinan pelayan (KP), kepemimpinan
berawal dari perasaaan tulus yang timbul dari dalam hati yang berkehendak untuk
melayani, yaitu untuk menjadi pihak pertama yang melayani. Pilihan yang berasal
dari suara hati itu kemudian menghadirkan hasrat untuk menjadi pemimpin.
Fokus utama KP adalah mengembangkan pihak lain (pengikut, komunitas
internal & eksternal) bukan untuk mementingkan diri sendiri. Konsep ini lebih
menekankan pada pentingnya menghargai manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan,
sehingga pemimpin menganggap bahwa pemberdayaan dan pengembangan pengikut
adalah amanah yg harus dipenuhinya. Sementara itu karakteristik KP adalah sebagai
berikut :
a) Mendengarkan
b) Empati
c) Menyembuhkan
d) Kesadaran diri
e) Persuasif
f) Konseptualisasi
g) Kemampuan utk melihat masa dpn (memiliki visi)
h) Kemampuan melayani
i) Komitmen pada pertumbuhan individu
j) Membangun komunitas

Dr. Jim Laub mengemukakan bahwa perilaku kepemimpinan pelayan adalah
sebagai berikut :
a) Menghargai orang lain (dengan cara mendengarkan secara intens, melayani
kebutuhan pihak lain sebagai prioritas utama, dan mempercayai orang lain).
b) Mengembangkan orang lain (melalui perilaku memberikan kesempatan pengikut
untuk terus belajar, memberikan keteladanan, dan memberdayakan pihak lain).
c) Membangun komunitas (dengan membangun hubungan yang kuat, serta
menghargai perbedaan dan latar belakang individu).
d) Memperlihatkan autentisitas (melalui integritas dan sistem kepercayaan,
keterbukaan dan pertanggungjawaban serta adanya keinginan untuk belajar dari
orang lain).
e) Memberikan kepemimpinan (dengan cara penggambaran masa depan,
mengambil inisiatif dan mengklarifikasi tujuan-tujuan yang ada).
Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat-
Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012


144

f) Mendistribusikan kekuasaan serta status kepemimpinan (melalui perilaku
penciptaan visi bersama, penyebaran kekuasaan dalam pengambilan keputusan
dan status untuk semua level dalam organisasi). (sub bab 2.4 disarikan dari buku
Servant Leadership, Donal Lantu dkk)

Konsep-konsep tersebut menjadi materi yang disampaikan dalam kegiatan
pengabdian ini melalui berbagai metode. Materi tersebut diharapkan dapat membantu
peningkatan kemampuan para siswa/i dalam mengelola OSIS di sekolah mereka
sebagaimana digambarkan dalam bagan berikut ini :























D. METODE

Dalam pelaksanaan kegiatan ini digunakan metode pembelajaran sebagai berikut :
1. Penyampaian materi oleh fasilitator disertai kesempatan tanya jawab.
2. Permainan, digunakan untuk mengantar sekaligus memudahkan pemahaman
beberapa konsep.

E. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan Pelatihan Kepemimpinan pada Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Madrasah Aliyah Se-Kabupaten Lampung Timur membutuhkan waktu, secara
keseluruhan, selama tiga minggu. Waktu tersebut digunakan untuk perencanaan,
pelaksanaan dan penyusunan laporan kegiatan. Sedangkan kegiatan penyuluhan
Pengelolaan OSIS
yang berkualitas

Peningkatan kapasitas
pengurus

Peningkatan kapasitas
individu

Pelatihan kepemimpinan
(pengetahuan dan
ketrampilan )

Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat-
Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012


145

dilaksanakan dalam waktu 1 (satu) hari. Lokasi penyuluhan bertempat di ruang kelas
Madrasah Aliyah Negeri 1, Batanghari, Kabupaten Lampung Timur. Peserta yang
terlibat dalam kegiatan ini adalah para pengurus OSIS Madrasah Aliyah (MA) se-
KKM Kabupaten Lampung Timur. Kepesertaan mempertimbangan keterwakilan
perempuan. Peserta berjumlah 35 orang, terdiri dari 16 siswi dan 19 siswa. Dengan
demikian, keterwakilan dari aspek jenis kelamin sangat memadai. Mereka merupakan
utusan dari :
1. MA Maarif NU 5 Sekampung
2. MA Tri Bakti At-taqwa
3. MAN 1 Metro
4. MA Al Hidayah

Secara umum jadwal kegiatan Pelatihan Kepemimpinan pada Organisasi Siswa
Intra Sekolah (OSIS) Madrasah Aliyah Se-Kabupaten Lampung Timur pada hari
Selasa, 17 Juli 2012 Pkl. 08.30 14.30 WIB yang bertempat di ruang kelas
Madrasah Aliyah Negeri 1, Batanghari, Kabupaten Lampung Timur ini dilakukan
dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut :

No. Waktu Kegiatan
1 08.30 09.00 Pembukaan
Perkenalan
Pre-test

2 09.00 09.15 Permainan 1 trust
3 09.15 10.00 Konsep Dasar Kepemimpinan Penjelasan
Tanya jawab
4 10.00 11.00 Komunikasi dalam Kepemimpinan Penjelasan
Tanya jawab
5 11.00 11.15 Permainan 2 komunikasi
6 11.15 - 12.00 Motivasi dalam Kepemimpinan Penjelasan
Tanya jawab
7 12.00 13.00 Ishoma
8 13.00 13.15 Permainan 3 motivasi
9 13.15 14.00 Kepemimpinan pelayan Penjelasan
Tanya jawab
10 14.00 - 14.30 Post-test
Penutup


Evaluasi terhadap penerimaan materi- materi yang disampaikn melalui pre-test
dan post-test dengan maksud untuk mengukur secara kuantitatif pengetahuan dan
kemampuan peserta pelatihan sehingga dapat dilihat tingkat perubahannya dari
sebelum dilakukan pelatihan dan setelah dilakukan pelatihan. Hasil pre-test dan post-
test dapat dilihat pada tabel berikut ini :

NO Nama Nilai Sebelum Nilai Sesudah Presentase
Kenaikan
1 Nur Baiti 50 70 20
2 Romi Yulianto 25 70 45
3 Sit i Khuzaimah 30 75 45
Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat-
Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012


146

4 M. Rendra Ardiansyah 60 80 20
5 Bahrul Ulum 60 75 15
6 Novi Pristiningsih 50 75 25
7 Ressa Felinda 40 80 40
8 Rido Yuri Sanjaya 30 75 45
9 Fatur Rohman 25 60 35
10 M. Irsyad Alfarisi 65 80 15
11 M. Assifa Ussudur 65 90 25
12 Ina Yesiana 70 93 23
13 Nanik Ulfa Umiana 60 89 29
14 Sit i Fatonah 60 75 15
15 Via Humaisatul Ilviana 70 92 22
16 Melan Mahfudzah 70 95 25
17 Shevni Adhveyana 65 80 15
18 Nur Andri Y. 70 90 20
19 M. Risqi Muwafiq 70 85 15
20 David Oktariawan 40 90 50
21 Lutfi Fadilah 55 88 33
22 Andera Rosalina 60 75 15
23 Erwinda Is mail 50 90 40
24 Rika Oktaviana 45 90 45
25 Salim Fikri Andika 70 95 25
26 M. Taufik Hidayat 30 80 50
27 Heni Intan D. 45 90 45
28 Eli Ratnawati 70 95 20
29 Lutfiana Safitri 55 80 25
30 Laili Yeni Triana 75 90 20
31 M. Azrul Zuni 80 95 15
32 Didy Fajar Aly 65 90 25
33 Latiful Amri 70 88 18
34 Ahmad Mufid 60 75 15
35 Ali Bahrudin 60 78 18

Secara umum dapat dikatakan bahwa Pelatihan Kepemimpinan pada Organisasi
Siswa Intra Sekolah (OSIS) Madrasah Aliyah Se-Kabupaten Lampung Timur yang
dilakukan telah membawa peningkatan kemampuan dasar peserta. Peningkatan
terendah sebesar 15% dan yang tertinggi sebesar 50%. Namun dapat dikatakan
bahwa kenaikan terendah ini dikarenakan pengetahuan dasar peserta sudah
mencukupi sehingga meskipun prosentase kenaikan kecil tetapi nilai cukup besar
yaitu 75-95 dari nilai awal 25-80. Sedangkan kenaikan tertinggi terjadi karena peserta
sedikit sekali mengetahui hal- hal yang berkaitan dengan kepemimpinan organisasi.
Melalui pelatihan ini mereka menjadi lebih paham dan mampu meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilannya. Dengan kegiatan pelatihan kepemimpinan ini
diharapkan para peserta dapat mengelola OSIS dengan berkualitas.





Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat-
Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012


147

F. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan evaluasi kegiatan Pelatihan Kepemimpinan pada
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Madrasah Aliyah Se-Kabupaten Lampung
Timur maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Secara umum para peserta antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan ini dan
termotivasi untuk menerapkan pengetahuan yang telah mereka dapatkan.
2. Kemampuan analisis peserta pelatihan, secara singkat dapat ditingkatkan
terutama dalam aspek kognitif. Secara kognitif rata-rata mengalami kenaikan
29,09%.

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan Pelatihan Kepemimpinan pada Organisasi
Siswa Intra Sekolah (OSIS) ini, disarankan agar pelatihan yang berkaitan dengan
kepemimpinan organisasi perlu terus dilakukan pada OSIS ditingkat SMA/SMK
maupun SMP, guna peningkatan kualitas pengelolaan organisasi para siswa/siswi.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara bekerjasama dengan Perguruan Tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Hersey, Paul dan Ken Blanchard. 1982. Manajemen Perilaku Organisasi. Erlangga.
Jakarta
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2000. Balai Pustaka. Jakarta
Kartono, Kartini. 2002. Pemimpin dan Kepemimpinan. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan Administrasi. Salemba Humanika. Jakarta.
Lantu, Donal,. Erich Pesiwarissa dan Augusman Rumahorbo. 2007. Servant
Leadership. Gradien Books. Yogyakarta
Malayu , Hasibuan, 2000. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta
Maxwell, John C., 1995. Mengembangkan Kepemimpinan di dalam Diri Anda.
Binarupa. Jakarta
Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi 2. Indeks. Jakarta
Syafiie, Inu Kencana., 2006. Kepemimpinan pemerintahan Indonesia. Refika
Aditama. Bandung
Thoha, Miftah. 2006. Kepemimpinan dalam Manajemen. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Yususf Udaya dan AM. Kadarman, 2000. Pengantar Manajemen Modern. Universitas
Atmajaya. Jakarta
jurnal-sdm.blogspot.com/ konflik-kerja-definisi-jenis-dan_10.html
www.sarapanpagi.org
id.wikipedia.org/wiki/Motivasi

You might also like