This document summarizes a leadership training for OSIS board members at several high schools in Lampung Timur. The training aimed to improve the participants' knowledge and skills in leadership, communication, and motivation. It involved 35 students from one high school. Training methods included lectures and games. Participants showed cognitive improvements ranging from 15-50%. On average, cognitive ability increased by 29.09%. Based on the success of this training, the authors recommend continuing leadership training for OSIS boards and collaborating with universities to deliver such trainings.
This document summarizes a leadership training for OSIS board members at several high schools in Lampung Timur. The training aimed to improve the participants' knowledge and skills in leadership, communication, and motivation. It involved 35 students from one high school. Training methods included lectures and games. Participants showed cognitive improvements ranging from 15-50%. On average, cognitive ability increased by 29.09%. Based on the success of this training, the authors recommend continuing leadership training for OSIS boards and collaborating with universities to deliver such trainings.
This document summarizes a leadership training for OSIS board members at several high schools in Lampung Timur. The training aimed to improve the participants' knowledge and skills in leadership, communication, and motivation. It involved 35 students from one high school. Training methods included lectures and games. Participants showed cognitive improvements ranging from 15-50%. On average, cognitive ability increased by 29.09%. Based on the success of this training, the authors recommend continuing leadership training for OSIS boards and collaborating with universities to deliver such trainings.
Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat-
Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
139
Pelatihan Kepemimpinan pada Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Madrasah Aliyah Se-Kabupaten Lampung Timur Oleh: Dian Kagungan, Yulianto, Rahayu Sulistiowati, dan S. Indriyati Caturiani. Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Unila
ABSTRACT
The courses of training based on fundamental leadership concepts that said leadership is activity or exertion to influence people to obtain the group goal voluntarily. Because of that, a leader needs knowledge and skill in communication and also motivation. Communication, in brief, means process of sending and aceppting message from someone to other (s). Motivation is efforts that cause a person or people does/do certain thing that she/he/they wants/want to do. Nowadays, leader is meant as a servant not a boss. She/he should serves everyone in organization, include their subordinates.
This training was run on Tuesday, 17 July 2012 at Madrasah Aliyah Negeri 1, Batanghari, Lampung Timur. The participant number 35 students, concist of 16 girls and 19 boys. The method of training are giving a lectures and games. The result that is reached by the participants, is raising in cognitive aspects. The lowest is 15 % and the highest is 50 %.
The conclusion of this leadership training for board of OSIS are first, generaly they joined this activity enthusiasticly and were motivated to implement this courses in their organization. Second, the average of cognitive improvement is 29,09 %. Base on this experience, there are two suggestions, firstly, it is necessary to continue leadership training for board of OSIS both of senior high school and yunior high school. Secondly, the operation of training can cooperate to universities.
Key words : Leadership, Ability, Board of OSIS
A. PENDAHULUAN
Para remaja setingkat sekolah menengah atas merupakan kaum muda yang penuh energi dan rasa ingin tahu yang kuat. Dalam situasi yang demikian, diperlukan wadah bagi mereka untuk beraktivitas dan berdinamika. Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS merupakan wadah bagi para siswa siswi SMA berorganisasi. OSIS semestinya menjadi wadah yang dapat membantu para siswa siswi paham dalam berorganisasi dan mengelolanya. Oleh karena itu, para pengurus OSIS perlu dibekali beberapa pengetahuan dan ketrampilan manajemen organisasi termasuk didalamnya adalah kepemimpinan. Kebutuhan akan pengetahuan dan ketrampilan manajemen organisasi khususnya kepemimpinan, bukan hanya penting bagi mereka ketika beraktivitas di Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
140
OSIS tetapi juga organisasi di luar sekolah, misalnya organisasi keagamaan, organisasi di kampung, bahkan organisasi hobi dan sebagainya. Disamping itu, bekal yang mereka pelajari ini akan berguna untuk jangka panjang saat mereka melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau bekerja di masa yang akan datang. Dengan generasi muda yang berkualitas, berarti kita berinvestasi calon-calon pemimpin yang bermutu di masa depan. Pelatihan ini diselenggarakan bekerjasama dengan Kelompok Kerja Madrasah (KKM) Lampung Timur. Dalam pelatihan ini para peserta yang berasal dari Madrasah Aliyah (MA) dan kecamatan yang berbeda semakin memperkaya para peserta karena mereka dapat saling berbagi pengalaman berdasarkan lingkungan sekolah dan kampung yang berlainan. Pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka miliki menjadi modal dasar bagi upaya peningkatan kapasitas melalui pelatihan ini.
B. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah : 1. Meningkatkan pengetahuan tentang kepemimpinan para pengurus OSIS. 2. Meningkatkan ketrampilan tentang kepemimpinan para pengurus OSIS. 3. Mempererat persahabatan para pengurus OSIS se-KKM Lampung Timur.
C. KONSEP-KONSEP
1. Kepemimpinan
Kepemimpinan berakar pada kata pimpin yang berarti bimbing atau tuntun. Situasi ini mengandaikan ada yang dibimbing dan ada yang membimbing. Dalam keadaan dimana terdapat lebih dari satu orang, maka kepemimpinan muncul. (Syafiie:1). Dalam konteks umum, kepemimpinan diperlukan untuk memberikan bimbingan atau tuntunan dalam suatu kelompok, termasuk kelompok yang dianggap tidak positif, misalnya kelompok para pencopet di terminal bis. Dalam konteks organisasi, kepemimpinan diperlukan demi pencapaian tujuan organisasi beserta seluruh anggotanya. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan? Terry dalam Hersey dan Blanchard menyatakan bahwa kepemimpinan adalah aktivitas memengaruhi orang-orang untuk berusaha mencapai tujuan kelompok secara sukarela. (2000:98). Pada literatur yang sama, Koontz dan ODonnel mengemukakan, kepemimpinan merupakan upaya memengaruhi orang-orang untuk ikut dalam pencapaian tujuan bersama. (2000:99). Pendapat yang serupa disampaikan oleh Stephen P. Robbins yaitu kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan. (2000:40). Sementara ahli yang lain yaitu dan Miftah Thoha memasukan unsur seni dalam pendapatnya, bahwa kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain, atau seni memengaruhi manusia baik perorangan maupun kelompok.(2006:9). Aktivitas kepemimpinan dilakukan oleh manusia yang disebut pemimpin. Pemimpin adalah orang yang melakukan kegiatan (berupaya) memengaruhi perilaku orang atau Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
141
kelompok lain. Pemimpin adalah orang yang memengaruhi pihak lain melalui kewibawaan komunikasi sehingga pihak tersebut bertindak sesuai dalam mencapai tujuan tertentu. (Syafiie:1). Seorang pemimpin memiliki tugas, fungsi dan peran. Tugas seorang pemimpin adalah : 1. Menyusun kebijakan, didalamnya terdapat kegiatan-kegiatan menyeleksi alternative-alternatif dan mengambil keputusan. 2. Menjabarkan ide, konsep, kebijakan dalam bahasa aksi/kegiatan/perintah. (dalam konteks manajer atau pimpinan). (Kartono:136). Sementara itu pimpinan dapat menjalankan fungsi dengan cara : 1. Memberi/membangun motivasi (kerja) anggota/bawahan. 2. Mengemudikan organisasi. 3. Menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik. 4. Melakukan pengawasan. 5. Mengorganisasi. 6. Menengahi/memediasi (Kartono:81, Winardi:4,7 )
Menurut Henry Mintzberg dalam Thoha, pemimpin memiliki tiga peran utama, yaitu : 1. Hubungan antar pribadi, peran ini meliputi peran figurehead (mewakili organisasi pada setiap kesempatan dan persoalan), peran leader (fungsi- fungsi pokok pemimpin), dan peran liaison manager atau pejabat perantara. 2. Berhubungan dengan informasi, peran ini mencakup peran monitor (penerima dan pengumpul informasi), peran disseminator (penyebar), serta spokesman (juru bicara). 3. Pembuat keputusan, termasuk didalamnya adalah peran entrepreneur (pemrakarsa dan perancang), peran disturbance handler (penghalau gangguan), dan peran resource allocator (pembagi sumberdaya), dan negosiator. (2006:12- 20)
Dalam melakukan aktivitas kepemimpinan yang efektif, seorang pemimpin memerlukan beberapa kemampuan dan ketrampilan, salah satunya adalah komunikasi. Komunikasi merupakan proses penyampaian dan penerimaan berita / informasi dari seseorang ke orang lain. Komunikasi juga dapat didefinisikan sebagai perpindahan dan pemahaman pada makna. (Thoha:167, Robbins: 4). Komunikasi dalam organisasi berfungsi sebagai kendali (kontrol, pengawasan), motivasi, pengungkapan emosi dan pengungkapan informasi. (Robbins: 4-5) Proses komunikasi dalam kenyataannya tidak selalu berjalan lancar. Terdapat berbagai hambatan yang muncul, beberapa hambatan dalam membangun komunikasi yang efektif, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Penyaringan (filtering), merupakan hambatan yang terjadi karena adanya manipulasi pengirim atas informasi sehingga oleh penerima, informasi tersebut terlihat lebih menyenangkan. 2. Persepsi selektif, merupakan hambatan yang terjadi karena penerima hanya bersedia mendengarkan informasi sesuai dengan persepsinya yang telah tertentu. Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
142
3. Kelebihan informasi (overload) 4. Defensif 5. Bahasa 6. Kegelisahan komunikasi, merupakan hambatan yang terjadi karena adanya ketegangan dan kecemasan yang tidak pada temptnya dalam komunikasi lisan, tertulis atau keduanya. (Robbins: 7-10)
Dalam mengelola komunikasi organisasi diperlukan hal- hal yang mendasar yang perlu dipahami oleh setiap individu yang terlibar di dalam organisasi tersebut, yaitu : 1. Arah komunikasi, arah komunikasi dapat mengarah keatas (pengurus) dan kebawah (anggota)/vertikal. Meskipun dalam sebuah organisasi masyarakat ketegasan struktur organisasi tidak seketat dalam organisasi formal tetaplah terjadi komunikasi vertikal ini. Komunikasi antar anggota organisasi/horizontal. 2. Jaringan formal dan informal, dalam konteks organisasi masyarakat, jaringan formal- informal juga tidak seketat organisasi pemerintah atau perusahaan, namun tetap penting untuk diberi perhatian. 3. Komunikasi non verbal 4. Pilihan saluran komunikasi, hal ini berkaitan dengan sarana yang digunakan termasuk kemudahan teknologi komunikasi saat ini. (Robbins: 11-18)
2. Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa Latin, mavere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan motivasi sebagai : 1. Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. (KBBI:666) 2. (psi) usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendpt kepuasan dengan perbuatannya. (KBBI:666)
Sementara itu, motivasi juga berarti suatu dorongan psikis dalam diri seseorang yang menyebabkannya berperilaku demikian, terutama dalam lingkungan pekerjaan. (Kadarman:137). Motivasi dapat diberikan langsung kepada anggota atau tidak langsung, dalam hal ini berbentuk fasilitas. Dalam proses pemberian motivasi kepada para anggota atau bawahan, hendakanya seorang pemimpin memperhatikan prinsip- prinsip dalam pemberian motivasi, yaitu : 1. Mengikut sertakan anggota atau bawahan. 2. Komunikasi yang lancar dan sehat. 3. Pengakuan terhadap prestasi yang diperoleh. 4. Adanya saling pengakuan antara pemimpin dan bawahan. 5. Prinsip wewenang yang didelegasikan. 6. Prinsip adil dan layak. (Syamsi : 71-72, Hasibuan:221) Secara umum model motivasi memiliki tiga pendekatan, yaitu : 1. Tradisional, motivasi dilakukan melalui insentif material. Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
143
2. Hubungan manusia, motivasi diterapkan dengan mengakui kebutuhan sosial dan membuat mereka merasa berguna dan penting. 3. Sumber daya man; kbutuhan ak pcapaian & pkerjaan yg barti.tdorong o rs tjawab. (Hasibuan:222-223)
3. Kepemimpinan Pelayan
Memimpin adalah melayani, namun melayani belum tentu memimpin.Yang tidak mau melayani, tidak boleh dan tidak berhak memimpin. Pemimpin adalah pelayan, namun pelayan belum tentu pemimpin.Yang tidak rela menjadi pelayan, tidak layak menjadi pemimpin.(www.sarapanpagi.org ). Demikian sebuah pepatah untuk Servant Leadership. Pada konsep kepemimpinan pelayan (KP), kepemimpinan berawal dari perasaaan tulus yang timbul dari dalam hati yang berkehendak untuk melayani, yaitu untuk menjadi pihak pertama yang melayani. Pilihan yang berasal dari suara hati itu kemudian menghadirkan hasrat untuk menjadi pemimpin. Fokus utama KP adalah mengembangkan pihak lain (pengikut, komunitas internal & eksternal) bukan untuk mementingkan diri sendiri. Konsep ini lebih menekankan pada pentingnya menghargai manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan, sehingga pemimpin menganggap bahwa pemberdayaan dan pengembangan pengikut adalah amanah yg harus dipenuhinya. Sementara itu karakteristik KP adalah sebagai berikut : a) Mendengarkan b) Empati c) Menyembuhkan d) Kesadaran diri e) Persuasif f) Konseptualisasi g) Kemampuan utk melihat masa dpn (memiliki visi) h) Kemampuan melayani i) Komitmen pada pertumbuhan individu j) Membangun komunitas
Dr. Jim Laub mengemukakan bahwa perilaku kepemimpinan pelayan adalah sebagai berikut : a) Menghargai orang lain (dengan cara mendengarkan secara intens, melayani kebutuhan pihak lain sebagai prioritas utama, dan mempercayai orang lain). b) Mengembangkan orang lain (melalui perilaku memberikan kesempatan pengikut untuk terus belajar, memberikan keteladanan, dan memberdayakan pihak lain). c) Membangun komunitas (dengan membangun hubungan yang kuat, serta menghargai perbedaan dan latar belakang individu). d) Memperlihatkan autentisitas (melalui integritas dan sistem kepercayaan, keterbukaan dan pertanggungjawaban serta adanya keinginan untuk belajar dari orang lain). e) Memberikan kepemimpinan (dengan cara penggambaran masa depan, mengambil inisiatif dan mengklarifikasi tujuan-tujuan yang ada). Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
144
f) Mendistribusikan kekuasaan serta status kepemimpinan (melalui perilaku penciptaan visi bersama, penyebaran kekuasaan dalam pengambilan keputusan dan status untuk semua level dalam organisasi). (sub bab 2.4 disarikan dari buku Servant Leadership, Donal Lantu dkk)
Konsep-konsep tersebut menjadi materi yang disampaikan dalam kegiatan pengabdian ini melalui berbagai metode. Materi tersebut diharapkan dapat membantu peningkatan kemampuan para siswa/i dalam mengelola OSIS di sekolah mereka sebagaimana digambarkan dalam bagan berikut ini :
D. METODE
Dalam pelaksanaan kegiatan ini digunakan metode pembelajaran sebagai berikut : 1. Penyampaian materi oleh fasilitator disertai kesempatan tanya jawab. 2. Permainan, digunakan untuk mengantar sekaligus memudahkan pemahaman beberapa konsep.
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan Pelatihan Kepemimpinan pada Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Madrasah Aliyah Se-Kabupaten Lampung Timur membutuhkan waktu, secara keseluruhan, selama tiga minggu. Waktu tersebut digunakan untuk perencanaan, pelaksanaan dan penyusunan laporan kegiatan. Sedangkan kegiatan penyuluhan Pengelolaan OSIS yang berkualitas
Peningkatan kapasitas pengurus
Peningkatan kapasitas individu
Pelatihan kepemimpinan (pengetahuan dan ketrampilan )
Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
145
dilaksanakan dalam waktu 1 (satu) hari. Lokasi penyuluhan bertempat di ruang kelas Madrasah Aliyah Negeri 1, Batanghari, Kabupaten Lampung Timur. Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini adalah para pengurus OSIS Madrasah Aliyah (MA) se- KKM Kabupaten Lampung Timur. Kepesertaan mempertimbangan keterwakilan perempuan. Peserta berjumlah 35 orang, terdiri dari 16 siswi dan 19 siswa. Dengan demikian, keterwakilan dari aspek jenis kelamin sangat memadai. Mereka merupakan utusan dari : 1. MA Maarif NU 5 Sekampung 2. MA Tri Bakti At-taqwa 3. MAN 1 Metro 4. MA Al Hidayah
Secara umum jadwal kegiatan Pelatihan Kepemimpinan pada Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Madrasah Aliyah Se-Kabupaten Lampung Timur pada hari Selasa, 17 Juli 2012 Pkl. 08.30 14.30 WIB yang bertempat di ruang kelas Madrasah Aliyah Negeri 1, Batanghari, Kabupaten Lampung Timur ini dilakukan dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut :
No. Waktu Kegiatan 1 08.30 09.00 Pembukaan Perkenalan Pre-test
2 09.00 09.15 Permainan 1 trust 3 09.15 10.00 Konsep Dasar Kepemimpinan Penjelasan Tanya jawab 4 10.00 11.00 Komunikasi dalam Kepemimpinan Penjelasan Tanya jawab 5 11.00 11.15 Permainan 2 komunikasi 6 11.15 - 12.00 Motivasi dalam Kepemimpinan Penjelasan Tanya jawab 7 12.00 13.00 Ishoma 8 13.00 13.15 Permainan 3 motivasi 9 13.15 14.00 Kepemimpinan pelayan Penjelasan Tanya jawab 10 14.00 - 14.30 Post-test Penutup
Evaluasi terhadap penerimaan materi- materi yang disampaikn melalui pre-test dan post-test dengan maksud untuk mengukur secara kuantitatif pengetahuan dan kemampuan peserta pelatihan sehingga dapat dilihat tingkat perubahannya dari sebelum dilakukan pelatihan dan setelah dilakukan pelatihan. Hasil pre-test dan post- test dapat dilihat pada tabel berikut ini :
NO Nama Nilai Sebelum Nilai Sesudah Presentase Kenaikan 1 Nur Baiti 50 70 20 2 Romi Yulianto 25 70 45 3 Sit i Khuzaimah 30 75 45 Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
146
4 M. Rendra Ardiansyah 60 80 20 5 Bahrul Ulum 60 75 15 6 Novi Pristiningsih 50 75 25 7 Ressa Felinda 40 80 40 8 Rido Yuri Sanjaya 30 75 45 9 Fatur Rohman 25 60 35 10 M. Irsyad Alfarisi 65 80 15 11 M. Assifa Ussudur 65 90 25 12 Ina Yesiana 70 93 23 13 Nanik Ulfa Umiana 60 89 29 14 Sit i Fatonah 60 75 15 15 Via Humaisatul Ilviana 70 92 22 16 Melan Mahfudzah 70 95 25 17 Shevni Adhveyana 65 80 15 18 Nur Andri Y. 70 90 20 19 M. Risqi Muwafiq 70 85 15 20 David Oktariawan 40 90 50 21 Lutfi Fadilah 55 88 33 22 Andera Rosalina 60 75 15 23 Erwinda Is mail 50 90 40 24 Rika Oktaviana 45 90 45 25 Salim Fikri Andika 70 95 25 26 M. Taufik Hidayat 30 80 50 27 Heni Intan D. 45 90 45 28 Eli Ratnawati 70 95 20 29 Lutfiana Safitri 55 80 25 30 Laili Yeni Triana 75 90 20 31 M. Azrul Zuni 80 95 15 32 Didy Fajar Aly 65 90 25 33 Latiful Amri 70 88 18 34 Ahmad Mufid 60 75 15 35 Ali Bahrudin 60 78 18
Secara umum dapat dikatakan bahwa Pelatihan Kepemimpinan pada Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Madrasah Aliyah Se-Kabupaten Lampung Timur yang dilakukan telah membawa peningkatan kemampuan dasar peserta. Peningkatan terendah sebesar 15% dan yang tertinggi sebesar 50%. Namun dapat dikatakan bahwa kenaikan terendah ini dikarenakan pengetahuan dasar peserta sudah mencukupi sehingga meskipun prosentase kenaikan kecil tetapi nilai cukup besar yaitu 75-95 dari nilai awal 25-80. Sedangkan kenaikan tertinggi terjadi karena peserta sedikit sekali mengetahui hal- hal yang berkaitan dengan kepemimpinan organisasi. Melalui pelatihan ini mereka menjadi lebih paham dan mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya. Dengan kegiatan pelatihan kepemimpinan ini diharapkan para peserta dapat mengelola OSIS dengan berkualitas.
Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
147
F. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dan evaluasi kegiatan Pelatihan Kepemimpinan pada Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Madrasah Aliyah Se-Kabupaten Lampung Timur maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Secara umum para peserta antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan ini dan termotivasi untuk menerapkan pengetahuan yang telah mereka dapatkan. 2. Kemampuan analisis peserta pelatihan, secara singkat dapat ditingkatkan terutama dalam aspek kognitif. Secara kognitif rata-rata mengalami kenaikan 29,09%.
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan Pelatihan Kepemimpinan pada Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) ini, disarankan agar pelatihan yang berkaitan dengan kepemimpinan organisasi perlu terus dilakukan pada OSIS ditingkat SMA/SMK maupun SMP, guna peningkatan kualitas pengelolaan organisasi para siswa/siswi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara bekerjasama dengan Perguruan Tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Hersey, Paul dan Ken Blanchard. 1982. Manajemen Perilaku Organisasi. Erlangga. Jakarta Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2000. Balai Pustaka. Jakarta Kartono, Kartini. 2002. Pemimpin dan Kepemimpinan. Raja Grafindo Persada. Jakarta Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan Administrasi. Salemba Humanika. Jakarta. Lantu, Donal,. Erich Pesiwarissa dan Augusman Rumahorbo. 2007. Servant Leadership. Gradien Books. Yogyakarta Malayu , Hasibuan, 2000. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta Maxwell, John C., 1995. Mengembangkan Kepemimpinan di dalam Diri Anda. Binarupa. Jakarta Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi 2. Indeks. Jakarta Syafiie, Inu Kencana., 2006. Kepemimpinan pemerintahan Indonesia. Refika Aditama. Bandung Thoha, Miftah. 2006. Kepemimpinan dalam Manajemen. Raja Grafindo Persada. Jakarta Yususf Udaya dan AM. Kadarman, 2000. Pengantar Manajemen Modern. Universitas Atmajaya. Jakarta jurnal-sdm.blogspot.com/ konflik-kerja-definisi-jenis-dan_10.html www.sarapanpagi.org id.wikipedia.org/wiki/Motivasi