You are on page 1of 7

ALI YASIN : PEMIMPIN YANG MEMANCARKAN HIKMAH DALAM

KEPEMIMPINANYA

Rini Astuti, S.Pd


Manajemen Pendidikan Islam UIN Mahmud Yunus
Unirini96@gmail.com

ABSTRACT
The charismatic leadership model shares similarities with leaders possessing wisdom,
where their leadership is considered a divine gift from Allah SWT, evoking reverence and
setting an example for their subordinates. Through their leadership, a leader significantly
influences the behavior of individuals or groups, motivating them to carry out tasks in
line with the leader's expectations.The approach employed in this study is a qualitative
descriptive approach. Qualitative research is descriptive in nature, focusing on observing
oral or written expressions and the behavior of the observed subjects.With his extensive
knowledge, Mr. Ali Yasin is renowned as an educator, school principal, religious figure,
and cultural leader who exhibits firmness towards his subordinates while maintaining a
gentle approach towards his students. Mr. Ali Yasin's wisdom is reflected in his profound
understanding of the truth. This is evident in his decisive approach to resolving issues
related to customs or societal problems, consistently grounded in righteousness.mr. Ali
Yasin consistently demonstrates fairness and wisdom in resolving issues, whether they
pertain to students in the school or broader community matters. The decisions made are
always fair and equitable, ensuring that no student is adversely affected. It is hoped that
leaders can enhance the effectiveness of expressing their wise attributes. This
improvement is anticipated to permeate and yield positive impacts on leadership and the
overall well-being of the community.
ABSTRAK
model pimpinan kharismatik memiliki sifat yang sama dengan pemimpin yang memiliki
sifat hikmah , dimana kepemimpinanya anugrah dari Allah SWT sehingga menimbulkan
rasa segan dan memberikan ketauladanan pada bawahanya. Melalui kepemimpinannya,
seorang pemimpin memiliki dampak besar terhadap perilaku individu atau kelompok,
mendorong mereka untuk menjalankan tugas sesuai dengan harapan sang
pemimpinPendekatan yang diterapkan dalam studi ini adalah pendekatan kualitatif
deskriptif. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dengan fokus pada pengamatan terhadap
ungkapan lisan atau tertulis dan perilaku subjek yang diamatiDengan pengetahuan nya
yang luas Pak Ali Yasin terkenal sebagai guru, kepala sekolah , tokoh agama dan adat
yang memiliki sifat tegas kepada bawahanya tapi lembut pada siswanya.Pak Ali Yasin
memiliki sifat hikmah akan memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebenaran. Hal
ini nampak dari cara tegas mengambil keputusan baik itu permasalahan adat atau masalah
dimasyarakat , Ali Yasin selalu berpijak yang sesuai dengan kebenaran.Pak Ali yasin
selalu bersikap adil dan bijaksana dalam menyelesaikan masalah baik masalah siswa
disekolah mauapun masalah dimasyarakat sehingga Keputusan yang dihasilkan selalu
baik dan merata, sehingga tidak ada siswa atau murid t yang dirugikan. Diharapkan agar
pemimpin dapat meningkatkan efektivitas dalam mengekspresikan sifat hikmahnya.
Peningkatan ini diharapkan dapat meresap dan menghasilkan dampak positif pada
kepemimpinan serta kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan
1. PENDAHULUAN
Al-Qur‟an, wahyu ilahi yang disampaikan melalui Malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad SAW, dihadirkan oleh Allah SWT sebagai pedoman dan penjelasan yang
lengkap bagi umat manusia. Dengan Al-Qur‟an, manusia diberikan petunjuk yang jelas
mengenai perintah dan larangan Ilahi. Dalam konteks ilmu dan akal, istilah yang
mencolok dalam Al-Qur‟an adalah "hikmah". Hikmah diartikan sebagai karunia yang
diberikan oleh Allah kepada manusia sebagai ekspresi kasih sayang-Nya, dengan harapan
bahwa manusia senantiasa mengamalkan kebaikan. Sebab, hasil dari perbuatan baik itu
sendiri adalah hikmah yang membawa manfaat serta keberkah. Hikmah adalah bagian
dari ajaran agama yang tidak dapat manusia ketahui kecuali melalui Rasulullah SAW.
Salah satu tanggung jawab utama Nabi SAW terhadap umatnya adalah menyampaikan
pengajaran dari Al-Kitab dan Hikmah, sebuah peran yang tercermin dalam empat ayat
dan tiga surat yang terdapat dalam Al-Qur‟an (Qardhawi,1998).
Salah satu segmen Al-Qur‟an yang dianalisis oleh para mufasir adalah ayat-ayat yang
memuat kata "hikmah". Secara umum, hikmah diartikan sebagai pemahaman mengenai
konsekuensi yang muncul dari suatu tindakan. Al-Qur‟an menyampaikan seruan kepada
umat manusia agar mengikuti prinsip-prinsip ajaran yang benar dengan pendekatan yang
bijaksana dan penuh hikmah (Nafiuddin, 2010). Dalam surat Luqman ayat ke-12 sebagai
berikut:

Artinya : "Dan telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: Bersyukurlah kepada
Allah. Barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi
Maha Terpuji." (QS. Luqman: 12). Makna dari ayat tersebut Allah memberikan hikmah
kepada Luqman, yang intinya adalah nasihat untuk bersyukur kepada Allah. Orang yang
bersyukur sebenarnya memberikan manfaat bagi dirinya sendiri, sementara orang yang
tidak bersyukur, Allah tetap Maha Kaya dan layak mendapat pujian.
Pemimpin harus bisa memberikan hikmah dan kebijaksaan kepada bawahanya , sehingga
bawahanya selalu bersyukur dan bisa bermanfaat untuk dirinya dan orang lain.
Pemimpinan melibatkan kemampuan untuk memengaruhi orang lain, termasuk bawahan
atau pengikut, agar mereka bersedia bekerja sama mencapai tujuan yang diinginkan oleh
pemimpin( Suyanto, 2018). Lebih lanjut Suyanto (2018) menjelaskan ada 3 model
kepemimpinan yaitu :
1.1 Kepemimpinan Karismatik adalah :
Kepemimpinan yang berasal dari anugerah Tuhan, yang mana pemimpin tersebut
mempunyai kemampuan luar biasa, magnit yang kuat dan adanya ketertarikan emosional
yang kuat dari yang dipimpin kepada pemimpinnya.
Contohnya : Bung Karno, Anwar Sadat, Mahatma Gandhi.
1.2 Kepemimpinan Transaksional adalah :
1.2.1 Kepemimpinan untuk mengendalikan bawahan dengan cara
menggunakan kekuasaan untuk mencapai hasil.
1.2.2 Mengelola bawahan dengan memberi reward dan punishment.
1.2.3 Biasa menerapkan transaksi yang saling menguntungkan dengan
bawahan.
1.3 1 Kepemimpinan Transformasional adalah :
Model kepemimpinan yang efektif dan telah diterapkan di berbagai organisasi
internasional yang mengelola hubungan antara pemimpin dan pengikutnya dengan
menekankan pada beberapa factor antara lain perhatian (attention), komunikasi
(communication), kepercayaan (trust), rasa hormat (respect) dan resiko (risk).

Dari ketiga model kepemimpinan , model pimpinan kharismatik memiliki sifat yang
sama dengan pemimpin yang memiliki sifat hikmah , dimana kepemimpinanya anugrah
dari Allah SWT sehingga menimbulkan rasa segan dan memberikan ketauladanan pada
bawahanya. Melalui kepemimpinannya, seorang pemimpin memiliki dampak besar
terhadap perilaku individu atau kelompok, mendorong mereka untuk menjalankan tugas
sesuai dengan harapan sang pemimpin. Pemimpin memiliki aspirasi agar bawahannya
dapat mencapai hasil yang diinginkannya, dan untuk mencapai hal tersebut, pemimpin
memberikan contoh langsung melalui perilaku dan tindakannya.
Seseorang dapat diangkat sebagai pemimpin, baik secara formal dengan surat keputusan
resmi, maupun secara nonformal karena memiliki keunggulan tertentu dibandingkan
dengan bawahan atau pengikutnya. Setyaki ( 2021) menggaris bawahi pentingnya
kepemimpinan yang memiliki karakter sebagai metode efektif untuk mendidik karakter
individu atau kelompok. Dalam konteks ini, karakter didefinisikan oleh contoh positif
yang diberikan oleh seorang pemimpin melalui berbagai elemen komunikasi dan perilaku.
Berikut adalah uraian lebih lanjut:
1.1 Kepemimpinan Berkarakter:
Pemimpin yang memiliki karakter diartikan sebagai individu yang menunjukkan
sikap dan perilaku positif yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika. Karakter
pemimpin mencakup berbagai aspek, seperti kejujuran, ketekunan, tanggung jawab, dan
integritas.
1.2 Contoh Positif Melalui Berbagai Medium:
Pemimpin berkarakter memberikan contoh positif tidak hanya melalui ucapan,
tetapi juga melalui tulisan, bahasa tubuh, sikap, dan tindakan. Dengan memberikan
contoh melalui berbagai medium ini, pemimpin menciptakan konsistensi dalam
komunikasi nilai-nilai karakter yang dijunjung tinggi.
1.3 Keteladanan dalam Kejujuran:
Salah satu karakteristik utama yang dicontohkan adalah kejujuran. Pemimpin
menunjukkan kejujuran dalam segala aspek, baik itu dalam komunikasi verbal maupun
tindakan nyata. Hal ini menciptakan lingkungan di mana kejujuran dihargai dan dijunjung
tinggi.
1.4 Orientasi ke Depan dan Memberikan Inspirasi:
Karakteristik lain yang dicontohkan adalah orientasi ke depan dan kemampuan
untuk memberikan inspirasi. Pemimpin yang berkarakter memiliki visi yang jelas untuk
masa depan dan mampu memotivasi dan menginspirasi orang lain untuk mencapai tujuan
bersama.
1.5 Kecakapan dan Kompetensi:
Pemimpin yang memiliki karakter juga menunjukkan kecakapan dan
kompetensi dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Keahlian dan kompetensi yang
ditunjukkan oleh pemimpin memberikan keyakinan kepada anggota kelompok atau
organisasi.
1.6 Pembentukan Lingkungan yang Mendukung:
Keseluruhan, pemimpin yang berkarakter dapat membentuk lingkungan yang
mendukung pengembangan karakter positif dalam kelompok atau organisasi. Ini
menciptakan budaya di mana nilai-nilai moral ditekankan dan diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Pemimpinan yang hikmah memiliki pengetahuan yang meluas menggambarkan
seorang individu dengan beragam keterampilan, kompetensi, dan kualitas yang
memungkinkannya untuk memimpin dengan efektif dan mencapai hasil yang bernilai.
Pemimpin berpengetahuan luas mampu memandu penyelenggaraan dengan keberhasilan,
terutama jika dipimpin oleh individu-individu yang juga memiliki pemahaman yang
mendalam. Penting dicatat bahwa pengetahuan yang luas tidak selalu terkait dengan
tingkat pendidikan tinggi. Seseorang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan
formal yang tinggi masih dapat memiliki pemahaman yang mendalam tentang berbagai
masalah melalui pengalaman dan dedikasinya dalam belajar secara mandiri.

2. METODE PENELITIAN
Pendekatan yang diterapkan dalam studi ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif.
Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dengan fokus pada pengamatan terhadap ungkapan
lisan atau tertulis dan perilaku subjek yang diamati. Melalui pendekatan ini, diharapkan
dapat diperoleh gambaran yang mendalam mengenai ungkapan, tulisan, dan perilaku yang
dapat diamati dari individu, kelompok, masyarakat, dan unit analisis organisasi. Setelah
itu , sesuai dengan konteks observasi, data yang terhimpun kemudian dijelaskan dan
dianalisis. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode wawancara dan
pengamatan, sumber data diperoleh dari wawancara dengan Istri beliau yaitu ibu
Dayati, anak beliau Wirma Elia Roza, Rini Puspita Meizi cucu kemenakankan, Murid
beliau sekaligus warga Aie Angek Sijunjung yaitu Fitri yenti, Rahmi dan Meiwel Hendra
sekaligus Penulis yang pernah bertemu langsung beliau selama 5 tahun. Selain itu sumber
data berupa dokumen berupa KTP, ijazah dan SK PNS beserta foto kegiatan beliau selama
hidup.

3. HASIL PEMBAHASAN
3.1 Profil Ali Yasin
Ali Yasin beliau lahir di Aie Angek Sijunjung tanggal 28 Juni 1939. Beliau
menempuh pendidikan di sekolah rakyat Sijunjung tahun 1949 – 1956. Kemudian
melanjutkan sekolah ke SMP Sijunjung tahun 1956- 1960. Pendidikan terakhir Ali Yasin
adalah SPG Solok 1961-1964. Setelah tamat di SPG beliau merintis berdirinya Sekolah Dasar
di Nagari Aie Angek dan diangkat menjadi PNS sebagai guru pertama kali tahun 1967.
Selanjutnya tahun 1975 menjadi Kepala sekolah di SD 1 Aie Angek. Setelah beberapa kali
pindah menjadi kepala sekolah SD beliau pensiun sebagai PNS tahun 1999. Walaupun beliau
purna tugas tetapi bapak Ali Yasin tetap mau menyumbangkan tenaga dan fikiranya sebagai
guru Budaya Adat Minangkabau ( BAM) di SMPN 22 Sijunjung dari 2002 – 2015 disela sela
kesibukan beliau sebagai pemimpin kaum suku melayu maupun sebagai tokoh masyarakat
sebagai ketua BPAN di nagari Aie Angek Sijunjung. Selain itu beliau terkenal sebagai
penggiat seni pelatih silat dan randai dikabupaten Sijunjung dan melakukan pegelaran seni
didalam maupun diluar kabupaten Sijujung. Beliau tutup usia 77 tahun di Aie Angek 5
Januari 2016. Karya seni beliau yang terkenal adalah pencipta tari jalo dan tari maelo tonggak
selain hobby belaiu melukis dinding ( Mural) dan membuat patung

3.2 Hasil Penelitian


Ada beberapa ciri-ciri yang dapat menunjukkan bahwa seorang pemimpin memiliki
sifat hikmah, antara lain:

3.2.1 Memiliki pengetahuan yang luas.


Pemimpin yang memiliki sifat hikmah akan memiliki pengetahuan yang luas, baik
pengetahuan tentang dunia maupun pengetahuan tentang agama. Bapak Ali Yasin dari
wawancara dengan ibu Dayati dan Wirma Elia Roza , istri dan anak bapak Ali yasin
mengemukakan adalah sosok yang yang taat beribadah, sering mengikuti dakwah keagamaan
baik itu di daerah Aie Angek maupun diluar Aie Angek, beliau juga pernah diangkat sebagai
kotik ( Pemuka agama) di Aie Angek tahun 1973. Selain menjadi guru dan kepala sekolah
beliau merupakan penggiat seni dan kebudayaan dikabupaten Sijunjung. Karya bapak Ali
Yasin yang terkenal adalah tari jalo dan maelo tonggak , dari karyanya beliau sering
dijadikan sumber belajar oleh mahasiswa ISI Padang Panjang dan mahasiswa Seni tari UNP .
Selain itu keseharian beliau sebagai pelatih randai dan pembuat patung serta pelukis dinding
kosong ( Mural). Dengan pengetahuan nya yang luas Pak Ali Yasin terkenal sebagai guru,
kepala sekolah , tokoh agama dan adat yang memiliki sifat tegas kepada bawahanya tapi
lembut pada siswanya.

3.2.2 Memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebenaran.


Sebagai seorang yang memahami agama dan adat dengan baik, seperti yang
diceritakan Wirma elia roza anak dan Rini Puspita Meizi sebagai cucu dan kemenakan
beliau. Pak Ali Yasin memiliki sifat hikmah akan memiliki pemahaman yang mendalam
tentang kebenaran. Hal ini nampak dari cara tegas mengambil keputusan baik itu
permasalahan adat atau masalah dimasyarakat , beliau selalu berpijak yang sesuai dengan
kebenaran.
3.2.3 Mampu berpikir jernih dan rasional.
Bapak Ali Yasin juga yang memiliki sifat hikmah akan mampu berpikir jernih dan rasional.
Hal ini pernah penulis alami ketika sebagai sesama guru di SMPN 22 Sijunjung beliau selalu
berpikiran yang jernih dan rasional Ketika menghadapi pemasalahan disekolah walaupun
yang menjadi sumber masalah kadang dating dari anak kemenakan beliau sendiri, beliau
selalu membantu pemimpin sekolah untuk mengambil keputusan yang tepat, tanpa
terpengaruh oleh emosi atau kepentingan pribadi.
3.2.4 Mampu bersikap adil dan bijaksana.
Sebagai pemimpin disekolah pak Ali yasin memiliki sifat hikmah mampu bersikap adil dan
bijaksana.Melalui wawancara dengan Rahmi dan Fitriyenti sebagai murid beliau sekaligus
warga Aie Angek . Pak Ali yasin selalu bersikap adil dan bijaksana dalam menyelesaikan
masalah baik masalah siswa disekolah mauapun masalah dimasyarakat sehingga Keputusan
yang dihasilkan selalu baik dan merata, sehingga tidak ada siswa atau murid t yang dirugikan.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari analisis yang telah dibahas di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemimpin
memiliki sifat hikmah, maka mempunyai ciri – ciri sebagai berikut:

4.1.1 Memiliki pengetahuan yang luas.


Pemimpin yang memiliki sifat hikmah akan memiliki pengetahuan yang luas, baik
pengetahuan tentang dunia maupun pengetahuan tentang agama. Pengetahuan yang luas akan
membantu pemimpin untuk memahami berbagai persoalan yang dihadapinya, sehingga dapat
mengambil keputusan yang tepat.
4.1.2 Memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebenaran.
Pemimpin yang memiliki sifat hikmah akan memiliki pemahaman yang mendalam
tentang kebenaran. P pemahaman yang mendalam tentang kebenaran akan membantu
pemimpin untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah, sehingga dapat
mengambil keputusan yang sesuai dengan kebenaran.
4.1.3 Mampu berpikir jernih dan rasional.

Pemimpin yang memiliki sifat hikmah akan mampu berpikir jernih dan rasional.
Pikiran yang jernih dan rasional akan membantu pemimpin untuk mengambil keputusan yang
tepat, tanpa terpengaruh oleh emosi atau kepentingan pribadi.
4.1,4 Mampu bersikap adil dan bijaksana.
Pemimpin yang memiliki sifat hikmah akan mampu bersikap adil dan bijaksana.
Sikap adil dan bijaksana akan membantu pemimpin untuk memimpin dengan baik dan
merata, sehingga tidak ada rakyat yang dirugikan.

4.2 Saran
Berdasarkan penutupan analisis di atas, sejumlah saran dapat diusulkan. Diharapkan
agar pemimpin dapat meningkatkan efektivitas dalam mengekspresikan sifat hikmahnya.
Peningkatan ini diharapkan dapat meresap dan menghasilkan dampak positif pada
kepemimpinan serta kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Nafiuddin, M., ( 2010). Al-Hikmah dalam Al-Qur‟an Menurut Ulama Tafsir, Thesis: UIN Sunan
Ampel Surabaya,
Setyaki, P. A. B., & Al Farqan, M. G. (2021). Kepemimpinan (Leadership) Berkarakter dalam
Kemajuan Organisasi. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8(3), 427-435.
Suyanto, Edi (2018). Mengenal Pimpinan dan Model Kepemimpinan. Kementerian Keuangan
Republik Indonesia.
Qardhawi, Yusuf (1998), Al-Qur‟an Berbicara Tentang Akal Dan Ilmu Pengetahuan, Jakarta: GEMA
INSANI PRESS.

You might also like