You are on page 1of 14

CASE REPORT

PERFORASI GASTER
Disusun Oleh:
Pradea Ramadhan
Sarastania Oktatriana
Pembimbing:
Dr. Hj. Hayati Usman, SpAn
KPA!"#RAA! K$"!"K %AHAS"S&A 'A("A! A!S#S"
)AKU$#AS KDOK#RA! U!"*RS"#AS +ARS" ,AKAR#A
RSU dr.S$A%# (ARU#
,U$" -./0
LAPORAN KASUS ANESTESI
RESUME
I. IDENTITAS PASIEN
!ama : !y. "
Umur : 0/ tahun
,enis Kelamin : Perempuan
Agama : "slam
Status Pernikahan : %enikah
Pekerjaan : "bu Rumah #angga
Pendidikan terakhir : S%P
Alamat : 1ibal2ng
Diagn2sa : P2st Kuretase a.i %2la Hidatid2sa dd3 %i2ma Uteri
!2. 1% : 440555
#anggal : 5 ,uli -./0
Kamar : ,ade
'agian : Obgyn 67it28
"1 : 698
Diagn2sis Pre 2p : P2st Kuretase a.i %2la Hidatid2sa dd3 %i2ma Uteri
,enis Pembedahan : Histerekt2mi #2talis
D2kter 'edah : dr. Ri:ki Sa;aat, SpO(
D2kter Anestesi : dr. Hj. Hayati Usman, SpAn
Pera<at Anestesi : )itri
II. EVALUASI PRE-ANESTESI
1. Anamnesis
o Kel!an U"ama
o Ri#a$a" Pen$a%i" Se%a&an'
o Ri#a$a" Pen$a%i" Kela&'a
o Ri#a$a" Ale&'i
o Ri#a$a" Anes"esi
(. Peme&i%saan Fisi%
o S"a"s Gene&alis
Keadaan umum :
Kesadaran :
#inggi 'adan :
'erat 'adan :
#ekanan Darah :
!adi :
Suhu :
Perna;asaan :
o Ma"a
K2njungti=a : anemis 939
Sklera : ikterik >3>
o Ml"
o Le!e&
#ekanan *ena ,ugularis 6,*P8 : ?9- 7m H-O.
Kelenjar #ir2id : tidak tampak membesar.
Kelenjar $im;e : tidak tampak membesar
o Pa&-)a&
De)an *ela%an'
Ins)e%si Kiri Simetris saat statis dan
dinamis
Simetris saat statis dan
dinamis
Kanan Simetris saat statis dan
dinamis
Simetris saat statis dan
dinamis
Pal)asi Kiri > #idak ada benj2lan
> )remitus simetris
> #idak ada benj2lan
> )remitus simetris
Kanan > #idak ada benj2lan
> )remitus simetris
> #idak ada benj2lan
> )remitus simetris
Pe&%si Kiri S2n2r di seluruh lapang
paru
S2n2r di seluruh lapang
paru
Kanan S2n2r di seluruh lapang
paru
S2n2r di seluruh lapang
paru
As%l"asi Kiri > Suara =esikuler
> &hee:ing 6>8, R2nki 6>8
> Suara =esikuler
> &hee:ing 6>8, R2nki 6>8
Kanan > Suara =esikuler
> &hee:ing 6>8, R2nki 6>8
> Suara =esikuler
> &hee:ing 6>8, R2nki 6>8
o +an"n'
"nspeksi : tampak pulsasi iktus 72rdis
Palpasi : #eraba pulsasi iktus 72rdis - jari di linea midkla=ikula kiri
setinggi "1S *.
Perkusi : 'atas kanan : "1S * linea parasternalis kanan.
'atas kiri : "1S *, /7m sebelah medial linea
midkla=ikula kiri.
'atas atas : "1S "" linea parasternal kiri.
Auskultasi : 'unyi jantung ">"" murni reguler, murmur 6>8 , gall2p 6>8
o A,-.men
"nspeksi : Datar lembut, umbilikus tidak men2nj2l
Auskultasi : 'unyi usus 6 9 8
Perkusi : #impani pada ke>0 @uadran, Shi;ting dullness 6 > 8
Palpasi : !yeri tekan 6 9 8, #idak ada hepat2megali dan
splen2megali, Undulasi 6 > 8
o E%s"&emi"as
o La,.&a".&im
KESIMPULAN
PROSEDUR ANESTESI
o Pe&sia)an Ala"
o Pe&sia)an O,a"
o Pe&sia)an Pasien
o In-%si Anes"esi
o In",asi
o Main"enan/e
o M.ni".&in'
o Pem,e&ian Cai&an
o Kea-aan Selama O)e&asi
o Pe&!i"n'an Pem,e&ian Cai&an
PEM*A0ASAN
A. --
1.1. PENDA0ULUAN
1.(. DEFINISI
1.1. EPIDEMIOLOGI
1.2. ETIOLOGI
1.3. PATOFISIOLOGI
1.4. KLASIFIKASI
1.5. GE+ALA KLINIS
1.6. DIAGNOSIS
1.7. DIAGNOSIS *ANDING
1.18. PENATALAKSANAAN
1.11. KOMPLIKASI
*. ANESTESI UMUM
Anestesi Umum:
o %enghilangkan nyeri
o #idak sadar
o Amnesia
o Re=ersible
o Dapat diprediksi
o Sin2nim dengan nark2se3bius
!2te:
Anestesi umum 3 (eneral anestesi adalah suatu tindakan medis dimana tujuan
utamanya adalah menghilangkan nyeri. 'edanya dengan anestesi regi2nal adalah pada
anestesi umum pasien dalam keadaan tidak sadar sedangkan pada anestesi regi2nal pasien
tidak merasakan nyeri tapi masih sadar. Anestesi umum juga mempunyai karakteristik
menyebabkan amnesia bagi pasien yang bersi;at anter2grad yaitu hilang ingatan kedepan
maksudnya pasien tidak akan bisa ingat apa yang telah terjadi saat dia dianestesi 3 2perasi,
sehingga saat pasien bangun dia hanya tau kal2 dia tidak pernah menjalani 2perasi.
Kebalikan dari anter2grad adalah retr2grade yaitu pasien akan hilang ingatan atas semua
yang terjadi pada pasien tersebut 72nt2hnya dia lupa dengan keluarganya, lupa nama sendiri
dll. Karakteristik selanjutnya adalah re=ersible yang berarti (eneral anestesi akan
menyebabkan pasien bangun kembali tanpa e;ek samping. (eneral anestesi juga dapat
diprediksi lama durasinya dengan menyesuaikan d2sisnya.
K2mp2nen ideal anestesi umum
/. Hipn2tik
-. Analgesi
A. Relaksasi 2t2t
6 pilar anestesi 8
!2te:
(eneral anestesi memiliki k2mp2nen ideal sperti yang disebutkan diatas, tetapi tidak semua
(eneral anestesi harus memiliki A pilar tersebut. %inimal yang harus ada adalah hipn2tik dan
analgesi.
#e2ri anestesi umum
o %eyer dan O=ert2n 6/BBC8 : k2relasi kelarutan lipid dan p2tensi
!2te:
o #e2ri %eyer>O=ert2n menggambarkan hubungan antara kelarutan lipid dan %A1
6m2nit2red anesthesia 7are8. ;ek Anestesi akan mun7ul apabila m2lekul anestesi
berikatan dengan membrane lipid kemudian akan bisa bereaksi kejaringan dan
berhasil menimbulkan e;ek anestesi.
o )erguss2n 6/CAC8 D te2ri gas inert, p2tensi analgesi gas berbanding terbalik dengan
tekanan gas, reaksi kimia neg., tergantung m2lekul 'ebas akti;
o Pauling 6/C4/8 D te2ri kristal mikr2 hidrat, interaksi dengan m2lekul di2tak
o #rudel 6/C4A8 D interaksi dengan membran lipid 6mengganggu membran8
!2te:
o Pada te2ri ini berbeda dengan te2ri meyer dan 2=ert2n karena m2lekul anestesi disini
tidak hanya larut dalam membrane lipid tetapi juga akan mengganggu membrane
dengan 7ara merusaknya. Seperti kita tahu bah<a membrane sel terdiri dari A lapisan
yaitu lipid>pr2tein>lipid, nah m2lekul anestesi akan menghan7urkan membrane lipid
terlebih dahulu kemudian akan bereaksi dengan jaringan sehingga menimbulkan e;ek
anestesi.
*askularisasi ,aringan
o Kaya pembuluh darah D 2tak, jantung, ginjal hati dan paru
o %iskin pembuluh darah : jaringan lemak, tulang, tend2, subkutis dsb
!2te :
Selain berpengaruh dengan membrane lipid, e;ek anestesi juga berpengaruh pada
=askularisasi. ;ek anestesi general yang pertama kali mun7ul biasanya adalah e;ek hipn2tik
karena anestesi tersebut mendepres 2tak yang kaya akan pembuluh darah.
%#OD A!S#S"
o Parenteral
o Perektal
o Perinhalasi
!2te :
Obat 2bat anestesi umum bisa diberikan melalui Perenteral 6"ntra=ena, "ntramus7ular8,
perektal 6melalui anus8 biasanya digunakan pada bayi atau anak>anak dalam bentuk
supp2sit2ria, tablet, sempr2tan yang dimasukan ke anus. Perinhalasi melalui isapan, pasien
disuruh tarik na;as dalam kemudian berikan anestesi perinhalasi se7ara perlahan.
)AK#OR +A!( %%P!(ARUH"
o Respirasi
o Sirkulasi
o ,aringan
o Si;at ;isik
o $ain E lain
!2te:
'anyak sekali ;akt2r- yang mempengarui anestesi yaitu diantaranya 6Sama dgn atas8 mari
bahas satu persatu. 6Respirasi sirkulasi dan jaringan8 Respirasi sebagai jalan masuknya 2bat
anestesi khusunya met2de inhalasi. Obat yang terinhalasi melalui pr2ses inspirasi akan
men7apai paru dibagian al=e2li. Setelah dial=e2li 2bat anestesi akan men7apai k2nsentrasi
tertentu hingga 7ukup kuat untuk menyebabkan pr2ses di;usi kedalam sirkulasi dan
disebarkan keseluruh tubuh 3 jaringan. Apabila anestesi tersebut masuk ke 2rgan yang kaya
pembuluh darah akan 7epat e;ek yang mun7ul seperti pada 2tak yang memiliki =askularisasi
yang banyak sehingga mun7ul e;ek hipn2tik3tidur selain itu pada jantung akan menyebabkan
perubahan hem2dinamik karena jantung terdepresi 2leh 2bat anestesi. Kemudian si;at ;isik
dari 2bat anestesi berdasarkan masing- met2de pemberian yang sudah dijelaskan tadi juga
berbeda yang disebut k2e;isien. 12nt2hnya pada met2de inhalasi si;at ;isiknya3k2e;isienya
kita sebut k2e;isien gas darah karena 2bat masuk ke al=e2li dalam bentuk gas dan kemudian
masuk ke sirkulasi ber7ampur dgn darah. Untuk yang dari darah ke jaringan kita sebut
k2e;isien jaringan darah. Untuk ;a7t2r yang lain seperti =entilasi dan suhu tubuh. Semakin
sering kita memberikan =entilasi3 memberikan perna;asan melebihi perna;asan n2rmal
6menggunakan bag mask8 maka e;ek anestesinya lebih 7epat terjadi. Kemudian suhu tubuh
pasien juga berpengaruh, semakin rendah suhu tubuh maka akan semakin 7epat e;ek anestesi
terjadi.
S#AD"U% A!S#S"
o Stadium " 6 analgesia sampai kesadaran hilang8
o Stadium "" 6 sampai respirasi teratur8
o Stadium """
o Stadium "* 6 henti na;as dan henti jantung8
!2te:
Dalam memberikan anestesi kita perlu mengetahui stadium- anestesi untuk mem2nit2ring
sejauh mana pasien bisa diberikan inter=ensi seperti pembedahan. Untuk lebih jelasnya ba7a
yg dib<ah ini.
o Stadium "
Stadium " 6St. Analgesia3 St. 1is2rientasi8 dimulai dari saat pemberian :at anestetik
sampai hilangnya kesadaran. Pada stadium ini pasien masih dapat mengikuti perintah
dan terdapat analgesi 6hilangnya rasa sakit8. #indakan pembedahan ringan, seperti
pen7abutan gigi dan bi2psi kelenjar, dapat dilakukan pada stadium ini. Stadium ini
berakhir dengan ditandai 2leh hilangnya re;leF bulu mata 6untuk menge7ek re;lek
tersebut bisa kita raba bulu mata8
o Stadium ""
Stadium "" 6St. ksitasiD St. Delirium8 %ulai dari akhir stadium " dan ditandai
dengan perna;asan yang irreguler, pupil melebar dengan re;leks 7ahaya 698,
pergerakan b2la mata tidak teratur, lakrimasi 698, t2nus 2t2t meninggi dan diakhiri
dengan hilangnya re;leks menelan dan kel2pak mata.
o Stadium """
Stadium """ yaitu stadium sejak mulai teraturnya lagi perna;asan hingga hilangnya
perna;asan sp2ntan. Stadia ini ditandai 2leh hilangnya perna;asan sp2ntan, hilangnya
re;leks kel2pak mata dan dapat digerakkannya kepala ke kiri dan kekanan dengan
mudah.
o Stadium "*
Ditandai dengan kegagalan pernapasan 6apnea8 yang kemudian akan segera diikuti
kegagalan sirkulasi3 henti jantung dan akhirnya pasien meninggal. Kal2 sampai
stadium 0 berarti ada kedalaman anestesi yang berlebihan.
%A1A% G #A!DA R)$K PADA %A#A
o Re;lek pupil
o Re;lek bulu mata
o Re;lek kel2pak mata
o Re;lek 7ahaya
!2te :
o Re;lek pupil
Pada keadaan teranestesi maka re;lek pupil akan mi2sis apabila anestesinya dangkal,
midriasis ringan menandakan anestesi reaksinya 7ukup dan baik3 stadium yang paling
baik untuk dilakukan pembedahan, midriasis maksimal menandakan pasien mati.
o Re;lek bulu mata
Re;lek bulu mata sudah disinggung tadi di bagian stadium anestesi. Apa bila saat d7ek
re;lek bulu mata 6>8 maka pasien tersebut sudah pada stadium /.
o Re;lek kel2pak mata
Penge7ekan re;lek kel2pak mata jarang dilakukan tetapi bisa digunakan untuk
memastikan e;ek anestesi sudah bekerja atau belum, 7aranya adalah kita tarik
palpebra atas ada resp2n tidak, kalau tidak berarti menandakan pasien sudah masuk
stadium / ataupun -.
o Re;lek 7ahaya
Untuk re;lek 7ahaya yang kita lihat adalah pupilnya, ada 3 resp2n tidak saat kita beri
rangsangan 7ahaya.
KO!#RA "!D"KAS" A!S#S" U%U%
o %utlak :dek2mp.k2rdis derajat """ E "* D A* bl2k derajat "" E t2tal 6tidak ada
gel2mbang P8
o Relati; D hipertensi berat3tak terk2ntr2l 6diast2li7 H//.8, D% tak terk2ntr2l, in;eksi
akut, sepsis, (!A
!2te:
K2ntra indikasi mutlak ialah pasien sama sekali tidak b2leh diberikan anestesi umum sebab
akan menyebabkan kematian, apakah kematian DO# 6death 2n the table8 meninggal dimeja
2perasi atau selain itu. Kemudian k2ntra indikasi relati=e ialah pada saat itu tidak bisa
dilakukan anestesi umum tetapi melihat perbaikan k2ndisi pasien hingga stabil mungkin baru
bisa diberikan anestesi umum.
#K!"K A!S#S" U%U%
". SU!(KUP %UKA 6;ask mask8 na;as sp2ntan
o "ndikasi
#indakan singkat 6 I > / jam 8
Keadaan umum baik 6 ASA " E "" 8
$ambung harus k2s2ng
o Pr2sedur
Siapkan peralatan dan kelengkapan 2bat anestetik
Pasang in;use 6untuk memasukan 2bat anestesi8
Premedikasi 9 3 > 6apabila pasien tidak tenang bisa diberikan 2bat
penenang8 e;ek sedasi3anti>anFiety :ben:2dia:epineD analgesia:
2pi2id, n2n 2pi2id, dll
"nduksi
Pemeliharaan
!2te:
Pada saat pasien tertidur karena e;ek anestesi parenteral3in;use langsung kita beri
sungkup muka3;a7e mask disesuaikan dengan bentuk <ajah3umur. #ambahan
mengenai status ;isik berdasarkan Ameri7an S27iety 2; Anesthesi2l2gist 6ASA8:
o ASA " : Pasien n2rmal 6sehat8
o ASA "" : Pasien ada kelainan sistemisk ringan 6missal Hb C, Angka leuk2sit
naik sedikit, ada in;eksi ringan8
o ASA """ : kelainan sistemik berat 9 7apa7itan7e 6pasien D%, hipertensi tapi
masih bisa duduk8
o ASA "* : kelainan sistemis berat 9 in7a2a7itan7e 6misalnya pasien dengan
de72mp 72rdis derajat A dan hanya bisa berbaring di tempat tidur saja
o ASA * : dengan atau tanpa 2perasi diperkirakan meninggal dalam -0 jam
o ASA *" : %ati 'atang 2tak untuk d2n2r 2rgan
Salah satu indikasi Sungkup muka adalah $ambung k2s2sng3 pasien disuruh puasa
selama 4>B jam dengan harapan lambung sudah k2s2ng dalam rentang <aktu tsb.
$ambung harus k2s2ng karena ditakutkan terjadi re;luF3regurgitasi, karena terjadi
relaksasi semua 2t2t diakibatkan e;ek anestesi umum khususnya 2t2t yang bekerja di
traktus digesti=us sehingga makanan bisa naik dan bisa terjadi aspirasi.
"". "!#U'AS" !DO#RAKA dengan !A)AS SPO!#A!
"ntubasi end2trakea adalah memasukkan pipa 6tube8 end2trakea 6#J end2trakheal
tube8 kedalam trakea =ia 2ral atau nasal
o "ndikasi D 2perasi lama, sulit mempertahankan air<ay 62perasi di bagian leher
dan kepala8
o Pr2sedur :
Sama dengan diatas, hanya ada tambahan 2bat 6pelumpuh 2t2t3suksinil
dgn durasi singkat8
"ntubasi setelah induksi dan suksinil
Pemeliharaan
""". "!#U'AS" D!(A! !A)AS K!DA$" 6KO!#RO$8
o #eknik sama dengan diatas
o Obat pelumpuh 2t2t n2n dep2lar 6durasinya lama8
o Pemeliharaan, 2bat pelumpuh 2t2t dapat diulang pemberiannya
!2te:
Pasien sengaja dilumpuhkan3benar- tidak bisa berna;as dan pasien dik2ntr2l
perna;asanya dengan kita memberikan =entilasi /->-. F permenit. Setelah 2perasi
selesai pasien dipan7ing dan akhirnya bisa na;as sp2ntan kemudian kita akhiri e;ek
anestesinya.
Paska Pembedahan
o Peri2de sangat penting
o Obser=asi dan m2nit2r tanda =ital 6tensi, nadi, Saturasi (as8
o Pengendalian nyeri p2st pembedahan
o Hip2ksia Pengembalian keruangan
!2te:
Pada paska pembedahan harus dilakukan m2nit2ring yang lebih ketat, karena tidak
jarang pasien saat masih berada diba<ah e;ek anestesi dalam k2ndisi aman aman saja
ternyata pada saat pas7a pembedahan terjadi masalah di Respirasi Ratenya.
S+ARA# ,A$A! !A)AS PADA A!S#S" U%U%
/. Air<ay bebas dan na;as harus lan7ar
-. (uedel atau # digunakan apabila na;as dan air<ay tidak lan7ar
A. Hati>hati 2bstruksi
#anda>tanda 2bstruksi parsial
/. Strid2r
-. Retraksi 2t2t>2t2t dada
A. !a;as parad2ksal
0. Kembang kempis bal2n lemah
?. !a;as makin berat
4. Sian2sis
#anda>tanda 2bstruksi t2tal
/. Retraksi lebih jelas
-. (erak parad2ksal lebih jelas
A. Kerja 2t2t meningkat
0. Sian2sis lebih 7epat timbul
Sebab>sebab 2bstruksi
/. $idah jatuh
-. $endir yang terdapat dijalan na;as
A. Spasme laring 6penutupan epigl2ttis dan penyempitan pli7a =27alis8
$angkah>langkah Penanggulangan
$angkah /
/. Kepala ekstensi 6kasih bantal atau gulungan kain di bahu 3 head tilt8
-. #riple air<ay maneu=er 6 head tilt, 7hin li;t and ja< thrust8
$angkah -
/. Pengisapan lendir
-. 1egah aspirasi
A. #redelenburg
6Dalam p2sisi #rendelenburg tubuh diletakkan datar pada 6p2sisi terlentang8
kemudian diangkat dengan kaki lebih tinggi dari kepala8 tujuanya untuk
men7egah aspirasi. %akanan 3 7airan yang keluar dari lambung aan keluar dan
untuk men7egah terjadinya aspirasi maka 7airan yang keluar kita su7ti2n pada
saat sudah sampai mulut.
$angkah A
/. Pasang in;use
-. P2sisi tetap ekstensi
'ila langkah /,- dan A K masih 2bstruksi 698 Kemungkinan ada spasme laring.
Pada anestesi umum K menunjukan anestesi dangkal
Tindakan selanjutnya :
a8 *entilasi dibantu dan dalamkan anestesi
b8 'erikan 2bat pelemas 2t2t
'ila 7ara diatas gagal K dipertimbangkan $angkah 0, ? dan 4
$angkah 0
"ntubasi trakea D sulit dan traumatis, pakai pelemas 2t2t, na;as harus dikendalikan
$angkah ?
/. Krik2tir2t2mi D bila alat intubasi 6>8 atau intubasi tak mungkin dilakukan
-. 1aranya : tusukan jarum besar misalnya !2./0 diantara tulang ra<an krik2id
tir2id K 7egah as;iksia
$angkah 4
/. #rake2st2mi bukan tindakan sangat darurat
-. "ndikasi : pasien yang membutuhkan bantuan na;as jangka panjang D 2bstruksi
jalan na;as karena tum2r, sten2sis D 2perasi tum2r dekat jalan na;as
IV. "!#U'AS" #RAKA
"ndikasi :
o %empermudah anestesi umum
o %empertahankan jalan na;as dan kelan7aran perna;asan
o 1egah aspirasi
o Pengisapan sekret
o *entilasi mekanik jangka lama
o %engatasi 2bstruksi laring
o Anestesi umum pada 2perasi dengan na;as k2ntr2l, 2perasi p2sis miring,
tengkurap dll
Persiapan:
/. Persiapan alat>alat yang dibutuhkan seperti laring2sk2p, #, stilet dll
-. %asih siap pakai 3 atau alat bantu na;as
A. Obat>2bat induksi seperti D pent2tal, ketalar, dipri=an dll
0. Obat>2bat pelumpuh 2t2t seperti suksinil k2lin, trakrium, pa=ul2n dll
?. Obat darurat seperti D adrenalin 6e;ine;rin 8, SA G miel2n dll
#eknik "ntubasi
/. Pastikan semua persiapan dan alat sudah lengkap
-. "nduksi sampai tidur, berikan suksinil k2lin K ;asikulasi 698
A. 'ila ;asikulasi 6>8 K =entilasi dengan O- /..L selama kira > kira / mnt
0. 'atang laring2sk2pi pegang dengan tangan kiri, tangan kanan mend2r2ng
kepala sedikit ekstensi K mulut membuka
?. %asukan laring2sk2p 6bilah8 mulai dari mulut sebelah kanan, sedikit demi
sedikit, menyelusuri kanan lidah, menggeser lidah kekiri
4. 1ari epigl2tis K tempatkan bilah didepan epigl2tis 6pada bilah bengk2k8 atau
angkat epigl2tis 6pada bilah lurus8
5. 1ari rima gl2tis 6dapat dengan bantuan asisten menekan trakea dar luar8
B. #emukan pita suara K <arnanya putih dan sekitarnya merah
C. %asukan # melalui rima gl2ttis
/.. Hubungkan pangkal # dengan mesin anestesi dan atau alat bantu na;as 6alat
resusitasi8
Air<ay Anat2my 1ause O; Air<ay Obstru7ti2n
!2te:
Perbanding (ambar anat2mi jalan na;as yang n2rmal 6kiri8 dan yang terjadi 2bstruksi
6kanan8. Pada kasus 2bstruksi biasanya disebabkan 2leh lidah yang jatuh menutupi
jalan na;as pada saat pasien tidak sadar. Sedangkan pada saat pasien sadar lidah masih
bisa dik2ntr2l.
!2te:
Apabila ada pasien tidak sadar dan kita 7uriga ada sumbatan jalan na;as kita bisa
melakukan maneu=er emergen7y Head tilt and 1hin li;t 6n2n 7edera ser=ikal8 apabila
pasien suspe7t 7edera ser=ikal maneu=er yang dilakukan adalah ja< thrust.
!2te:
%anu=er>manu=er untuk menjaga jalan na;as agar tetap terbuka dengan 7ara kepala
diektensikan dengan 7atatan pasien n2n 7er=i7al injury
!2te:
untuk pasien 7edera spinal hanya b2leh dilakukan ja< thrust
!2te:
%a7am ;a7emask
Or2pharyngeal Air<ay !as2pharyngeal #ube "nserti2n Or2pharyngeal #ube

You might also like