Professional Documents
Culture Documents
133
134
PENDAHULUAN
Hiperglikemia
merupakan
salah satu karakteristik dari penyakit
diabetes melitus. Hiperglikemia pada
diabetes terjadi karena pengaturan
glukosa yang tidak terkontrol akibat
defisiensi insulin dan/atau resistensi
insulin.
Hiperglikemia
yang
berlangsung lama selanjutnya akan
menyebabkan terjadinya komplikasi
vaskular dan multiorgan seperti
nefropati, retinopati, dan neuropati
(1,2).
Proses terjadinya komplikasi
diabetes akibat hiperglikemia diawali
oleh adanya akumulasi konsentrasi
glukosa tinggi yang menyebabkan
toksisitas pada beberapa struktur dan
fungsi organ. Berbagai jalur biokimia
dan mekanisme terlibat dalam proses
terjadinya
toksisitas
glukosa.
Mekanisme itu meliputi autooksidasi
glukosa, aktivasi protein kinase C,
pembentukan
metilglioksal,
metabolisme
hexosamin,
pembentukan sorbitol, fosforilasi
oksidatif dan reaksi glikasi (2,3,4).
Pada
pengaktifan
jalur
glikasi, terjadi reaksi antara glukosa
dan protein. Reaksi ini dapat bersifat
nonenzimatik yang dikenal sebagai
reaksi
glikosilasi
atau reaksi
Maillard. Reaksi Maillard akan
menghasilkan produk akhir yang
disebut Advanced Glycation End
Products (AGEs) (5). Selama proses
pembentukan AGEs ini, dihasilkan
sejumlah senyawa oksigen reaktif
(SOR). Selain itu, ikatan antara
AGEs dengan reseptor AGEs
(RAGE) pada permukaan sel juga
menginduksi pembentukan SOR (6).
SOR,
misalnya
radikal
superoksida dan hidrogen peroksida
(H2O2) adalah senyawa oksidan yang
dapat dinetralisir oleh adanya
antioksidan
enzimatik
seperti
135
136
menit.
Supernatan
diukur
absorbansinya pada = 505 nm
(Ao). Setelah pembuatan larutan uji,
larutan selanjutnya yaitu larutan
blanko :sebanyak 200 L plasma +
160 L PBS pH 7,4 + 160 ml
aquadest + 160 L O-fenantrolin
mol / L H2O2
serapannya
dengan
spektrofotometer pada = 240
nm (t0). Kemudian diukur
kembali serapannya setelah 30
detik pada = 240 nm (t30).
Untuk pembuatan larutan uji,
dilakukan
dengan
cara
:
Hemolisat ( 10 l + 1 ml
aquades) diukur serapannya
dengan spektrofotometer pada
= 240 nm (A0). Kemudian
ditambahkan H2O2 500 l lalu
diukur
kembali
serapannya
setelah
30
detik
dengan
spektrofotometer pada = 240
nm (A30).
137
Perhitungan :
AktivitasPeroksidase total =
(A2A1)/5 menit
Pengukuran
aktivitas
superoksida dismutase menurut
metode Misra Fridovich dilakukan
dengan memasukkan plasma darah
ke dalam tabung reaksi yang berisi
EDTA. Kemudian tembahkan 100
L adrenalin dengan (3.10-4) BM 189
M. Serapan awal (A0) diukur pada
panjang gelombang 480 nm. Setelah
itu sampel diinkubasi selama 5 menit
pada suhu 30oC dan diukur
serapannya (A1).
H2O2
ISO = -----------------------------------------------------Akt. katalase + Akt. Peroksidase + Akt. SOD
Data dianalisis secara statistik
dengan menggunakan uji regresi
nonlinier dengan tingkat kepercayaan
95%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Streptozotocin
(STZ)
merupakan suatu zat diabetogenik
yang bekerja
melalui suatu
mekanisme pembentukan radikal
bebas (8). Radikal bebas yang
dihasilkan oleh STZ dengan mudah
menyebabkan destruksi sel beta
pankreas oleh karena sel-sel ini
memiliki
level
pertahanan
antioksidan intrinsik yang rendah (9).
Kerusakan sel beta pankreas
138
0.500
0.432
0.450
0.390
0.377
0.410
0.387
0.400
0.311
0.350
0.300
0.250
0.302
0.313
0.340
0.200
0.150
0.100
0.050
0.000
0
12
15
18
21
24
27
30
Gambar Indeks stres oksidatif (ISO) plasma tikus pada masing-masing durasi
Hiperglikemia.
139
140
Haber EP,
al. Diabetes
stress and
role
of
and
non-
141